Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menjumpai benda yang berbeda bentuk, jenis,
sifat, maupun struktur penyusunannya. Benda-benda tersebut biasanya terbentuk saling melengkapi
satu sama lain, akan tetapi ada juga bentuk benda yang tidak dilengkapi dengan benda yang lainnya.
Beberapa materi tersebut tersusun atas zat, sehingga materi digolongkan dalam unsur, senyawa, dan
campuran. Untuk penjelasan lebih lanjut kami akan membahas materi makalah Unsur, Senyawa dan
Campuran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Defenisi Unsur, Senyawa dan Campuran ?

2. Apa Klasifikasi Unsur, Senyawa dan Campuran ?

3. Bagaimana Pemisahan Campuran?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Defenisi Unsur, Senyawa dan Campuran ?

2. Mengetahui Klasifikasi Unsur, Senyawa dan Campuran ?

3. Mengetahui cara Pemisahan Campuran?

1|Unsur, Senyawa Dan Campuran


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Defenisi Unsur, Senyawa dan Campuran

2.1.1. Defenisi Unsur

Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan. Perluh dipahami bahwa menguraikan
tidaklah sama dengan memotong-motong atau menghaluskan. Penguraian menghasilkan dua jenis
atau lebih zat baru yang berbeda dari zat semula, sedangkan memotong-motong atau menghaluskan
hanya mengubah bentuk, tetapi tidak mengubah jenis zatnya.

Untuk meringkaskan dan memudahkan penulisan,maka setiap unsur diberi suatu lambang
yang kita sebut lambang unsur atau lambang atom. Seorang ahli kimia yang bernama Demitri
Mendleev (1834 ~ 1907) mengajukan susunan tabel sistem periodik unsur-unsur. Bagaimanakah
nama dan lambang unsur dituliskan? Banyaknya unsur yang terdapat di alam cukup menyulitkan
kita untuk mengingat-ingat nama unsur. Oleh karena itu, diperlukan suatu tata cara untuk
memudahkan kita mengingat nama unsur tersebut.

Jons Jacob Berzelius (1779 ~ 1848), memperkenalkan tata cara penulisan nama dan
lambang unsur, yaitu :

1. Setiap unsur dilambangkan dengan satu huruf yang diambil dari huruf awal nama unsur
tersebut.

2. Lambang unsur ditulis dengan huruf kapital.

3. Untuk unsur yang memiliki huruf awal sama, maka penulisan nama dibedakan dengan
cara menambah satu huruf di belakangnya dan ditulis dengan huruf kecil.

Contoh:

Unsur Karbon ditulis C, oksigen ditulis O, Aluminium ditulis Al, Kalsium ditulis Ca.

2|Unsur, Senyawa Dan Campuran


2.1.2. Defenisi Senyawa

Senyawa adalah gabumgan dari dua atau lebih unsur yang terbentuk melalui reaksi kimia.

Contoh senyawa: Air, gula, garam, dan asam cuka.

Senyawa memiliki sifat yang berbeda dengan unsur-unsur penyusunnya. Misal, dua atom
hidrogen dengan satu atom oksigen dapat bergabung membentuk molekul air (H2O). Hidrogen
adalah gas yang sangat ringan dan mudah terbakar, sedangkan oksigen adalah gas yang terdapat di
udara yang sangat diperlukan tubuh kita untuk pembakaran.

Tampak jelas bahwa sifat air berbeda dengan sifat hidrogen dan oksigen. Contoh lain
senyawa adalah garam dapur (NaCl). Garam dapur disusun oleh unsur natrium dan unsur klor.
Natrium memiliki sifat logam yang ringan, sedangkan klor adalah suatu gas beracun. Dua unsur
tersebut digabung membentuk garam dapur berupa mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.

Senyawa termasuk zat tunggal yang tersusun dari beberapa unsur dengan perbandingan
massa tetap. Di alam ini terdapat kurang lebih 10 juta senyawa. Air (H2O) merupakan senyawa
paling banyak terdapat di alam.

Bagaimanakah tata cara penulisan senyawa? Senyawa dituliskan dalam wujud rumus kimia.
Rumus kimia adalah zat yang terdiri dari kumpulan lambang-lambang unsur dengan komposisi
tertentu. Komposisi tersebut berupa bilangan yang menyatakan jumlah atom penyusunnya (angka
indeks). Misal, suatu senyawa terdiri dari atom unsur natrium (Na) dan atom unsur klor (Cl). Jika
angka indeks masing-masing atom unsur adalah 1 dan 1, maka rumus kimia senyawa yang dibentuk
sebagai berikut :

Angka indeks Na = 1, angka indeks Cl = 1, Jadi rumus kimia senyawa tersebut adalah NaCl
( Natrium klorida ).

