7880 17375 1 SM
7880 17375 1 SM
Artikel Penelitian
pada tahun 2004 hingga 2009, dilakukan pada pok kasus yaitu atlet yang melakukan latihan
dua wilayah yang berbeda yaitu pulau jawa sik secara terus menerus (Frese, C, et.al, 2014).
dan luar pulau jawa. Rerata usia atlet adalah Karies yang paling ringan hanya berupa
15.04 ± 4,62 tahun. Hasilnya 77,6% atlet menga- titik hitam pada permukaan gigi, yang dapat
lami rasa nyeri di rongga mulut karena karies meluas ke lapisan email, dentin dan pulpa
yang tidak dirawat. Karies tertinggi dijumpai (Selwitz RH, et.al, 2007). Awalnya karies tidak
pada atlet yang tinggal di pulau Jawa (81.5% menimbulkan gejala. Apabila karies sudah me-
Yogyakarta; Jawa Barat 83.8%. DKI Jakarta nembus dentin maka, akan mulai terasa nyeri
80.2%, dan Jawa Timur 83.5%) berbanding ter- saat berkontak dengan dingin, makanan dan
balik dengan atlet yang tinggal di luar pulau minuman yang manis. Akan tetapi rasa nyeri
Jawa. Secara umumnya prevalensi inama- ini akan segera hilang setelah tidak ada kon-
si gingiva pada atlet 29.47%. Atlet dari DKI tak. Karies yang telah meluas hingga ke pulpa,
Jakarta menunjukkan prevalensi inamasi maka akan menimbulkan rasa sakit berdenyut
gingiva tertinggi 51.04% berbanding terbalik dan spontan secara terus menerus. Gejala ini
dengan atlet dari Nusa Tenggara Barat 14.84%. dapat timbul meskipun tidak ada kontak den-
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan gan makanan ataupun minuman (Fejerskov
bahwa prevalensi karies dan gingivitis pada O & Kidd EAM,2003). Karies yang parah dan
atlet adalah tinggi. Atlet yang tinggal di pulau tanpa penanganan yang tepat akan menggang-
Jawa mengalami karies dan gingivitis yang gu kenyamanan, sehingga akan mengganggu
lebih tinggi dibandingkan dengan atlet yang aktivitas dari penderita. Selain itu aktivitas
tinggal di luar pulau Jawa (Trihandini I & Adi- mengunyah juga akan terganggu, sehingga
woso AW, 2012). seseorang malas untuk makan. Jika seorang
The British Journal of Sports Medicine (2013) atlet memiliki masalah dengan kesehatan gigi
melaporkan hasil penelitian yang dilakukan dan mulutnya maka kesehatan siknya akan
pada sejumlah atlet Olimpiade di London pada terganggu, yang berakibat terganggunya akti-
tahun 2012. Penelitian tersebut dilakukan pada vitas atlet dan kinerjanya. Dampaknya adalah
sejumlah 302 orang atlet dari 25 cabang olahra- menurunnya produktivitas dari atlet tersebut.
ga yang berbeda. Para atlet mayoritas berasal Berdasarkan latar belakang tersebut,
dari Afrika, Amerika dan Erop. Hasilnya me- maka tulisan ini bertujuan agar para atlet
nunjukan bahwa sebagian besar atlet memili- memperhatikan kesehatan gigi dan mulutnya
ki masalah dengan kesehatan gigi dan mulut. secara menyeluruh. Sehingga nantinya para at-
Tercatat 55% atlet menderita karies, 45% atlet let dapat menjadi lebih produktif dalam men-
menderita erosi gigi, 76% atlet menderita gin- jalani kariernya sebagai atlet, tanpa adanya
givitis dan 15% atlet menderita periodontitis. gangguan yang berasal dari masalah keseha-
Lebih dari 40% atlet yang mengalami masalah tan gigi dan mulut.
