Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

LANSIA DENGAN HIPERTENSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas


Stase Keperawatan Gerontik Progam Profesi Ners

Disusun Oleh :
Nama : Hikmat Parhan Nurhaq
Kelas : A
Nim : KHGD 20021

SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN X
2020
1 Definisi Hipertensi
Hipertensi Adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti
penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah,
makin besar resikonya (A. Price dalam Nanda 2015).
Berdasarkan kesimpulan dapat disebutkan bahwa hipertensi adalah
meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau
diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang).

2 Etiologi hipertensi
Berdasarkan (Nanda, 2015) penyebabnya hipertensi dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu :
1) Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karna tidak diketahui peyebabnya, factor
yang mepengaruhinya yaitu : genetic, lingkungan, hiperaktivitas saraf
simpatis system renin, angiotensin dan peningkatan Na + Ca pada
intraseluler, factor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok,
alcohol, dan polistemia.
2) Hipertensi sekunder
hipertensi pada usia lanjut di bedakan atas :
a) hipertensi dimana tekanan sisitolik sama atau lebih besar dari 140
mmhg dan tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmhg
b) hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sisitolik lebih besar dari
160 mmhg dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmhg
Penyebab hipertensi pada lanjut usia adalah terjadinya perubahan perubahan
pada :
 Elastisitas din ding aorta ,emurun
 Katub jantung menebal dan menjadi kaku
 Kemampuan jantung memompa darah menjadi 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan pompa jantung menurun dan
menyebbkan kontraksi dan volume
 Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karna kurang
nya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
 Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer,

3 Patofisiologis hipertensi
Mekanisme yang mengontrol kontraksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut kebawah di korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak ke bawah melalui
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, di mana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor, seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstiktor.
Klien dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Pada saat bersamaan ketika sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal menyekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal menyekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin.
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, vasokonstriktor kuat, yang pada
akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler, semua faktor tersebut cenderung mencetuskan
hipertensi (Padila, 2013).
4 Tanda Dan Gejala Hipertensi
(Nanda, 2015) Tanda dan gejala hipertensi di bagikan menjadi 2 yaitu :
 Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat di hubungkan dengan
peningkatan tekanan darah selain penentuan tekanan arteri oleh dokter
yang memeriksa. Hal ini hpertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa
jika tekanan arteri tidak terukur.
 Gejala yang lazim
Sering dikatakan gejala yang terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
 Mengeluh sakit kepala,Pusing
 Lemas, kelelahan
 Sesak nafas
 Gelisah
 Mual
 Muntah
 Epictaksis
 Kesadaran menurun
5 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viscositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi ginjal.
3) Glukosa: hiperglikemi ( DM adalah pencetus hipertensi) dapat di akibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa: darah, protein, glucosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
adanya DM.
b. CT Scan: mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. RKG: dapat menunjukan pola regangan dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. IUP: mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan ginjal.
e. Photo dada: menunjukan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung(Huda Nurarif & Kusuma H, 2015).
6 Penatalaksanaan Hipertensi
Penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Penanganan secara farmakologi
Pemberian obat deuretik, betabloker, antagonis kalsium, golongan penghambat
konversi rennin angiotensi(Huda Nurarif & Kusuma H, 2015).
b. Penanganan secara non-farmakologi
1) Pemijatan untuk pelepasan ketegangan otot, meningkatkan sirkulasi darah,
dan inisiasi respon relaksasi. Pelepasan otot tegang akan meningkatkan
keseimbangan dan koordinasisehingga tidur bisa lebih nyenyak dan sebagai
pengobat nyeri secara non-farmakologi.
2) Menurunkan berat badan apabila terjadi gizi berlebih (obesitas).
3) Meningkatkan kegiatan atau aktifitas fisik.
4) Mengurangi asupan natrium.
5) Mengurangi konsumsi kafein dan alkohol (Widyastuti, 2015).
7 pengkajian keperawatan
1. Pengkajian
Menurut (Wijaya dan Putri, 2013) yang harus dikaji pada klien hipertensi,
adalah:
a. Data biografi
Nama, alamat, umur, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, nama penanggung
jawab dan catatan kedatangan .
b. Riwayat kesehatan
Keluhan utama , Riwayat kesehatan sekarang , Riwayat kesehatan terdahulu, dan
Riwayat kesehatan keluarga.
c. Genogram
d. Data fisiologis
Respirasi, nutrisi atau cairan, eliminasi, aktifitas atau istirahat, neurosensory,
reproduksi atau seksualitas, psikologi, perilaku, relasional dan lingkungan.
2. Pengkajian Fungsional
a) KATZ Indeks
Pengkajian Fungsional Klien dengan Mengunakan KATZ Indeks

N BANTUAN BANTUAN
KEGIATAN MANDIRI
O SEBAGIAN PENUH
1 Mandi
2 Berpakaian
3 Pergi ke toilet
4 Berpindah
5 BAB dan BAK
6 Makan

Termasuk/ Katergori manakah klien?