Rumus kimia dapat berupa rumus molekul dan rumus empiris. Rumus molekul adalah
rumus kimia yang menyatakan jenis dan jumlah atom yang menyusun zat. Misal, C2H4 (Etena),
H2O (air). Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan perbandingan terkecil jumlah
atom–atom pembentuk senyawa. Misal, rumus kimia C2H4, maka rumus empiris senyawa tersebut
adalah CH2.

Joseph Lonis Proust (1754~1826) seorang ilmuwan dari Perancis mengemukakan hukum
perbandingan tetap atau sering dikenal dengan hukum Proust, yaitu : perbandingan berat unsur-
unsur penyusun senyawa adalah tetap. Eksperimen yang dilakukan Proust adalah reaksi antara

3|Unsur, Senyawa Dan Campuran


unsur hidrogen dan oksigen sehingga terbentuk air (H2O). Dari percobaan yang dilakukan oleh
Proust ditarik kesimpulan bahwa:

1. Air tersusun dari oksigen dan hidrogen dengan perbandingan massa unsur oksigen
banding hidrogen adalah 8 : 1

2. Jumlah zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap.

Senyawa-senyawa baru ditemukan dan dipisahkan dari tumbuh– tumbuhan. Misal, jeruk
diketahui mengandung vitamin C, setelah dilakukan pemisahan ternyata jeruk mengandung asam
askorbat. Struktur vitamin C ditemukan, maka dilakukan sintesis untuk membuat vitamin C di
laboratorium. Rumus senyawa merupakan gabungan lambang unsur yang menunjukkan jenis unsur
pembentuk senyawa dan jumlah atom masing-masing unsur. Misal, sukrosa memiliki rumus
senyawa C12H22O11. Sukrosa tersusun dari 12 atom karbon, 22 atom hidrogen, dan 11 atom oksigen.

2.1.3. Defenisi Campuran

Campuran adalah materi yang terdiri dari dua atau lebih zat yang dicampur tetapi tidak
dikombinasikan secara kimia. Sifat campuran merupakan rata-rata dari sifat komponen-
komponennya. Sifat manis dari gula tidak hilang ketika dicampur dengan air. Demikian juga
dengan sifat asin dari garam. Jika ke dalam air dilarutkan gula dan garam, maka larutan akan
mempunyai rasa manis sekaligus asin.

2.2. Klasifikasi Unsur, Senyawa dan Campuran

2.2.1. Klasifikasi Unsur

Unsur dikelompokkan menjadi tiga (3) bagian, yaitu :

1. Unsur Logam

Secara umum unsur logam memiliki sifat berwarna putih mengkilap, mempunyai titik lebur
rendah, dapat menghantarkan arus listrik, dapat ditempa dan dapat menghantarkan kalor atau panas.
Pada umumnya logam merupakan zat padat, namun terdapat satu unsur logam yang berwujud cair
yaitu air raksa.

4|Unsur, Senyawa Dan Campuran


Beberapa unsur logam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari–hari, antara lain:

a. Khrom (Cr) Digunakan untuk bumper mobil, dan campuran dengan baja menjadi stainless
steel.

b. Besi (Fe) Merupakan logam yang paling murah, sebagai campuran dengan karbon
menghasilkan baja untuk konstruksi bangunan, mobil dan rel kereta api.

c. Nikel ( Ni ) Nikel padat sangat tahan terhadap udara dan air pada suhu biasa, oleh karena
itu nikel digunakan sebagai lapisan pelindung dengan cara disepuh.

d. Tembaga (Cu) Tembaga banyak digunakan pada kabel listrik, perhiasan, dan uang logam.
Campuran tembaga dengan timah menghasilkan perunggu sedangkan campuran tembaga
dengan seng menghasilkan kuningan.

e. Seng (Zn) Seng dapat digunakan sebagai atap rumah, perkakas rumah tangga, dan pelapis
besi untuk mencegah karat.

f. Platina (Pt) Platina digunakan pada knalpot mobil, kontak listrik, dan dalam bidang
kedokteran sebagai pengaman tulang yang patah.

g. Emas (Au) Emas merupakan logam sangat tidak reaktif, dan ditemukan dalam bentuk
murni. Emas digunakan sebagai perhiasan dan komponen listrik berkualitas tinggi.
Campuran emas dengan perak banyak digunakan sebagai bahan koin.

