Anda di halaman 1dari 13

REFERENSI

https://gepriyadi.wordpress.com/2012/05/23/makalah-pengembangan-sumber-belajar-4/

BAB I

PENDAHULUAN

1. A.    Latar Belakang

Dalam konsep Islam alam dan segala isinya merupakan bahan yang dapat dijadikan tuntunan
hidup manusia di dunia ini. Bahkan, manusia tidak mampu menghitung, dan bila kita
ibaratkan air laut sebagai tintanya dan pohon-pohon sebagai batangnya tidaklah cukup untuk
mencatatnya. Demikianlah banyaknya Allah memberikan kenikmatan-kenikmatan kepada
manusia untuk dapat disyukuri dan dijadikannya sebagai pembelajar manusia dalam
mengarungi kehidupan di muka bumi ini dan melaksanakan fungsinya sebagai hamba dan
khalifah-Nya.

Kalau kita kaji secara konfrehensif semua yang ada di muka bumi ini dapat kita jadikan
sebagai sumber belajar. Karena semua aspek-aspek kehidupan yang ada di muka bumi ini
dapat dijadikan sumber-sumber belajar manusia. Sumber belajar sendiri merupakan wujud
tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun
secara terkombinasi, sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar
atau mencapai kompetensi tertentu.
Seiring dengan perjalanan waktu dan zaman yang semakin maju akibat dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, manusia mulai berfikir untuk merancang berbagai media belajar
yang lebih modern sebagai alat penyampai pesan-pesan dari berbagai sumber belajar tersebut.
Banyak orang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar menuntut adanya biaya
yang tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, yang kadang-kadang ujung-ujungnya akan
membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar lagi.
Padahal dengan berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan menyediakan sumber belajar
yang sederhana dan murah.
Kalau kita lihat dari perkembangannya, pada mula media hanya dianggap sebagai alat bantu
mengajar seorang guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai pada umumnya adalah alat
bantu visual, misalanya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan
pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap belajar siswa. Namun
sayangnya para pengguna media tersebut terlalu memusatkan perhatiannya pada alat bantu
tersebut dan kurang sekali evaluasi.

Maka dari itulah para guru harus memiliki kreativitas dalam menggunakan alat batu ini,
karena akan tidak efektif bila seorang guru hanya memfokuskan proses pembelajaran pada
alat bantu tertentu. Dengan demikian, dapat kita lihat bahwa sudah selayaknya kalau media
ini tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu belaka bagi guru mengajar, akan tetapi lebih
sebagai alat penyalur pesan dari pemberi pesan (guru, buku, film dan sebagainya) ke
penerima pesan (siswa/pelajar)

Belakangan ini di sekolah-sekolah tertentu mulai dikembangkan bentuk pembelajaran dengan


menggunakan internet, sehingga siswa “dipaksa” untuk menyewa internet –yang memang
ukuran Indonesia pada umumnya- masih dianggap relatif mahal. Untuk dapat berjalan secara
efektif dan efisien sebaiknya masing-masing sekolah memasang jaringan internet sendiri,
supaya siswa dengan mudah mengaksesnya dan pendidik juga dengan mudah menjadikan
internet sebagai sarana sumber informasi yang aktual.

Banyaknya sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, guru dituntut
adanya pemikiran untuk mengembangkan sumber belajar apa yang efektif dalam
menyampaikan pesan kepada peserta didik. Karena sehebat dan secanggih apapun media
belajar yang di gunakan, tidak akan berhasil bila seorang guru tidak memiliki kreatifitas
dalam menggunakannya.

