Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

“PERKAWINAN YANG SEHAT”

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. L.A Wijayanti, S.Kp., M.Kep.Sp.Mat.

DISUSUN OLEH :

1. Putri Faiqotul Himmah (P17321181005)


2. Reka Shafna W (P17321181016)
3. Mirza Aulia Cahyani (P17321183028)
4. Regita Sulistya N W (P17321181031)
5. Hivani Alif Prasinia (P17321183034)
6. Irmania Azzah (P17321183039)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEDIRI TAHUN
2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa kami kirimkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tugas kuliah ilmu kesehatan masyarakat dengan judul
“PERKAWINAN YANG SEHAT” .
Kami mengucapkan bayak terima kasih pada semua pihak yang telah turut
membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan .Terlepas dari itu semua ,kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan .Karena itu segala
kritik dan saran yang mendukung guna makalah ini menjadi lebih baik ,sangat
kami harapkan.
Akhir kata ,mohon maaf bila ada kata kata dalam makalah ini yang
menyinggung perasaan para pembaca.

Kediri, 26 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penulisan 4

BAB 2 PEMBAHASAN 5
2.1 Pengertian Perkawinan Yang Sehat 5
2.2 Konsep Perkawinan Yang Sehat 9
2.3 Langkah-Langkah Perkawinan Yang Sehat 10

BAB 3 PENUTUP 15
3.1 KESIMPULAN 15
3.2 SARAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkawinan merupakan bersatunya dua orang ke dalam suatu ikatan yang
di dalamnya terdapat komitmen dan bertujuan untuk membina rumahtangga
serta meneruskan keturunan, seseorang yang sudah berani memutuskan untuk
menikah berarti dia sudah menentukan suatu keputusan yang sangat penting
dan sangat berarti dalam kehidupannya. Perencanaan terhadap pernikahan
harus melalui proses. Proses yang dilalui oleh pasangan yang menikah
merupakan awal bagi kedua pasangan untuk saling mengikat ke dalam suatu
ikatan yang syah dan diakui oleh agama serta adat dari masyarakat di
sekitarnya (Fatchiah, 2009). Pada dasarnya manusia terpanggil untuk hidup
berpasang-pasangan. Sebagian orang menganggap bahwa perkawinan
membatasi kebebasannya, tetapi bagaimanapun sebagian besar dari kita dapat
mengakui bahwa perkawinan memberikan jaminan ketenteraman hidup.
Banyak hal yang dapat menjadi alasan atau pertimbangan sebelum seseorang
memutuskan untuk menikah. Alasan pertama dan kedua dapat dikatakan
sebagai alasan yang mendasar karena perkawinan sebagai relasi yang intim
memang seharusnya dilandasi kecocokan dan saling pengertian antarpasangan.
Kunci pernikahan yang sehat dan langgeng adalah komunikasi, kejujuran,
saling menghargai, saling percaya, pasangan adalah teman,humor, kompromi,
saling memaafkan, cinta, doa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud perkawinan yang sehat?
2. Bagaimana konsep perkawinan yang sehat ?
3. Apa saja langkah-lagkah perkawinan yang sehat?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui yang dimaksud pekawinan yang sehat
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep perkawinan yang sehat
3. Untuk mengetahui apa saja langkah-lagkah perkawinan yang sehat

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERKAWINAN YANG SEHAT


Perkawinan yang sehat adalah pernikahan yang sah, pada saat dibangun
hubungan tersebut sesuai dengan syarat-syarat sahnya dilakukannya sebuah
pernikahan (baik dari segi agama maupun negara), dibangun atas dasar saling
mencintai dan melengkapi, dengan komitmen yang saling dijaga dan dipenuhi,
serta direstui oleh berbagai pihak. Terdiri dari satu laki-laki dan satu
perempuan yang sudah memenuhi syarat-syarat pernikahan, mmpu
menciptakan keluarga yang sehat (baik moral, spiritual, maupun sosial), serta
terciptanya keturunan2 yang berkualitas dari hubungan tersebut.
Dan dalam pernikahan tersebut mampu memenuhi indikator pernikahan
yang sehat yaitu :

1. Dasar hubungan yang kuat


Dalam sebuah pernikahan tak hanya diperlukan perasaan cinta
yang kuat saja, akan tetapi dasar hubungan atau relasi teman yang kuat.
Pasangan merupakan rekan hidup yang setara dalam pernikahan.
Sebagaimana seorang teman, anda juga perlu mendukung serta mencintai
pasangan anda, membantu dia untuk bangkit kembali ketika terjatuh, serta
bersama-sama mencapai tujuan yang dicita-citakan.