2. Unsur Non Logam

Pada umumnya unsur non logam memiliki sifat tidak mengkilap, penghantar arus listrik
yang buruk, dan tidak dapat ditempa. Secara umum non logam merupakan penghantar panas yang
buruk, namun terdapat satu unsur non logam yang dapat menghantarkan panas dengan baik yaitu
grafit. Beberapa unsur non logam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari–hari, antara lain:

a. Fluor (F) Senyawa fluorid yang dicampur dengan pasta gigi berfungsi menguatkan gigi,
freon – 12 sebagai pendingin kulkas dan AC.

b. Brom (Br) Senyawa brom digunakan sebagai obat penenang saraf, film fotografi, dan
bahan campuran zat pemadam kebakaran

c. Yodium (I) Senyawa yodium digunakan sebagai antiseptik luka, tambahan yodium dalam
garam dapur, dan sebagai bahan tes amilum (karbohidrat) dalam industri tepung

5|Unsur, Senyawa Dan Campuran


3. Unsur Semi Logam (Metaloid)

Unsur semi logam memiliki sifat antara logam dan non logam. Beberapa unsur semi logam
yang bermanfaat dalam kehidupan sehari–hari, antara lain :

a. Silikon (Si) Terdapat di alam terbanyak kedua setelah oksigen, yakni 28 %dari kerak
bumi. Senyawa silikon banyak digunakan dalam peralatan pemotong dan pengampelasan,
untuk semi konduktor, serta bahan untuk membuat gelas dan keramik.

b. Germanium ( Ge ) Keberadaan germanium di alam sangat sedikit, diperoleh dari batu bara
dan batuan seng pekat. Germanium merupakan bahan semikonduktor, yaitu pada suhu
rendah berfungsi sebagai isolator sedangkan pada suhu tinggi sebagai konduktor.

2.2.2. Klasifikasi Senyawa

1. Senyawa Padat

senyawa padat adalah gabungan dari unsur-unsur yang berbeda menghasilkan zat padat.
Contoh : Natrium (Na) dan Clor (Cl) menjadi Garam (NaCl).

2. Senyawa Cair

senyawa padat adalah gabungan dari unsur-unsur yang berbeda menghasilkan zat cair.
Contoh : Hidrogen (H) dan Oksigen (O) menjadi air ( H2O).

3. Senyawa Gas

senyawa padat adalah gabungan dari unsur-unsur yang berbeda menghasilkan zat gas.
Contoh : Carbon (C) dan Oksigen (O) menjadi Karbondioksida (CO2).

6|Unsur, Senyawa Dan Campuran


2.2.3. Klasifikasi Campuran

1. Jenis-Jenis Campuran

a. Larutan

Larutan adalah campuran homogen. Suatu campuran dikatakan homogen jika antara
komponennya tidak terdapat bidang batas, sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan
mikroskop ultra.

b. Suspensi

Suspensi adalah campuran kasar dan bersifat heterogen. Antara komponennya masih
terdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan tanpa menggunakan mikroskop. Istilah
suspensi biasanya dimaksud untuk campuran hererogen dari suatu zat padat dalam zat cair. Suspensi
tampak keruh dan tidak stabil

3. Koloid

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi.
Contohnya santan, air, susu, air sabun, dan cat.

2. Pengelompokan Campuran

a. Campuran Homogen

Campuran antara dua zat atau lebih yang partikel-partikel penyusun tidak dapat dibedakan
lagi disebut campuran homogen. Campuran homogen sering disebut dengan larutan. Contoh
campuran homogen, antara lain: campuran air dengan gula dinamakan larutan gula, campuran air
dengan garam dinamakan larutan garam. Ukuran partikel dalam larutan memiliki diameter sekitar
0,000000001 m, dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Beberapa contoh campuran homogen di
atas adalah campuran antar zat cair. Adakah campuran antar logam, sehingga terbentuk campuran
homogen? Terdapat campuran antara logam dengan logam lain sehingga terbentuk campuran
homogen. Misal, Stainless steel banyak digunakan untuk keperluan alat-alat kesehatan dan rumah
tangga. Stainless steel merupakan campuran logam besi, krom, dan nikel.

