Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tingkat kompetensi yang relevan antara mata pelajaran aplikasi
perangkat lunak dan perancangan interior gedung di jurusan desain pemodelan dan informasi bangunan
(DPIB) SMKN 1 Nganjuk dengan dunia industri. Sebagai objek dari penelitian ini adalah lulusan jurusan
DPIB SMKN 1 Nganjuk dan industri lokasi lulusan bekerja. Penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian
deskriptif. Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan metode dokumentasi. Keabsahan
instrumen penelitian, dilakukan pengujian validitas dari perhitungan diperoleh hasil yang valid. Sedangkan
untuk menguji kredibilitas instrumen menggunakan teknik perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan, triangulasi, dari proses uji kredibilitas instrumen yang digunakan diperoleh hasil bahwa
instrumen sudah kredibel. Analisis dari data ini yaitu analisa statik deskriptif dengan hasil berupa
persentase. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi yang diajarkan pada kompetensi
keahlian Pemodelan Bangunan dan Desain Informasi (DPIB) SMKN 1 Nganjuk termasuk dalam kategori
relevan. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata persentase relevansi kompetensi antara mata kuliah dan
kebutuhan industri yaitu sebesar 85,38% dari dua puluh enam kompetensi oleh lima belas perusahaan
sebagai responden, yaitu: PT. Khamim Putra Suadah, CV. Proyek Kuning, CV. Jati Tunggak Seki,
Konsultan Kemajuan, Konsultan Kemajuan, CV. Ganendra, PT Jaya Kontruksi, PT Total Cipta Persada
Surabaya, PT Purnama Karya Cipta Indo, Sannur Architect, Progress Consultant, PT. Gada Elang Perkasa,
CV. Pelita, CV. Sutikno, PT. Arkon Multi Dimensi.
Abstract
This research was used to obtain the relevant level of the competence between the subjects “software
application and building interior design” in the Department of Modeling and Building Information Design
(DPIB) SMKN 1 Nganjuk and the industrial world. The objects of this research were the graduates from
DPIB SMKN 1 Nganjuk and the industry where the graduates work. This research is classified as the type
of descriptive research. The validity of the research instrument, used validity test, the results of the test
obtained was valid. Meanwhile, to test the credibility of the instrument, we used extension technique,
increased persistence, and triangulation. The result of this process was credible. Data analysis used
descriptive static analysis, and the output was a percentage. The results of this study indicated that the
competency of software application & building interior design subjects based on the curriculum syllabuses
taught in the Building Modeling and Information Design (DPIB) skill competency of SMKN 1 Nganjuk,
which is included in the relevant category. It was indicated by the average percentage of competency
relevance between courses and industry needs, which is 85.38% of the twenty-six competencies by fifteen
companies as respondents, i.e., PT. Khamim Putra Suadah, CV. Proyek Kuning, CV. Jati Tunggak Seki,
Konsultan Kemajuan, Konsultan Kemajuan, CV. Ganendra, PT Jaya Kontruksi, PT Total Cipta Persada
Surabaya, PT Purnama Karya Cipta Indo, Sannur Architect, Progress Consultant, PT. Gada Elang Perkasa,
CV. Pelita, CV. Sutikno, PT. Arkon Multi Dimensi.
1
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik bangunan (JKPTB). Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021, ISSN: 2252-5122
3
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik bangunan (JKPTB). Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021, ISSN: 2252-5122
Relevansi yang diukur pada penelitian ini ialah lunak (autocad, ArchiCAD, revit dsb), kemampuan dalam
relevansi kompetensi antara yang diajarkan di sekolah membuat miniature/maket desain interior, kemampuan
dengan kebutuhan dunia industri. Data yang diperoleh di dalam mengevaluasi hasil miniature/maket desain
lapangan berupa data primer dan data sekunder yaitu 1). interior, (Anonim; 2017).
