Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia

Volume 5. Nomor 1. Edisi Juli 2015. ISSN: 2088-6802


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki

Artikel Penelitian

Pentingnya Kesehatan Gigi dan Mulut dalam Menunjang


Produktivitas Atlet

Yunita Dyah Puspita Santik*

Diterima: Mei 2015. Disetujui: Juni 2015. Dipublikasikan: Juli 2015


© Universitas Negeri Semarang 2015

Abstrak Karies merupakan kerusakan jaringan keras gigi PENDAHULUAN


yang disebabkan oleh asam dari bakteri yang dihasilkan Karies merupakan suatu kerusakan ja-
dari proses fermentasi karbohidrat. Prevalensi karies di
negara berkembang masih tinggi. Segala usia dapat men- ringan keras gigi yang disebabkan oleh adanya
galami karies, baik usia anak-anak, remaja maupun de- aktivitas asam dari bakteri bersama dengan
wasa. Adanya karies maka akan menyebabkan ketidakn- hasil dari fermentasi karbohidrat (Fejerskov O
yamanan, mulai dari rasa nyeri saat terkena dingin atau & Kidd EAM,2003). Karies merupakan suatu
manis, hingga sakit berdenyut yang terus menerus. Kondi-
si tersebut akan berdampak negartif terhadap produktivi- proses demineralisasi yang progresif, menye-
tas. Seorang atlet harus memiliki kondisi sik yang sehat babkan disintegrasi komponen-komponen
secara menyeluruh. Apabila seorang atlet terganggu kes- mineral yang berakibat terbentuknya kavitas
ehatan gigi dan mulutnya, maka produktivitasnya juga (McLtire JM, 2005). Karies dapat terjadi kare-
akan terganggu. Oleh karena itu diperlukan tindakan
preventif maupun kuratif terhadap para atlet. Tindakan na terganggunya keseimbangan antara proses
preventif yang dapat dilakukan diantaranya dengan mem- demineralisasi dengan proses remineralisasi
perbaiki perilaku pemeliharaan kesehatan gigi. Diantara- (Selwitz RH, et.al, 2007).
nya mengetahui cara menyikat gigi yang tepat, frekuensi Karies merupakan masalah utama di
menyikat gigi yang tepat, dan waktu menyikat gigi yang
sesuai. Selain itu juga banyak mengkonsumsi makanan sebagian besar negara-negara, sekitar 60- 90%
dan minuman yang non kariogenik, serta rutin periksa ke karies terjadi pada anak-anak sekolah dan se-
dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Tindakan kuratif yang bagian lagi terjadi pada remaja dan dewasa.
dapat dilakukan dengan melakukan perawatan yang tepat Data SKRT (2004) menyatakan bahwa, preva-
terhadap masalah kesehatan gigi yang dihadapinya.
lensi karies mencapai 90,06%. Pengalaman ka-
Kata Kunci: Perilaku, Pemeliharaan Kesehatan Gigi, Kar- ries mengalami peningkatan secara nasional.
ies, Atlet. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2007 melaporkan, sebanyak 67,2% masyarakat
Abstract Caries is hard tooth tissue damage caused by acid Indonesia usia >12 tahun mempunyai penga-
form bacteria produced from the fermentation of carbohy- laman karies. Riset Kesehatan Dasar Jateng
drates. Prevalence of caries on developing countries are (Riskesdas Jateng) 2007 melaporkan prevalensi
high. All ages can develop cavities, both age children, ado- karies aktif di provinsi Jawa Tengah sebesar
lescents and adults. Caries, it will cause discomfort, from
pain when exposed cold or sweet, to the continuous pain. 43,1% dan pengalaman karies sebesar 67,8%.
Efffect of these conditions will have an negative impact on Pengalaman karies di Jawa Tengah sedikit le-
productivity. An athlete must have a healthy physical con- bih tinggi dibanding nasional yakni sebesar
dition overall. If an athlete’s had a problem with their teeth 67,9%.
and mouth, then productivity will also be disrupted. It is
therefore necessary preventive and curative action against Minuman olahraga yang sering dikon-
the athletes. Preventive action to do them by improving sumsi para atlet diduga memiliki hubungan
dental health maintenance behaviour. Among them know- dengan terjadinya karies pada atlet. Minuman
ing the right way of brushing teeth, proper brushing fre- olahraga itu kebanyakan adalah minuman iso-
quency, and timing of brushing accordingly. In addition,
consumtion a foods and beverages are non-cariogenic, as tonik dan minuman karbonasi, yang banyak
well as routine check to the dentist every six months. Cura- mengandung pemanis buatan dan cenderung
tive action which can be done through proper care of the bersifat asam. Penelitian yang dilakukan oleh
dental problems. Coombes & Jeff S (2005), menunjukan adanya
Keywords: Behavior , Maintenance Dental Health, Caries, hubungan antara konsumsi minuman olahra-
Athlete ga dengan kejadian erosi pada gigi.
Penelitian tentang prevalensi karies dan
*Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri
Semarang, Email: puspita.santik@gmail.com gingivitis pada atlet olimpiade di Indonesia
14 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia 5 (1) 2015