Istilah sumber belajar sudah sering diperbincangkan terutama di lingkungan masyarakat


kependidikan. Apabila lingkungannya sekolah, berbicara mengenai sumber belajar, maka
yang pertama-tama terlintas di dalam pemikiran adalah guru yang berperan sebagai sumber
belajar bagi para peserta didiknya. Apabila sedikit agak lebih lama, maka yang terlintas
berikutnya di alam pikiran kita adalah buku, baik itu buku pegangan guru maupun buku
pegangan peserta didik. Guru menggunakan buku untuk membantu dirinya menyajikan
materi pelajaran kepada segenap peserta didiknya.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, pertanyaan yang mungkin terlontar adalah apa yang
terlintas di dalam benak kita kalau anak belajar di rumah? Demikian juga dengan anak yang
sedang belajar di perpustakaan sekolah atau perpustakaan umum, apa yang segera muncul di
dalam benak kita? Apa pula yang akan mencuat di dalam pikiran kita kalau dikatakan bahwa
seorang atau sekelompok anak sedang belajar di warung internet, di depan sebuah televisi
atau di sebuah taman? Masih banyak lagi lingkungan/latar yang dapat digunakan sebagai
tempat belajar. Jika demikian, lantas apa yang terbersit di dalam pikiran kita setiap kita
mendengar seseorang belajar dengan lingkungan/latar tertentu?

BAB II
PEMBAHASAN

1. 1.      Pengertian Sumber Belajar.

Pengajaran merupakan suatu proses sistemik yang meliputi banyak komponen. Salah satu
komponen itu adalah sumber belajar. Dalam pengertian yang sederhana, sumber belajar
(learning resources) adalah guru dan bahan-bahan pelajaran baik buku-buku bacaan atau
semacamnya. Pengertian sumber belajar sesungguhnya tidak sesempit ini. Akan tetapi segala
daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses pengajaran baik secara langsung
maupun tidak langsung, diluar peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada
saat pengajaran berlangsung disebut sebagai sumber belajar.

Sumber belajar menurut Yusufhadi Miarso adalah segala sesuatu yang meliputi pesan, orang,
bahan, alat, teknik, dan lingkungan, baik secara tersendiri maupun terkombinasikan dapat
memungkinkan terjadinya belajar

Sedangkan Edgar Dale berpendapat bahwa, yang disebut sumber belajar adalah pengalaman.
Pengalaman itui diklasifikasikan menurut jenjang tertentu, berbentuk kerucut pengalaman
(cone of experience). Perjenjangan jenis-jenis pengalaman tersebut disusun dari yang
kongkret sampai yang abstrak.
Bahwa pengalaman yang konkret perlu untuk setiap tingkat di atasnya. Setiap ide atau teori
betapa pun abstraknya berasal dari alam konkret. Sebaliknya terlampau banyak pengalaman
langsung mungkin dapat menghambat ketercapaian pengertiaan yang lebih abstrak. Karena
itu, kedua-duanya (yang konkret dan yang abstrak) harus berjalan. Tidak selalu yang abstrak
itu lebih sulit dari yang konkret. Malah yang konkret bisa mengacaukan yang abstrak.
Peta/bagan sering lebih mudah daripada mengamati realitas sendiri. Makin tinggi kearah
puncak kerucut semakin abstrak, tetapi tidak selalu tambah /lebih sulit.

Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan
proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan
instruksional jika melibatkan komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber
belajar merupakan komponen penting dan sangat besar manfaatnya.

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari
bahan dan pengalaman belajar siswa dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam pengajaran
tradisional guru sering hanya menetapkan buku teks sebagai sumber belajar, itupun biasanya
terbatas hanya dari salah satu buku tertentu saja. Dalam proses pembelajaran yang dianggap
modern maka sumber belajar tidak hanya buku saja, tetapi guru sebaiknya memanfaatkan
sumber lain selain buku wajib, misalnya film, majalah, laboratorium, perpustakaan dan lain
sebagainya.

Sumber belajar menurut AECT (Suratno 2008), meliputi semua sumber yang dapat
digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam
situasi informasi, untuk memberikan fasilitas belajar, sumber itu meliputi pesan, orang,bahan,
peralatan,teknik dan tata tempat.

