Anda di halaman 1dari 47

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI

WANITA TENTANG MASA MENOPAUSE DI RT 51 RW 10


DESA SIDOREJO KECAMATAN KRIAN
KABUPATEN SIDOARJO

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menopause merupakan suatu keadaan dimana pada masa ini wanita sudah

tidak mengalami haid lagi. Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala pre

menopause pada usia 40 tahunan dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun.

Gejala pre menopause akan mulai muncul pada rentang waktu usia 40 tahun,

gejala yang menyertai sindroma pre menopause, meliputi hot flushes (rasa panas

dari dada hingga wajah), night sweat (berkeringat di malam hari), dryness vaginal

(kekeringan vagina), penurunan daya ingat, insomnia (susah tidur), depresi (rasa

cemas) penurunan libido dan beser dan gejala psikologis dari sindrom pre

menopause adalah daya ingat menurun, kecemasan, mudah tersinggung, stress dan

depresi. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi tentang menopause adalah

faktor sosial ekonomi, faktor budaya, faktor lingkungan dan faktor tingkat

pengetahuan (Proverawati, 2010). Di RT.51 RW.10 Desa Sidorejo Kecamatan

Krian Kabupaten Sidoarjo,dari hasil wawancara 6 dari 10 wanita di atas usia 40-

45 tahun pada bulan Mei 2012 mengatakan tidak mengetahui gejala-gejala

menopause, tidak tahu kapan datangnya menopause, cemas dan takut dengan

datangnya masa menopause, merasa tidak berguna lagi sebagai seorang wanita

6
7

dan sebagian besar wanita mempunyai persepsi yang salah tentang masa

menopause.

Dari data survei menjelang tahun 2000, umur harapan hidup wanita

Indonesia meningkat menjadi 67,5 tahun dan kelompok usia tua akan mencapai

8,2% dari seluruh populasi penduduk Indonesia. Diperkirakan pada tahun 2020

usia harapan hidup wanita Indonesia akan mencapai 70 tahun, seiring dengan

peningkatan usia harapan hidup maka akan terjadi peningkatan populasi wanita

menopause di Indonesia (Atika Proverawati, 2010). Berdasarkan data yang

diperoleh dari 10 wanita yang menjelang masa menopause usia 40-45 tahun, pada

bulan Mei 2012 di RT.51 RW.10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten

Sidoarjo, ada yang mengetahui dan mengerti tentang gejala dan waktu terjadinya

masa menopause sebanyak 4 orang (40%) sedangkan wanita yang tidak mengerti

tentang gejala dan waktu terjadinya masa menopause sebanyak 6 orang (60%).

Sebanyak 20% wanita yang menjelang masa menopause merasa cemas dan takut,

20% diantaranya merasa tidak berguna lagi sebagai seorang wanita dan 60%

mempunyai persepsi yang salah tentang masa menopause menganggap bahwa

dengan datangnya masa menopause akan berakhir pula fungsi sebagai seorang

wanita.

Menopause dalam bahasa biologis merupakan akhir dari siklus kehidupan

menstruasi seorang wanita yang terjadi dipertengahan usia 40 tahun ke atas.

Selama masa transisi ini ovarium mulai melemah sehingga tingkat gairah seksual

semakin menurun secara alami dari hormon estrogen dan progesteron. Hormon

estrogen berfungsi sebagai pengawas siklus ovulasi yakni saat indung telur mulai
8

melepas sel telur ke dalam tuba palopi dan mengembangkan payudara wanita serta

rahim. Hormon estrogen memiliki pengaruh yang cukup besar dalam tingkat

kesehatan wanita baik fisik maupun psikologis. Sebelum masa menopause wanita

berada pada tahap pre menopause, dimana pada tahap ini terjadi menurun hormon

estrogen sehingga terjadi ketidak teraturan siklus haid dan terjadi penurunan

fungsi indung telur (ovarium) dalam menghasilkan sel telur dan hormon-hormon

reproduksi yang ditandai dengan menstruasi menjadi tidak lancar dan tidak

teratur, haid yang keluar banyak sekali, ataupun sangat sedikit, muncul gangguan-

gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran pada pembulu-

pembulu darah, merasa pusing disertai sakit kepala berkeringat tiada hentinya,

neuralgia atau gangguan saraf. Semua keluhan ini disebut fenomena klimakteris,

akibat dari timbulnya modifikasi atau perubahan fungsi kelenjar-kelenjar (Kasdu,

2002).

Tugas perawat dalam pelayanan kesehatan : mengaktifkan penyuluhan dan

sosialisasi mengenai masa pre menopause, peri menopause, post menopause

berupa diadakan seminar, penyebaran leaflet dan penyuluhan untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat dan menghindari persepsi yang salah tentang masa

menopause.

B. Batasan Masalah

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi tentang menopause : faktor

sosial ekonomi, faktor budaya, faktor lingkungan dan faktor tingkat pengetahuan.

Dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya, peneliti membatasi pada hubungan


9

tingkat pengetahuan dengan persepsi wanita tentang masa menopause di RT.51

RW.10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan persepsi wanita tentang masa menopause di RT.51

RW.10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo ?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi wanita

tentang masa menopause di RT.51 RW.10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian

Kabupaten Sidoarjo.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan wanita tentang masa menopause di

RT.51 RW.10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo

b. Mengidentifikasi persepsi wanita tentang masa menopause di RT.51 RW.10

Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo

c. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi wanita

tentang masa menopause di RT.51 RW.10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian

Kabupaten Sidoarjo.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis
10

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi

kepustakaan dan sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut dalam

bidang kesehatan khususnya tentang masa menopause sehingga dapat

meningkatkan mutu pendidikan kesehatan.

2. Manfaat Praktis

Sebagai dasar untuk mengembangkan pelayanan kepada pasien yang

mempunyai permasalahan terkait dengan masa menopause.


11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2007).

2. Proses Adopsi Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Peneliti Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebeum orang

mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan, yakni :

a. Awerenes (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

stimulus (objek terlebih dahulu).

b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

c. Evaluation, (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, orang telah memulai mencoba perilaku baru.

e. Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,

dan sikapnya terhadap stimulus.