pada tahun 2004 hingga 2009, dilakukan pada pok kasus yaitu atlet yang melakukan latihan
dua wilayah yang berbeda yaitu pulau jawa sik secara terus menerus (Frese, C, et.al, 2014).
dan luar pulau jawa. Rerata usia atlet adalah Karies yang paling ringan hanya berupa
15.04 ± 4,62 tahun. Hasilnya 77,6% atlet menga- titik hitam pada permukaan gigi, yang dapat
lami rasa nyeri di rongga mulut karena karies meluas ke lapisan email, dentin dan pulpa
yang tidak dirawat. Karies tertinggi dijumpai (Selwitz RH, et.al, 2007). Awalnya karies tidak
pada atlet yang tinggal di pulau Jawa (81.5% menimbulkan gejala. Apabila karies sudah me-
Yogyakarta; Jawa Barat 83.8%. DKI Jakarta nembus dentin maka, akan mulai terasa nyeri
80.2%, dan Jawa Timur 83.5%) berbanding ter- saat berkontak dengan dingin, makanan dan
balik dengan atlet yang tinggal di luar pulau minuman yang manis. Akan tetapi rasa nyeri
Jawa. Secara umumnya prevalensi inama- ini akan segera hilang setelah tidak ada kon-
si gingiva pada atlet 29.47%. Atlet dari DKI tak. Karies yang telah meluas hingga ke pulpa,
Jakarta menunjukkan prevalensi inamasi maka akan menimbulkan rasa sakit berdenyut
gingiva tertinggi 51.04% berbanding terbalik dan spontan secara terus menerus. Gejala ini
dengan atlet dari Nusa Tenggara Barat 14.84%. dapat timbul meskipun tidak ada kontak den-
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan gan makanan ataupun minuman (Fejerskov
bahwa prevalensi karies dan gingivitis pada O & Kidd EAM,2003). Karies yang parah dan
atlet adalah tinggi. Atlet yang tinggal di pulau tanpa penanganan yang tepat akan menggang-
Jawa mengalami karies dan gingivitis yang gu kenyamanan, sehingga akan mengganggu
lebih tinggi dibandingkan dengan atlet yang aktivitas dari penderita. Selain itu aktivitas
tinggal di luar pulau Jawa (Trihandini I & Adi- mengunyah juga akan terganggu, sehingga
woso AW, 2012). seseorang malas untuk makan. Jika seorang
The British Journal of Sports Medicine (2013) atlet memiliki masalah dengan kesehatan gigi
melaporkan hasil penelitian yang dilakukan dan mulutnya maka kesehatan siknya akan
pada sejumlah atlet Olimpiade di London pada terganggu, yang berakibat terganggunya akti-
tahun 2012. Penelitian tersebut dilakukan pada vitas atlet dan kinerjanya. Dampaknya adalah
sejumlah 302 orang atlet dari 25 cabang olahra- menurunnya produktivitas dari atlet tersebut.