(1) KATZ Indeks A : Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB,BAK),
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi
(2) KATZ Indeks B : Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas
(3) KATZ Indeks C : Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lainya
(4) KATZ Indeks D : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang
lain
(5) KATZ Indeks E : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu
fungsi yang lain
(6) KATZ Indeks F : Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan
satu fungsi yang lain
(7) KATZ Indeks G : Ketergantungan untuk semua fungsi diatas

b) Modifikasi dari Barthel Indeks


Bartel Indeks Pemeriksaan
NO KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN
BANTUAN
1 2 3 4 5
1. Makan 5 10 Frekwensi :
Jumlah :
Jenis :
2. Minum 5 10 Frekwensi :
Jumlah :
Jenis :
3. Berpindah dari kursi roda 5-10 15
ke tempat tidur,
sebaliknya
4. Personal toilet (cuci 0 5 Frekwensi :
muka, menyisir rambut,
gosok gigi)
5. Keluara masuk toilet 5 10
(mencuci pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekwensi :
7. Jalan di permukaan datar 0 5
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol BAB 5 10 Frekwensi :
Konsistensi :
11. Kontrol BAK 5 10 Frekwensi :
Warna :
12. Olahraga/latihan 5 10 Frekwensi :
Jenis :
13. Rekreasi/pemanfaatan 5 10 Frekwensi :
waktu luang Jenis :

Interprestasi
Skor 130 : Mandiri
Skor 65-125 : Ketergantungan sebagian
Skor < 65 : Ketergantungan total
c) Pengkajian Status Mental
Pengkajian Status Mental
Short Portable Mental Status Questioner (SPSMQ)
BENAR SALA NO PERTANYAAN
H
 1. Tanggal Berapa hari
 2. Hari apa sekarang?
 3. Apa Nama tempat ini?
 4. Dimana alamat ini?
 5. Berapa umur anda?
 6. Kapan anda lahir?(Minimal tahun
lahir)
 7. Siapa Presiden indonesia sekarang?
 8. Siapa presiden indonesia
sebelumnya?
 9. Siapa nama ibu anda?
 10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap kurangi
sampai 3x pengurangan
∑=

Score total :
Interprestasi hasil :
Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan
Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat

d) Pengkajian Aspek Kognitif dan Fungsi Mental


(R. Siti, dkk, 2011 dalam Padila, 2013).
Pengkajian Aspek Kognitif Dari Fungsi Mental
Dengan Menggunakan Aspek MMSE
(Mini Mental Status Exam)
NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA
KOGNITIF MAKSIMAL KLIEN
1 2 3 4 5
Menyebutkan dengan benar :
1 Orientasi 5 o Tahun
o Musim
o Tanggal
o Hari
o Bulan
Orientasi 5 Dimana kita sekarang berada )
o Negara …..
o Propinsi ….
o Kota………
o PSTW/desa/kampung……..
o Wisma/alamat …….
2 Registrasi 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh
pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi.
(untuk disebutkan)
o Obyek …..
o Obyek …..
o Obyek …..
3 Perhatian 5 Minta klien untuk memulai dari
dan angka 100 kemudian dikurangi 7
Kalkulasi sampai 5 kali/tingkat
o 93
o 86
o 79
o 72
o 65
4 Mengingat 3 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada No.2
(registrasi) tadi. Bila benar, 1
point untuk masing2 obyek.