2. Komunikasi yang baik


Pernikahan sehat memiliki indikator komunikasi yang berjalan
dengan mulus dan lancar antara pasangan suami istri. Tak jarang dalam
menjalani hubungan, kedua pihak tidak memiliki kesepahaman, akan
tetapi dengan melakukan komunikasi yang baik akan menciptakan jalan
tengah yang dapat ditolerir oleh kedua belah pihak.

5
3. Pernikahan dipenuhi senyum, canda dan tawa Salah satu indikator yang
menandakan bahwa pernikahan yang anda jalani tersebut berada dalam
kondisi sehat ialah senyuman dan canda tawa. Apabila pasangan suami
istri selalu berbagi rasa senang, bahagia, dan tertawa bersama, maka
hubungan yang dibangun pastilah kuat. Di lain pihak jika kedua belah
pihak tidak lagi mampu saling berbagi perasaan bahagia serta senda gurau,
maka boleh dikatakan bahwa pernikahan mereka tidak sehat atau sedang
menghadapi permasalahan.

4. Menangani masalah dengan baik


Cara pasangan suami istri menangani masalah yang pasti akan
menerjang dalam kehidupan rumah tangga mereka juga merupakan
indikator apakah suatu pernikahan itu sehat. Apabila suami istri dapat
menyelesaikan masalah dengan melakukan kompromi atau mencari jalan
tengah demi kepentingan bersama tanpa menyepelekan kepentingan
pribadi pasangan, maka dapat dikatakan bahwa pernikahan mereka masih
dalam kondisi sehat. Di lain pihak, apabila suami maupun istri hanya
mementingkan kepentingan pribadi masing-masing dan mulai
memaksakan kehendak, maka pernikahan yang dijalani tersebut boleh
dikatakan sedang bermasalah.

5. Melakukan aktifitas Bersama


Boleh saja pasangan suami istri tidak meiliki hobi yang sama, akan
tetapi jika kedua belah pihak dapat saling memahami dan bahkan
memberikan diri untuk ikut serta dalam aktifitas bersama pasangan yang
dicintainya, maka mereka berdua memang menjalani pernikahan sehat. Di
samping itu, aktifitas yang dilakukan bersama akan membawa hubungan
pasangan suami istri menjadi lebih dekat lagi.

6
Berikut ini 7 cara mewujudkan pernikahan sehat :

1. Biasakan jujur satu sama lain


Bohong merupakan akar dari suatu pengkhianatan. Jika dalam
suatu pernikahan tidak dilandaskan kejujuran satu sama lain, niscaya
pernikahan itu tidak akan bertahan lama. Di sini yang perlu Anda
lakukan adalah berbicara jujur, tak peduli seberapa memalukan atau
seberapa bermasalahnya ucapan yang akan Anda katakan pada
pasangan. Jujur tidak mudah, mengingat setiap orang akan memiliki
kebohongan kecil. Namun, yang juga penting, hargai bagaimana
pasangan Anda ketika ia berkata jujur, dengan begitu kondisi mental
dan hubungan pernikahan Anda akan sehat dan bahagia.

2. Saling percaya
Pernikahan yang sehat memang gampang-gampang susah
diwujudkan. Ini semua tergantug bagaimana Anda mempercayai
pasangan Anda yang merupakan modal awal pernikahan dimulai.
Keharmonisan sebuah keluarga bergantung dengan
mengkomunikasikan setiap masalah yang ada.

3. Lakukan seks rutin agar makin intim


Seks yang dilakukan setelah sah menikah merupakan seks yang
paling membahagiakan. Selain perbuatan Anda sudah halal, masa
depan lain bisa diwujudkan dengan seks tersebut. Salah satunya ya
dengan mewujudkan kehidupan pernikahan yang sehat. Untuk Anda
para pasangan suami istri, seks adalah bumbu penting dalam menjaga
keharmonisan rumah tangga. Lakukan secara rutin, paling tidak
seminggu satu sampai dua kali.

7
4. Menikmati kebersamaan
Cobalah untuk melakukan hal-hal yang pernah Anda lakukan saat
masih dalam masa-masa sebelum menikahi. Kencan, berlibur berdua,
menonton konser, atau hiking dan berolahraga bersama sesekali.
Temukan waktu untuk bisa berbincang intim dan dari hati ke hati
sesekali sesaat sebelum tidur. Jangan lupa untuk memberikan
semangat satu sama lain, dan juga saling mendukung perkembangan
masing-masing demi terjalinnya hubungan yang harmonis antara Anda
dan pasangan.