ga yang berbeda. Para atlet mayoritas berasal Berdasarkan latar belakang tersebut,
dari Afrika, Amerika dan Erop. Hasilnya me- maka tulisan ini bertujuan agar para atlet
nunjukan bahwa sebagian besar atlet memili- memperhatikan kesehatan gigi dan mulutnya
ki masalah dengan kesehatan gigi dan mulut. secara menyeluruh. Sehingga nantinya para at-
Tercatat 55% atlet menderita karies, 45% atlet let dapat menjadi lebih produktif dalam men-
menderita erosi gigi, 76% atlet menderita gin- jalani kariernya sebagai atlet, tanpa adanya
givitis dan 15% atlet menderita periodontitis. gangguan yang berasal dari masalah keseha-
Lebih dari 40% atlet yang mengalami masalah tan gigi dan mulut.
gigi dan mulut melaporkan bahwa masalah
pada gigi dan mulut berdampak pada menu- METODE
runnya kualitas hidup sebanyak 28%. Sisanya Jenis penelitian yang digunakan yaitu
sebanyak 18% menyatakan bahwa masalah deskriptif analitik, dengan pendekatan kajian
gigi dan mulut mengganggu kinerja dan pela- konseptual atau kajian pustaka. Yang bertu-
tihan. Para atlet mengakui bahwa merekalah juan untuk menelaah bagaimana pentingnya
yang malas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut terhadap produktivi-
gigi secara rutin, meskipun mereka telah didu- tas kinerja para atlet. Dalam kajian pustaka ini
kung dengan fasilitas kesehatan gigi dan mu- akan dijelaskan berbagai macam faktor risiko
lut yang baik (Needlemen, et.al, 2013). yang berhubungan dengan kesahatan gigi dan
The Scandinavian Journal of Medicine & mulut para atlet. Selain itu juga akan dijelas-
Science in Sports melaporkan hasil penelitian kan mengenai pemecahan masalah kesehatan
kasus kontrol tentang pengaruh latihan sik gigi dan mulut para atlet,dimulai dari tahapan
yang terus menerus pada atlet terhadap terja- preventif sebagai tahapan pencegahan hingga
dinya erosi gigi, karies dan perubahan kadar tahapan kuratif sebagai tahapan pengobatan
saliva. Peneltitian ini dilakukan pada 35 orang dan perawatan.
atlet sebagai kasus dan pada 35 orang non atlet
sebagai kontrol. Hasilnya menunjukan adanya HASIL DAN PEMBAHASAN
peningkatan risiko terjadinya erosi gigi, pe- Gigi yang sehat adalah gigi yang bebas
ningkatan prevalensi karies dan adanya peru- karies ataupun gigi yang sudah mendapatkan
bahan pH saliva secara signikan pada kelom- perawatan yang tepat, sehingga tidak meng-
Yunita Dyah Puspita Santik - Pentingnya Kesehatan Gigi dan Mulut dalam Menunjang Produktivitas Atlet 15