Sudjana (Suratno 2008), menuliskan bahwa pengertian sumber belajar bisa diartikan secara
sempit dan secara luas. Pengertian secara sempit diarahkan pada bahan-bahan cetak,
sedangkan secara luas tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan
proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang
berasal dari luar diri seseorang yang dapat memungkinkan terjadinya proses belajar.

Sumber belajar dapat dirancang secara khusus untuk digunakan bagi kepentingan
pembelajaran (learning resources by design) tetapi sumber belajar dapat juga sebagai sesuatu
yang tinggal dimanfaatkan karena sudah tersedia di lingkungan (learning resources by
utilization).

1. 2.      Konsep dan karakteristik sumber belajar

Ditinjau dari asal usulnya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: sumber belajar
yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber belajar yang memang sengaja
dibuat untuk tujuan pembelajaran. Contohnya adalah : buku pelajaran, modul, program audio,
transparansi, LCD proyektor.

Jenis sumber belajar yang kedua adalah sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal
dimanfaatkan ( learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara
khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli,
pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat
kabar, siaran televisi, dan masih banyak lagi yang lain. Jadi, begitu banyaknya sumber belajar
yang ada di seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan untuk keperluan belajar.

Sumber belajar yang dapat dipergunakan dalam proses pembelajaran sangat beragam, tidak
lagi guru sebagai sumber belajar satu-satunya dalam kelas atau pun buku paket juga lembar
kerja siswa yang menjadi sumber belajar siswa, tetapi banyak sekali sumber belajar yang
dapat digunakan guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga dalam
pembelajaran siswa akan lebih bisa menjadi pembelajar yang baik bukan pendengan yang
baik. Dengan berbagai sumber belajar yang dapat digunakan oleh siswa dan guru maka
diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa.

Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan sumber belajar diantaranya :

1. Bersifat ekonomis dan praktis


2. Praktis dan sederhana (mudah dalam pengaturannya)

3. Fleksibel dan luwes

4. Sumber belajar sesuai dengan tujuan

5. Sumber sesuai dengan taraf berfikir dan kemampuan siswa

6. Guru memiliki kemampuan dan terampil dalam pengelolaan sumber belajar tersebut.

Pertimbangan-pertimbangan diatas merupakan hal yang harus menjadi acuan bagi guru dalam
menggunakan sumber belajar.

Association of Education Communication Technology (AECT) melalui karyanya The


Definition of Educational Technology (1977) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6
macam;

1. Message (pesan), yaitu informasi/ajaran yang diteruskan oleh komponen lain dalam
bentuk gagasan, fakta, arti, dan data. Termasuk dalam komponen pesan adalah semua
bidang studi/mata kuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta didik.

2. People (orang), yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan
penyaji pesan, misalnya guru, dosen, peserta didik dsb.

3. Material (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan
melalui penggunan alat atau perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri. Misalnya, film,
audio, majalah dsb.

4. Device (alat), yakni sesuatu (perangat keras) yang digunakan untuk menyampaikan
pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya, OHP, slide, radio dsb.

5. Technique (teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan
bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan. Misalnya, simulasi,
demonstrasi, tanya jawab dsb.

6. Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan
baik lingkungan fisik maupun nonfisik, misalnya kelas, perpustakaan, tenang, ramai dsb.

Menurut Rohani (1997:59) ciri-ciri sumber belajar antara lain, yaitu:


1. Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar mengajar,
sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara maksimal

2. Sumber belajar harus mampu mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif yaitu dapat
mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku sesuai dengan
tujuan yang ada

3. Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang dimanfatkan
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi

2. Tidak mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit

3. Hanya digunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu atau secara insidental

4. Dapat digunakan untuk berbagai tujuan instruksional

4. Sumber belajar yang dirancang mempunyai ciri-ciri yang spesifik sesuai dengan
tersedianya media.

1. 3.      Lingkup sumber belajar

Pengelompokan sumber-sumber belajar menurut Udin Saripuddin (1995:10) terbagi ke dalam


lima kategori yaitu manusia, buku / perpustakaan, media massa , alam lingkungan dan media
pendidikan.