gigi dan mulut melaporkan bahwa masalah
pada gigi dan mulut berdampak pada menu- METODE
runnya kualitas hidup sebanyak 28%. Sisanya Jenis penelitian yang digunakan yaitu
sebanyak 18% menyatakan bahwa masalah deskriptif analitik, dengan pendekatan kajian
gigi dan mulut mengganggu kinerja dan pela- konseptual atau kajian pustaka. Yang bertu-
tihan. Para atlet mengakui bahwa merekalah juan untuk menelaah bagaimana pentingnya
yang malas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut terhadap produktivi-
gigi secara rutin, meskipun mereka telah didu- tas kinerja para atlet. Dalam kajian pustaka ini
kung dengan fasilitas kesehatan gigi dan mu- akan dijelaskan berbagai macam faktor risiko
lut yang baik (Needlemen, et.al, 2013). yang berhubungan dengan kesahatan gigi dan
The Scandinavian Journal of Medicine & mulut para atlet. Selain itu juga akan dijelas-
Science in Sports melaporkan hasil penelitian kan mengenai pemecahan masalah kesehatan
kasus kontrol tentang pengaruh latihan sik gigi dan mulut para atlet,dimulai dari tahapan
yang terus menerus pada atlet terhadap terja- preventif sebagai tahapan pencegahan hingga
dinya erosi gigi, karies dan perubahan kadar tahapan kuratif sebagai tahapan pengobatan
saliva. Peneltitian ini dilakukan pada 35 orang dan perawatan.
atlet sebagai kasus dan pada 35 orang non atlet
sebagai kontrol. Hasilnya menunjukan adanya HASIL DAN PEMBAHASAN
peningkatan risiko terjadinya erosi gigi, pe- Gigi yang sehat adalah gigi yang bebas
ningkatan prevalensi karies dan adanya peru- karies ataupun gigi yang sudah mendapatkan
bahan pH saliva secara signikan pada kelom- perawatan yang tepat, sehingga tidak meng-
Yunita Dyah Puspita Santik - Pentingnya Kesehatan Gigi dan Mulut dalam Menunjang Produktivitas Atlet 15
ganggu fungsinya. Dengan adanya gigi yang 2. Kebiasaan konsumsi minuman kario-
sehat maka, fungsi gigi untuk mengunyah genik
maupun untuk fonetik dan estetik dapat berja- Para atlet, selain gemar mengkonsumsi
lan dengan baik. Kondisi gigi yang sehat harus snack bar juga gemar mengkonsumsi minu-
didukung oleh sehatnya jaringan periodontal, man isotonik dan minuman berkarbonasi seba-
karena jaringan periodontal adalah jaringan gai sports drink (minuman olahraga). Berbagai
pendukung gigi. macam minuman olahraga diketahui mempu-
Berdasarkan beberapa hasil penelitian nyai pH rendah dan karbohidrat yang tinggi.
yang ada, dapat diketahui bahwa para atlet Minuman ini umumnya juga mengandung
yang tinggal di daerah perkotaan dengan fasi- pemanis buatan, asam dan tambahan bahan
litas kesehatan gigi dan mulut yang baik justru perasa (Burt BA & Pai S, 2001). Beberapa pen-
memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut elitian menunjukan bahwa minuman isotonik
yang lebih tinggi. Masalah kesehatan gigi dan dan soda memiliki rasa asam dan manis yang
mulut yang diderita para atlet, bukanlah kare- kuat. Minuman isotonik mengandung bebe-
na tidak ada fasilitas kesehatan gigi dan mulut rapa jenis asam yang tinggi yaitu asam fosfat,
yang baik, melainkan lebih berhubungan den- asam sitrat, asam maleat dan asam tartarat.