5 Bahasa 9 Tunjukkan pada klien suatu benda


dan tanyakan namanya pada klien
(misal jam tangan)
(misal pensil)

Minta klien untuk mengulang kata


berikut: “tak ada jika, dan, atau,
tetapi”. Bila benar, nilai satu
point.
o Pernyataan benar 2 buah: tak ada,
tetapi

Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah : “Ambil kertas di tangan
anda, lipat dua dan taruh di
lantai”.
o Ambil kertas di tangan anda
o Lipat dua
o Taruh di lantai

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut (bila aktifitas sesuai
perintah nilai 1 point)
“Tutup mata Anda”

Perintahkan pada klien untuk


menulis satu kalimat dan
menyalin gambar
Tulis satu kalimat
Menyalin gambar

NILAI TOTAL

Interprestasi hasil :
> 23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
<17 : Kerusakan aspek fungsi mental be

a) Pengkajian Screening Faal Fungtional Reach (FR) Test

SCREENING FAAL FUNGTIONAL REACH (FR) TEST

No Langkah
1 Minta Pasien Berdiri di Sisi Tembok Dengan Tangan Direntangkan Kedepan
2 Beri Tanda Letak Tangan I
Minta Pasien Condong Kedepan Tanpa Melangkah Selama 1-2 Menit, Dengan
3
Tangan Direntangkan Ke Depan
4 Beri Tanda Letak Tangan Ke Ii Pada Posisi Condong
5 Ukur Jarak Antara Tanda Tangan I & Ke II

INTERPRETASI : Usia Lebih 70 Tahun : Kurang 6 Inchi : Resiko Roboh

THE TIMED UP AND GO (TUG) TEST

No Langkah
1 Posisi Pasien Duduk Dikursi

Minta Pasienberdiri Dari Kursi, Berjalan 10 Langkah(3meter), Kembali Ke


2
Kursi, Ukur Waktu Dalam Detik

INTERPRETASI :
Score:
≤ 10 detik : low risk of falling
11 - 19 detik : low to moderate risk for falling
20 – 29 detik : moderate to high risk for falling
≥ 30 detik : impaired mobility and is at high risk of falling

GERIATRIC DEPRESSION SCALE


( SKALA DEPRESI )

No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah Anda Sebenarnya Puas Dengan Kehidupan Anda? Tidak

Apakah Anda Telah Meninggalkan Banyak Kegiatan dan Minat/


2 Ya
Kesenangan Anda
3 Apakah Anda Merasa Kehidupan Anda Kosong? Ya
4 Apakah Anda Sering Merasa Bosan? Ya
5 Apakah Anada Mempunyai Semangat Yang Baik Setiap Saat? Tidak

Apakah Anda Merasa Takut Sesuatu Yang Buruk Akan Terjadi Pada
6 Ya
Anda?

7 Apakah Anda Merasa Bahagia Untuk Sebagian Besar Hidup Anda? Tidak

8 Apakah Anda Merasa Sering Tidak Berdaya? Ya

Apakah Anda Lebih Sering Dirumah Daripada Pergi Keluar Dan


9 Ya
Mengerjakan Sesuatu Hal Yang Baru?

Apakah Anda Merasa Mempunyai Banyak Masalah Dengan Daya


10 Ya
Ingat Anda Dibandingkan Kebanyakan Orang ?

Apakah Anda Pikir Bahwa Kehidupan Anda Sekarang


11 Tidak
Menyenangkan?
Apakah Anda Merasa Tidak Berharga Seperti Perasaan Anda Saat
12 Ya
Ini?
13 Apakah Anda Merasa Penuh Semangat? Tidak

14 Apakah Anda Merasa Bahwa Keadaan Anda Tidak Ada Harapan? Ya

Apakah Anda Pikir Bahwa Orang Lain, Lebih Baik Keadaannya


15 Ya
Daripada Anda?

*) Setiap Jawaban Yang Sesuai Mempunyai Skor “1 “ ( Satu ) :


Skor 5-9 : Kemungkinan Depresi
Skor 10 > : Depresi

8 Diagnose keperawatan
Menurut (Nanda, 2015), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah :
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokontriksi, hipertrofi/ rigiditas vestikuler, iskemia miokard.
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral dan
iskemia.
c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan intake garam diet,
pemenuhan mekanisme regulasi hemodinamik neurologi dan system renal
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan
suplai oksigen.
e. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan krisis situasional.
f. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan adanya
edema dan perdarahan pada otak
g. Resiko cedera berhubungan dengan penglihatan ganda (diplopia).
h. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
i. Ansietas berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan.

