Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MUHAMMAD RIZKI RAMADHAN

NIM : 180503227
Mata Kuliah : Sistem Pengandalian Manajemen
Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/S1 Akuntansi

1. Definisi Organisasi dan Tipe Organisasi

Organisasi dapat membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan secara
individu, tetapi organisasi dapat mempengaruhi kehidupan kita dan sebaliknya kita dapat pula
mempengaruhi kehidupan organisasi. Organisasi sebagai himpunan, terdiri atas kelompok orang
yang saling bekerjasama di dalam suatu struktur tata hubungan antar kelompok atau unit kegiatan
yang melaksanakan fungsi masing-masing, demi tercapainya tujuan bersama yang menjadi tujuan
organisasi yang bersangkutan (Mardikanto, 1993).

Menurut Kartono (2001) organisasi adalah sekumpulan orang yang tunduk pada konvensi bersama
untuk mengadakan kerjasama dan interaksi guna mencapai tujuan bersama, dalam angka
keterbatasan sumberdaya manusia dan sumber materiil. Robbins (2003) menjelaskan organisasi
adalah suatu unit sosial yang dikoordinasikan secara sengaja, terdiri dari dua orang atau lebih yang
berfungsi pada suatu basis yang relatif berkesinambungan untuk mencapai tujuan atau serangkaian
tujuan.

Etzioni (1985) mengatakan bahwa, pada umumnya organisasi ditandai oleh ciri-ciri sebagai
berikut: (1) adanya pembagian dalam pekerjaan, kekuasaan dan tanggung jawab komunikasi yang
merupakan bentuk-bentuk pembagian yang tidak dipolakan begitu saja atau disusun menurut cara-
cara tradisional, melainkan dengan sengaja direncanakan untuk dapat lebih meningkatkan usaha
mewujudkan tujuan tertentu; (2) adanya satu atau beberapa pusat kekuasaan yang berfungi
mengawasi pengendalian usaha-usaha organisasi serta mengarahkan organisasi mencapai
tujuannya, pusat kekuasaan harus juga secara kontinu mengkaji sejauh mana hasil yang telah
dicapai oleh organisasi, dan apabila memang diperlukan harus juga menyusun lagi pola-pola baru
guna meningkatkan efisiensi; (3) penggantian tenaga, dalam hal ini tenaga yang dianggap tidak
bekerja sebagaimana diharapkan, dapat diganti oleh tenaga yang lain. Demikian pula organisasi
dapat mengkombinasikan lagi anggotanya melalui proses pengalihan maupun promosi.

Beberapa ciri dalam mengenali organisasi menurut Slamet (2010), yaitu: (1) Organisasi terdiri atas
orang-orang atau kelompok, sehingga ukuran organisasi lebih besar dari kelompok, (2) Orang-
orang tersebut saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, (3) Interaksi
tersebut diukur berdasarkan suatu struktur yang selalu bersifat formal, (4) Setiap orang dalam
organisasi mempunyai tujuan-tujuan pribadi dan berharap organisasi itu akan dapat menolongnya
mencapai tujuan-tujuan tersebut, dan (5) Interaksi juga dapat mencapai tujuan-tujuan bersama
yang mungkin berbeda tetapi berkaitan dengan tujuan-tujuan pribadi.

Lebih lanjut, jenis-jenis organisasi menurut Slamet (2010) meliputi empat macam yaitu :
(1) Leader-oriented organization. Jenis ini dicirikan bahwa pengambilan keputusan selalu
dilakukan oleh pemimpin, sementara pengabdian dan kepatuhan anggota diperlukan.

(2) Patriarchal (leadership) organization. Tipe ini terdapat hubungan antara pemimpin dan
anggota seperti hubungan antara bapak dan anak. Anggota selalu memerlukan restu/ persetujuan
oleh pemimpin, meskipun keputusan dibuat oleh anggota.

(3) Bureaucracy. Organisasi diatur oleh struktur tertentu, beroperasi sesuai seperangkat
peraturan/ketentuan tertentu, dan tanpa menghubungkan dengan pemimpin atau pemegang
kekuasaan tertentu.

(4) Democratic organization. Organisasi jenis ini memiliki ciri-ciri anggota yang mempunyai
hak bersuara, keputusan diambil secara bersama, pemimpin tunduk pada keputusan bersama dan
pemimpin memberikan arahan dan tidak memberikan perintah.