12

3. Klasifikasi Pengetahuan

Pengetahuan memiliki 6 tingkatan yang bergerak dari sederhana sampai

pada yang komplek yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu artinya sebagai mengingat selalu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

ransangan yang diterima. Oleh sebab itu “Tahu” ini adalah merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap obyek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini dapat

diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konsep atau situasi yang lain.

d. Analisa (analysis)
13

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut. Dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis

ini dapat dilihat dari penggunaan skala kerja, dapat menggambarkan,

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru,

misalnya : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori/rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada

(Notoatmodjo, 2007).

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

a. Umur

Menurut Elisabeth B.H (1995), umur adalah umur individu yang terhitung

mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat

kematangan dan ketakutan, seseorang akan lebih matang dalam berfikir. Dari segi

kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari

orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya, hal ini sebagai akibat dari
14

pengalaman dan kematangan jiwa (Huclok, 1998) yang dikutip dari Nursalam dan

Siti Pariani (2003).

b. Pekerjaan

Bekerja merupakan kegiatan menyita waktu, masyarakat yang tidak bekerja

memiliki sedikit informasi sehingga pengetahuan yang didapat kurang

(Notoatmodjo, 2003).

c. Pendidikan

Suwarna mengatakan pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh

seseorang teerhadap orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu.

d. Tingkat Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi sangat mempengaruhi seseorang, individu yang

berasal dari keluarga yang berstatus ekonomi tinggi, tingkat pendidikannya juga

tinggi sehingga semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya dibandingkan dengan

mereka yang tingkat ekonominya rendah (Nyoman, 2002).

e. Sosial Budaya

Adat atau sosial budaya membawa pengaruh dalam penerimaan informasi.

Orang akan lebih menerima informasi baru apabila informasi itu tidak

bertentangan dengan adat atau budaya yang berlaku di lingkunggannya dan akan

menambah pengetahuan bagi tempat tersebut, tapi sebaliknya informasi akan lebih

sulit apabila informasi bertentangan dengan adat atau budaya yang berlaku di

lingkungannya meskipun informasi itu benar (Notoatmodjo, 2003).

5. Pengukuran Tingkat Pengetahuan Menurut Ari Kunto, 2002 :

a. Baik
15

Pengetahuan “baik”, yaitu jika kemampuan subyek peneliti untuk

mengaplikasikan atau menggunakan atau memilih sesuatu abstraksi (konsep atau

cara) secara tepat dan benar dalam pemecahan masalah.

b. Cukup

Pengetahuan “cukup”, yaitu kemampuan subyek peneliti untuk memahami

sesuatu sehingga dapat menjelaskan macam-macam dari petunjuk.

c. Kurang

Pengetahuan “kurang”, yaitu kemampuan subyek peneliti untuk mengetahui

atau tahu sehingga dapat menyebabkan tujuan dan manfaat, akan tetapi

memahami penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan atau informasi dari

berbagai media.

Hasil pengukuran tingkat pengetahuan :

1) Baik : 76% - 100%

2) Cukup : 56% - 75%

3) Kurang : 55%

Berikut perhitungan presentasi pengetahuan berdasarkan penjelasan diatas :

P = ∑ F x 100%
N
Keterangan :

P : Persentase

F : Jumlah jawaban yang benar

N : Jumlah skor maksimal jika semua pertanyaan dijawab dengan benar.

B. Konsep Persepsi

1. Pengertian Persepsi
16

Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, serapan

atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indra (Kamus B.

Indonesia).

2. Tanggapan Wanita Terhadap Persepsi Masa Menopause

Menurut Ernestia 2009 dalam sebuah studi awal sekitar separuh dari wanita

usia pertengahan yang diwawancarai merasa bahwa menopause adalah peristiwa

yang tidak menyenangkan dan separuhnya lagi merasa sebaliknya. Sedangkan

wanita yang berusia 45 tahun lebih mampu merasakan bahwa menopause

diciptakan bukan merupakan penekanan yang besar dalam hidup dimana wanita

berbuat lain pengamalan menopause menjadi sebuah kritis.

Perubahan-perubahan yang layak dilontarkan tentang usia pertengahan

adalah menjadi tua, kekurangan energi dan sakit-sakitan. Hanya beberapa wanita

yang menghubungkan dengan menstruasi, sedangkan hal-hal terburuknya adalah

tidak tahu harus berbuat apa, kesakitan dan ketidaknyamanan dan indikasi untuk

menjadi tua.

Tanggapan wanita terhadap persepsi masa menopause dapat digolongkan

menjadi 2 macam tanggapan utama dari wanita, yaitu :

a. Persepsi Positif

Dimana wanita menganggap bahwa menopause merupakan bagian dari

siklus hidup wanita, sehingga mereka dapat melewati masa tersebut dengan

sewajarnya. Sehingga wanita mampu menghadapi kedatangan menopause dengan

tenang, mampu mengatasi segala perubahan yang terjadi pada dirinya akibat

menopause, lebih berfikir positif tentang wanita menopause dan lebih


17

menempatkan diri sesuai dengan usianya sehingga memungkinkan bagi mereka

untuk dapat mengembangkan identitas baru, dengan mengembangkan potensi

dirinya dan dapat mangaktualisasikan dirinya.

b. Persepsi Negatif

Dimana wanita cenderung menolak atau tidak memahami datangnya

menopause, mereka merasakan suatu ketakutan untuk menjadi tua dan tidak

menarik lagi. Cenderung kurang memiliki energi, mengalami suatu kesakitan dan

ketidaknyamanan, sehingga mereka cenderung untuk menutup diri meskipun dari

luar kelihatan seolah tidak terjadi apa-apa atau bahkan ada yang menutupi

kekurangannya dengan penampilan seperti anak muda (Pakasi, 2002).

2. Kriteria Persepsi Terhadap Masa Menopause

a. Persepsi positif : jika wanita mempunyai persepsi positif tentang masa

menopause sebesar ≥ 70%

b. Persepsi negatif : jika wanita mempunyai persepsi negatif tentang masa

menopause < 70% (Kasdu, 2002).

3. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Persepsi Wanita Tentang Masa

Menopuse

a. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan sangat berpengaruh besar terhadap pemikiran

seseorang. Makin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka makin mudah

seseorang menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki (Nursalam, 2003).

b. Sosial Ekonomi
18

Wanita yang tergolong pada tingkat sosial ekonomi yang rendah cenderung

tersita waktunya untuk mencukupi kebutuhan dengan berbagai pekerjaan,

sehingga timbul kelelahan pada dirinya, ditambah makanan yang kurang

seimbang makin lebih dapat menyebabkan kesulitan menghadapi perubahan pada

dirinya.

c. Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka mudah menerima

informasi, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan

sikap seseorang untuk menilai sesuatu (Nursalam, 2003).

d. Budaya

Dalam masyarakat kita wanita dinilai menurut penampilan lahiriyah lebih

dari apapun lainnya. Tekanan diletakkan pada kecantikan, mode, bentuk tubuh

dan kemudahan. Ini semua menyulitkan bagi beberapa wanita untuk menilai diri

sendiri. Bagi wanita seperti ini,menopause merupakan bencana kalau suami atau

kekasihnya meninggalkannya untuk mendapat teman hidup yang lebih muda, hal

ini kadang-kadang terjadi pada seseorang yang berusia separuh baya. Mereka

merasa bahwa aktivitas kesuburannya berarti akhir seksualitasnya dan tidak lagi

memandang dirinya sebagai wanita yang diinginkan (Proverawati, 2010).

e. Lingkungan

Lingkungan adalah input ke dalam diri seseorang sebagai sistem adaptif

yang melibatkan faktor internal maupun eksternal.

Pengaruh lingkungan sangat mempengaruhi wanita untuk dapat

menyesuaikan diri dengan menopause (Kasdu, 2002).


19

Keterlibatan wanita dalam masyarakat atau melakukan kegiatan yang

berhubungan dengan alam seperti berjalan-jalan di taman, menjelajahi alam

terbuka, bisa membantu wanita mengurngi tekanan jiwa terutama menjelang

menopause (Proverawati, 2010).

C. Konsep Menopause

1. Pengertian Menopause

Menopause merupakan suatu keadaan dimana pada masa ini wanita sudah

tidak mengalami haid lagi. Kata menopause hanya mengandung arti kata

menstruasi, penggunaan umum, menopause mempunyai makan masa transisi atau

masa peralihan dari beberpa tahun sebulum menstruasi berakhir sampai setahun

sesudahnya. Karena keluaran hormon dari ovarium (indung telur) berkurang,

masa haid menjadi tidak teratur dan kemudian lenyap sama sekali (Dini, 2002).

2. Tahapan Menopause

Menopause yang terjadi pada wanita mempunyai beberapa tahapan sebagai

berikut :

a. Menjelang Menopuse (Pre Menopause)

Tahapan ini biasanya terjadi pada awal usia pertengahan (40-an) yang

mempunyai periode menstruasi teratur. Terdapat beberapa tanda menopause, salah

satunya adalah gejolak panas (hot flashes).

b. Saat Menopause (Peri Menopause)

Pada tahap ini biasanya terjadi akhir usia pertengahan (40-an) yang masih

menstruasi selama 12 bulan tetapi periodenya sudah tidak teratur hingga

berhentinya menstruasi. Indikasi yang menunjukkan seorang wanita berada pada


20

tahap ini adalah hal yang klasik biasanya berhubungan dengan menopause yang

dinamakan periode tidak teratur dan serangan gejolak panas.

c. Setelah Menopause (Post Menopause)

Sedang pada tahap terakhir ini dialami wanita jka sudah tidak mengalami

menstruasi sedikitnya 12 bulan, terdapat beberapa gejala yang menunjukkan

seorang wanita berada pada tahap ini seperti mengalami “Hot Flashes” seperti

pada tahap sebelumnya. Keringat malam dan jantung berdebar-debar (palpitasi)

serta kekeringan vagina yang mungkin bisa menjadi masalah tersendiri (Adreanus

2008).

3. Penyebab Menopause

Menstruasi pertama kali didapatkan oleh seorang wanita sekitar usia 12-13

tahun yang disebut sebagai menarche dan setelah itu menstruasi yang normal akan

berjalan setiap 1 bulan sekali.

Pertumbuhan lapisan atas endometrium dari lapisan dasar endometrium

yang terlepas saat haid dipengaruhi hormon esterogen dan progesteron yang

dihasilkan indung telur. Berhentinya hormon esterogen dan progesteron

menyebabkan pelapisan atas endometrium disertai pendarahan yang disebut haid.

Yang mana hormon esterogen dan progesteron sangat dipengaruhi oleh pelepasan

hormon FSH (Follkel Stimulating Hormon) dan LH (Luternizing Hormon) oleh

kelenjar pituitari (Dini, 2002).

Kasdu (2000) mengatakan bahwa menopause yang dialami wanita

datangnya sangat bervariasi. Hal ini sangat bergantung berbagai faktor yang

mempengaruhinya antara lain :


21

a. Usia Haid

Usia haid pertama kali (menarche) beberapa penelitian menyebutkan bahwa

semakin muda seseorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama

ia memasuki menopause.

b. Faktor Psikis

Keadaan seseorang wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga

mempengaruhi perkembangan psikis wanita. Menurut beberapa penelitian,

mereka akan mengalami masa menopause lebih muda dibandingkan mereka yang

menikah dan tidak bekerja.

c. Jumlah Anak

Meskipun belum ditemukan antara jumlah anak dan menopause tetapi

beberapa peneliti menemukan bahwa semakin sering seorang wanita melahirkan,

maka semakin tua atau lama mereka memasuki masa menopause.

d. Usia Melahirkan

Beth Israel Deaconess Medical Center dalam Dini Kasdu mengatakan

wanita yang masih melahirkan anak diatas usia 40 tahun akan mengalami usia

menopause yang lebih tua.

e. Pemakaian Kontrasepsi

Pemakaian kontrasepsi khususnya jenis hormonal bekerja menekan fungsi

indung telur sehingga tidak memproduksi sel telur, pada wanita yang

menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua mengalami menopause.

f. Merokok

Diduga wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause.


