Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 5 No.

1 (Februari 2020)
ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275 (online)
DOI h ps://doi.org/10.22146/jkesvo.52528

Pengaruh Diabetes, Hipertensi, Merokok dengan Kejadian Katarak di


Balai Kesehatan Mata Makassar

Herlinda Mahdania Harun1, A. Zulkifli Abdullah2, Ummu Salmah3


Bagian Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin1,2,3
herlindamahdania.epid10@gmail.com1

Diajukan 13 Desember 2019 Diperbaiki 28 Januari 2020 Diterima 18 Februari 2020


ABSTRAK
Latar Belakang: Kebutaan dan gangguan inklusi yang terdiri dari 75 kasus katarak dan 75
penglihatan terbanyak diseluruh dunia adalah kontrol. Data dianalisis menggunakan uji Odds
katarak dengan persentase 51% atau terjadi sekitar Ratio.
20 juta jiwa. Angka kebutaan di Indonesia Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
menempati urutan ketiga di dunia. Katarak yang signifikan berisiko terhadap kejadian katarak,
merupakan penyebab utama kebutaan di Indonesia. yaitu diabetes melitus (OR=4,750, 95%CI: 2,352-
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 9,594), hipertensi (OR=4,9555, 95%CI: 2,418-10,153),
risiko diabetes melitus, hipertensi, dan kebiasaan dan kebiasaan merokok (OR=3,696, 95%CI: 1,826-
merokok, terhadap kejadian katarak pada 7,482).
pengunjung di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Kesimpulan: Faktor yang signifikan berisiko
Kota Makassar tahun 2017. terhadap kejadian katarak yaitu diabetes, hipertensi,
M e t o d e : Pe n e l i t i a n i n i d i l a k u k a n d e n g a n dan kebiasaan merokok. Disarankan perlunya
menggunakan desain penelitian case control. untuk mengontrol gula darah, tekanan darah, dan
Penarikan sampel dilakukan dengan sistematik berhenti merokok untuk mencegah serta deteksi
random sampling. Jumlah sampel sebanyak 150 dini penyakit katarak.
responden umur ≥ 40 tahun dan memenuhi kriteria
Kata Kunci: diabetes; hipertensi; merokok; katarak

ABSTRACT
Background: Blindness and visual impairment is the of 75 cases of cataracts and 75 controls. Data were
most worldwide in cataracts by 51% or about 20 million analyzed using Odds Ratio test.
people. Blindness in Indonesia ranks third in the world. Result: The results showed that the factors that were
Cataract is a major cause of blindness in Indonesia significantly at risk for cataract incidence were diabetes
Objective: This study aims to determine the risk of melitus (OR=4,750, 95%CI: 2,352-9,594), hypertension
diabetes melitus, hypertension, and smoking habits, to the (OR=4,9555, 95%CI: 2,418-10,153), and smoking habit
incidence of cataracts at visitors in eye health center of (OR=3,696, 95%CI: 1,826-7,482).
Makassar City Year 2017. Conclusion: Significant risk factors for cataracts are
Methods: This research was conducted by using case diabetes, hypertension, and smoking habits. Suggested the
control design study. Sampling was done by systematic need to control blood sugar, blood pressure, and stop
random sampling. The sample size was 150 respondents smoking to prevent and early detection of cataracts.
aged ≥ 40 years and fulfilled inclusion criteria consisting
Keywords: diabetes; hypertension; smoking; cataracts

45 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 29 February, 2020


Pengaruh Diabetes, Hipertensi, Merokok dengan Kejadian Katarak...