Tahukah kamu emas merupakan campuran homogen? Pencampuran logam dilakukan


dengan melelehkan logam-logam tersebut. Campuran logam satu dengan logam lain dinamakan
paduan logam. Emas murni merupakan logam yang lunak, mudah dibengkokkan. Agar emas
7|Unsur, Senyawa Dan Campuran
menjadi keras sehingga sulit untuk dibengkokkan, maka emas murni tersebut dicampur dengan
logam lain yaitu tembaga. Perhiasan yang dijual memiliki kadar 22 karat, 20 karat atau 18 karat.
Apa arti kalimat tersebut? Emas murni memiliki kadar 24 karat, sedangkan emas yang sudah
dicampur dengan logam tembaga memiliki kadar 22 karat, 20 karat, atau 18 karat. Semakin sedikit
kadar emas yang dimiliki, semakin banyak kandungan tembaga di dalam emas tersebut. Kadangkala
dalam campuran emas dan tembaga masih dicampur lagi dengan perak. Hal ini dilakukan agar
menambah menarik penampilan emas tersebut. Campuran antara emas, tembaga dan perak
menghasilkan emas berwarna putih yang biasa disebut emas putih.

Jenis campuran homogen, antara lain: campuran gas dalam gas, campuran gas dalam zat
cair, campuran gas dalam zat padat, campuran zat cair dalam zat cair, dan campuran zat padat
dalam zat cair. Coba kamu klasifikasikan zat-zat di sekitarmu yang termasuk campuran homogen!

b. Campuran Heterogen

Campuran antara dua macam zat atau lebih yang partikel-partikel penyusunnya masih dapat
dibedakan satu sama lainnya disebut campuran heterogen. Contoh campuran heterogen : tanah, air
sungai, makanan, minuman, air laut, adonan kue, adonan beton cor, dll. Pada campuran heterogen
dinding pembatas antar zat masih dapat dilihat, misal campuran air dengan minyak, campuran besi
dan pasir, campuran serbuk besi dan air, dll.

2.3 Pemisahan Campuran

2.3.1 Metode Pemisahan Campuran

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau
memurnikan suatu senyawa atau skelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang
berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode
pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran,
sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam suatu
sampel (analisis laboratorium). Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan
kompleks.

8|Unsur, Senyawa Dan Campuran


1. Metode Pemisahan Sederhana

Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses ini
terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana.

2. Metode Pemisahan Kompleks

Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja, diantaranya penambahan


bahan tertentu,pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini
biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan bijih dari
pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks.

Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatiakn untuk
menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan hasil atau
melainkan tidak berhasil. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel makhluk
hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya.

2. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau besar.

3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak tahan panas,
mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih, dan sebagainya.

4. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap yang berbeda
dengan 96%.

5. zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.

6. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan.

2.3.2. Dasar-Dasar Metode Pemisahan

Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai perbedaan sifat. Hal ini
dinamakan dasr pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :

1. Ukuran Partikel

Bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak diinginkan (zat
pencmpur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan). jika partikel zat hasil lebih kecil
daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyring atau media berpori yang sesuai dengan

9|Unsur, Senyawa Dan Campuran


ukuran partikel zat yang diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat
pencampurnya akan terhalang.

2. Titik Didih

Bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda dapat
dipishkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil lebih rendah daripada zat
pencampur, maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah suhu didih zat
pencampur. Zat hasil akan lebih cepat menguap, sedangkan zat pencampur tetap dalam keadaan cair
dan sedikit menguap ketika titik didihnya terlewati. Proses pemisahan dengan dasar perbedaan titik
didih ini bila dilakukan dengan kontrol suhu yang ketat akan dapat memisahkan suatu zat dari
campuranya dengan baik, karena suhu selalu dikontrol untuk tidak melewati titik didih campuran.

3. Kelarutan

Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat selalu
memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi
tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua, yaitu pelarut
polar, misalnya air, dan pelarut nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton,
methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter.

Dengan melihat kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya,
maka kita dapat memisahkan zat yang diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.

4. Pengendapan

Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu campuran atau
larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan segera
mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan kecepatan
pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan
dengan metode sedimentsi tau sentrifugsi. Namun jika dalm campuran mengandung lebih dari satu
zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi. Metode presipitasi biasanya
dikombinasi dengan metode filtrasi.

