1 (Februari 2020)
ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275 (online)
DOI h ps://doi.org/10.22146/jkesvo.52528
ABSTRACT
Background: Blindness and visual impairment is the of 75 cases of cataracts and 75 controls. Data were
most worldwide in cataracts by 51% or about 20 million analyzed using Odds Ratio test.
people. Blindness in Indonesia ranks third in the world. Result: The results showed that the factors that were
Cataract is a major cause of blindness in Indonesia significantly at risk for cataract incidence were diabetes
Objective: This study aims to determine the risk of melitus (OR=4,750, 95%CI: 2,352-9,594), hypertension
diabetes melitus, hypertension, and smoking habits, to the (OR=4,9555, 95%CI: 2,418-10,153), and smoking habit
incidence of cataracts at visitors in eye health center of (OR=3,696, 95%CI: 1,826-7,482).
Makassar City Year 2017. Conclusion: Significant risk factors for cataracts are
Methods: This research was conducted by using case diabetes, hypertension, and smoking habits. Suggested the
control design study. Sampling was done by systematic need to control blood sugar, blood pressure, and stop
random sampling. The sample size was 150 respondents smoking to prevent and early detection of cataracts.
aged ≥ 40 years and fulfilled inclusion criteria consisting
Keywords: diabetes; hypertension; smoking; cataracts
bangunan/ pekerja bengkel sebesar 34,7% (26 terbanyak adalah ibu rumah tangga 56,0% (42
orang) dan pada kontrol dengan jenis pekerjaan orang) (Tabel 1).
Tabel 1. Disribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur, Jenis Kelamin,
Tingkat Pendidikan, dan Jenis Pekerjaan pada Kelompok Kasus dan Kontrol
di Balai Kesehatan Mata Makassar Tahun 2017
Tabel 2. Disribusi Responden Berdasarkan Variabel Diabetes, Hipertensi, dan Kebiasaan Merokok
pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Balai Kesehatan Mata Makassar Tahun 2017.
Penelitian ini diperoleh hasil bahwa Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
penyakit diabetes melitus dapat besar pasien katarak memiliki tekanan darah
mengakibatkan komplikasi gangguan yang tinggi sebelum menderita katarak.
penglihatan bahkan kebutaan seperti katarak. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa penelitian Yu et al (2014) dan Mehta et al (2016)
responden yang menderita diabetes melitus menemukan bahwa risiko katarak lebih tinggi
akan berisiko katarak sebesar 4,750 kali pada pasien hipertensi dibandingkan dengan
dibandingkan dengan responden yang tidak pasien non hipertensi (Yu et al., 2014; Mehta et
menderita diabetes melitus. Hal ini terjadi al., 2016). Demikian pula halnya dengan
karena adanya peningkatan enzim aldose penelitian yang dilakukan oleh Rim et al (2014)
reduktase, sehingga lama-kelamaan yang menyatakan bahwa hipertensi memiliki
peningkatan enzim ini dapat menyebabkan hubungan yang signifikan secara statistik
kekeruhan terhadap lensa dan menimbulkan terhadap kejadian katarak (Rim et al., 2014).
katarak (Pollreisz and Schmidt-Erfurth, 2010; Oleh karena itu, penting bagi penderita
Fauzi and Hadisaputro, 2014). hipertensi agar melakukan pencegahan dengan
Penelitian ini sejalan dengan hasil kontrol tekanan darah dan menghindari faktor
penelitian Arimbi (2012) dan Li Li et al (2014) risikonya sehingga komplikasi katarak dapat
ya n g m e n ya t a k a n b a h wa p a s i e n ya n g dihindari.
m e n d e r i t a p e n ya k i t d i a b e t e s m e l i t u s Merokok merupakan salah satu
meningkatkan risiko katarak dibandingkan kebiasaan yang akan memberikan banyak
yang tidak menderita diabetes melitus dampak negatif terhadap kesehatan. Asap
(Arimbi, 2012; Li et al., 2014). Hasil yang sesuai rokok yang mengandung radikal bebas dapat
juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan menyebabkan perubahan molekul protein
oleh Pradhevi (2012), Rim (2014) dan Mirawati sehingga dapat menimbulkan kekeruhan lensa.
(2016) juga menunjukkan bahwa diabetes Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa
melitus signifikan secara statistik dengan responden yang memiliki kebiasaan merokok
kejadian katarak (Pradhevi et al., 2012; Rim et berisiko 3,696 kali lebih besar untuk menderita
al., 2014; Wati, 2016). Maka, sangat penting bagi katarak dibandingkan dengan yang tidak
penderita diabetes melitus untuk mengontrol memiliki kebiasaan merokok.
kadar gula darah sacara rutin sehingga Hasil penelitian ini sejalan dengan
mencegah terjadinya katarak. penelitian yang dilakukan oleh Pujiyanto (2004)
Penyakit hipertensi merupakan suatu dan Wu (2010) bahwa orang yang memiliki
kondisi tubuh dimana terjadi peningkatan kebiasaan merokok berisiko untuk terkena
tekanan darah seseorang ≥ 140 mmHg (tekanan katarak dibandingkan dengan yang tidak
darah sistolik) dan atau ≥ 90 mmHg (tekanan memiliki kebiasaan merokok (Pujiyanto, 2004;
darah diastolik) (WHO, 2012). Hasil penelitian Wu et al., 2010). Ini juga sesuai dengan hasil
diperoleh bahwa responden yang menderita studi Lu et al (2012) dan Lindblad et al (2014)
hipertensi akan berisiko katarak sebesar 4,955 juga menyebutkan bahwa terdapat risiko
kali dibandingkan dengan responden yang katarak pada responden yang pernah merokok
tidak menderita hipertensi. Penelitian yang atau masih merokok dibandingkan dengan
dilakukan oleh The Framingham Eye Study yang tidak pernah merokok (Lu et al., 2012;
menemukan hubungan tekanan darah sistolik Lindblad et al., 2014). Berhenti merokok dan
yang tingg i dengan k ejadian k atarak . tidak merokok merupakan salah satu cara
Disamping itu, Barbados Eye Study menyatakan untuk mencegah risiko terjadinya katarak.
bahwa tekanan darah diastolik juga
berhubungan dengan meningkatnya risiko
kekeruhan lensa (Hasmeinah et al., 2012).