gan motivasi diri. Kurangnya kesadaran para Minuman isotonik juga mengandung sukrosa
diri para atlet untuk memelihara kesehatan yang tinggi, 6-8% (Anthony V, dkk, 2004). Se-
gigi dan mulut, menimbulkan masalah kese- dangkan minuman bersoda mengandung kar-
hatan gigi dan mulut pada atlet diantaranya bohidrat dengan proporsi pemanis berkalori
karies, erosi gigi, gingivitis dan periodontitis. tinggi, yaitu sukrosa 7,8-10,3%. Minuman ber-
soda juga mengandung asam fosfat dan asam
Faktor Risiko Utama Masalah Kesehatan Gigi sitrat (Borjian A, dkk, 2010). Kandungan dari
dan Mulut Pada Atlet minuman tersebut akan mudah mengendap di
1. Kebiasaan konsumsi makanan kario- dalam rongga mulut yang selanjutnya melekat
genik pada permukaan gigi dan membentuk lapisan
Karies dan erosi gigi yang menyerang plak. Didukung dengan suasana yang asam,
para atlet seringkali dihubungkan dengan ke- sehingga memudahkan terjadinya aktivitas
biasaan konsumsi makanan yang bersifat ka- demineralisasi oleh bakteri (Fathilaah Abdul
riogenik. Para atlet disela-sela aktivitasnya, Rajak, dkk, 2014).
biasanya senang mengkonsumsi snack bar Para atlet tidak akan dapat dengan mu-
yang mereka percaya sebagai makanan pe- dah meninggalkan kebiasaan konsumsi ma-
nambah energi. Snack bar ini biasanya tinggi kanan dan minuman kariogenik tersebut. Da-
protein dan kaya serat, selain itu juga diperka- lam hal terjadinya masalah kesehatan gigi dan
ya dengan aneka kacang, kismis, coklat, madu mulut pada atlet, sebenarnya bukanlah karena
dan bahan lainnya yang cenderung kaya glu- konsumsi snack bar dan minuman olahraga.
kosa (Patel, et.al, 2012). Snack bar ini biasanya Tetapi kembali pada kebiasaaan dan kesada-
mempunyai konsistensi yang lengket, dimana ran diri para atlet untuk menjaga kesehatan
makanan yang lengket akan bertahan lebih gigi dan mulutnya. Sebaiknya setelah meng-
lama dan melekat pada permukaan gigi. Ma- konsumsi makanan dan minuman karioge-
kanan yang lengket tidak mudah dibersihkan nik segera menyikat gigi. Tindakan tersebut
secara alami oleh saliva dan hanya bisa dihi- bertujuan untuk mnghilangkan sisa makanan
langkan dengan menggosok gigi (Made AB, dan minuman yang mengendap pada permu-
Oktarina, Muhamad AM, 2010). Seorang atlet kaan gigi, sehingga dapat mencegah proses
yang sedang beraktivitas, tidak mempunyai demineralisasi. Beberapa atlet mungkin tidak
waktu untuk menggosok gigi, sehingga sisa ada waktu untuk melakukan sikat gigi, tetapi
makanan tersebut tetap melekat pada per- ada alternatif lain yaitu dengan berkumur-
mukaan gigi. Sisa makanan yang lengket dan kumur air putih. Selain itu didukung dengan
mengandung glukosa akan membentuk sua- banyak mengkonsumsi air mineral yang dapat
tu lapisan biolm pada permukaan gigi yang diselingi dengan gerakan berkumur. Dengan
disebut dengan plak gigi. Plak gigi bersama demikian, sisa makanan atau minuman yang
dengan bakteri Streptococcus mutans dalam su- melekat pada permukaan gigi dapat terangkat
asana asam akan menyebabkan terjadinya pro- dan terbilas (Tince AJ, 2010). Cara yang lain
ses demineralisasi. Proses demineralisasi yang lagi dengan mengunyah permen karet bebas
terjadi secara terus menerus akan merusak la- gula. Gerakan dari mengunyah permen karet
pisan gigi (Zahara, et.al, 2012). ini dapat merangsang produksi saliva yang
16 Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia 5 (1) 2015
lebih banyak, sehingga memudahkan pember- seringkali sebagai fokus infeksi dari berbagai
sihan gigi secara alami. Selain itu juga dapat macam penyakit lain dalam tubuh.
meningkatkan pH rongga mulut menjadi basa,
sehingga tidak kondusif untuk pertumbuhan SIMPULAN DAN SARAN
bakteri. Para atlet juga dapat memanfaatkan Kesehatan gigi dan mulut memiliki pe-
dental oss untuk membantu membersihkan ranan yang sangat penting dalam menunjang
sela-sela gigi (Anusavice, 2005). produktivitas atlet. Seorang atlet harus senan-
tiasa menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.
