Anda di halaman 1dari 26

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MEDIA AUTOPLAY

DENGAN MEDIA KONVENSIONAL MODUL DILIHAT DARI RESPON DAN


HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR
KONTRUKSI BANGUNAN DAN TEKNIK PENGUKURAN TANAH

Oleh

Mega Putriana

17050534012

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATARA BELAKANG
Pada era modern ini perkembangan teknologi berkembang sangat pesat,
sehingga pada saat ini sangat dibutuhkan SDM yang mumpuni dibidangnya,
Dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan sebagai sekolah yang dapat
menghasilkan SDM yang siap bekerja dengan kemampuan atau kompetensi pada
bidang yang ditekuni dalam dunia industri, untuk itu pemerintah juga mulai
memperbaiki sistem pendidikan yang ada di indonesia dengan merombak sistem
kurikulum yang ada di indonesia.

Kurikulum sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar


menjadi instrumen penting untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum dikembangkan secara dinamis untuk menjawab tantangan dan
mengikuti perkembangan yang ada. Wamendik memaparkan pengembangan
kurikulum harus dilakukan dengan alasan adanya tantangan masa depan,
kompetensi masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan
pedagogik dan fenomena negatif yang mengemuka (Kemdikbud, 2014).

Kurikulum yang digunakan pada saat ini adalah kurikulum K13 Revisi,
Kurikulum ini adalah sebuah kurikulum yang menuntut keaktifan Siswa dalam
mengikuti pembelajaran dimana seorang guru sebagai fasilitator bagi siswanya,
dan siswa di tuntut untuk aktif dalam kegiatan pembelaran, tentunya seorang guru
juga harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehingga mampu menumbuhkan minat siswa untuk bertanya dan aktif berdiskusi
selama kegiatan pembelajaran, sehingga pemilihan metode pembelajaran dan
media pembelajaran sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran.

Namun pada Era Revolusi Industri 4.0 seperti pada saat ini segala sesuatu
yang telah berkembang mendorong kita sebagai tenaga pengajar untuk mengikuti
segala kemajuan teknologi yang ada, sehingga kita dapat menyampaikan materi
pembelajaran dengan maksimal kepada peserta didik, dalam hal ini seorang guru
tidak hanya sebagai pendidik tetapi juga sebagai pengarah penggali dan fasilitator
untuk menggali potensi peserta didik sehingga proses pembelajaran yang terjadi
bersifat dua arah antara siswa dengan guru.
Media pembelajaran sendiri adalah suatu komponen yang penting dalam
proses pembelajaran, hal ini dikarenakan dengan menggunakan media
pembelajaran dapat menggunakannya sebagai alat atau perantara sehingga dapat
memudahkan proses pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang tepat
dapat mendukung metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sehingga
proses pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal.

Dengan berkembangnya suatu teknologi pendidikan kita dapat


memanfaatkannya dengan menciptakan metode-metode pembelajaran yang baru
dengan menggunakan media berbasis komputer. Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) merupakan topik penting yang berkembang dalam berbagai
kebijakan publik, tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Integrasi TIK dalam
kehidupan sehari-hari mengubah hubungan kita dengan informasi dan
pengetahuan (Herry, 2013:270).

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ada dua


komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran yaitu yaitu metode
pembelajaran dan media pembelajaran (Pram, 2013:2). Dalam hal ini media yang
dibuat dapat berupa vidio, slide presentasi serta grafilk sebagai alat bantu guru
dalam melaksankan pembelajaran. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
motivasi belajar, memberikan pengalaman konkret dan mempertinggi daya serap
siswa dan retensi belajar siswa.

Menurut Munir (2008:18) Penerapan TIK memerlukan dukungan dari


faktor sumber daya (human resources) tetapi juga faktor sarana dan fasilitas
pendukung. Setiap pendekatan TIK termasuk juga di dalamnya adalah visi,
tujuan, penggunaan perencanaan, fasilitas yang dibutuhkan, metoda pembelajaran
dan sistem evaluasi. Munir (2008:19) menjelaskan bahwa rumusan UNESCO
(2006:3- 9), terdapat empat pendekatan dalam penggunaan TIK di sekolah.
Pendekatan tersebut meliputi: emerging approach, applying approach, integrating
approach dan transforming approach.