ganggu fungsinya. Dengan adanya gigi yang 2. Kebiasaan konsumsi minuman kario-
sehat maka, fungsi gigi untuk mengunyah genik
maupun untuk fonetik dan estetik dapat berja- Para atlet, selain gemar mengkonsumsi
lan dengan baik. Kondisi gigi yang sehat harus snack bar juga gemar mengkonsumsi minu-
didukung oleh sehatnya jaringan periodontal, man isotonik dan minuman berkarbonasi seba-
karena jaringan periodontal adalah jaringan gai sports drink (minuman olahraga). Berbagai
pendukung gigi. macam minuman olahraga diketahui mempu-
Berdasarkan beberapa hasil penelitian nyai pH rendah dan karbohidrat yang tinggi.
yang ada, dapat diketahui bahwa para atlet Minuman ini umumnya juga mengandung
yang tinggal di daerah perkotaan dengan fasi- pemanis buatan, asam dan tambahan bahan
litas kesehatan gigi dan mulut yang baik justru perasa (Burt BA & Pai S, 2001). Beberapa pen-
memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut elitian menunjukan bahwa minuman isotonik
yang lebih tinggi. Masalah kesehatan gigi dan dan soda memiliki rasa asam dan manis yang
mulut yang diderita para atlet, bukanlah kare- kuat. Minuman isotonik mengandung bebe-
na tidak ada fasilitas kesehatan gigi dan mulut rapa jenis asam yang tinggi yaitu asam fosfat,
yang baik, melainkan lebih berhubungan den- asam sitrat, asam maleat dan asam tartarat.
gan motivasi diri. Kurangnya kesadaran para Minuman isotonik juga mengandung sukrosa
diri para atlet untuk memelihara kesehatan yang tinggi, 6-8% (Anthony V, dkk, 2004). Se-
gigi dan mulut, menimbulkan masalah kese- dangkan minuman bersoda mengandung kar-
hatan gigi dan mulut pada atlet diantaranya bohidrat dengan proporsi pemanis berkalori
karies, erosi gigi, gingivitis dan periodontitis. tinggi, yaitu sukrosa 7,8-10,3%. Minuman ber-
soda juga mengandung asam fosfat dan asam
Faktor Risiko Utama Masalah Kesehatan Gigi sitrat (Borjian A, dkk, 2010). Kandungan dari
dan Mulut Pada Atlet minuman tersebut akan mudah mengendap di
1. Kebiasaan konsumsi makanan kario- dalam rongga mulut yang selanjutnya melekat
genik pada permukaan gigi dan membentuk lapisan
Karies dan erosi gigi yang menyerang plak. Didukung dengan suasana yang asam,
para atlet seringkali dihubungkan dengan ke- sehingga memudahkan terjadinya aktivitas
biasaan konsumsi makanan yang bersifat ka- demineralisasi oleh bakteri (Fathilaah Abdul
riogenik. Para atlet disela-sela aktivitasnya, Rajak, dkk, 2014).
biasanya senang mengkonsumsi snack bar Para atlet tidak akan dapat dengan mu-
yang mereka percaya sebagai makanan pe- dah meninggalkan kebiasaan konsumsi ma-
nambah energi. Snack bar ini biasanya tinggi kanan dan minuman kariogenik tersebut. Da-
protein dan kaya serat, selain itu juga diperka- lam hal terjadinya masalah kesehatan gigi dan
ya dengan aneka kacang, kismis, coklat, madu mulut pada atlet, sebenarnya bukanlah karena
dan bahan lainnya yang cenderung kaya glu- konsumsi snack bar dan minuman olahraga.
kosa (Patel, et.al, 2012). Snack bar ini biasanya Tetapi kembali pada kebiasaaan dan kesada-
mempunyai konsistensi yang lengket, dimana ran diri para atlet untuk menjaga kesehatan
makanan yang lengket akan bertahan lebih gigi dan mulutnya. Sebaiknya setelah meng-
lama dan melekat pada permukaan gigi. Ma- konsumsi makanan dan minuman karioge-
kanan yang lengket tidak mudah dibersihkan nik segera menyikat gigi. Tindakan tersebut
secara alami oleh saliva dan hanya bisa dihi- bertujuan untuk mnghilangkan sisa makanan
langkan dengan menggosok gigi (Made AB, dan minuman yang mengendap pada permu-
Oktarina, Muhamad AM, 2010). Seorang atlet kaan gigi, sehingga dapat mencegah proses
yang sedang beraktivitas, tidak mempunyai demineralisasi. Beberapa atlet mungkin tidak
waktu untuk menggosok gigi, sehingga sisa ada waktu untuk melakukan sikat gigi, tetapi
makanan tersebut tetap melekat pada per- ada alternatif lain yaitu dengan berkumur-
mukaan gigi. Sisa makanan yang lengket dan kumur air putih. Selain itu didukung dengan
mengandung glukosa akan membentuk sua- banyak mengkonsumsi air mineral yang dapat
tu lapisan biolm pada permukaan gigi yang diselingi dengan gerakan berkumur. Dengan
disebut dengan plak gigi. Plak gigi bersama demikian, sisa makanan atau minuman yang
dengan bakteri Streptococcus mutans dalam su- melekat pada permukaan gigi dapat terangkat
asana asam akan menyebabkan terjadinya pro- dan terbilas (Tince AJ, 2010). Cara yang lain
ses demineralisasi. Proses demineralisasi yang lagi dengan mengunyah permen karet bebas
terjadi secara terus menerus akan merusak la- gula. Gerakan dari mengunyah permen karet
pisan gigi (Zahara, et.al, 2012). ini dapat merangsang produksi saliva yang
16 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia 5 (1) 2015