2. Tujuan dan Sasaran Organisasi

Tujuan dari pembangunan organisasi tersebut yaitu :

 Meningkatkan kemandirian serta kemampuan dari sumber daya yang dimiliki


 Wadah yang digunakan untuk individu yang memang ingin memiliki jabatan, penghargaan
serta pembagian kerja yang jelas
 Wadah untuk memiliki pengawasan dan kekuasaan
 Membantu setiap individu yang ada di dalamnya agar dapat meningkatkan pergaulan serta
memanfaatkan waktu luang secara lebih optimal serta bermanfaat
 Wadah yang membantu mencari keuntungan bersama-sama dengan kerja sama yang sudah
terbagi dengan baik
 Membantu untuk pengelolaan lingkungan bersama-sama
 Mencapai tujuan secara efektif dan efisien sesuai dengan yang telah menjadi tujuan awal
sebuah organisasi

Organisasi memang harus jelas tujuan serta berbagai hal yang akan dilakukan di dalamnya tertuang
dalam visi dan misi organisasi. Tentunya hal ini harus sudah ditentukan sejak awal karena
berkaitan dengan pembagian tugas serta bentuk kerja sama yang akan dilakukan masing-masing
anggota yang ada di dalamnya.

Sehingga tujuan ini menjadi poin yang sangat penting dimiliki sebuah organisasi dalam
mengoptimalkan kinerja yang ada di dalamnya.

3. Strategi Organisasi
Strategi adalah turunan dari bahasa Yunani yaitu Strat gos yang artinya adalah adalah komandan
perang dalam jaman tersebut, adapun pada pengertian saat ini strategi adalah rencana rencana
jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditunjuk untuk mencapai tujuan tertentu
yang umumnya adalah keberhasilan. Strategi merupakan penerjemahan dan analisis terhadap
kemampuan internal atau kapabilitas organisasi, yang selanjutnya diterjemahkan kedalam struktur
organisasi.

Menurut Robbins, (dalam Kusdi, 2009:87). “Pengertian strategi dalam konteks organisasi adalah
penetapan berbagai tujuan dan sasaran jangka panjang yang bersifat mendasar bagi sebuah
organisasi, yang dilanjutkan dengan penetapan rencana aktivitas dan pengalokasian sumber daya
yang diperlukan guna mencapai berbagai sasaran tersebut”.
Strategi disusun dan diimplementasikan untuk mencapai berbagai tujuan yang telah ditetapkan,
sekaligus mempertahankan dan memperluas aktivitas organisasi pada bidang-bidang baru dalam
rangka merespons lingkungan (misalnya perubahan permintaan, perubahan sumber pasokan,
fluktuasi kondisi ekonomi, perkembangan teknologi baru, dan aktivitas-aktivitas para pesaing).
Terdapat dua pendapat yang menonjol mengenai bagaimana strategi disusun dalam organisasi.
Kelompok pertama adalah mereka yang menyakini bahwa strategi merupakan suatu
tindakan (planning mode). Hal ini berkaitan dengan model rasional yang dikembangkan para
pemikir perspektif modern. Kelompok kedua, yang disebut evolutionary mode,melihat bahwa
strategi tidak mesti berupa suatu perencanaan yang sistematis dan terperinci. Mereka melihat
bahwa dalam praktiknya tidak jarang pengelola organisasi mengambil keptusan strategi secara
bertahap atau selangkah demi selangkah, sejalan dengan perkembangan organisasi itu sendiri,
sebelum pada akhirnya menjadi suatu strategi yang utuh dan lengkap.

Model rasional penyusunan strategi adalah proses yang terdiri dari tiga tahap:
(1) analisis; (2) formulasi; (3) implementasi. Pada tahap analisis, terdapat proses analisis eksternal
dan analisis internal. Analisis eksternal merupakan tujuan terhadap tinjauan terhadap lingkungan
yang menghasilkan data mengenai berbagai ancaaman (threaths) dan
peluang(opportunities). Sedangkan analisis internal merupakan tinjauan terhadap berbagai
kekuatan (streght) dan kelemahan (weakness) dalam organisasi itu sendiri. Kombinasi dari kedua
hal inilah yang merupakan bahan bagi pengambil kebiajakan untuk menyusun strategi organisasi.
Lazimnya, proses analisis ini disebut analisis SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunity,
Threaths).