5. Prioritas
Buat pasangan Anda menjadi prioritas Anda, baik itu di luar
maupun di dalam keluarga. Banyak yang mengatakan bahwa ketika
menikah dan memiliki anak, anak menjadi prioritas utama. Nah, ini
yang harus diluruskan. Anak memang penting, tetapi pasangan
Andalah tetap wajib dijadikan prioritas.
Mengapa? Setelah mereka dewasa nanti, anak-anak yang Anda
prioritaskan akan tumbuh hidup bersama pasangan dan keluarganya
sendiri, “meninggalkan” Anda dan pasangan kembali sendirian. Ketika
tinggal Anda dan pasangan hidup berdua inilah, dikhawatirkan
hubungan Anda dan pasangan menjadi hambar karena prioritas Anda
dahulu bukan pada pasangan yang sehidup semati. Jadi, kuatkan ikatan
hubungan satu sama lain, usahakan jangan terputus. Karena tua nanti
hanya ada Anda berdua dan pasangan.

6. Segera selesaikan argument


Menikah tanpa adanya cekcok namanya, ya, bukan pernikahan.
Pernikahan yang sehat belum bisa dibilang goals tanpa adanya
argumen. Ketika terjadi cekcok baiknya Anda dan pasangan saling
berempati satu sama lain. Maksud dari berempati adalah
memposisikan diri Anda pada posisi pasangan. Dengan begitu, Anda
bisa memandang masalah dari sudut yang berbeda. Setelah itu, Anda

8
bisa menemukan letak masalah yang sesungguhnya dan menyelesaikan
dengan logika serta perasaan.

7. Jangan gengsi meminta maaf


Setelah ada argumen, baiknya ada permintaan maaf. Buang jauh-
jauh gengsi gengsi jika memang Anda terbukti bersalah pada
pasangan. Jika gengsi meminta maaf dibiarkan terus menerus terjadi,
yang ada nanti hanyalah sakit hati dan penyesalan yang selalu datang
di akhir. Dengan meminta maaf, mental dan perasaan Anda akan lebih
sehat, mengingat pernikahan yang dibangun menuju pernikahan yang
sehat.

2.2 KONSEP PERKAWINAN YANG SEHAT


Perkawinan merupakan jawaban bagi masalah kekosongan eksistensial
manusia. Orang dapat saling memberi dan menerima cinta secara eksklusif.
Setiap pasangan berpeluang untuk bersama-sama mengembangkan diri
menjadi pribadi yang sehat dan matang.
Pada dasarnya manusia terpanggil untuk hidup berpasang-pasangan.
Manusia dapat menemukan makna hidupnya dalam perkawinan. Sebagian
orang menganggap bahwa perkawinan membatasi kebebasannya, tetapi
bagaimanapun sebagian besar dari kita dapat mengakui bahwa perkawinan
memberikan jaminan ketenteraman hidup.
Crooks & Baur dalam bukunya, Our Sexuality (1990), menyebutkan
beberapa alasan mengapa seseorang memilih untuk melanjutkan hidupnya
dalam lembaga perkawinan. Alasan-alasan tersebut adalah:

1. Untuk memberikan suatu bentuk perasaan yang sifatnya menetap


tentang bagaimana memiliki seseorang dan menjadi milik seseorang
serta perasaan dibutuhkan orang lain.
2. Keyakinan bahwa kedekatan dan kepercayaan dalam perkawinan dapat
membawa suatu bentuk hubungan yang lebih kaya dan mendalam
sifatnya.

9
3. Untuk dapat melakukan dan mendapatkan hubungan seks yang
sifatnya legal dan wajar secara norma sosial.
4. Harapan bahwa mereka akan semakin memahami kebutuhan
pasangannya,dan hubungan yang tercipta semakin harmonis seiring
dengan semakin dalamnya pengetahuan akan pasangannya. Hal ini
jelas tidak cukup didapatkan bila dilalui hanya dalam konteks
hubungan percintaan saja (date relationship).
5. Mendapatkan beberapa keuntungan secara keuangan dan hukum yang
bisa diperoleh dalam pernikahan.

2.3 LANGKAH-LAGKAH PERENCANAAN PERKAWINAN YANG SEHAT


a. Menunda Pernikahan
Alasan yang mengemuka antara lain:
1. Belum menemukan orang yang cocok
2. Belum mengenal pasangan secara mendalam
3. Takut mengganggu karier yang sedang dibangun
4. Masih menjadi tulang punggung-keluarga dan belum siap membagi
tanggung jawab lebih untuk orang selain keluarga
5. Masih ingin bebas, masih ingin menikmati kesendirian
6. Belum merasa mapan secara ekonomi
7. Belum siap secara mental

Banyak hal yang dapat menjadi alasan atau pertimbangan sebelum


seseorang memutuskan untuk menikah. Alasan pertama dan kedua dapat
dikatakan sebagai alasan yang mendasar karena perkawinan sebagai relasi
yang intim memang seharusnya dilandasi kecocokan dan saling pengertian
antarpasangan. Dua alasan tersebut lebih banyak berkaitan dengan masa
depan emosi cinta. Tanpa itu, hubungan sulit diharapkan dapat berhasil.
Sementara itu, alasan ketiga dan seterusnya sifatnya sangat subjektif :
ukurannya berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain.
Dengan kata lain, alasan-alasan tersebut masih dapat ditawar.