lebih banyak, sehingga memudahkan pember- seringkali sebagai fokus infeksi dari berbagai
sihan gigi secara alami. Selain itu juga dapat macam penyakit lain dalam tubuh.
meningkatkan pH rongga mulut menjadi basa,
sehingga tidak kondusif untuk pertumbuhan SIMPULAN DAN SARAN
bakteri. Para atlet juga dapat memanfaatkan Kesehatan gigi dan mulut memiliki pe-
dental oss untuk membantu membersihkan ranan yang sangat penting dalam menunjang
sela-sela gigi (Anusavice, 2005). produktivitas atlet. Seorang atlet harus senan-
tiasa menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.
Faktor Risiko Pendukung Masalah Gigi Dan Promosi kesehatan dan intervensi pencegahan
Mulut Pada Atlet penyakit gigi dan mulut sangat diperlukan un-
Pemeriksaan gigi rutin ke dokter gigi se- tuk mengoptimalkan kinerja dan produktivitas
tiap 6 bulan sekali wajib dilakukan untuk men- atletik. Hal paling sederhana yang dapat dila-
jaga kesehatan gigi dan mulut. Tujuan utama kukan sebagai tahap preventif atau pencega-
melakukan pemeriksaan gigi secara rutin yai- han yaitu dengan melakukan sikat gigi secara
tu untuk melakukan pembersihan karang gigi rutin, minimal 2 kali dalam sehari. Menyikat
dan dapat mendeteksi secara dini kerusakan- gigi dengan memperhatikan cara menyikat
kerusakan yang mungkin terjadi pada gigi. gigi yang tepat, frekuensi menyikat gigi yang
Pembersihan karang gigi yang dilakukan se- tepat dan waktu dari menyikat gigi yang tepat.
cara rutin dapat menjaga kesehatan gigi dan Selain itu juga harus memperhatikan kebia-
jaringan periodontal di sekelilingnya. Apabila saan konsumsi makanan dan minuman sehari-
kerusakan-kerusakan gigi berupa karies atau hari. Hindari atau batasi mengkonsumsi ma-
erosi gigi dapat terdeteksi secara dini, maka kanan dan minuman yang bersifat kariogenik
dapat segera dilakukan perawatan yang tepat, dan perbanyak mengkonsumsi makanan dan
sehingga tidak akan berkembang menjadi le- minuman yang bersifat non kariogenik. Perik-
bih parah (Caueld PW & Griffen AL, 2000). sakan gigi secara rutin ke dokter gigi setiap 6
Para atlet sebenarnya sudah mendapat- bulan sekali. Dengan memperhatikan kesemua
kan fasilitas kesehatan gigi dan mulut yang hal tersebut, maka para atlet akan terhindar
baik, akan tetapi seringkali malas datang ke dari masalah kesehatan gigi dan mulut. Se-
dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan gigi hingga produktivitas kinerja mereka sebagai
secara rutin. Selain itu adanya paradigma bah- atlet tidak akan terganggu.
wa untuk apa pergi ke dokter gigi jika tidak
sakit gigi. Hal ini berhubungan erat dengan
budaya masyarakat di Indonesia yang meng- DAFTAR PUSTAKA
Anthony V, dkk. 2004. Dissolution of dental enamel in soft n
ganggap bahwa pergi ke dokter atau dokter drinks.
gigi hanya jika sakit. Untuk itu perlu dita- Anusavice J.K. Present and Future Approaches for The Control
namkan kesadaran dalam diri para atlet akan of Caries. Journal of Dental Education, 2005; 69(5):
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mu- 538-554.
Borjian A, dkk. 2010. Pop cola acids and tooth erosion: an in
lut, baik sebelum maupun sesudah mengalami vitro, in vivo, electron microscopic and clinical report.
masalah kesehatan gigi dan mulut (Fejerskov Burt BA, Pai S. Sugar Consumption and Caries Risk : A
O, 2004). Systemic Review. Journal of Dental Education, 2001;