4. .Keselarasan Tujuan (Goal Congrience)


Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku individu dalam suatu organisasi. Tujuan
utama dari sistem pengendalian manajemen adalah memastikan (sejauh mungkin) tingkat goal
congruence yang tinggi. Goal congruence merupakan keselarasan tujuan, yang memiliki arti
bahwa tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk meraih tujuan pribadi juga akan
membantu untuk mencapai tujuan organisasi.

Sigem pengendalian yang memadai setidaknya tidak akan mendorong individu untuk bertindak
melawan kepentingan organisasi. Dalam hal ini, sistem pengendalian manajemen
yang baik akan mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga anggota dalam organisasi dapat
memiliki tujuan yang selaras dengan tujuan organisasi.

Dalam suatu organisasi, perilaku manusia dan tingkat pencapaian keselarasan tujuan dipengaruhi
oleh sistem formal maupun informal. Sistem pengendalian yang bersifat formal merupakan sistem
yang dibentuk oleh organisasi dan memilik: ketentuan dan aturan tertentu, seperti perencanaan
strategis, penywunan anggaran, dan pelaporan. Sedangkan aspek informal contohnya etos kerja.
gaya manajemen, dan budaya suatu organisasi.

5. Faktor Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan

Faktor-faktor informal yang mempengaruhi keselarasan tujuan terdiri dari faktor eksternal dan
faktor internal.

A. Fakter Eksternal

Faktor eksternal dalam hal ini adalah norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan di dalam
masyarakat, dimana organisasi merupakan bagian dari masyarakat.

Norma tersebut mencakup etos kerja (sikap anggota organisasi) yang diwujudkan melalui loyalims
pegawai, keuletan, semangat, dan kebanggaan yang dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas.
Norma dalam suatu organisasi juga dipengaruhi secara spesifik olch jenis industri yang dimiliki
oleh organisasi tersebut.

B. Faktor Internal

1. Budaya Budaya meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma perilaku serta
asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan secara eksplist dimanifestasikm di seluruh jajaran
organisasi. Budaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh kualitas personalitas dan kebijakan CEO
serta personalitas dan kebijakan para manajer. Budaya sebuah perusahaan biasanya tidak pernah
berubah selama bertahun-tahun.

2. Gaya Manajemen
Gaya manajemen merupakan faktor internal yang memiliki dampak paling kuat terhadap
pengendalian manajemen. Sebuah institusi dapat dikatakan sebagai perpanjangan bayangan
seseorang. Hal ini dapat dilihat dari sikap-sikap bawahan yang mungkin mencerminkan sikap
atasan mereka, dan sikap para atasan tersebut juga mencerminkan sikap CEO.

Menurut Maciariello,ada 3 jenis gaya. yaitu :

a. Internal control style : masing-masing individu mempunyai gaya kepemimpinana yang

berbeda. dan partisipatif.

b. Eksternal control style : tindakan ditentukan oleh pihak lain atau pemimpin dan otonter. C. Mix
control style : partisipatif dan terarah.

3. Organisasi Informal Garis-garis dalam bagan organisasi menunjukkan hubungan fomal, yaitu
pemegang otoritas resmi dan tanggung jawab dari setiap manajer. Pada kenyataannya, prones
pengendalian manajemen tidak dapat berjalan dengan baik, apabila anggota organisasi atau
perusahaan tidak paham dan mengenali arti penting dari hubungan-hubungan dalam Organixzasi
yang bersifat informal.
4. Persepai dan Komunikasi Para manajer harus mengetahui tujuan dan tindakan yang harus
diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka menyerap informasi dari berbagai jalur baik
formal (melalui anggaran dan dokumen resmi lainnya) maupun jalur informal (melalui percakapan
dan obrolan yang tidak resmi). Namun informasi yang didapat tersebut bisa jadi bertentangan satu
sama lain dan memiliki interpretasi yang sangat beragam.

6. Persepsi Tentang Tujuan (Goal Perceiption)

Dalam upaya meraih tujuan-tujuan organisasi, para manajer operasi harus mengetahui tujuan dan
tindakan-tindakan yang harus diambil untuk mencapainya. Mereka menyerap informasi ini dari
berbagai jalur, baik itu jalur formal (seperti anggaran dan dokumen-dokumen resmi lainnya)
ataupun jalur informal (seperti dari bahan obrolan yang tidak resmi).

Pesan-pesan yang diserap dari berbagai sumber ini bisa jadi bertentangan satu sama lain, atau
bahkan memiliki interpretasi yang sangat beragam. Maka komunikasi perlu dibangun
menyamakan persepsi.

Anda mungkin juga menyukai