Sedangkan menurut Rohani (1997:63)  pembagian sumber belajar


antara lain meliputi:

1. Sumber belajar cetak: buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster, denah dan
lain-lain

2. Sumber belajar non cetak: film, slide, video, model, boneka, audio kaset dan lain-lain

3. Sumber belajar yang berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang belajar, meja
belajar individual (carrel), studio, lapangan olahraga dan lain-lain

4. Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi,


simulasi, permainan dan lain-lain

5. Sumber belajar yang berupa lingkungan : taman, terminal dan lain-lain


Jenis atau macam-macam sumber belajar yang ada dan dapat digunakan dalam pembelajaran
sangat beragam, diantaranya :

1. Pesan

2. Manusia

3. Peralatan

4. Bahan

5. Teknik atau metode

6. Lingkungan / setting

1. lingkungan terbuka

2. lingkungan sejarah atau peninggalan sejarah

3. lingkungan manusia

7. perpustakaan

Secara garis besar terdapat 2 (dua) jenis sumber belajar yaitu :

1. Sumber belajar yang dirancang (Learning resources by design), yaitu sumber belajar
yang khusus dirancang dan dikembangkan sebagai komponen sistem intruksional untuk
memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.

2. Sumber belajar yang dimanfaatkan (Learning resources by utilization), yaitu sumber


belajar yang tidak didesain secara khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya
dapat ditemukan, diterapkan, dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Fungsi dari sumber belajar diatas menurut Zainuddin,HRL, dkk, adalah:

1. Meningkatkan produktifitas pendidikan, dengan jalan :

1. Mempercepat laju belajar dan membantu guru dan dosen untuk menggunakan
waktu secara lebih baik

2. Mengurangi beban guru dan dosen dalam menyajikan informasi, sehingga


dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar peserta didik atau
mahasiswa.
2. memberikan kemungkinan pendidikan yang bersifat individual, dengan             jalan:

1. mengurangi control guru dan dosen yang kaku dan tradisional

2. memberikan kesempatan bagi para peserta didik/mahasiswa berkembang


sesuai dengan kemampuannya

3. Memberikan  dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan jalan:

1. Perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis

2. Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian

4. Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan :

1. Meningkatkan kemampuan manusia dengan berbagai media komunikasi

2. penyajian informasi dan data secara lebih konkrit.

5. Memungkinkan belajar secara seketika, karena dapat :

1. Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal    dan


abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit.

2. Memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas, terutama dengan adanya


media massa, dengan jalan pemanfaatan bersama secara lebih luas tenaga ataupun
keahlian yang langka; penyajian informasi yang mampu menembus batas geografis.

Dalam Pemanfataan sumber belajar ada beberapa langkah yang perlu dilakukan :

1. Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya

2. Mengidentifikasi potensi sumber belajar yang ada dan dimanfaatkan untuk


pembelajaran

3. Pengelompokkan sumber belajar dalam kelompok

4. Mencari dan menganalisis relevansi antara kelompok sumber belajar denga mata
pelajaran yang dimiliki guru

5. Menentuka materi dan kompetensi untuk pembelajaran

6. Pemanfaatan sumber-sumber belajar dalam pembelajaran.

Peranan sumber belajar dalam proses pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Peranan sumber belajar dalam pembelajaran individual

Pola komunikasi dalam belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan sumber belajar
yang dimanfaatkan dalam proses belajar. Titik berat pembelajaran individual adalah pada
peserta didik, sedangkan guru mempunyai peranan sebagai penunjang atau fasilitator.
Sehingga peranan sumber belajar sangat penting, pola komunikasi dalam pembelajaran
individual adalah sebagai berikut:

Dalam pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang berbeda yaitu :

1. Front line teaching method, dalam pendekatan ini guru menunjukkan sumber belajar
yang perlu dipelajari

2. Keller Plan, yaitu pendekatan yang menggunakan teknik Personalized system of


intruksional yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual yang didesain
khusus untuk belajar individual

3. Method proyek, perama guru lebih cenderung sebagai penasehat disbanding pendidik,
sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih, merancang dan
melaksanakan berbagai kegiatan belajar.