Data Primer ialah data yang cara memperolehnya secara Teknik analisa data untuk mendapatkan tingkat
langsung tanpa ada perantara yang digunakan peneliti relevansi kompetensi antara kebutuhan dunia industri
dalam menjawab permasalahan penelitian, (Danang; erhadap lulusan DPIB SMKN 1 Nganjuk menggunakan
2013) Data primer yang digunakan dalam penelitian ini analisa deskriptif yang disajikan dalam bentuk persentase.
merupakan data hasil pengisian dari responden lulusan Masing-masing data yang telah diisi oleh responden
SMKN 1 Nganjuk yang bekerja di industri jasa konstruksi dihimpun, lalu dilakukan perhitungan kemudian dianalisa
yang tersebar di jawa timur, berupa data kesesuaian menggunakan metode deskriptif dengan cara
kompetensi bidang aplikasi perangkat lunak & menjumlahkan banyak setiap jawaban dari beberapa
perancangan interior gedung dengan kebutuhan dunia kategori yang dipilih oleh responden pada setiap
industri. 2). Data sekunder ialah sumber data yang tidak kompetensi yang diajarkan di sekolahan. Pada saat
diperoleh secara langsung oleh peneliti, akan tetapi mencari persentase kebutuhan industri pada masing-
melalui dokumen, dapat berupa buku, surat, atau data dari masing kompetensi menggunakan rumus persamaan (2).
pusat statistik (Sukmadinata; 2016). Pada penelitian ini
Σf (2)
menggunakan data sekunder seperti: data silabus terkait P = X 100%
kompetensi yang diajarkan di sekolah diantaranya: n
kompetensi patuh dalam melaksanakn aturan (K3), (Siregar, 2017).
Dimana
kompetensi berkomunikasi dalam mempresentasikan
P = Persentase setiap bidang studi berdasarkan
desain interior, kompetensi dalam menyajikan manfaat
jawaban kompetensi yang sesuai dengan
desain interior, kompetensi menggambar desain interior
kebutuhan industri (%)
dengan gaya dan tema tertentu, kompetensi pemahaman
Σf = Jumlah frekuensi jawaban “dibutuhkan” dari data
terhadap ornament, material, dan bahan finishing pada
interior, kemampuan memilih material, ornament yang diberikan kepada responden
n = Jumlah seluruh responden
dekorasi yang cocok pada interior gedung, kemampuan
Dari hasil perhitungan persentase kebutuhan industri
memutuskan penggunaan material bahan finishing pada
pada masing -masing kompetensi, kemudian dijumlahkan
interior, kompetensi menerapkan material, ornament, dan
dan dihitung mean dengan mengunakan rumus persamaan
bahan finishing pada gambar desain interior, kompetensi
menggambar desain interior, kompetensi memahami (3).
jenis-jenis perangkat lunak, kompetensi dalam ΣP
= (3)
pengelolaan file pada aplikasi perangkat lunak (Autocad, n
3dsmax, Revit, ArchiCAD, Sketch Up, dsb), kemampuan (Siregar, 2017).
menyajikan gambar 2D pada aplikasi perangkat lunak Dimana,
(Autocad, ArchiCAD, Revit dsb), kompetensi = Rata-rata kompetensi yang dibutuhkan industri (%)
mengoperasikan perintah penggambaran 2D pada aplikasi ΣP = Persentase jawaban setiap kompetensi (%)
perangkat lunak (Autocad, ArchiCAD, Revit dsb), n = Jumlah kompetensi keseluruhan
kompetensi menggambar konstruksi dengan perangkat
Peneliti mengetahui tingkat relevansi kompetensi
lunak (Autocad, Revit dsb), kompetensi dalam memeriksa
bidang aplikasi perangkat lunak & perancangan interior
hasil print out gambar, kompetensi pemahaman terhadap
gedung, terhadap kebutuhan industri, menurut (Arikunto;
prinsip-prinsip gambar 3D dengan aplikasi perangkat
2019), skor persentase yang diperoleh dikonversi kedalam
lunak (Autocad, 3dsmax, Revit dsb), kemampuan
kriteria berdasarkan Tabel 3.