Faktor Risiko Pendukung Masalah Gigi Dan Promosi kesehatan dan intervensi pencegahan
Mulut Pada Atlet penyakit gigi dan mulut sangat diperlukan un-
Pemeriksaan gigi rutin ke dokter gigi se- tuk mengoptimalkan kinerja dan produktivitas
tiap 6 bulan sekali wajib dilakukan untuk men- atletik. Hal paling sederhana yang dapat dila-
jaga kesehatan gigi dan mulut. Tujuan utama kukan sebagai tahap preventif atau pencega-
melakukan pemeriksaan gigi secara rutin yai- han yaitu dengan melakukan sikat gigi secara
tu untuk melakukan pembersihan karang gigi rutin, minimal 2 kali dalam sehari. Menyikat
dan dapat mendeteksi secara dini kerusakan- gigi dengan memperhatikan cara menyikat
kerusakan yang mungkin terjadi pada gigi. gigi yang tepat, frekuensi menyikat gigi yang
Pembersihan karang gigi yang dilakukan se- tepat dan waktu dari menyikat gigi yang tepat.
cara rutin dapat menjaga kesehatan gigi dan Selain itu juga harus memperhatikan kebia-
jaringan periodontal di sekelilingnya. Apabila saan konsumsi makanan dan minuman sehari-
kerusakan-kerusakan gigi berupa karies atau hari. Hindari atau batasi mengkonsumsi ma-
erosi gigi dapat terdeteksi secara dini, maka kanan dan minuman yang bersifat kariogenik
dapat segera dilakukan perawatan yang tepat, dan perbanyak mengkonsumsi makanan dan
sehingga tidak akan berkembang menjadi le- minuman yang bersifat non kariogenik. Perik-
bih parah (Caueld PW & Griffen AL, 2000). sakan gigi secara rutin ke dokter gigi setiap 6
Para atlet sebenarnya sudah mendapat- bulan sekali. Dengan memperhatikan kesemua
kan fasilitas kesehatan gigi dan mulut yang hal tersebut, maka para atlet akan terhindar
baik, akan tetapi seringkali malas datang ke dari masalah kesehatan gigi dan mulut. Se-
dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan gigi hingga produktivitas kinerja mereka sebagai
secara rutin. Selain itu adanya paradigma bah- atlet tidak akan terganggu.
wa untuk apa pergi ke dokter gigi jika tidak
sakit gigi. Hal ini berhubungan erat dengan
budaya masyarakat di Indonesia yang meng- DAFTAR PUSTAKA
Anthony V, dkk. 2004. Dissolution of dental enamel in soft n
ganggap bahwa pergi ke dokter atau dokter drinks.
gigi hanya jika sakit. Untuk itu perlu dita- Anusavice J.K. Present and Future Approaches for The Control
namkan kesadaran dalam diri para atlet akan of Caries. Journal of Dental Education, 2005; 69(5):
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mu- 538-554.
Borjian A, dkk. 2010. Pop cola acids and tooth erosion: an in
lut, baik sebelum maupun sesudah mengalami vitro, in vivo, electron microscopic and clinical report.
masalah kesehatan gigi dan mulut (Fejerskov Burt BA, Pai S. Sugar Consumption and Caries Risk : A
O, 2004). Systemic Review. Journal of Dental Education, 2001;
Mereka para atlet harus menyadari 65(10).