22

g. Sosial Ekonomi

Dr. Faisal mengatakan bahwa menopause dipengaruhi oleh faktor status

sosial ekonomi, pendidikan, pekerjaan suami.

4. Gejala Menopause

a. Gejala Fisik

Akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh pada saat

menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita. Keadaan

ini berupa keluhan-keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan

sehari-hari.

1) Ketidakteraturan Siklus Haid

Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid

muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini

sering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume

pendarahan haid yang normal.

2) Gejolak Rasa Panas

Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan

berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Sholdon H.C (dalam Ernestia

2009) mengatakan “kira-kira 60% wanita mengalami arus panas”. Arus panas ini

disertai oleh rasa menggelitik disekitar jari-jari kaki maupun tangan serta pada

kepala atau bahkan timbul secara menyeluruh. Munculnya hot flaashes ini sering

diawali pada daerah dada, leher, atau wajah dan menjalar ke beberapa daerah

tubuh yang lain. Hal ini belangsung selama dua sampai tiga menit yang disertai

pula oleh keringat yang banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat
23

mengganggu tidur dan bila ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang

serius bahkan menjadi depresi.

3) Kekeringan Vagina

Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan

lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina

mengerut. Liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat

senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan ini sering kali

menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air kecilnya meningkat

dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa atau

orgasme.

4) Perubahan Kulit

Estrogen berperan dalam menjaga elestisitas kulit, ketika menstruasi

berhenti maka kulit akan terasa tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar

wajah, leher dan lengan. Kulit dibagian bawah mata menjadi mengembung seperti

kantong, dan lingkaran hitam di bagian ini menjadi lebih permanen dan jelas

(Kuswara Sutrisno, 2005).

5) Keringat di Malam Hari

Berkeringat malam hari, bangun bersimbah pelu. Sehingga perlu mengganti

pakaian di malam hari. Berkeringat malam hari tidak saja mengganggu tidur

melainkan juga teman atau pasangan tidur. Akibatnya diantara keduanya merasa

lelah dan lebih mudah tersinggung, karena tidak dapat tidur nyenyak.

6) Sulit Tidur
24

Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini

mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, wajah

memerah dan berubah yang lain.

7) Perubahan Pada Mulut

Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang

peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih

mudah tanggal.

8) Kerapuhan Tulang

Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis

(kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling

umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak

menyerang wanita yang telah menopause. Biasanya kita kehilangan 1% tulang

dalam setahun akibat proses penuaan (mungkin ini yang menyebabkan nyeri

persendian), tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya

(Irga 2008). Memperkirakan sekitar 25% wanita kehilangan tulang lebih cepat

dari pada proses menua. Menurunnya kadar estrogen akan dengan penurunan

penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan. Kekurangan kalsium ini oleh

tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam tulang dan

akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh.

9) Badan Menjadi Gemuk

Banyak wanita yang menjadi gemuk selama menopause. Rasa letih yang

biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makanan

yang sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada masa
25

menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan ditambah lagi karena kurang

berolahraga.

10) Penyakit

Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause.

Dari sudut pandang medik ada dua perubahan paling penting yang terjadi pada

waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung,

pembuluh darah, serta hilangnya mineral dan protein didalam tulang.

b. Psikologis

Aspek psikologis yang terjadi pada lanjut usia atau wanita menopause amat

penting peranan dalam sosial lanjut usia terutama dalam menghadapi masalah-

masalah yang berkaitan dengan pensiun, hilangnya jabatan, atau pekerjaan yang

sebelumnya sangat menjadi kebanggaan bagi lanjut usia tersebut. Berbicara

tentang aspek psikologis lanjut usia dalam pendekatan elektik olistik, sebenarnya

tidak dapat dipisahkan antara aspek organ-biologis, psikologis, sosial, budaya dan

spiritual dalam kehidupan lanjut usia.

Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah

tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tenston),

cemas dan depresi. Ada juga lanjut usia yang kehilangan harga diri karena

menurutnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh

suami dan anak-anak mereka, serta kehilangan feminitas karena fungsi reproduksi

yang hilang. Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari

menopause yaitu :

1) Ingatan Menurun
26

Gejala ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat

dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam

mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya

secara otomatis langsung ingat.

2) Kecemasan

Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lanjut usia

merasa menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan

adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah

dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa pergi sendirian ke luar kota sendiri,

namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal ini sering juga diperkuat oleh

larangan dari anak-anaknya. Kecemasan pada ibu-ibu lanjut usia yang telah

menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat

tenang kembali setelah mendapatkan semangat atau dukungan dari orang di

sekitarnya, namun ada juga yang terus menerus cemas, meskipun orang-orang di

sekitarnya telah memberikan dukungan. Akan tetapi banyak ibu-ibu yang

mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan yang berarti dalam

kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama juga dengan masa pubertas

yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi,

dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir, namun ada juga yang biasa-

biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak.

Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari

beberapa aspek, menurut Koswara (2005) adalah sebagai berikut :


27

a) Suasana hati, yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti

mudah marah, perasaan sangat tegang.

b) Pikiran, yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti khawatir, sukar

konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri

sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.

c) Motivasi, yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu seperti : menghindari situasi,

ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.

d) Perilaku gelisah, yaitu keadaan diri yang tidak terkendali, seperti gugup,

kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.

e) Reaksi-reaksi biologis, yaitu tidak terkendali, seperti berkeringat, gemetar,

pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.

Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanan

diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi suatu yang

mengancam dan berbahaya. Kecemasan yang dialami oleh situasi semacam itu

mempertahankan diri untuk menghindari atau mengurangi bahaya atau ancaman.

Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari

respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga, bila

kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu situasi, hal itu

dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis.

3) Mudah Tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih

mudah tersinggung dan marah disebabkan dengan datangnya menopause maka

wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam
28

dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-

orang disekitrnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai

menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.