pengoperasian perintah gambar 3D dengan aplikasi
perangkat lunak (Autocad, 3dsmax, Revit, Sketch Up, Tabel 3. Kriteria Tingkat Relevansi
ArchiCAD dsb), kompetensi menggambar 3D dengan Kriteria Skor (%)
aplikasi perangkat lunak (Autocad, 3dsmax, Revit dsb),
Tidak relevan <40%
kompetensi dalam mengevaluasi hasil rendering gambar
Kurang relevan 40%-55%
3D dengan aplikasi perangkat lunak (Autocad, 3dsmax,
Revit, Sketch Up, dsb), kompetensi menggambar desain Cukup Relevan 56%-75%
interior dengan skema warna pada aplikasi perangkat Relevan 76% - 100%
lunak (3dsmax, Revit, Sketch Up, dsb), kompetensi
menggambar desain interior dengan pencahayaan arificial HASIL DAN PEMBAHASAN
pada aplikasi perangkat lunak (3dsmax, Sketch Up, dsb), Hasil analisa peneliti terhadap masing-masing
kompetensi dengan kompetensi menggambar desain kompetensi dengan kebutuhan dunia industri bagi lulusan
akustik ruangan dengan aplikasi perangkat lunak (3dsmax, SMKN 1 Nganjuk yang telah diperoleh melalui
Sketch Up, dsb), kompetensi membuat desain interior penyebaran angket kuisioner yang sudah di validasi dan
dengan elemen-elemen, material, model dan aksesoris telah diisi oleh lima belas perusahaan lokasi lulusan
disetiap ruang menggunakan aplikasi perangkat lunak bekerja, kemudian dilakukan perhitungan dengan
(ArchiCAD, 3dsmax, revit, Sketch Up, dsb), kompetensi menggunakan rumus persamaan (2), untuk memperoleh
membuat layout desain interior pada aplikasi perangkat
Relevansi Kompetensi Mata Pelajaran Aplikasi Perangkat Lunak...
persentase jawaban pada setiap kompetensi dengan perusahaan. Jadi kompetensi dikategorikan relevan dan
kebutuhan industri: dibutuhkan dunia industri.
Σf (2) Menyajikan gambar 2D dengan aplikasi perangkat
P = X 100%
n lunak (AutoCAD, 3DSMax, Revit dsb) sebesar 100,00%
Dimana dari lima belas responden, Yogi Astikasari; (2015) dalam
P = Persentase setiap bidang studi berdasarkan penelitiannya diperoleh hasil 100% dari 333 kompetensi
jawaban kompetensi yang sesuai dengan yang diisi oleh empat responden dari perusahaan. Jadi
kebutuhan industri (%) kompetensi dikategorikan relevan dan dibutuhkan dunia
Σf = Jumlah frekuensi jawaban “dibutuhkan” dari data
industri
yang diberikan kepada responden Berikutnya adalah kompetensi mengoperasikan
n = Jumlah seluruh responden perintah penggambaran 2D pada aplikasi perangkat lunak
diperleh hasil 100,00% dari lima belas responden.
Dengan menggunakan rumus persamaan di atas berdasarkan penelitian Yogi Astikasari (2015) didapatkan
diperoleh hasil bahwa: relevansi antara kompetensi patuh hasil 100% dari 333 kompetensi yang diisi oleh empat
terhadap aturan K3 dengan kebutuhan industri sebesar responden dari perusahaan. Jadi kompetensi dikategorikan
93,33% dari lima belas responden. Hal ini diperkuat oleh relevan dan dibutuhkan dunia industri.
penelitian (Nuraini & Wardani; 2015) didapatkan sebesar Kompetensi membuat gambar konstruksi dengan
60% dari 40 responden dengan kepatuhan yang sangat perangkat lunak sebesar 100,00% dari lima belas
baik, dan sebesar 7,5 % memiliki kepatuhan yang kurang responden Yogi Astikasari (2015) dalam penelitiannya
baik. Dengan demikian kompetensi ini dapat dikatakan didapatkan hasil 100% dari 333 kompetensi yang diisi
relevan dan dibutuhkan di dunia industri. oleh empat responden dari perusahaan. Jadi kompetensi
Kompetensi berkomunikasi dalam mempresentasikan dikategorikan relevan dan dibutuhkan dunia industri.