LATAR BELAKANG yang disebabkan oleh radikal bebas yang


Katarak terjadi akibat kekeruhan pada dihasilkan oleh asap rokok (Weintraub et al.,
lensa mata yang mengakibatkan 2002).
tergantungnya cahaya masuk ke dalam bola Data dari Balai Kesehatan Mata
mata, sehingga penglihatan menjadi kabur dan Masyarakat Kota Makassar berdasarkan
lama kelamaan dapat menyebabkan kebutaan jumlah kasus katarak 5 tahun terakhir (2012-
(Ilyas, 2014). Menurut Global Data on Visual 2016) selalu berada pada 10 penyakit terbesar
Impairment tahun 2010 penyebab gangguan mata dan posisi pertama dengan jumlah kasus
penglihatan terbanyak diseluruh dunia adalah terbanyak di tahun 2013-2016. Dimana pada
kelainan refraksi (43%), katarak (33%) dan tahun 2013 prevalensi pasien katarak sebanyak
glaukoma (2%), sedangkan penyebab kebutaan 8392 kasus (27%), tahun 2014 sebanyak 10.470
terbanyak di seluruh dunia adalah katarak kasus (51%), tahun 2015 sebanyak 13.051 kasus
sebesar 51% atau terjadi sekitar 20 juta jiwa (51%) dan tahun 2016 sebanyak 14.591 kasus
(WHO, 2012). (52%) yakni kasus lama sebanyak 7963 dan
Angka kebutaan di Indonesia menempati kasus baru sebanyak 6628 dan terbanyak
urutan ketiga di dunia. Hingga saat ini sekitar berumur 40 tahun keatas (BKMM Makassar,
3,1 juta (15%) penduduk Indonesia mengalami 2016). Risiko terjadinya katarak yang dapat
kebutaan. Katarak merupakan penyebab menyebabkan gangguan penglihatan sampai
utama kebutaan di Indonesia sebesar 0,78% kebutaan dihubungkan dengan berbagai faktor
( B a d a n Pe n e l i t i a n d a n Pe n g e m b a n g a n risiko, sehingga peneliti ini bertujuan untuk
Kesehatan, 2008) dan prevalensi katarak di mengetahui risiko diabetes melitus, hipertensi,
Sulawesi Selatan sebesar (2,5%) (Badan dan kebiasaan merokok yang berpengaruh
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, terhadap kejadian katarak pada pengunjung di
2013). Balai Kesehatan Mata Masyarakat Kota
Katarak dapat ditemukan pada semua Makassar tahun 2017.
kelompok umur, umumnya ditemukan terjadi
pada umur 40 tahun keatas (Ilyas, 2009; METODE
Pusdatin Kementerian Kesehatan RI, 2014; Lokasi dan Rancangan penelitian
Ravindran et al., ). Banyak faktor risiko terkait Penelitian ini dilakukan di Balai
dengan kejadian katarak, salah satunya Kesehatan Mata Masyarakat Kota Makassar
disebabkan oleh Diabetes Melitus. Adanya selama 2 bulan dari 24 Maret hingga 24 Mei
peningkatan metabolisme glukosa dalam lensa, 2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah
menyebabkan penimbunan sorbitol yang observasional analitik dengan desain case
dianggap berhubungan dengan perubahan control. Variabel dependen dalam penelitian ini
o s m o t i k , d a n a k h i r n ya m e n ye b a b k a n adalah kejadian katarak, sedangkan variabel
kekeruhan lensa (Pollreisz and Schmidt- independen dalam hal ini diabetes melitus,
Erfurth, 2010). Beberapa penelitian hipertensi, dan kebiasaan merokok.
menyatakan bahwa risiko katarak dilaporkan
tinggi pada penderita diabetes melitus. Populasi dan sampel
Penyakit sistemik lain seperti hipertensi Populasi dalam penelitian ini adalah
juga berperan terhadap kejadian katarak. populasi kasus yaitu semua orang umur ≥ 40
Prevalensi katarak ditemukan lebih tinggi di tahun yang berkunjung dan tercatat pada
mata pasien hipertensi dibandingkan dengan register BKMM Makassar dan menderita
pasien non hipertensi (Yu et al., 2014; Varma et katarak dan populasi kontrol yaitu semua
al., 2016). Merokok juga dikaitkan dengan orang umur ≥ 40 tahun yang berkunjung di
kejadian katarak. Dimana merokok dapat BKMM Makassar dan tidak menderita katarak
meningkatkan stress oksidatif pada lensa mata serta penyakit mata lainnya. Penarikan sampel

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 29 February, 2020 46


Pengaruh Diabetes, Hipertensi, Merokok dengan Kejadian Katarak...

dilakukan dengan sistematik random sampling.