4) Stress

Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas,

termasuk para lanjut usia menopause. Keadaan perasaan atau stress selalu beredar

dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan

bahkan menyelusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat

menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalaan

terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-

diam.

Namun demikian sress tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa

juga memberikan dampak positif. Apakah kemudian dampak itu positif atau

negatif, tergantung pada bagaimana individu memandang dan mengendalikannya.

Stress adalah suatu keadaan atau tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan

seseorang oleh karena itu, stres sangat individual sifatnya.

Respon orang terhadap sumber stres sangat beragam, suatu tentang waktu

bisa tiba-tiba jadi pencetusnya stres yang temporer. Stres dapat juga bersifat

kronis misalnya konflik keluarga. Reaksi kita dalam pencetus stres dapat

digolongkan dalam dua kategori psikologis dan fisiologis.

Ditingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa

diramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi kita dapat

menimbulkan beragam reaksi, mulai dari hanya ekspresi marah sampai akhirnya
29

ke hal-hal lain yang lebih sulit untuk dikendalikan. Ditingkat psikologis, respon

orang terhadap sumber stress ini tergatung pada beberapa faktor, termasuk

keadaan emosi pada saat itu dan sikap orang itu dalam menanggapi stress

tersebut.

5) Depresi

Dari penelitian-penelitian yang diakukan di Amerika Serikat dan Eropa

diperkirakan 9% - 26% wanita dan 5% - 12% pria pernah menderita penyakit

depresi yang gawat di dalam kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa

4.5% - 9.3% wanita dan 2.3% - 3.2% pria akan menderita karena gangguan ini.

Dengan demikian secara langsung dapat dikatakan bahwa wanita dua kali lebih

besar kemungkinan akan menderita depresi dari pada pria.

5. Pencegahan Sindrom Menopause

a. Pengaturan makanan

1) Kopi, alkohol dan makanan pedas

Kopi, alkohol dan makanan pedas sebaiknya dihindari karena dapat

menyebabkan efek yang menggangu kesehatan dan meningkatkan gejala sindrom

pre menopause.

2) Makan makanan rendah lemak dan kacang- kacangan seperti : kedelai, kacang

buncis dan jenis polongan lainnya.

b. Suplemen Makanan

1) Kalsium

Pemenuhan makanan atau minuman kalsium 1200- 1500 mg setiap hari,

diusia 40-50 tahun, tubuh wanita akan mengalami penurunan kadar estrogen
30

dalam darah secara drastis, karena estrogen berkurang di masa menopause. Oleh

karena itu diperlukan tambahan asupan kalsium baik dari makan atau minum.

2) Vitamin D

Vitamin D cukup 800 mg, vitamin D sangat baik untuk membantu

penyerapan kalsium pada tulang sehingga baik di konsumsi bersamaan dengan

kalsium untuk menghambat terjadinya osteoporosis dan vitamin D mempunyai

peran penting dalam kesehatan manusia termasuk dalam memodulasi

neuromuscular, fungsi imun dan mengurangi inflamasi.

c. Teknik Relaksasi

Merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan sendiri oleh individu

untuk mengurangi stress, kekalutan emosi dan bahkan dapat mereduksi berbagai

gangguan fisiologis dalam tubuh.

d. Olah Raga

Olah raga teratur minimal 30 menit dalam sehari mempunyai berbagai

manfaat, olah raga dapat mengurangi berbagai keluhan pada saat sindrom pre

menopause serta rasa percaya diri dapat ditingkatkan dengan berolahraga.

e. Cek Kesehatan Secara Teratur

Pemeriksaan kesehatan secara rutin berupa pap-test mammogram, test

kolesterol dan screening lainnya. Pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat

bermanfaat sekali karena dengan melakukan pemeriksaan kesehatan kita dapat

mengetahui kondisi tubuh.


31

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah :

Faktor-faktor yang Faktor-faktor yang


mempengaruhi mempengaruhi
tingkat persepsi Persepsi Wanita Tentang
pengetahuan 1. Pengetahuan menopouse
1) Umur
2) Pekerjaan 2. Sosial Ekonomi
3) Pendidikan 3. Pendidikan
4) Tingkat 4. Budaya
Ekonomi 5. Lingkungan
5) Sosial Budaya

Sumber : Menopause dan Sindrom Pre Menopause (Atika Proverawati, 2010).

Keterangan :

= yang diteliti

= yang tidak diteliti

= Mempengaruhi

Gambar 3.1 Kerangka konseptual tentang hubungan antara tingkat pengetahuan


dengan persepsi wanita tentang masa menopause di RT.51 RW.10
Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo
32

Umur, pekerjaan, pendidikan, tingkat ekonomi dan sosial budaya dapat

mempengaruhi pengetahuan. Pengetahuan, sosial ekonomi, budaya dan

lingkungan akan mempengaruhi persepsi wanita tentang menopause.

B. Hipotesis

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi wanita masa

menopause di RT.51 RW.10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten

Sidoarjo.
33

BAB 4

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Jenis penelitian ini adalah bersifat Analitik karena bertujuan untuk

mengkaji hipotesis mengenai kemungkinan hubungan antara variabel yang

dilakukan secara cross sectional.

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan

b. Variabel Dipenden dalam penelitian ini adalah persepsi wanita tentang masa

menopause

2. Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi operasional penelitian hubungan antara tingkat pengetahuan


dengan persepsi wanita tentang masa menopause di RT.51 RW.10
Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

Variabel Definisi Operasional Kategori dan Kriteria Skala


Variabel Adalah segala sesuatu - Pengetahuan baik, jika dapat Ordinal
independen yang diketahui menjawab pertanyaan
tingkat berkenaan dengan dengan benar 76 % - 100 %
pengetahuan wanita menjelang masa dengan kode 3
tentang menopause, meliputi : - Pengetahuan cukup jika
masa 1) Pengertian dapat menjawab pertanyaan
menopause menopause dengn benar 56 % - 75 %
2) Penyebab dengan kode 2
menopause - Pengetahuan kurang jika
3) Gejala menopause dapat menjawab pertanyaan
4) Pencegahan sindrom dengan benar ≤ 55 %
menopause dengan kode 1
Variabel Adalah pandangan Persepsi positif jika wanita Nominal
Dependen seseorang menjelang mampu menghadapi
Persepsi menopause usia 40 – kedatangan masa menopause
34

wanita 45 tahun terhadap dengan kriteria ≥ 70% Kode 2


tentang kejadian menopause Persepsi negatif jika wanita
masa tersebut menolak datangnya
menopause masa menopause dengan
kriteria < 70% Kode 1
35

G. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.