Caueld PW, Griffen AL. Dental caries: An infectious and
dampak dari masalah kesehatan gigi dan mu- Transmissible Disease. Pediatri Clin North Am,
lut yang sangat kompleks. Kesehatan gigi dan 2000; 47:1001-1019.
mulut yang terganggu, akan mempengaruhi Coombes & Jeff S. 2005. Sport Drink and Dental Erosion.
kualitas hidup dan kinerja para atlet. Gigi yang American Journal of Dentistry, 18(2):101-104.
Depkes RI. Survey Kesehatan Rumah Tangga 2004. Jakarta,
rusak dan rongga mulut yang bermasalah akan 2005: DepKes http://www.bankdata.depkes.go.id
menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman. Fathilaah Abdul Rajak, dkk. 2014. Erosive effect of Sport
Adanya gangguan tersebut dapat menggang- Drinks on Tooth Enamel.
gu pola makan para atlet, sehingga kesehatan Fejerskov O. Changing Paradigms in Concepts on Dental Car-
ies: Consequences for Oral Health Care. Caries Re-
sik atlet secara menyeluruh menjadi tergang- search, 2004; 38:182–91.
gu. Menurunnya daya tahan sik atlet akan Fejerskov O, Kidd EAM. Clinical Cariology and Operative
berimbas pada menurunnya produktivitas Dentistry in the Twenty-First Century. In: Fejerskov
kinerja atlet. Kesehatan gigi dan mulut juga O, Kidd E, editors. Dental Caries; The Disease and
Its Clinical Management. Denmark, Copenhagen :
berhubungan dengan kondisi kesehatan tubuh Blackwell Publishing Ltd, 2003 : 179–188.
lain yang lebih berbahaya, misalnya adanya Frese C, et.al. 2014. Effect of endurance training on dental ero-
masalah kesehatan jantung. Gigi dan mulut sion, caries, and saliva. The Scandinavian Journal of
Yunita Dyah Puspita Santik - Pentingnya Kesehatan Gigi dan Mulut dalam Menunjang Produktivitas Atlet 17
Medicine & Science in Sports, 25(3):e319-26. dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan,
Made AB, Oktarina, Muhamad AM. Hubungan Pola Republik Indonesia.
Makan dan Kebiasaan Menyikat Gigi dengan Ke- Riset Kesehatan Dasar Jawa Tengah (RISKESDAS Jateng).
sehatan Gigi dan Mulut (Karies) di Indonesia. Bu- 2007.
letin Penelitian Sistem Kesehatan, 2010; 13(1):83-91. Selwitz RH, et.al. Dental Caries. Lancet, 2007; 369:51-59.
McLtire JM. Dental Caries – The Major Cause of Tooth Dam- Tince AJ. Pengaruh Kebiasaan Menyikat Gigi terhadap Status
ages. Pada Hume WR, Mount J. Preservation and Pengalaman Karies. FKM UI, 2010:Tesis (67-68).
Restoration of Tooth Structure. 2end ed. Queensland Trihandini, I & Adiwoso, AW. 2012. Prevalence of Dental
: Knowledge Books & Software, 2005 : 21-33. Caries and Gingivitis Among Athletes of Special
Needlemen, et.al. 2013. Oral health and impact on perfor- Olympic Indonesian in Eleven Indonesian Prov-
mance of athletes participating in the London 2012 inces. Jurnal Sains Kesihatan Malaysia 10 (2) 2012:
Olympic Games: a cross-sectional study. The British 9-14.
Journal of Sports Medicine, 47 (16):1054-1058. Zahara MA, Tee ML, Hazirah M, Selvamary S, Phor YJ,
Patel, Sabikhi L, Kumar S, Khetra Y. Innovative Trends in Hasnani NI, et al. Relationship between Food Hab-
Dairy and Food Products Formulation. India: Na- its and Tooth Erosion Occurrence in Malaysian
tional Dairy Research Institute; 2012, p.45-6. University Student. Malaysia Journal Medical Sci-
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2007. Badan Penelitian ences; 2012:19(2):56-66.