Jumlah sampel sebanyak 150 responden umur ≥
40 tahun dan memenuhi kriteria inklusi yang
terdiri dari 75 kasus katarak dan 75 kontrol.
Adapun kriteria inklusi pada kelompok kasus, Besar sampel dalam penelitian ini adalah
yaitu : a) laki-laki dan perempuan berumur ≥ 40 sampel dengan perbandingan antara kasus dan
tahun, b) terdaftar sebagai penderita katarak kontrol 1 : 1, sehingga besar sampel minimal
pada buku register/ rekam medik BKMM untuk kasus ditambah kontrol adalah 120
Makassar, c) bersedia menjadi responden orang. Guna menghindari kekurangan data
penelitian. Dan kriteria inklusi pada kelompok maka jumlah sampel masing-masing ditambah
kontrol yaitu a) laki-laki dan perempuan 15% sehingga jumlah sampel dalam penelitian
berumur ≥ 40 tahun, b) bukan penderita katarak ini berjumlah 150 orang terbagi atas 75 kasus
dan tidak menderita penyakit mata lainnya, c) dan 75 kontrol.
bersedia menjadi responden penelitian.
Besar sampel Metode pengumpulan data
Perkiraan besar sampel pada penelitian Pengumpulan data diperoleh dengan
ini dilakukan dengan menggunakan rumus dua cara, yakni data primer meliputi
sampel uji hipotesis Odss Ratio (OR), dengan wawancara langsung kepada responden
rumus dari (Lemeshow, 1997), sebagai berikut: dengan menggunakan kuesioner dan data
Keterangan :n= Besar sampel minimum sekunder yang didapatkan dari kartu rekam
pada kelompok kasus dan kontrolZ 1 - α / 2 = medik pasien.
Tingkat kemaknaan untuk α = 5% (0,05),
sehingga nilai Analisis data
Analisis data menggunakan uji statistik
n = Besar sampel minimum pada
Odds Ratio (OR) melalui tabulasi silang. Data
kelompok kasus dan kontrol
disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
Z1-α/2 = Tingkat kemaknaan untuk α = 5%
(0,05), sehingga nilai
Z1-α/2 = 1,96 HASIL DAN PEMBAHASAN
Z1 – β = Tingkat kekuatan dari test β = 80% Karakteristik sampel
(0,8) sehingga ditetapkan nilai Z1 – Distribusi responden berdasarkan umur,
β = 0,84 jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jenis
OR = Odds Ratio sebesar 2,9 (Pujiyanto, pekerjaan. Berdasarkan kelompok umur
2004). didapatkan sebagian besar kasus katarak pada
P1 = Perkiraan proporsi terpapar pada kelompok umur 56-65 tahun yaitu sebesar
kelompok kasus 34,7% (26 orang) sedangkan pada kontrol
P2 = Perkiraan proporsi terpapar pada
sebagian besar pada kelompok umur 40-45
kelompok kontrol sebesar 29%
tahun yaitu sebesar 36,0% (27 orang).
atau 0,29 (Pujiyanto, 2004).
Berdasarkan jenis kelamin pada kelompok
Untuk menetapkan nilai P1, maka kasus paling banyak berjenis kelamin laki-laki
digunakan persamaan sebagai berikut : yaitu sebesar 57,3% (43 orang) sedangkan pada
kontrol paling banyak berjenis kelamin
perempuan yaitu 68,0% (51 orang). Tingkat
pendidikan pada kasus katarak terbanyak
adalah tidak tamat SD sebesar 28,0,% (21 orang)
Maka dapat dihitung besar sampel dan pada kontrol dengan tingkat pendidikan
sebagai berikut : terbanyak adalah tamat SMA 42,7% (32 orang).
Jenis pekerjaan pada kasus katarak terbanyak
ya k n i s e b a g a i p e t a n i / n e l a ya n / b u r u h