9 Intervensi
Menurut (Nanda, 2015)
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokontriksi, hipertrofi/ rigiditas vestikuler, iskemia miokard
Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung.
Kriteria hasil :
Tekanan darah normal, nadi 80x/m, CRT <2 detik, suhu tubuh 36,5°c, dan
respirasi 16-24 x/menit
Rencana Tindakan Keperawatan 1
INTERVENSI RASIONAL
1 2
1. Monitor tanda-tanda vital dan pengisian
1. Perbandingan dari tekanan memberikan
kapiler gambaran yang lebih lengkap tentang
keterlibatan masalah vaskuler
2. Pada umumnya pada saat di auskultasi
2. Auskultasi bunyi nafas pada pasien hipetensi berat karena adanya
hipertopi atrium, perkembangan s3
menunjukan hipertensi ventrikel dan
kerusakan organ tubuh
3. Membantu untuk menurunkan rangsang
simpatis, meningkatkan relaksasi
3. Berikan lingkungan yang nyaman dan 4. Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat
tenang menurunkan rangsang simpatis
4. Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman
seperti pijatan punggung dan leher, 5. Dapat mengurangi ketegangan otot
meningkatkan kepal tempat tidur
5. Anjurkan teknik relaksasi, panduan
imajinasi, aktifitas penglihatan

b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral dan


iskemia.
Tujuan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang
Kriteria hasil : Klien dapat mengetahui penyebab nyeri , Nyeri berkurang ,
Ekspresi wajah tenang
Rencana Tindakan Keperawatan 2
INTERVENSI RASIONAL
1 2
1. Kaji secara komprehensif tentang 1. Aktifitas yang meningkatkan
nyeri, meliputi lokasi, karakteristik, vasokontriksi menyebabkan sakit
onset, durasi, frekuensi, kualitas nyeri. kepala karena adanya peningkatan
2. Kaji Tanda-tanda vital tekanan vaskuler cerebral
2. Untuk mengetahui status kesehatan
3. Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup klien
3. Dengan istirahat yang cukup dapat
4. Gunakan komunikasi terapeutik agar mereleksasikan nyeri/ mengurangi
klien dapat mengekspresikan nyeri. nyeri.
5. Ajarkan penggunaan teknik non 4. Membantu dalam peningkatan klien
farmakologi (ex : relaksasi, senam dapat mengekspresikan nyeri.
lansia, terapi music, distraksi). 5. Teknik non farmakologi membantu
6. Pemberian Farmakologi dengan agar dapat mengurangi dan
pemberian prinsip 5 benar, dan monitor mereleksasikan nyeri
vital sign sebelum dan sesudah 6. Pemberian obat farmakologi dengan
pemberian analgetik . 5B agar mampu mendisiplin dalam
menggunakan obat, dan mengetahui
pengembangan apakah obat analgetik
yang diberikan dapat terjadi
perubahan.

c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan intake garam diet,


pemenuhan mekanisme regulasi hemodinamik neurologi dan system renal
Tujuan : Tidak terjadi volume cairan
Kriteria hasil : Tidak ada edema
Rencana Tindakan Keperawatan 3
INTERVENSI RASIONAL
1 2
1. Kaji diet klien terhadap masukan 1.
Penurunan aliran ginjal
protein/ kelebihan natrium yang tidak
mengakibatkan peningkatan
adekuat. aldosterone dan sekresi hormon
2. Dorong klien untuk menurunkan garam
antidiuretic, menyebabkan retensi
3. Pastikan dengan dokter apakah dapat
air, natrium, dan sekresi kalium.
menggunakan garam tambahan. 2.
Penurunan ginjal mengakibatkan
peningkatan aldosterone dan sekresi
hormone antidiuretic, menyebabkan
retensi air, natrium, dan eksresi
kalium.
3. Amonium meningkatkan kadar
4. Lakukan tindakan untuk melindungi amonia serum dan dapat menunjang
edema kulit dari cedera. koma hepatic.
4. Kulit edema tegang dan mudah
cedera, kulit kering lebih rentan
untuk ruksak cedera.

10 Evaluasi
Evaluasi adalah membandingkan suatu hasil dengan standar untuk
pengambilan keputusan yang tepat sehingga dapat diketahui sejauh mana tujuan
tercapai. Evaluasi dilakukan secara terus menerus pada respon klien pada
tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi menjadi dua
yaitu: evaluasi proses atau formatif dilakukan setiap selesai melaksanakan
tindakan dan evaluasi sumatif dilakukan dengan rekapitulasi dari hasil observasi
dan analisis status pasien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang di
rencanakan. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP
(Padila 2013) yaitu :
S : ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh klien
saat diberikan tindakan keperawatan
O : keadaan objektif yang dpat diidentifikasi dengan menggunakan pengamatan
objektif
A : analisa perawat setelah mengetahui respons subjektife dan objektif
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisa

Anda mungkin juga menyukai