Dalam beberapa sekolah masih memberlakukan pembelajaran


konvensional. Pembelajaran konvensional yang dimaksud di sini adalah
pembelajaran yang penyampaian materinya diuraikan oleh guru dengan media
pembelajaran yang standar, misalnya powerpoint atau tanpa media pembelajaran
kemudian memberikan soal (penugasan) kepada siswa dengan materi yang
terbatas. Dengan menggunakan media yang terbatas dan model pembelajaran
ceramah hal ini dapat menurunkan hasil belajar peserta didik, karena ketidak
masksimalan selama proses pembelajaran. Seiring dengan perkembangan
teknologi, keterbatasan yang dimiliki oleh media pembelajaran berbasis cetak
dapat diminimalisir dengan menggunakan media pembelajaran Autoplay.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penerapan media pembelajaran Autoplay pada mata pelajaran
dasar-dasar kontruksi bangunan dan teknik pengukuran tanah pada materi
spesifikasi dan karakteristik beton ?
2. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa dengan media pembelajaran
Autoplay dengan media konvensional pada mata pelajaran dasar-dasar
kontruksi bangunan dan teknik pengukuran tanah dengan menggunakan media
tersebut pada materi spesifikasi dan karakteristik beton?
C. TUJUAN PENILITIAN
1. Mengetahui penerapan media pembelajaran Autoplay pada mata pelajaran
dasar-dasar kontruksi bangunan dan teknik pengukuran tanah
2. Mengetahui hasil belajar siswa pada pada mata pelajaran dasar-dasar kontruksi
bangunan dan teknik pengukuran tanah dengan menggunakan media
pembelajaran Autoplay
D. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan pengembangan di atas, maka manfaat pengembangan ini
adalah :
1. Bagi siswa
Untuk memudakan siswa dalam menyerap dan memahami materi sehingga
dapat meningkatkan nilai pada mata pelajaran dasar-dasar kontruksi bangunan
dan teknik pengukuran tanah
2. Bagi guru
Sebagai media bagi guru untuk menyampaikan materi pembelajaran yang
menarik dan mampu memikat perhatian siswa untuk memperhatiakan kegiatan
pembelajaran
3. Bagi sekolah
Hasil pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi ini dapat
dijadikan inovasi dalam menyampaikan materi pada mata pelajaran dasar-
dasar kontruksi bangunan dan teknik pengukuran tanah
4. Bagi pengembang
Bagi penulis pengembangan ini dapat bermanfaat karena dapat merealisasikan
ilmu dan pembelajaran yang diterima selama perkuliahan untuk diterapkan
kedalam kehidupan bermasyarakat untuk mengatasi keterbatasan dalam
menghadapi masalah pembelajaran di lingkungan masyarakat.
E. BATASAN MASALAH
Untuk memudahkan penelitian mengamati sasaran maka di berikan batasan
penelitian sebagai berikut :
1. Objek penelitian ini adalah siswa kelas x, pada kelas program keahlian bisnis
kontruksi dan properti di SMKN 2 Bojonegoro
2. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dasar komprtensi
spesifikasi dan karakteristik beton
3. Hasil belajar yang digunakan dengan tes kognitif
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar
Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam
seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan yaitu suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2).
Beberapa pakar pendidikan (Suprijono, 2011: 2-3) mendefinisikan belajar
sebagai berikut:
a. Gagne
Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang
melalui aktivitas.
b. Travers
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.  
c. Cronbach
Learning is shown by a change in behaviour as a result of experience (Belajar
adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman).
d. Morgan
Learning is any relatively permanent change in behaviour that is a result of
past expertience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen
sebagai hasil dari pengalaman).
Menurut Hilgard (Suryabrata, 2001: 232) menyatakan belajar merupakan
proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan
perubahan, yang keadaannya berbeda dari perbuatan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan belajar adalah sebuah
proses yang disengaja sehingga dapat menimbulkan perubahan karena adanya
interaksi dengan lingkungan dan sebagai hasil dari pengalamanya sendiri.
B. Pembelajaran Dengan Media Pembelajaran Autoplay
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerimapesan (Azhar Arsyad, 2011:3).
Sedangakan menurut Yamin (2007: 176) menjelaskan bahwa media dalam
komunikasi merupakan bagian dari komponen yang tidak dapat tidak mesti ada, yaitu:
komunikator adalah seseorang yang menyampaikan informasi, komunikan adalah