47 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 29 February, 2020


Pengaruh Diabetes, Hipertensi, Merokok dengan Kejadian Katarak...

bangunan/ pekerja bengkel sebesar 34,7% (26 terbanyak adalah ibu rumah tangga 56,0% (42
orang) dan pada kontrol dengan jenis pekerjaan orang) (Tabel 1).
Tabel 1. Disribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur, Jenis Kelamin,
Tingkat Pendidikan, dan Jenis Pekerjaan pada Kelompok Kasus dan Kontrol
di Balai Kesehatan Mata Makassar Tahun 2017

Distribusi responden berdasarkan 43 (57,3%) dan pada kontrol paling banyak


variabel diabetes melitus, hipertensi, dan tidak menderita hipertensi sebanyak 59
kebiasaan merokok. Berdasarkan variabel (78,7%). Responden yang menderita hipertensi
diabetes melitus dalam penelitian ini diperoleh paling banyak dengan lama menderita
pada kelompok kasus lebih banyak responden hipertensi ≥ 5 tahun baik pada kelompok kasus
yang menderita diabetes melitus sebanyak 45 sebanyak 30 (69,8%) demikian juga pada
(60,0%) dan pada kontrol sebanyak 57 (76,0%) kelompok kontrol sebanyak 9 (56,2%). Terdapat
responden tidak menderita diabetes melitus. 39 responden (52,0%) pada kelompok kasus
Responden yang menderita diabetes melitus katarak yang memiliki kebiasaan merokok dan
pada kasus paling banyak dengan lama 58 responden kontrol (77,3%) yang tidak
menderita diabetes melitus yakni ≥ 5 tahun memiliki kebiasaan merokok. Untuk
sebanyak 28 (62,2%) dan pada kontrol lebih responden yang merokok pada kasus paling
banyak dengan lama menderita diabetes banyak jumlah batang rokok yang dikonsumsi
melitus < 5 tahun sebanyak 13 (72,2%). 11-15 batang/ hari yaitu sebanyak 19 (48,7%)
Variabel hipertensi dalam penelitian ini dan pada kontrol yaitu 5-10 batang/hari
didapatkan distribusi responden katarak sebanyak 13 (76,5%) (Tabel 2).
sebagian besar menderita hipertensi sebanyak

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 29 February, 2020 48


Pengaruh Diabetes, Hipertensi, Merokok dengan Kejadian Katarak...

Tabel 2. Disribusi Responden Berdasarkan Variabel Diabetes, Hipertensi, dan Kebiasaan Merokok
pada Kelompok Kasus dan Kontrol di Balai Kesehatan Mata Makassar Tahun 2017.