2. Cara pengumpulan Data

a. Instrumen

Setelah mendapatkan izin dari penelitian berupa surat, peneliti langsung

mengambil data awal melalui RT. 51 RW. 10. Setelah mendapatkan izin peneliti

mengadakan pendekatan pada klien untuk mendapatkan persetujuan dari klien

sebagai responden dan peneliti. Data dikumpulkan dengan menggunakan

kuesioner yang dilakukan peneliti.

b. Pengumpulan Data

1) Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk

mengetahui tingkat pengetahuan dan persepsi responden tentang masa

menopause.

2) Data sekunder

Data sekunder data yang diperoleh dengan memanfaatkan data yang

tersedia di RT.51 RW.10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo,

yaitu nama dan alamat penduduk wanita yang berusia 40-45 tahun.
36

Lampiran 7

LEMBAR KUESIONER

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Persepsi Wanita Tentang


Masa Menopause

No Responden :

Tanggal :

I. Petunjuk Pengisian
1. Mohon kuesioner ini dijawab dengan sejujurnya sesuai dengan
keadaan yang ada.
2. Pilih salah satu jawaban yang dianggap paling benar dengan memberi
tanda silang
3. Mohon dijawab sesuai dengan keadaan ibu dan sesuai yang ibu ketahui
demi tercapainya hasil yang diharapkan.
II. Biodata Responden
a. Nama (inisial) :
b. Umur :
c. Pendidikan :
d. Pekerjaan :
e. Status Perkawinan :
III. Tingkat Pengetahuan Wanita Tentang Menopause
1) Menopause adalah ?
a. Berhentinya menstruasi dan tidak bisa hamil tua
b. Berhentinya menstruasi
c. Berhentinya hubungan seksual
d. Suatu tanda bahwa seseorang akan menjadi lebih tua
37

2) Gejala yang timbul saat menopause ?


a. nafsu makan menurun
b. Sering pusing
c. Sering buang air kecil
d. Perasaan panas pada lengan dan dada
3) Penyebab timbulnya menopause pada wanita ?
a. menurunnya hormon estrogen dan progesteron
b. Meningkatnya hormon estrogen dan progesteron
c. Menurunnya kekuatan fisik
d. Meningkatnya fungsi jantung
4) Pencegahan terjadinya sindrom menopause ?
a. Menghindari makanan pedas dan minuman beralkohol
b. Makan makanan yang bergizi
c. Sering melakukan hubungan intim (seksual)
d. Banyak tidur
IV. Persepsi Wanita Tentang Menopause
1) Apakah anda mampu menerima datangnya gejala-gejala menopause
seperti perubahan fungsi pada organ-organ tubuh (berkeringat di
malam hari, dada berdebar-debar, dan haid tidak teratur) ?
a. Mampu
b. Tidak mampu
2) Jika ada tanda-tanda menopause datang, dan tanda tersebut akan
menjadi masalah apakah anda mampu mengatasi segala perubahan
tersebut?
a. Mampu
b. Tidak mampu
3) Saat tanda-tanda menopause datang apakah anda mampu berperan
sebagai seorang ibu dari anak dan sebagai istri dari seorang suami?
a. Mampu berperan
b. Tidak mampu berperan
38

4) Jika ada tanda-tanda menopause dan tanda tersebut menjadi masalah


bagi anda apakah anda mampu untuk mengalihkan ke tindakan yang
positif ?
a. Mampu
b. Tidak mampu
5) Jika ada tanda-tanda menopase dan tanda tersebut menjadi masalah
bagi anda, apakah anda mampu mengembangkan hobi yang positif ?
a. Mampu
b. Tidak mampu
6) Jika ada tanda-tanda menopause seperti adanya perubahan pada
anggota tubuh, apakah anda masih bersedia untuk bersosialisasi
dengan lingkungan ?
a. Bersedia
b. Tidak bersedia
7) Jika ada tanda-tanda menopause datang dan tanda-tanda tersebut
mempengaruhi kesehatan anda, apakah anda mampu memotivasi
bahwa diri anda masih dalam kondisi sehat ?
a. Termotivasi
b. Tidak termotivasi
8) Jika ada tanda-tanda menopause datang dan tanda-tanda tersebut
menjadi suatu masalah bagi anda, apakah anda masih bersedia
mengikuti kegiatan-kegiatan di masyarakat, seperti pengajian dan
arisan ?
a. Bersedia
b. Tidak bersedia
9) Jika ada tanda-tanda menopause datang dan menjadi suatu masalah
bagi anda, apakah anda mampu menerima bahwa menopause
merupakan kodrat dari tuhan ?
a. Mampu
b. Tidak mampu
39

10) Jika ada tanda-tanda menopause datang dan menjadi suatu masalah
bagi anda, apakah anda mampu membuka diri dengan kekurangan
yang ada ?
a. Mampu
b. Tidak mampu
40

Lampiran 8

Tingkat Pengetahuan Wanita Persepsi Wanita Tentag Masa

Tentang Masa Menopause Menopause

1 A 1 A

2 D 2 A

3 A 3 A

4 D 4 A

5 A 5 A

6 A 6 A

7 A 7 A

8 A 8 A

9 C 9 A

10 A 10 A
41

BAB 5

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Data ini menggambarkan kondisi umum di RT.51 RW.10 Desa Sidorejo

Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo, serta karakteristik responden yang ada di

RT.51 RW.10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

Wilayah Desa Sidorejo terletak di Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

Wilayah tersebut berbatasan dengan beberapa daerah lain meliputi : sebelah timur

berbatasan dengan Desa Tempel, sebelah utara berbatasan dengan Desa Madu

Bronto, sebelah barat berbatasan dengan Desa Bareng Krajan dan Sebelah selatan

berbatasan dengan Desa Mundu.