desain interior, dalam hal ini diperoleh nilai relevansi Dari hasil analisa dengan menggunakan rumus
sebesar 86,67% dari lima belas responden Sedangkan persamaan (2) didapatkan persentase tingkat relevansi
pada penelitian, Irawati; (2014) diperoleh bahwa pada kurikulum yang digunakan di SMKN 1 Nganjuk
kompetensi berkomunikasi diperoleh hasil sebesar dirangkum pada Tabel 4 dan Tabel 5 sebagai berikut:
95,00% dari dua puluh lima responden, jadi kompetensi
Tabel 4. Kompetensi Relevan
ini sudah relevan dan dibutuhkan dunia insustri Kompetensi Tingkat
Besarnya relevansi antara kompetensi membuat Relevansi
gambar desain interior dengan gaya dan tema tertentu, Patuh terhadap aturan Kesehatan dan keselamatan
dengan industri didapatkan hasil sebesar 86,67% dari lima 93,3%
kerja (K3)
belas responden. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Berkomunikasi dalam mempresentasikan desain
Yogi Astikasari; (2015) didapatkan hasil 65,91% dari 333 86,7%
interior
kompetensi yang diisi oleh empat responden dari Membuat gambar desain interior dengan gaya dan
perusahaan. Jadi kompetensi ini sudah relevan dan 86,7%
tema tertentu
dibutuhkan dunia industri. Memahami penggunaan material ornament dan
Tingkat relevansi kompetensi memahami material, 86,7%
finishing pada interior gedung
ornament, dan bahan finishing pada interior yang
diajarkan di sekolah dengan kebutuhan industri sebesar Menentukan material finishing pada interio 80,0%
86,67% dari lima belas responden. hal ini diperkuat Menerapkan material ornament, dan finishing pada
dengan penelitian Rahma; (2019) didapatkan hasil 80,8% 80,0%
gambar desain interior
dari 26 responden. Jadi kompetensi ini sudah relevan dan
dibutuhkan dunia industri. Membuat gambar interior 93,3%
Hasil analisi diperoleh bahwa kompetensi menentukan
material bahan finishing pada interior adalah sebesar Pemahaman jenis-jenis perangkat lunak 93,3%
80,00% dari lima belas responden. hal ini diperkuat
dengan penelitian Rahma; (2019) didapatkan hasil 80,8% Mengelola file pada aplikasi perangkat lunak 86,7%
dari 26 responden. Jadi kompetensi tergoong dalam Menyajikan gambar 2D dengan aplikasi perangkat
kategori relevan dan dibutuhkan dunia industri 100,0%
lunak (AutoCAD, 3DSMax, Revit dsb)
Kompetensi menerapkan material, ornament, dan Mengoperasikan perintah penggambaran 2D pada
bahan finishing pada gambar desain interior 80,00% dari 100,0%
aplikasi perangkat lunak
lima belas responden hal ini diperkuat dengan penelitian Menggambar konstruksi dengan perangkat lunak
Rahma, (2019) didapatkan hasil 80,8% dari 26 responden. 100,0%
(AutoCAD, Revit dsb)
Jadi kompetensi masuk dalam kategori relevan dan
dibutuhkan dunia industri Memeriksa hasil print out gambar 2D/3D 93,3%
Hasil analisis bahwa kompetensi membuat gambar Memahami prinsip dasar gambar 3D dengan aplikasi
interior didapatkan hasil 93,33% dari lima belas 100,0%
perangkat lunak
responden. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Yogi Mengoperasikan perintah gambar 3D dengan aplikasi
Astikasari; (2015) didapatkan hasil 65,91% dari 333 93,3%
perangkat lunak
kompetensi yang diisi oleh empat responden dari
5
Jurnal Kajian Pendidikan Teknik bangunan (JKPTB). Volume 7 Nomor 2 Tahun 2021, ISSN: 2252-5122