Analisis Bivariat = 4,955 (CI 95% : 2,418-10,153). Hal ini berarti


Hasil analisis bivariat untuk variabel r e s p o n d e n ya n g m e n d e r i t a h i p e r t e n s i
Diabetes Melitus, hipertensi, dan kebiasaan mempunyai risiko menderita katarak sebesar
merokok. Diketahui bahwa variable diabetes 4,955 kali lebih besar dibandingkan dengan
melitus dalam penelitian ini dari hasil uji responden yang tidak menderita hipertensi.
statistik dengan nilai OR = 4,750 (CI 95% : 2,352- Variabel kebiasaan merokok dari hasil uji
9,594). Hal ini berarti responden yang statistik dengan nilai OR = 3,696 (CI 95% : 1,826-
menderita diabetes melitus mempunyai risiko 7,482). Hal ini berarti bahwa responden yang
menderita katarak sebesar 4,750 kali lebih besar memiliki kebiasaan merokok mempunyai
dibandingkan dengan responden yang tidak risiko menderita katarak sebesar 3,696 kali
menderita diabetes melitus. lebih besar dibandingkan dengan responden
Variabel hipertensi dalam penelitian ini yang tidak merokok (Tabel 3).
menunjukkan hasil uji statistik dengan nilai OR
Tabel 3. Analisis Bivariat Variabel Bebas Terhadap Kejadian Katarak
Pada Pengunjung di Balai Kesehatan Mata Makassar Tahun 2017.

49 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 29 February, 2020


Pengaruh Diabetes, Hipertensi, Merokok dengan Kejadian Katarak...

Penelitian ini diperoleh hasil bahwa Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
penyakit diabetes melitus dapat besar pasien katarak memiliki tekanan darah
mengakibatkan komplikasi gangguan yang tinggi sebelum menderita katarak.
penglihatan bahkan kebutaan seperti katarak. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa penelitian Yu et al (2014) dan Mehta et al (2016)
responden yang menderita diabetes melitus menemukan bahwa risiko katarak lebih tinggi
akan berisiko katarak sebesar 4,750 kali pada pasien hipertensi dibandingkan dengan
dibandingkan dengan responden yang tidak pasien non hipertensi (Yu et al., 2014; Mehta et
menderita diabetes melitus. Hal ini terjadi al., 2016). Demikian pula halnya dengan
karena adanya peningkatan enzim aldose penelitian yang dilakukan oleh Rim et al (2014)
reduktase, sehingga lama-kelamaan yang menyatakan bahwa hipertensi memiliki
peningkatan enzim ini dapat menyebabkan hubungan yang signifikan secara statistik
kekeruhan terhadap lensa dan menimbulkan terhadap kejadian katarak (Rim et al., 2014).
katarak (Pollreisz and Schmidt-Erfurth, 2010; Oleh karena itu, penting bagi penderita
Fauzi and Hadisaputro, 2014). hipertensi agar melakukan pencegahan dengan
Penelitian ini sejalan dengan hasil kontrol tekanan darah dan menghindari faktor
penelitian Arimbi (2012) dan Li Li et al (2014) risikonya sehingga komplikasi katarak dapat
ya n g m e n ya t a k a n b a h wa p a s i e n ya n g dihindari.
m e n d e r i t a p e n ya k i t d i a b e t e s m e l i t u s Merokok merupakan salah satu
meningkatkan risiko katarak dibandingkan kebiasaan yang akan memberikan banyak
yang tidak menderita diabetes melitus dampak negatif terhadap kesehatan. Asap
(Arimbi, 2012; Li et al., 2014). Hasil yang sesuai rokok yang mengandung radikal bebas dapat
juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan menyebabkan perubahan molekul protein
oleh Pradhevi (2012), Rim (2014) dan Mirawati sehingga dapat menimbulkan kekeruhan lensa.
(2016) juga menunjukkan bahwa diabetes Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa
melitus signifikan secara statistik dengan responden yang memiliki kebiasaan merokok
kejadian katarak (Pradhevi et al., 2012; Rim et berisiko 3,696 kali lebih besar untuk menderita
al., 2014; Wati, 2016). Maka, sangat penting bagi katarak dibandingkan dengan yang tidak
penderita diabetes melitus untuk mengontrol memiliki kebiasaan merokok.
kadar gula darah sacara rutin sehingga Hasil penelitian ini sejalan dengan
mencegah terjadinya katarak. penelitian yang dilakukan oleh Pujiyanto (2004)
Penyakit hipertensi merupakan suatu dan Wu (2010) bahwa orang yang memiliki
kondisi tubuh dimana terjadi peningkatan kebiasaan merokok berisiko untuk terkena
tekanan darah seseorang ≥ 140 mmHg (tekanan katarak dibandingkan dengan yang tidak
darah sistolik) dan atau ≥ 90 mmHg (tekanan memiliki kebiasaan merokok (Pujiyanto, 2004;
darah diastolik) (WHO, 2012). Hasil penelitian Wu et al., 2010). Ini juga sesuai dengan hasil
diperoleh bahwa responden yang menderita studi Lu et al (2012) dan Lindblad et al (2014)
hipertensi akan berisiko katarak sebesar 4,955 juga menyebutkan bahwa terdapat risiko
kali dibandingkan dengan responden yang katarak pada responden yang pernah merokok
tidak menderita hipertensi. Penelitian yang atau masih merokok dibandingkan dengan
dilakukan oleh The Framingham Eye Study yang tidak pernah merokok (Lu et al., 2012;
menemukan hubungan tekanan darah sistolik Lindblad et al., 2014). Berhenti merokok dan
yang tingg i dengan k ejadian k atarak . tidak merokok merupakan salah satu cara
Disamping itu, Barbados Eye Study menyatakan untuk mencegah risiko terjadinya katarak.
bahwa tekanan darah diastolik juga
berhubungan dengan meningkatnya risiko
kekeruhan lensa (Hasmeinah et al., 2012).

