▪ Piercing: menembus, Veil: kerudung/ cadar, istilah hal ini cadar badan
hukum di tembus.
▪ kemungkinan membebankan tanggungjawab atas pihak lain yang bukan
perusahaan itu sendiri,
▪ meskipun perbuatan tersebut dilakukan secara sah oleh dan atas nama
perusahaan sebagai badan hukum,
▪ dalam hal ini tanggung jawab terbatas, dapat di tebus/dirobek
(fiercing)
▪ diterapkan jika terdapat perbuatan transfer piercing yang
menyebabkan perusahaan tidakada asetnya
▪ atau perusahaan melakukan transaksi besar sementara modalnya
sangat kecil
▪ Keadaan ini sangat tidak adil jika dalam hal demikian, tanggung jawab
hanya dimintakan pada perusahaan sebagai badan hukum semata-mata
▪ Sehingga diterapkan/ diberlakukan doktrin ini
Piercing The Corporate Veil
▪ Tujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak adil, terutama bagi pihak luar
perseroan dari tindakan kesewenang-wenang atau tidak layak yang dilakukan
atas nama perseroan,
▪ Yang disebabkan pihak ketiga ataupun yang timbul dari perbuatan melawan
hukum.
▪ Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas mengatur tentang tanggungjawab terbatas pemegang saham.
▪ Pasal 3 ayat (2) menegaskan ruang lingkup doktrin piercing the corporate veil
disertai dengan pembatasan-pembatasan pemberlakuannya yaitu ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku apabila:
✓ Persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi
✓ Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung
dengan iktikad buruk memanfaatkan perseroan semata-mata untuk kepentingan
pribadi
✓ Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perrbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh perseroan
✓ Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung
secara melawan hukum meggunakan kekayaan perseroan, yang mengakibatkan
kekayaan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang perseroan.
Ultra Vires
▪ Latin (arti melebihi kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki)
▪ Sebuah otoritas publik atau privat ketika megeluarkan putusan
yang melebihi kekuasaan ataupun kewenangan yang dimilikinya
menurut perundang-undangan menjadi tidak sah
▪ Kriteria diluar maksud dan tujuan perseroan terbatas :
✓Perbuatan tersebut secara tegas dilarang secara tegas dalam
anggaran dasar
✓Dengan memperhatikan keadaan-keadaan khusus, perbuatan
hukum yang bersangkutan tidak dapat dikatakan akan menunjang
kegiatan-kegiatanyang disebut dalam anggaran dasar
✓Dengan mempertimbangkan keadaan-keadaan khusus, perbuatan
hukum yang bersangkutan tidak dapat diartikan sebagai tertuju
kepada kepentingan perseroan terbatas.
Ultra Vires
▪ prinsipnya tindakan dari pemegang saham atau organ perusahaan yaitu
RUPS, direksi, maupun komisaris yang dilakukan tidak sesuai dengan
maksud dan tujuan dari perseroan dan dilakukan melebihi kewenangan
yang dimilikinya.
▪ penerapan ultra vires ini tidak hanya melakukan tindakan yang dilarang
dalam anggaran dasar, tetapi termasuk juga tindakan yang tidak dilarang
(melampaui yang diberikan)
▪ tidak hanya melampaui kewenangan baik yang tersirat maupun tersurat,
tetapi juga jika tindakan tersebut bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan dan ketertiban umum
▪ kebijakan yang diambil pada prinsipnya tidak mengikat sebuah perseroan
apabila kebijakan tersebut melebihi kekuasaan yang dimilikinya yang
berakibat menjadi tanggungjawab secara pribadi atas kerugian yang
diderita oleh perseroan
▪ legitimasi dari peraturan perundang-undangan yang mengatur bahwa
semua tindakan pemegang saham atau organ perseroan harus sesuai
dengan kepentingan perseroan dan tidak bertentangan dengan peraturan
Perundangan dan anggaran dasar perseroan
Intra Vires
▪ perbuatan yang secara eksplisit atau implisit tercakup dalam
kecakapan bertindak perseroan terbatas (Latin)
▪ direksi dalam melakukan pengurusan perseroan tidak hanya terikat
apa yang secara tegas dicantumkan dalam maksud dan tujuan serta
kegiatan usaha perseroan
▪ melainkan juga dapat menunjang atau memperlancar tugas-
tugasnya (sekunder), tetapi masih dalam batas yang dapat
diperkenankan atau masih dalam ruang lingkup tugas dan
kewajibannya.
▪ Tindakan tersebut dapat dibenarkan apabila sesuai dengan
kebiasaan, kewajaran, dan kepatutan (tidak ada Ultra Vires)
Fiduciary Duty
▪ Antara direksi dengan perseroan terdapat hubungan kepercayaan (fiduciary),
▪ pada dasarnya seorang direksi bertindak sama seperti seorang agen (trustee)
▪ dimana seorang direksi berkewajiban menjalankan kepercayaan yang diberikan
kepadanya untuk sebuah perseroan.
▪ Dalam pelaksanaan prinsip ini, maka seorang direksi dalam mengemban
amanah tersebut memegang dua tugas sekaligus yaitu manajemen dan
perwakilan dalam menjalankan sebuah perseroan.
▪ yang harus dilaksanakan oleh seorang direksi:
✓ Bertindak dengan iktikad baik
✓ Mementingkan kepentingan perseroan diatas kepentingan pribadi
✓ Melakukan kepengurusan perseroan dengan baik sesuai dengan tugas dan
kewenangan yang diberikan kepadanya, dengan ketentuan bahwa seorang
direksi tidak diperkenankan untuk memperluas maupun mempersempit ruang
lingkup geraknya sendiri
✓ Tidak melakukan tindakan yang dapat menyebabkan benturan kepentingan
antara kepentingan perseroan dengan kepentingan direksi
Fiduciary Duty