Mereka para atlet harus menyadari 65(10).
Caueld PW, Griffen AL. Dental caries: An infectious and
dampak dari masalah kesehatan gigi dan mu- Transmissible Disease. Pediatri Clin North Am,
lut yang sangat kompleks. Kesehatan gigi dan 2000; 47:1001-1019.
mulut yang terganggu, akan mempengaruhi Coombes & Jeff S. 2005. Sport Drink and Dental Erosion.
kualitas hidup dan kinerja para atlet. Gigi yang American Journal of Dentistry, 18(2):101-104.
Depkes RI. Survey Kesehatan Rumah Tangga 2004. Jakarta,
rusak dan rongga mulut yang bermasalah akan 2005: DepKes http://www.bankdata.depkes.go.id
menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman. Fathilaah Abdul Rajak, dkk. 2014. Erosive effect of Sport
Adanya gangguan tersebut dapat menggang- Drinks on Tooth Enamel.
gu pola makan para atlet, sehingga kesehatan Fejerskov O. Changing Paradigms in Concepts on Dental Car-
ies: Consequences for Oral Health Care. Caries Re-
sik atlet secara menyeluruh menjadi tergang- search, 2004; 38:182–91.
gu. Menurunnya daya tahan sik atlet akan Fejerskov O, Kidd EAM. Clinical Cariology and Operative
berimbas pada menurunnya produktivitas Dentistry in the Twenty-First Century. In: Fejerskov
kinerja atlet. Kesehatan gigi dan mulut juga O, Kidd E, editors. Dental Caries; The Disease and
Its Clinical Management. Denmark, Copenhagen :
berhubungan dengan kondisi kesehatan tubuh Blackwell Publishing Ltd, 2003 : 179–188.
lain yang lebih berbahaya, misalnya adanya Frese C, et.al. 2014. Effect of endurance training on dental ero-
masalah kesehatan jantung. Gigi dan mulut sion, caries, and saliva. The Scandinavian Journal of
Yunita Dyah Puspita Santik - Pentingnya Kesehatan Gigi dan Mulut dalam Menunjang Produktivitas Atlet 17
Medicine & Science in Sports, 25(3):e319-26. dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan,
Made AB, Oktarina, Muhamad AM. Hubungan Pola Republik Indonesia.
Makan dan Kebiasaan Menyikat Gigi dengan Ke- Riset Kesehatan Dasar Jawa Tengah (RISKESDAS Jateng).
sehatan Gigi dan Mulut (Karies) di Indonesia. Bu- 2007.
letin Penelitian Sistem Kesehatan, 2010; 13(1):83-91. Selwitz RH, et.al. Dental Caries. Lancet, 2007; 369:51-59.
McLtire JM. Dental Caries – The Major Cause of Tooth Dam- Tince AJ. Pengaruh Kebiasaan Menyikat Gigi terhadap Status
ages. Pada Hume WR, Mount J. Preservation and Pengalaman Karies. FKM UI, 2010:Tesis (67-68).
Restoration of Tooth Structure. 2end ed. Queensland Trihandini, I & Adiwoso, AW. 2012. Prevalence of Dental
: Knowledge Books & Software, 2005 : 21-33. Caries and Gingivitis Among Athletes of Special
Needlemen, et.al. 2013. Oral health and impact on perfor- Olympic Indonesian in Eleven Indonesian Prov-
mance of athletes participating in the London 2012 inces. Jurnal Sains Kesihatan Malaysia 10 (2) 2012:
Olympic Games: a cross-sectional study. The British 9-14.
Journal of Sports Medicine, 47 (16):1054-1058. Zahara MA, Tee ML, Hazirah M, Selvamary S, Phor YJ,
Patel, Sabikhi L, Kumar S, Khetra Y. Innovative Trends in Hasnani NI, et al. Relationship between Food Hab-
Dairy and Food Products Formulation. India: Na- its and Tooth Erosion Occurrence in Malaysian
tional Dairy Research Institute; 2012, p.45-6. University Student. Malaysia Journal Medical Sci-
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2007. Badan Penelitian ences; 2012:19(2):56-66.

Anda mungkin juga menyukai