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 29 February, 2020 50


Pengaruh Diabetes, Hipertensi, Merokok dengan Kejadian Katarak...

KESIMPULAN DAN SARAN Lemeshow, S. (1997). Besar Sampel dalam


Faktor yang secara signifikan berisiko Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
terhadap kejadian katarak yaitu diabetes Gadjah Mada University Press.
melitus, hipertensi, dan kebiasaan merokok.
Li, L., Wan, X. and Zhao, G. (2014). Meta-
O l e h n ya , s a n g a t p e n t i n g u n t u k r u t i n
analysis of the risk of cataract in type 2
mengontrol gula darah, tekanan darah, dan
diabetes. BMC Ophthalmology, 14(1), p.
berhenti merokok. Juga diperlukan penelitian
lebih lanjut terkait faktor risiko katarak dengan 94. doi: h ps://doi.org/10.1186/1471-
menambahkan variabel yang diteliti dalam 2415-14-94.
penelitian ini. Lindblad, B. E., Håkansson, N. and Wolk,
A. (2014). Smoking Cessation and the
DAFTAR PUSTAKA Risk of Cataract. JAMA
Arimbi, A. T. (2012). Faktor-Faktor yang Ophthalmology, 132(3), p. 253. doi:
Berhubungan dengan Katarak h ps://doi.org/10.1001/jamaophthal
Degeneratif di RSUD Budhi Asih mol.2013.6669.
Tahun 2011. Universitas Indonesia. Lu, Z.-Q. et al. (2012). Cigare e smoking,
Badan Penelitian dan Pengembangan body mass index associated with the
Kesehatan. (2008). Riset Kesehatan risks of age-related cataract in male
Dasar (Riskesdas) 2007. Jakarta: BPPK patients in northeast China.
Badan Penelitian dan Pengembangan International journal of ophthalmology,
Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan 5(3), pp. 317–22. doi:
Dasar. Jakarta: BPPK. h ps://doi.org/10.3980/j.issn.2222-
BKMM Makassar. (2016). Data Sekunder 3959.2012.03.13.
Penyakit Mata Balai Kesehatan Mata Mehta, R., Patil, M. and Page, S. (2016).
Masyarakat Makassar. Comparative study of cataract in
Fauzi, A. and Hadisaputro, S. (2014). Risk hypertensive patients and non-
Factors of Cataract in Type 2 Diabetes hypertensive patients. Indian Journal of
Melitus. JUKE Universitas Lampung, Clinical and Experimental
4(8). Ophtalmology, 2(2), pp. 153–157.
Hasmeinah, H., Ansori, I. Z. and Pollreisz, A. and Schmidt-Erfurth, U.
Meidawaty, D. S. (2012). Hubungan ( 2 0 1 0 ) . D i a b e t i c
Angka Kejadian Katarak Senilis Cataract—Pathogenesis,
dengan Hipertensi di Poliklinik Epidemiology and Treatment. Journal
Rawat Jalan RSMP Periode Januari- of Ophthalmology, 2010, pp. 1–8. doi:
Desember 2010. Syifa' Medika: Jurnal h ps://doi.org/10.1155/2010/608751.
Kedokteran dan Kesehatan, 2(2). doi: Pradhevi, L., Moegiono and Atika. (2012).
h ps://doi.org/10.32502/sm.v2i2.1437 Effect of Type-2 Diabetes Mellitus on
.g1220. Cataract Incidence Rate at
Ilyas, S. (2009). Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Ophthalmology Outpatient Clinic,
Jakarta: Balai Penerbit. DR. Soetomo Hospital, Surabaya.
Ilyas, S. (2014). Ilmu Penyakit Mata. Edited Polia Medica Indonesia, 48(3), pp.
by S. R. Yulianti. Jakarta: Badan 137–143.
Pe n e r b i t F a k u l t a s k e d o k t e r a n Pujiyanto, T. I. (2004). Faktor-Faktor Risiko
Universitas Indonesia. yang Berpengaruh Terhadap Kejadian

