Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH APLIKASI RISET

ANALISA FTO, KESIMPULAN, DAN SARAN

DISUSUN OLEH :
ALYA SILVIA SUKMAWATI
NIM. P.18003

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2021
ANALISA FTO DAN WHY + HOW

1. FTO

Dalam contoh evaluasi diatas, untuk fakta terdapat pada paragraph ke-2

dibuktikan dengan kalimat dalam paragraph berupa hasil penelitian yang

dilakukan oleh penulis. Dalam paragraph ke-3 terdapat opini dibuktikan dengan

isi paragraph merupakan opini penulis mengenai kemampuan keluarga dalam

menjalankan tugas keluarga. Contoh evaluasi ini belum sesuai dengan FTO

karena belum terdapat fakta. Ada fakta di paragraph atas tetapi itu merupakan

prolog.

2. WHY DAN HOW

Menurut saya dalam contoh evaluasi tersebut belum sesuai dengan why dan how,

karena tidak ada why yang biasanya dibuktikan dengan alasan mengapa

intervensi tersebut dapat menyelesaikan masalah keperawatan. How dalam

contoh tersebut juga belum ada yang biasanya dibuktikan dengan keberhasilan

intervensi yang sesuai dengan teori yang sudah pernah ada.


BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Pengkajian yang telah dilakukan selama 1 minggu kepada keluarga Ibu.R

didapatkan bahwa, Ibu R mengalami hipertensi dengan tekanan darah 155/90

mmHg, ibu.R mengalami nyeri kepala, nyeri tengkuk dan pusing.

Penatalaksanaan hipertensi yang medis dengan obat dan non medis salah satunya

obat dengan terapi relaksasi utpgenik asuhan keperawatan saat ini menulis

melakukan menekanan pada intervensi terapi relaksasi autogenik. Sebelumnya

ibu. R belum pernah mencoba dengan obat oral dari puskesmas. Pada penyakit

hipertensi ini dapat menimbulkan bersifat kronis sehingga penting dukungan

keluarga. Pada pola komunikasi keluarga ibu. R yang tidak baik atau sehat akan

menimbulkan stres pada keluarga sehingga dapat terjadi dampaknya hipertensi.

Penting peran keluarga unutk merawat anggota yang sakit dengannya perawat

untuk keluarga yang menderita hipertensi. Sehingga muncul diagnosa nyeri dan

ketidakefektifan pemeliharan kesehatan keluarga pada ibu. R. Dan peneliti

melakukan intervensi penyuluhan kesehatan tentang hipertensi dan memberikan

terapi relaksasi autogenik yang diberikan kepada keluarga ibu. R. Implementasi

dilakukan dari tanggal 18 juni -27 juni 2019. Setelah dilakukan implementasi

didapatkan hasil bahwa terdapat penurunan tekanan darah pada ibu R setelah

melakukan terapi relaksasi autogenik.


5.2 SARAN

5.2.1 Untuk Pelayanan Kesehatan

Saran untuk pelayanan kesehatan khusunya Puskesmas Gulai Bancah

Bukit Tinggi dapat mengoptimalkan intervensi promosi kesehatan

kususnya hipertensi untuk pemeliharaan kesehatan serta program

penurunan angka kejadian hipertensi di wilayah kerja puskesmas Gulai

Bancah, Selain itu dapat juga mengoptimalkan peran kader-kader

kesehatan di masyarakat.

5.2.2 Untuk Keluarga

Saran untuk keluarga adalah diharpakan keluarga dapat meningkatkan

akses informasi tentang hipertensi dan meningkatkan peran keluarga

dalam meningktakan kesehatan khusunya dalam penangan hipertensi.

5.2.3 Untuk Perawat Komunitas/ Keluarga

Perawat komunitas/ keluarga dapat mengembangkan intervensi

keperawatan terkait promosi kesehatan hipertensi sebagai upaya

preventif dalam menurunkan angka kejadian hipertensi. Intervensi ini

juga harus dilakukan dengan dilihat dari sudut pandang 4 strategi

intervensi keperawatan komunitas yaitu pendidikan kesehatan, aktivitas

kelompok, pemberdayaan, dan strategi lintas sektor. Tidak hanya dalam

kunjungan keluarga, intervensi juga dapat dilakukan dalam komunitas

melaluai penyuluhan di posyandu lansia dengan mengunakan leaflet.


Sehingga masyarakat yang lebih laus dapat menerima dan mengetahui

tentang hipertensi.

5.2.4 Untuk Institusi Kesehatan

Saran untuk institusi kesehatan dapat mengembangkan intervensi ketidak

efektifan pemeliharan kesehatan keluarga (penyakit hipertensi) menjadi

kajian khusus pada keilmuan komunitas dalam memberikan asuhan

keperawatan keluarga dengan hipertensi.


ANALISA KESIMPULAN DAN SARAN

Menurut saya kesimpulan dan saran diatas sudah sesuai dengan yang diajarkan,

karena dalam akhir kesimpulan dikatakan bahwa intervensi berhasil dalam

mengatasi masalah kesehatan pasien yaitu relaksasi autogenik yang dapat

menurunkan tekanan darah pasien.


CONTOH PARAGRAF FTO DAN WHY + HOW

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lansia yang yang

minum obat hipertensi dan diberikan terapi relaksasi otot progresif

terjadi penurunan tekanan darah dari hipertensi derajat I menjadi pra

hipertensi.

Hal ini sesuai dengan teori Herodes (2010) dalam Setyodi &

Kushariyadi (2011) bahwa terapi relaksasi otot progresif memusatkan

perhatian pada suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang

tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik

relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks sehingga dapat

menurunkan kecemasan, perasaan nyeri, dan menurunkan tekanan

darah. Menurut peneliti teknik relaksasi otot progresif dapat efektif

menurunkan tekanan darah pada lansia jika dilakukan dengan sungguh-

sungguh, nyaman dan dengan intensitas yang lebih sering seperti

misalnya dua kali dalam sehari.

Hasil penelitian pada kelompok kontrol ini menggambarkan

bahwa tekanan darah pada kelompok juga mengalami penurunan tetapi

tidak terlalu hal ini dikarenakan kelompok kontrol juga mengkonsumsi

obat hipertensi sehingga tekanan darah pun turun, menurut asumsi

peneliti lebih efektif jika diberikan terapi relaksasi otot progresif.

Berdasarkan tabel diatas hasil analisis menggunakan uji T

Independen didapatkan perbedaan tekanan darah kelompok intervensi


dan kontrol, tekanan darah systole dengan p value 0,031 < (0,05).

Sedangkan pada tekanan darah diastole didapatkan p value 0,009 <

(0,05) karna nilai p-value kurang dari 0,05 maka keseimpulannya

terdapat perbedaan rerata skor sistole dan diastole yang bermakna

antara kelompok intervensi yang diberikan terapi relaksasi otot

progresif dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan terapi

relaksasi otot progresif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang mengatakan

bahwa menciptakan keadaan rileks seperti melakukan teknik relaksasi

otot progresif merupakan salah satu cara penatalaksanaan hipertensi

secara non farmakalogis yang efektif (Muttaqin, 2014) karena

Relaksasi otot progresif bersifat vasodilator yang efeknya memperlebar

pembuluh darah dan dapat menurunkan tekanan darah secara langsung.

Relaksasi ini menjadi metode relaksasi termurah, tidak ada efek

samping, mudah dilakukan, membuat tubuh dan pikiran terasa tenang

dan rileks (Jacob, 2010 dalam Erwanto, 2017).

Anda mungkin juga menyukai