Dari data demografi diatas jumlah KK di RT.51 RW.10 Desa Sidorejo

Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo sebanyak 56 KK. Jumlah penduduk

seluruhnya di RT.51 RW.10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo

sebanyak 245 jiwa. Jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebesar

105 jiwa dan laki-laki 135 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan usia : balita usia 0-

5 tahun sebanyak 18 jiwa,anak-anak usia 6-10 tahun sebanyak 32 jiwa, remaja

usia 11-20 tahun 23 jiwa, dewasa muda usia 21-30 tahun 56 jiwa, dewasa usia 31-

50 tahun 99 jiwa dan lansia usia 50 tahun keatas 17 jiwa.

Sebagian dari penduduk di RT.51 RW.10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian

Kabupaten Sidoarjo menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa sehari-hari. Di

wilayah tersebut penduduknya saling menghormati sesamanya dan saling tolong


42

menolong, dapat dilihat dari kegiatan rutin yang dilakukan seperti arisan,

pengajian, dan kerja bakti selama sebulan sekali. Sarana angkutan umum dalam

wilayah tersebut cukup lancar dengan menggunakan mobil dan sepeda motor.

Wilayah terbagi menjadi 52 RT, masing-masing mempunyai luas sebesar 3

Km2, dari luas tersebut sebagian besar digunakan sebagai daerah pemukiman.

Mata pencaharian penduduk di Desa Sidorejo sebagian besar bekerja sebagai

wiraswasta dan swasta.

B. Hasil Penelitian

1. Data Umum

a. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pendidikan terakhir di RT.


51 RW. 10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo tahun
2012.

No Pendidikan Frekuensi Presentase ( % )


1 Dasar (SD/SMPsederajat) 13 43,4
2 Menengah(SMA sederajat) 11 36,6
3 Tinggi (Akademik) 6 20,0
Jumlah 30 100,0
Sumber : Data primer 2012

Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 30 responden hampir setengahnya

(43,4 %) berpendidikan Dasar (SD/SMP Sederajat).


43

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di RT. 51 RW.


10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo tahun 2012.

No Pekerjaan Frekuensi Presentase ( % )


1 PNS 2 6,6
2 Swasta 8 26,7
3 Wiraswasta 7 23,4
4 Tidak bekerja 13 43,3
Jumlah 30 100,0
Sumber : Data primer 2012

Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa dari 30 responden hampir setengahnya

(43,3 %) tidak bekerja.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Di RT. 51 RW. 10


Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

No Umur (Tahun) Frekuensi Presentase (%)


1 40 2 6,6
2 41 4 13,4
3 42 6 20,0
4 43 6 20,0
5 44 5 18,6
6 45 7 23,4
Jumlah 30 100,0

Dari tabel 5.3 dapat diketahui bahwa dari 30 responden sebagian kecil

(23,4%) berusia 45 tahun.


44

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Di RT.


51 RW. 10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.

No Status Perkawinan Frekuensi Presentase (%)


1 Kawin 28 93,4
2 Tidak Kawin 2 6,6
Jumlah 30 100,0

Dari tabel 5.4 dapat diketahui bahwa dari 30 responden hampir seluruhnya

(93,4%) berstatus kawin.

2. Data Khusus

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan di RT.


51 RW. 10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo tahun
2012.

No Tingkat Pengetahuan Jumlah Responden Presentase( % )


1 Baik 3 10,0
2 Cukup 12 40,0
3 Kurang 15 50,0
Jumlah 30 100,0
Sumber : Data Primer 2012

Dari tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari 30 responden setengahnya (50 %)

memiliki tingkat pengetahuan yang kurang.


45

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi Wanita Tentang Masa

Menopause

Tabel 5.6. Distribusi frekuensi responden berdasarkan persepsi wanita tentang


masa menopause di RT. 51 RW. 10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian
Kabupaten Sidoarjo tahun 2012.

No Persepsi Wanita Jumlah Responden Presentase ( % )


1 Positif 10 33,3
2 Negatif 20 66,7
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer 2012

Dari tabel 5.6 dapat diketahui bahwa dari 30 responden sebagian besar

(66,7 %) memiliki persepsi negatif.

c. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Persepsi Wanita Tentang

Masa Menopause

Tabel 5.7. Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Persepsi


Wanita Tentang Masa Menopause di RT. 51 RW. 10 Desa Sidorejo
Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo tahun 2012

Persepsi Wanita Persepsi Persepsi Jumlah


Pengetahuan Positif Negatif (%)
1. Baik 3 (100 ) 0 (0 ) 3 (100)
2. Cukup 5 ( 41.6 ) 7 (58.4) 12 (100)
3. Kurang 2 ( 13.3 ) 13 (86.7) 15(100)
Jumlah 10 (33 ) 20 (66,7 ) 30 (100)
Sumber : Data Primer 2012

Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 30 responden, 3 responden yang

memiliki tingkat pengetahuan baik seluruhnya (100%) memiliki persepsi positif.

Dari 12 responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebagian besar

(58,4%) memiliki persepsi negatif dan dari 15 responden yang memiliki tingkat

pengetahuan kurang hampir seluruhnya (86,7%) memiliki persepsi negatif.


46

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan mann whitnay test dengan

bantuan SPSS 16,0 for windows dengan tingkat α = 0,05 didapatkan p = 0,007

sehingga H0 ditolak karena p < α yang berarti ada hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan persepsi wanita di RT.51 RW.10 Desa Sidorejo Kecamatan

Krian Kabupaten Sidoarjo.


47

BAB 6

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

1. Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat dari 30 reponden separuhnya (50%)

termasuk kategori tingkat pengetahuan kurang. Separuhnya (50%) responden

warga RT.51 RW.10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo,

termasuk dalam kategori berpengetahuan kurang, jika dilihat pada tabel 5.1

hampir setengahnya (43,4%) responden berpendidikan dasar (SD/SMP sederajat).