5. Difusi

Dua macm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi (bergerak mengalir dan
bercampur) satu sama lain. Gerak partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur
sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan menarik partikel zat hasil ke

10 | U n s u r , S e n y a w a D a n C a m p u r a n
arah tertentu sehingga diperoleh zat yang murni. Metode pemisahan zat dengan menggunakan
bantuan arus listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu
pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan
elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut gel agarosa.

6. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga
menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada
pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.

2.3.3. Jenis-Jenis Metode Pemisahan

1. Filtrasi

Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari
cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah
perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat
yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut.

Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau
berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal
dipenyaring disebut residu. (ampas).Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah
pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen
(pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang
ada pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring
buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat dilengkapi
dengan alat penghisap.

2. Sublimasi

Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa
melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. bahan-
bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod.

11 | U n s u r , S e n y a w a D a n C a m p u r a n
3. Kristalisasi

Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam
suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik
beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan.Contoh
proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-
mula air laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan
menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam dalam bentuk kasar dan masih bercampur
dengan pengotornya, sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses
rekristalisasi (pengkristalan kembali)

Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas
untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut
menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan
sehingga diperoleh gula putih atau gula pasir.

4. Destilasi

Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair
yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar
pemisahan adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah
bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.

Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara
titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap dilewatkan
pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada
proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu.

Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih,
dan memurnikan air minum.

5. Ekstraksi

Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam pelarut
yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.

6. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya
dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan
12 | U n s u r , S e n y a w a D a n C a m p u r a n
pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik atau
mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.

7. Kromatografi

Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut


pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu,
daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi
sederhana adalah kromatografi kertas untuk memisahkan tinta.

2.3.4. Pemanfaatan Metode Pemisahan

Pada proses pemisahan suatu campuran ada yang memerlukan metode pemisahan, ada pula
yang dikombinasi lebih dari saru jenis metode. Berikut ini beberapa contoh pemanfaatan metode
pemisahan dengan menggunakan metode pemisahan tertentu.

1. Pemurnian Garam Dapur

Air laut banyak mengandung mineral terutama garam dapur (NaCl). Petani garam dapur
memisahkan garam dapur dengan menjemur air laut pada sebuah bangunan yang datar dan lapang.
Garam yang diperoleh, kemudian diolah di industri untuk dicuci dan ditambah iodium.

2. Pemurnian Air Minum

Air adalah sumber kehidupan. Air selalu diperlukan dalam setiap bidang kehidupan kita.bagi
penduduk Indonesia, tidak sulit untuk mendapatkan air tawar, namun di daerah timur tengah sulit
untuk mendapatkan air tawar. Mereka melakukan penyulingan (destilasi) untuk memperoleh air
tawar secara besar-besaran.

13 | U n s u r , S e n y a w a D a n C a m p u r a n
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan. Unsur terbagi menjadi tiga yaitu unsur
logam, unsure nonlogam dan unsur semi logam. Senyawa adalah gabumgan dari dua atau lebih
unsur yang terbentuk melalui reaksi kimia. Campuran adalah materi yang terdiri dari dua atau lebih
zat yang dicampur tetapi tidak dikombinasikan secara kimia. campuran terdiri dari larutan suspensi
dan koloid. Sedangkan campuran ada yang bersifat homogen contohnya larutan. Dan bersifat
heterogen, contohnya suspensi dan koloid.

B.Saran.

Hendaknya pada saat akan praktek kimia larutan, kita harus memperhatikan kandungan –
kandungan larutan tersebut. Dan juga pelu memperhatikan dan mengerti bagaimana cara pemisahan
campuran dengan baik, agar tidak tejadi kecelakaan di dalam laboratorium.

Demikian laporan ini saya susun. Dan penulis mengucapkan banyak terima kasih atas
dukungan keluarga, sehingga penulis dapat menyelesaikannya.

Penulis merasa cukup sekian kata penutup yang disampaikan. “Tak ada gading yang tak
retak”. Dalam laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan
kritik yang dapat membangun perbaikan makalah ini dan sedikit banyaknya saya ucapkan terima
kasih.

14 | U n s u r , S e n y a w a D a n C a m p u r a n
DAFTAR PUSTAKA

Any Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/ MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional

Teguh Sugiyarto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

15 | U n s u r , S e n y a w a D a n C a m p u r a n

Anda mungkin juga menyukai