1. Peranan sumber belajar dalam belajar klasikal

Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang dipergunakan adalah komunikasi langsung
antara guru dengan peserta didik. Hasil belajar sangat tergantung oleh kualitas guru, karena
guru merupakan sumber belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada peranannya sama
sekali, karena frekuensi belajar didominasi interaksinya dengan guru. Bentuk Komunikasi
dapat digambarkan sebagai berikut:

Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat kekat di bawah petunjuk
dan kontrol guru, disamping itu guru sering memaksakan penggunaan sumber belajar yang
kurang relevan dengan cirri-ciri peserta didik dan tujuan belajar.Keterbatasan penggunaan
sumber belajar terjadi karena metode pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah.

1. Peranan sumber belajar dalam belajar kelompok


Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menurut Derek Rowntere  dalam bukunya
Educational Technologi in curriculum Development (1982), menyajikan dua pola komunikasi
yang secara umum ditetapkan dalam belajar yaitu pola:

1. Buzz seasions (diskusi singkat) adalah kemampuan yang diperoleh peserta didk untuk
didiskusikan singkat sambil jalan, sumber belajar yang digunakan adalah materi yang
digunakan sebelumnya.

2. Controllet discussion (diskusi dibawah kontrol guru), sumber belajarnya antara lain


adalah bab dari suatu buku, materi dari program audio visual, atau masalah dalam praktek
laboratorium
3. Tutorial adalah belajar dengan guru pembimbing, sumber belajarnya adalah masalah
yang ditemui dalam belajar, harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik masalah dan
tujuan instruksional tertentu.
4. Team project (tim proyek) adalah suatu pendekatan kerjasama antar anggota
kelompok dengan cara mengenai suatu proyek oleh tim.
5. Simulasi (persentasi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya).
6. Micro teaching, (proyek pembelajaran yang direkam dengan video).
7. Self helf group (kelompok swamandiri).
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan.

Dari pembahasan yang telah diuraikan tentang sumber belajar, maka dapatlah di tarik
kesimpulan sebagai berikut :

1. Kalau kita kaji secara konfrehensif semua yang ada di muka bumi ini dapat kita
jadikan sebagai sumber belajar.

2. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang berasal dari luar diri seseorang yang dapat
memungkinkan terjadinya proses belajar.Sumber belajar dapat dirancang secara khusus
untuk digunakan bagi kepentingan pembelajaran (learning resources by design) tetapi
sumber belajar dapat juga sebagai sesuatu yang tinggal dimanfaatkan karena sudah tersedia
di lingkungan (learning resources by utilization).

3. Karakteristik sumber belajar antara lain, yaitu:

1. Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar


mengajar, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara maksimal

2. Sumber belajar harus mampu mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif


yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku
sesuai dengan tujuan yang ada

3. Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang


dimanfatkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi

2. Tidak mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit

3. Hanya digunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu atau secara


insidental

4. Dapat digunakan untuk berbagai tujuan instruksional

5. Sumber belajar yang dirancang mempunyai ciri-ciri yang spesifik


sesuai dengan tersedianya media.

4. Sebagus apapun sumber belajar dibuat, apabila tidak bisa dimengerti oleh peserta
didik/ pemakai tentunya akan menjadi sia-sia.

5. Sebagai seorang pendidik, dituntut kreatif, dalam menciptakan sumber belajar bagi
siswanya.

6. Media Cetak, Elektronik, Perpustakaan, Keluarga dan Lingkungan


dapat menjadi sumber belajar bagi kita.

B.Saran

1. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru memilih media belajar atau sumber
belajar yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi siswanya

2. Guru hendaknya memanfaatkan kemajuan teknologi pembelajara/teknologi


pendidikan untuk lebih meningkatkan mutu hasil belajar dari siswanya

Anda mungkin juga menyukai