seseorang yang menerima informasi, pesan merupakan isi yang disampaiakan dalam
berkomunikasi dan media merupakan perangkat penyalur informasi. Jika satu empat
komponen ini tidak ada, maka proses komunikasi tidak mungkin terjadi. Karena itu
media mempunyai makna dari ketiga komponen lain ada.
Lebih lanjut menurut (Sanjaya, 2012: 61) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, ligkungan dan segala bentuk kegiatan
yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan
keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya. Dalam proses pembelajaran
dikelas, pembelajaran tidak selalu identik dengan situasi kelas dalam pola pengajaran
konvensional namun proses belajar tanpa kehadiran apapun dan lebih mengandalkan
media termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Hubungan komunikasi antara guru dan
peserta didik akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan
alat bantu atau media pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu alat yang dapat memudahkan seorang guru atau
pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran sehingga dapat diterima dan
dipahami oleh peserta didik dengan mudah sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung secara maksimal.
2. Pengertian Media Autoplay
Autoplay Media Studio adalah program yang memungkinkan untuk membuat
autoruns. Autoruns adalah kemampuan untuk menjalankan beberapa sistem operasi
tindakan tertentu ketika memasukkan removable media seperti CD, DVD atau flash
(memori). Software ini merupakan perangkat lunak untuk membuat perangkat lunak
multimedia dengan mengintegrasikan berbagai tipe media misalnya gambar, suara,
video, teks dan flash ke dalam media pembelajaran yang dibuat. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Alfan (2015) menjelaskan bahwa respon siswa terhadap
media pembelajaran Autoplay Media Studio sangat baik pada mata pelajaran
memperbaiki CD Player dan mampu menarik minat siswa, serta memiliki ketuntasan
hasil belajar aspek kognitif sebesar 87,03% dari keseluruhan siswa. Berdasarkan
uraian diatas, perlu dikembangkan media pembelajaran pada mata pelajaran
menerapkan konsep elektronika digital dan rangkaian elektronika komputer dengan
menggunakan software Autoplay Media Studio.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa media Autoplay
adalah media yang dapat menarik perhatian siswa dan dapat digunakan dalam proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau peserta didik.
C. Pengertian Pembelajaran Konvensional
Menurut Djamarah & Zain (2006:97), metode ceramah adalah cara penyajian
pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan secara langsung
terhadap siswa. Sedangkan menurut Roestiyah (2008:137), metode ceramah
merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan
atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.
Selanjutnya menurut Sudjana (2009:13) bahwa “konvensional merupakan
suatu cara penyampaian informasi dengan lisan kepada sejumlah pendengar”.
Kegiatan ini berpusat pada penceramah dan komunikasi terjadi searah. Sebab metode
yang digunakan akan memaksimalkan pembelajaran asal sesuai dengan materi,
alokasi waktu dan fasilitas di sekolah. Dalam pengajaran konvensional, siswa dalam
proses pengajaran dipandang sebagai orang yang belum mengetahui apa-apa dan
hanya menerima bahan-bahan ilmu pengetahuan yang diberikan guru. Tujuan
pembelajaran konvensional adalah terbatas pada pemikiran ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu orang yang menguasai banyak ilmu pengetahuan dipandang pasif dan
bijaksana. Berdasarkan konsep tersebut mengajar merupakan suatu rangkaian kegiatan
penyampaian ilmu pengetahuan oleh guru kepada siswa dan siswa hanya menerima
apa saja yang diberikan oleh guru. Dalam pengajaran konvensional tujuan pendidikan
yang utama adalah pengembangan daya intelektual anak.
Menurut Sudjana (2009:45), adapun ciri-ciri pengajaran konvensional adalah
sebagai berikut :
a. Mengajar berpusat pada bahan pelajaran. Karena tujuan utama pengajaran
konvensinal adalah pengembangan daya intelektual siswa, maka pengajaran
berpusat pada usaha penyampaian pengetahuan. Tugas guru adalah
menyampaikan semua bahan pengajaran yang baru.
b. Mengajar berpusat pada guru menurut konsep pengajaran konvensional, mengajar
yang baik dinilai dari sudut guru yaitu berdasarkan apa yang dilakukannya dan
bukan apa yang terjadi pada siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran


konvensional adalah suatu proses pembelajaran dimana seorang guru sebagai satu-
satunya fasilitator dalam proses pembelajaran dan siswa hanya dapat menyimak oleh
apa yang disampaikan oleh guru.

D. Pengertian Hasil Belajar


Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) menyebutkan hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi
guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Lebih
lanjut menurut Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam
jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari
dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,
peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal
yang dipelajari.
c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-
bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya
mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya
kemampuan menyusun suatu program.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku dari siswa akibat adanya interaksi antara siswa dengan
guru perubahan ini meliputi bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik, untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa maka guru dapat mengadakan evaluasi diakhir
pembelajaran.
E. Pengertian Dasar-Dasar Kontruksi Bangunan Dan Teknik Pengukuran Tanah
Dasar-dasar kontruksi bangunan dan teknik pengukuran tanah adalah salah
satu mata pelajaran yang adalah dalam jurusan BKP SMKN 2 BOJONEGORO, mata
pelajaran ini membahas tentang seluruh hal yang mendasar dari sebuah kontruksi
bangunan meliputi k3, beton, baja, kayu, batu, tanah dan segala yang berhubungan
langsung dengan teori atau dasar-dasar pada sebuah kontruksi bangunan.
Pada mata pelajaran ini yang akan di teliti adalah pada KD 3.4 yaitu mengenai
spesifikasi dan karakteristik beton. Pada kd 3.4 ini siswa dijelaskan mengenaik sifat-
sifat dan karakteristik pada beton dimana hal ini sangat penting untuk dipelajari
mengingat semua pembangunan gedung yang ada menggunakan beton sehingga hal
ini menjadi penting untuk dipelajari agar siswa dapat memahami dan menerapkannya
pada dunia kerja nantinya, selain itu dalam kd 3.4 ini akan dijelaskan bagaimana
sebuah proses pengerasan dan perawatan pada beton, untuk itu diperlukan
penyampaian yang menarik dan dapat membuat siswa tertarik pada penjelasan yang
disampikan guru sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal dan
peserta didik dapat memahami materi yang di sampaikan.
F. Penelitian Yang Relevan
Berikut ini akan disajikan beberapa hasil penelitian yang relevan melalui
sebuah penelitian yang berhubungan dengan “Penggunaan Media Autoplay dalam
meningkatkan hasil belajar siswa”
1. Penelitian yang dilakukan oleh Mokhammad Dicky Kurniawan Mahasiswa S1
Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
dengan judul “Penerapan Media Pembelajaran Interaktif Menggunakan Autoplay
Media Studio Pada Kompetensi Dasar Memahami Jenis-Jenis Alat Berat Pada
Pekerjaan Konstruksi” dengan hasil hasil keterlaksanaan kegiatan pembelajaran
menunjukkan prosentase 80% pada pertemuan ke 1, 87,8% pada pertemuan ke 2
dan 93,9% pada pertemuan ke 3, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengamatan
keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan 1 berada pada kategori
Terlaksana dengan Baik, keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan 2
berada pada kategori Terlaksana dengan Sangat Baik dan keterlaksanaan kegiatan
pembelajaran pada pertemuan 3 berada pada kategori Terlaksana dengan Sangat
Baik Ketuntasan belajar kelas pada kompetensi dasar memahami jenis-jenis alat
berat pada pekerjaan konstruksi yang mencakup hasil belajar siswa dalam tiga kali
pertemuan dirata-rata untuk mengetahui ketuntasan belajar kelas baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pada
penelitian ini dapat dilihat dari Tabel

2. Penelitian yang dilakukan oleh Yongky Pratama S1 Pendidikan Teknik Elektro,


Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya dengan judul
“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Autoplay Pada Mata Pelajaran
Menerapkan Konsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika Komputer
Di Smk Negeri 1 Driyorejo” dengan hasil persentase validitas media pembelajaran
adalah sebagai berikut ini: aspek materi memperoleh persentase sebesar 97,5%,
aspek ilustrasi media memperoleh persentase sebesar 92,36%, aspek bahasa
memperoleh persentase sebesar 85.94%. Dari ketiga aspek tersebut dapat diambil
sebuah nilai rata-rata untuk validitas dari media pembelajaran yang dikembangkan
sebesar 91,93%. Berdasarkan tabel kriteria penilaian dapat dikategorikan dalam
kategori “Sangat Valid”. Dan persentase respon siswa terhadap media pem-
belajaran yang telah dikembangkan adalah sebagai berikut: aspek format media
sebesar 84,33% , aspek isi media sebesar 87,68% dan aspek bahasa sebesar
88,54%. Dari ketiga aspek tersebut dapat diambil nilai ratarata untuk respon siswa
terhadap media pembelajaran yang dikembangkan sebesar 86.85%. Nilai rata-rata
dapat di-kategorikan “Sangat Baik” digunakan berdasarkan tabel kriteria skala
penilaian.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Roza Linda , Herdinil dan Zera Rahmaputri
Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Riau, Riau-Indonesia dengan
judul “ Multimedia interaktif berbasis autoplay media studio 8 untuk mata
pelajaran kimia pokok bahasan laju reaksi untuk kelas XI SMA/MA” dengan hasil
Berdasarkan penelitian pengembangan Multimedia Interaktif Autoplay Media
Studio 8 yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai beikut: (1)
Multimedia interaktif Laju Reaksi berbasis Autoplay Media Studio 8 valid dengan
skor rata-rata validitas 96,12%; (2) Uji kepraktisan berdasarkan angket respon
guru dan peserta didik diperoleh persentase skor rata-rata respon guru 96,25% dan
peserta didik 94,5% dengan kriteria dapat digunakan dalam pembelajaran dengan
tanpa revisi; dan (3) Media pembelajaran berbasis Autoplay Media Studio 8 valid
dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran.
G. Kerangka Berfikir
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas dapat di atas dan dari beberapa
penelitian yang relevan maka dapat di uraikan dengan kerangka berfikir seperti
berikut ini :
Pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah sebuah lembaga pendidikan
yang dapat menyediakan hasil lulusan yang berkompeten di bidang industri untuk itu
pemerintah memperbarui sistem pendidikan untuk menunjang hal tersebut selain itu
diperlukan model pembelajaran dan media pembelajaran yang mendukung sehingga
apa yang disampikan oleh guru dapat diterima dengan mudah oleh siswa dan siswa
dapat memahami dan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Untuk itu perlu dilakukannya penelitian mengenai bagaimana perbedaan hasil
belajar menggunakan media Autoplay dengan model pembelajaran konvensional.

H. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu dugaan sementara yang bersifat teoritis, untuk menguji
kebenaran dari suatu hipotesis maka dilakukan sebuah eksperimen atau pengujian
sehingga dihasilkan hasil akhir yang sesuai dengan hipotesis atau sebaliknya.
Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah “jika pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan media autoplay akan lebih meningkatkan hasil
belajar siswa dibandingkan dengan media konvensional pada mata pelajaran dasar-
dasar kontruksi bangunan dan teknik pengukuran tanah kelas X BKP smk negeri 2
bojonegoro”
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen
dengan metode true experimental design dengan menggunakan tipe posttest-only
control design. Sampel yang digunakan untuk eksperimen meupun sebagai
kelompok kontrol dipilih secara random dari populasi tertentu, hal ini menjadi
salah satu ciri dari true experimental design (Sugiono, 2014 : 75)

R X O2

R O4

Tabel desain true experimental design tipe posttest-only


control design (Sugiono, 2014 : 75)
Keterangan :
R = Kelompok kelas random
X = Perlakuan
O2 = Nilai posttest kelompok eksperimen
O4 = Nilai posttest kelompok kontrol
2. Rancangan penelitian
Rancangan dalam penelitian true experimental design dengan menggunakan tipe
posttest-only control design yaitu dengan menggunakan dua kelompok yang
dipilih secara acak atau random (R), Dimana kelompok pertama akan diberikan
perlakuan (X) dan kelompok kedua tidak diberikan perlakuan yang sama. Dimana
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol dan variabel yang
diberikan perlakuan disebut dengan variabel eksperimen.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Pertemuan Kelas Perlakuan Tes hasil belajar
1 BKP 1 X O2
(Eksperimen)
BKP 2 - O4
(Kontrol)
2 BKP 1 X O2
(Eksperimen)
BKP 2 - O4
(Kontrol)
Tabel desain true experimental design tipe posttest-only control design

Desain rancangan penelitian ini dilakukan dua kali pertemuan dimana kelas X
BKP 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas BKP 2 sebagai kelas kontrol. Untuk
pertemuan pertama dan kedua ini selalu diberikan posttest setelah diberi materi.
Berikut ini adalah alur penelitian.
Survei dan observasi di SMKN 2
BOJONEGORO

Menyusun proposal penelitian

Seminar Proposal

Menyusun Instrumen dan Perangkat Penelitian

Validasi

Pelaksanaan Penelitian

Kelas eksperimen: Kelas kontrol :

Pembelajaran menggunakan Pembelajaran menggunakan


model pebbelajaran kontekstual model pebbelajaran konvensional

Hasil belajar Hasil belajar

Analisi data

Kesimpulan

Selesai
Langkah-langkah penelitian :