Pendidikan seseorang mempengaruhi tingkat pengetahuan, semakin rendah

tingkat pendidikan semakin kurang pengetahuan yang diperoleh. Dan makin

rendah tingkat pendidikan seseorang, maka akan sulit menganalisa dan kurang

peka terhadap informasi yang didapat,sehingga dapat mempengaruhi seseorang

tersebut dalam menyikapi suatu masalah. Hal ini dikuatkan oleh pendapat

Nursalam, (2003) bahwa pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Jika dilihat pada tabel 5.2 sebagian besar (43,3%) responden tidak bekerja.

Pengetahuan seseorang dapat bertambah pada lingkungan pekerjaannya karena

mendapatkan informasi dari lingkungan. Responden yang tidak bekerja, mereka

lebih sering dirumah, responden lebih banyak menyibukkan waktu di rumah

karena banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan seperti memasak,

mencuci, menyetrika dan membersihkan rumah sehingga tidak mempunyai


48

kesempatan untuk mencari informasi baik dari media masa yang dimiliki di rumah

atau yang lain. Walaupun mereka mendapat informasi dari televisi, sifatnya hanya

satu arah sehingga tiddak bisa berdialog atau berdiskusi. Hal ini sesuai dengan

pendapat Notoatmodjo, (2003) bahwa tidak bekerja merupakan kegiatan menyita

waktu, masyarakat yang tidak bekerja memiliki sedikit informasi sehingga

pengetahuan yang didapat kurang.

2. Persepsi Wanita Tentang Masa Menopause

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat dari 30 responden sebagian besar

(66,7%) memiliki persepsi negatif. Jika dilihat dari tabel 5.1 hampir setengahnya

(43.4%) responden memiliki pendidikan dasar (SD/SMP sederajat), wanita yang

berpendidikan rendah cenderung sulit menerima pemahaman tentang masa

menopause mereka menghadapi masa menopause dengan kekuatannya sendiri

sehingga banyak menimbulkan persepsi-persepsi yang salah yang menyebabkan

kesulitan menghadapi perubahan pada dirinya pada saat menopause. Hal ini sesuai

dengan pendapat Kasdu, (2002) pendidikan seseorang mempengaruhi tanggapan

(penerimaan) langsung dari sesuatu dan pendidikan sangat mempengaruhi wanita

untuk dapat menyesuaikan diri dengan menopause.

Jika dilihat dari tabel 5.2 hampi setengahnya (43,4%) responden tidak

bekerja, responden yang tidak bekerja sebagian besar waktunya dihabiskan

dirumah, sehingga kurang sosialisasi dapat membut responden kurang

pengetahuan, karena pengetahuan seseorang dapat bertambah pada lingkungan

pekerjaannya. Jika pengetahuan kurang seseorang akan sulit menerima perubahan-

perubahan yang terjadi saat menjelang menopause dan hal tersebut dapat
49

menimbulkan persepsi negatif negatif, hal ini dikuatkan oleh pendapat

(Notoatmojdo 2007) bahwa apabila penerimaan perilaku baru\adopsi perilaku

melalui proses-proses, salah satunya adalah pengetahuan dimana didasari oleh

kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut bersifat langgeng.

3. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Persepsi Wanita Tentang Masa

Menopause di RT. 51 RW. 10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten

Sidoarjo

Hasil Mann Whitnay Test didapatkan p = 0,007 α = 0,05 sehingga Ho

ditolak karena p < α yang artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan persepsi wanita tentang masa menopause di RT.51 RW.10 Desa Sidorejo

Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo. Wanita yang mempunyai pengetahuan

baik tentang masa menopause akan menganggap bahwa menopause adalah

sesuatu yang wajar dan dapat diatasi sehingga tidak terlalu terganggu dengan

adanya perubahan yang terjadi pada dirinya, namun sebaliknya wanita yang

mempunyai pengetahuan kurang tentang masa menopause akan mengalami

kesulitan dalam menghadapi masa menopause dan menimbulkan persepsi negatif

tentang masa menopause. Banyak wanita beranggapan bahwa datangnya

menopause berarti berakhir pula kegiatan seksual, sebenarnya anggapan itu salah

sebab menopause adalah berakhirnya kesuburan seorang wanita. Pendapat di atas

sesuai dengan Nursalam (2003) bahwa penerimaan atau adanya perilaku

kesehatan akan melalui proses atau tahapan. Salah satu tahapannya adalah adanya

pengetahuan. Pendapat ini juga mendukung hasil penelitian yang mana semakin
50

tinggi pengetahuan seseorang, maka akan mempunyai persepsi positif tentang

suatu hal.

B. Keterbatasan Penelitian

Instrumen yang digunakan, kuesioner, dibuat sesuai kemampuan peneliti

dan peneliti baru pertama kali melakukan penelitian, sehingga hasilnya mungkin

belum sempurna.
51

BAB 7

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian tentang hubungan antara

tingkat pengetahuan dengan persepsi wanita tentang masa menopause di RT.51

RW.10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo yaitu :

1. Tingkat pengetahuan wanita tentang masa menopause di RT. 51 RW. 10 Desa

Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo setengahnya memiliki

pengetahuan kurang.

2. Persepsi wanita tentang masa menopause di RT. 51 RW. 10 Desa Sidorejo

Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo sebagian besar memiliki persepsi negatif.

3. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan persepsi wanita tentang

masa menopause di RT. 51 RW. 10 Desa Sidorejo Kecamatan Krian Kabupaten

Sidoarjo.

B. Saran

Peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi masyarakat

Hendaknya meningkatkan komunikasi atau konsultasi mereka terhadap

petugas kesehatan terdekat mengenai masalah kesehatan khususnya masalah

reproduksi.
52

2. Bagi petugas kesehatan

Diharapkan untuk dapat memberikan konseling terhadap masyarakat,

terutama kaum wanita yang belum mengalami, menjelang maupun sudah

mengalami menopause. Dan juga diharapkan dengan adanya pemberian informasi

kepada para wanita tentang masa menopause bisa menambah atau membuka

pemahaman dan wawasan baru.

3. Bagi peneliti yang lain

Diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian, khususnya lebih

mengembangkan sampel atau meneliti tentang faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi persepsi wanita tentang masa menopause.

Anda mungkin juga menyukai