51 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online 29 February, 2020


Pengaruh Diabetes, Hipertensi, Merokok dengan Kejadian Katarak...

Katarak Senilis (Studi Kasus di Kota berhubungan dengan kejadian


Semarang dan Sekitarnya). katarak di Poli Mata RSUD DR. M.
Universitas Diponegoro. Yunus Bengkulu Tahun 2015. Journal
Pusdatin Kementerian Kesehatan RI (2014) of Nursing and Public Health, 4(1).
Infodatin: Situasi Gangguan Weintraub, J. M. et al. (2002). Smoking
Penglihatan dan Kebutaan. Jakarta cessation and risk of cataract
Selatan. extraction among US women and
Ravindran et al. (2013). Risk Factors Associated men. American journal of epidemiology,
with the Development of Cataract : A 155(1), pp. 72–9. doi:
Prospective Study. World Journal of h ps://doi.org/10.1093/aje/155.1.72.
Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. WHO (2012) Global Data on Visual
3(1):544-553.
Impaiments 2010. Geneva,
Rim, T. H. T. et al. (2014). Cataract subtype
Swi erland.
risk factors identified from the Korea
Wu, R. et al. (2010). Smoking,
National Health and Nutrition
socioeconomic factors, and age-
Examination survey 2008–2010. BMC
related cataract: The Singapore Malay
Ophthalmology, 14(1), p. 4. doi:
Eye study. Archives of ophthalmology
h ps://doi.org/10.1186/1471-2415-14-
(Chicago, Ill. : 1960), 128(8), pp.
4.
1 0 2 9 – 3 5 . d o i :
Varma, R. et al. (2016). Prevalence of Lens
h ps://doi.org/10.1001/archophthalm
Opacities in Adult Chinese
ol.2010.147.
Americans: The Chinese American
Yu, X. et al. (2014). Hypertension and Risk
Eye Study (CHES). Investigative
of Cataract: A Meta-Analysis', PLoS
ophthalmology & visual science, 57(15),
ONE. Edited by V. Jhanji, 9(12), p.
p p . 6 6 9 2 – 6 6 9 9 . d o i :
e114012.doi:h ps://doi.org/10.1371/jo
h ps://doi.org/10.1167/iovs.16-20517.
urnal.pone.0114012.
Wati, M. (2016). Faktor-faktor yang

Herlinda Mahdania Harun, dkk 52

Anda mungkin juga menyukai