1. Survey dan observasi di SMKN 2 Bojonegoro


Sebelum penelitian dilakukan maka teelebih dahulu melakukan survei ke sekolah
dengan menemui guru pada mata pelajaran yang di maskudkan dengan
menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu mengenai
metode pembelajaran dan media yang digunakan oleh guru.
2. Menyusun proposal penelitian
Setealh melaksanakan survei dan observasi maka langkah selanjutnya adalah
membuat proposal penelitian dimana dalam proposal ini berisikan solusi dalam
memecahkan permasalahan yang ada yaitu berupa melakukan uji coba
pembelajaran kontekstual.
3. Menyusun instrumen dan perangkat penelitian
Setelah kita selesai menyusun proposal penelitian maka langkah selanjutnya adalah
menyusun instrumen dan perangkat penelitian, dimana instrumen adalah alat yang
digunakan untuk mendapatkan nilai/ data berdasarkan tujuan penelitian. Dalam hal
ini instrumen yang dipilih adalah lembar angket dan lembar tes soal. Sedangkan
perangkat penelitian yang digunakan adalah Silabus, RPP dan LP
4. Validasi
Setelah menyusun instrumen dan perangkat penelitian maka langkah selanjutnya
adalah validasi yang berupa lembar keterlaksanaan, lembar angket dan lembar
tes/soal dan memvalidasi perangkat penelitian yang berupa silabus, RPP dan
Lembar Penilaian yang dilakukan oleh ahli validasi yaitu satu dosen dan satu guru
di SMK.
5. Pelaksanaan kegiatan
Setelah proposal kegiatan dibuat dan disetujui maka langkah selanjutnya adalah
melaksanakan kegiatan penelitian, dimana penelitian ini dengan memberikan soal
posttest kepada dua kelompok, selain itu pelaksanaan penelitian ini juga
menerapakan pembelajaran sesuai dengan silabus dan RPP yang telah dibuat dan
setelah itu akan diberikan tes pada setiap akhir pertemuan atau akhir pembelajaran.
6. Analisis data
Setelah penelitian dilakukan maka akan didapatkkan hasil dari test yang dilakukan,
maka langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut dengan cara menganalisis
nilai hasil belajar dan mengolah data hasil respon siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan.
7. Kesimpulan
Setalah data dianalisis maka membuat kesimpulan dari hasil akhir data yang diolah
tersebut.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Tempat melaksanakan penelitian ini adalah di SMKN 2 Bojonegoro
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X BKP SMKN 2 Bojonegoro,
populasi ini adalah seluruh siswa
2. Sampel penelitian
Sampel dalam penelitian yang dilakukan adalah kelas X BKP di SMKN 2
Bojonegoro sebanyak 2 kelas. Kelas X BKP1 dan kelas X BKP dimana kelas X
BKP 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X BKP 2 sebagai kelas kontrol.
D. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel
Variabel adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:61)
a. Variabel manipulasi
Karena penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen maka yang
digunakan dalam variabel manipulasi ini adalah pembelajaran Autoplay
b. Variabel kontrol
Pembelajaran konvensional
c. Variabel terikat : Hasil Belajar
2. Definisi Operasional
Hasil belajar adalah pencapaian dalam bentuk perubahan perilaku yang
cenderung menetap dari ranah kognitif, efektif, dan psikomotoris dari proses
belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berarti alat yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatan
pengumpulan data atau informasi agar kegiatan tersebut menjadi mudah dan
sistematis. Adapun instrumen yang peneliti gunakan adalah :
1. Instrumen lembar validasi perangkat pembelajaran
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran
meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi dan soal
dengan cara meminta penilaian dari validator terhadap perangkat yang dibuat.
Kisi-kisi penilaian perangkat pembelajaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Perangkat pembelajaran yang akan dibuat peneliti adalah :
Tabel kisi-kisi silabus

No Faktor / aspek Indikator


a. Judul meliputi nama sekolah, mata
pelajaran, kelas/semester, alokasi waktu
Perwajahan / tata
1. b. Teks dapat dibaca dengan jelas
letak
c. Jenis huruf yang mudah dibaca
d. Penyajian silabus dalam satu halaman
a. Kesesuaian urutan KD
b. Kesesuaian isi dengan kompetensi inti
c. Kesesuaian isi dengan kompetensi dasar
d. Kesesuaian materi yang diajarkan
e. Kesesuaian sintaks pada kegiatan
pembelajaran
2. Isi f. Kesesuaian materi dengan kegiatan
pengajaran meliputi kegiatan (mengamati,
menanya, mengumpulkan data, asosiasi, dan
mengkomunikasikan)
g. Kesesuaian penilaian dengan indikator
h. Kesesuaian alokasi waktu
i. Kelengkapan bahan ajar
a. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD
3. Bahasa
b. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami

Kisi -kisi validasi RPP


No Faktor / Aspek Indikator
a. Judul meliputi nama sekolah, mata
pelajaran, kelas/semester, alokasi waktu
Perwajahan dan
1. b. Teks dapat dibaca dengan jelas
tata letak
c. Jenis huruf yang mudah dibaca

a. Kesesuaian kompetensi inti dengan silabus


yang ada
b. Kesesuaian indikator dengan kompetensi
dasar
c. Indikator sesuai dengan penggunaan kata
kerja operasional
d. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan
2. Isi
indikator
e. Tujuan pembelajaran terpenuhi kriteria
ABCD (Audience, Behavior, Contextual,
Degree)
f. Kontekstual dan sismtematika materi
g. Model dan metode pembelajaran tertulis
jelas
a. Kesesuaian media dan metode pembelajaran
dengan kompetensi pembelajaran
b. Kesesuaian metode dan model dengan
materi pembelajaran
c. Kesesuaian aktifitas pembelajaran dengan
Skenario / kegiatan
3. materi yang akan disampaikan
belajar mengajar
d. Kegiatan pembelajaran memenuhi syarat
5M
e. Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap
tahap pembelajaran dan kesesuaian dengan
alokasi waktu
a. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD
4. Bahasa
b. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami
5. Penilaian hasil a. Kesesuaian teknik penilaian dengan
kompetensi yang ingin dicapai
b. Kelengkapan instrumen
Tabel Kisi -kisi validasi materi

No Faktor / Aspek Indikator


a. Semua komponen terletak sistematis
Perwajahan dan
1. b. Materi dapat dibaca dan dipahami dengan
tata letak
jelas
a. Kesesuaian materi dengan Kompetensi
Dasar
b. Kesesuaian materi dengan Indikator
2. Isi c. Kelengkapan materi
d. Pembagian materi yang tepat
e. Penggunaan sumber bahan ajar yang sesuai
f. Kebenaran isi/materi yang disampaikan
a. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD
3. Bahasa
b. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami
Kisi-kisi validasi soal

No Faktor / Aspek Indikator


Perwajahan dan a. Kejelasan petunjuk pengerjaan soal
1.
tata letak b. Soal dapat dibaca dan dipahami dengan jelas
a. Kesesuaian soal dengan materi yang
disampaikan
2. Isi
b. Kesesuaian soal dengan indikator
c. Kalimat soal yang tidak berbelit-belit
a. Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD
3. Bahasa
b. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami

2. Lembar angket respon siswa


Angket siswa ini berisikan pertanyaan yang memuat bagaimana respon siswa
terhadap proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media
Autoplay
3. Lembar test (Posttest)
Lembar tes ini digunakan untuk memperoleh data dari hasil pembelajaran,
instrumen ini digunakan untuk mengukur hasil belajar yang telah dicapai oleh
peserta didik saat pembelajaran berakhir
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakuakan dalam penelitian ini adalah dengan
beberapa tahap yaitu :
1. Metode tes
Metode tes ini dilakukan untuk memperoleh hasil berupa nilai untuk mengukur
kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan siswa dalam memahami materi
pembelajaran yang telah disampikan.
2. Metode angket
Angket atau kuisioner. Angket atau kuisioner dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam rangka penilaian hasil belajar. Berbeda dengna wawancara, dimana penilai
berhadapan langsung dengan dengan peserta didik atau dengan pihak lainnya,
maka dengan angket pengumpulan data sebagai bahan penilaian hasil belajar jauh
lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga. Penulis memberikan angket kepada
ahli validasi guna untuk memberikan penilaian terhadap produk yang
dikembangkan.

3. Metode observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan
menggunakan pengamatan dan pencacatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Dalam hal ini peneliti
menggunakan observasi nonpartisipan, yaitu peneliti hanya berada di luar garis,
sebagai penonton belaka tidak ikut terlibat.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis perangkat pembelajaran
Kelayakan suatu perangkat pembelajaran dpat dikukur menggunakan
sebuah lembr validasi. Taraf penilaian untuk mengukur kemampuan peserta
didik dapat dilihat pada tabel interpretasi skor bersasarkan skala Likert
dibawah ini.

Tabel penilaian beserta bobot nilai

Penilaian Nilai / skor


Sangat baik 5
Baik 4
Sedang 3
Buruk 2
Buruk sekali 1
(Riduwan, 2015:13)
Menentukan hasil skor dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

P(%) = X 100%

(Riduwan, 2015:13)

P(%) = Jumlah Skor (%)

F = jumlah skor dari keseluruhan responden

N = jumlah validator

I = Jumlah skor maksimal

R = Jumlah skor/indikator

Selanjutnya niali P(%) di sesuikan dengan tabel dibawah ini untuk mengetahui
valid atau tidaknya sebuah perangkat/instrumen tersebut.

Tabel kriteria interpretasi skor

Penilaian kualitatif Presentase skor


Sangat valid (SV) 81% - 100%
Valid (V) 61% - 80%
Cukup Valid (CV) 41% - 60%
Kurang Valid (KV) 21% - 40%
Tidak Valid (TV) 0% - 20%
(Riduwan, 2015:15)
2. Analisis keterlaksanaan pembelajaran
Analisis kegiatan guru dan kegiatan siswa diukur menggunakan lembar
pengamatan dengan cara menghitung presentase sintaks-sintaks yang
terlaksana selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran
kontekstual . Analisis hasil aktivitas mengajar guru digunakan ketentuan
sebagai berikut :

1 = tidak baik 3= cukup baik 5= sangat baik

2 = kurang baik 4= baik


Untuk menghitung presentase dari tiap indikator, rumus yang
digunakan adalah:

Keterlaksanaan pembelajaran (%) = x 100%

Hasil hitungan presentase penilaian pengelolaan pembelajaran di


intrepretasikan kedalam tabel berikut ini.

Tabel interpretasi skor

Presentase Kategori
81% - 100% Sangat baik (SB)
61% - 80% Baik (B)
41% - 60% Cukup (C)
21% - 40% Kurang (K)
0% - 20% Tidak baik (TB)
(Riduwan, 2015:15)
3. Analisis respon siswa
Respon siswa perangkat dianalisis menggunakan lembar angket . penentuan
ukuran penelitian dari tabel interpretasi skor berdasarkan skala likert seperti
dibawah ini.

Tabel ukuran penilaian beserta bobot nilai.

Penilaian Nilai / skor


Sangat baik 5
Baik 4
Sedang 3
Buruk 2
Buruk sekali 1
(Riduwan, 2015:13)

Menentukan hasil skor dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

P(%) = X 100%

(Riduwan, 2015:13)

P(%) = Jumlah Skor (%)

F = jumlah skor dari keseluruhan responden

N = jumlah validator
I = Jumlah skor maksimal

R = Jumlah skor/indikator

Selanjutnya niali P(%) di sesuikan dengan tabel dibawah ini untuk mengetahui
valid atau tidaknya sebuah perangkat/instrumen tersebut.

Tabel kriteria interpretasi skor

Penilaian kualitatif Presentase skor


Sangat valid (SV) 81% - 100%
Valid (V) 61% - 80%
Cukup Valid (CV) 41% - 60%
Kurang Valid (KV) 21% - 40%
Tidak Valid (TV) 0% - 20%
(Riduwan, 2015:15)
4. Analisis hasil belajar siswa
Analisis hasil belajar siswa dinilai berdasarkan ketentuan yaitu dengan siswa
mengerjakan tes soal sesudah pembelajaran selesai dilaksanakan, dalam hal ini
ditentuka KKM yang diberikan agar siswa dinyatakan lulus adalah ≥ 75, selain
itu dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus yang biasa disebut

dengan rumus klasikal (%) = X 100%

Keterangan :
A = Jumalah siswa yang tuntas
B = Jumlah seluruh siswa
Kriteria nilai konversi :
60 = 91-100 (sangat baik)
50 = 81-90 (baik)
40 = 75-80 (cukup)
30 = <75 (kurang)
a. Uji T
Pengujian hasil belajar siswa homogen dapat dihitung dengan
menggunakan rumus uji-t pemilihan uji-t harus dipertimbangkan dua hal
yaitu yang pertama sampel yang digunakan jumlahnya sama dan varian
data dari sampel tersebut homogen atau heterogen. Jika nilai probabilitas >
0,05 maka ho diterima dan jika nilai probabilitas < 0,05 maka ho di tolak.
Berikut ini adalah pedoman pemilihan rumus uji-t :
1. Bila anggota sampel n1=n2 dan varians homogen (α1² = α2²) maka
dapat digunakan rumus uji-t baik untuk separated varians dan polled
varians
2. Bila jumlah anggota sampel n1=n2 dan varians heterogen (α1² = α2²)
dapat digunakan rumus uji-t

t= (sugiono, 2014:199)

keterangan :
X1 : mean sebelum diberikan treatment
X2 : mean sesudah diberikan treatment
S1² : varians nilai mandiri sebelum
S2² : varians nilai mandiri sesudah
N1 : banyak sampel sebelum
N2 : banyak sampel sesudah

Anda mungkin juga menyukai