10
b. Mantapkan Keputusan
Mengingat banyaknya sisi positif dari perkawinan, bagi yang
masih ragu-ragu untuk melangkah ke jenjang perkawinan. berikut
disajikan saran-saran sesuai dengan alasannya yang menyebabkan
keraguannya untuk menikah. Jika merasa belum mengenal pasangan
secara mendalam, yang perlu dilakukan adalah memanfaatkan setiap
kesempatan yang ada (misalnya melalui pertemuan-pertemuan) untuk
saling mengenal lebih dalam kelebihan kekurangan pasangan. Jangan
membuang waktu hanya untuk bersenang-senang.
Bagi yang takut bahwa pernikahan akan menghalangi pencapaian
karier yang diangan-angankan (terutama bagi wanita), lebih baik pikiran
itu dibuang jauh-jauh. Diskusikan dengan calon pasangan, dan tetapkan
komitmen masa depan karier masing-masing, bagaimana mengaturnya
agar dapat diwujudkan bersama.
Bayangkan bahwa karier akan lebih nyaman untuk dijalani dengan
dukungan pasangan. Dukungan pasangan adalah salah satu dukungan
sosial (social support) terbaik dalam menghadapi setiap kesulitan hidup.
Di sisi lain, jika masih menjadi tulang punggung keluarga, tentu dapat
menunggu sebentar sampai ada anggota keluarga (misalnya adik) yang
dapat mandiri dan bersama-sama berbagi beban dan tanggung jawab.

c. Pertunangan
Ada sebuah cara yang lazim dilakukan untuk lebih mengikat fisik
dan terutama hati pasangan serta belajar lebih siap mehghadapi
pernikahan, yaitu dengan melaksanakan pertunangan.
Pertunangan sering juga dilakukan untuk melicinkan jalan suatu
pasangan menuju ke gerbang pernikahan. Namun, ada suatu fakta yang
dikemukakan oleh Benokraitis (1996), yaitu pasangan Octavio Gullen dan
Adriana Martinez dari Meksiko yang menghabiskan waktu selama 67
tahun dalam ikatan pertunangan dan memastikan satu dengan yang lainnya
adalah orang yang tepat sebelum menikah.

11
Dalam semangat religius, pernikahan adalah sesuatu yang sacral,
menikah adalah ibadah. Kenapa harus menghindarinya? Segala ketakutan
dan trauma masa lalu (jika ada) akan terhapus melalui tangan waktu dan
kebahagiaan yang menanti di balik optimisme. Saat berpacaran masing-
masing individu sebaiknya belajar untuk menjadi lebih dewasa, dan saat
menikah proses belajar tersebut terus berlanjut dan memasuki tahap yang
lebih tinggi.

d. Tes Kesehatan Pra nikah


Tes kesehatan pranikah ialah tes kesehatan yang dilakukan oleh
pasangan calon suami istri . Tes ini sangat penting dilakukan, karena
dengan tes kesehatan pranikah kita dapat :
a. Mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan
pernikahan anda, terutama yang berkaitan dengan masalah
kesehatan reproduksi(kehamilan dan keturunan).
b. Memperoleh kesiapan mental karena masing-masing mengetahui
benar kondisi kesehatan calon pasangannya .
c. Mengantisipasi penyakit yang nantinya dapat membahayakan
pasangan dan keturunanya.

Tes Pra Nikah yang direkomendasikan:

1. Tes infeksi menular seksual (IMS)


Tes kesehatan untuk menghindari adanya penularan penyakit yang
ditularkan lewat hubungan seksual, seperti sifilis, gonorrhea, Human
Immunodeficiency Virus (HIV), dan penyakit hepatitis. Perempuan
sebenarnya lebih rentan terkena penyakit kelamin daripada pria.
Karena alat kelamin perempuan berbentuk V yang seakan
"menampung" virus. Sedangkan alat kelamin pria tidak bersifat
"menampung" dan bisa langsung dibersihkan. Jika salah satu pasangan
menderita ISR/IMS, sebelum menikah harus diobati dulu sampai
sembuh.

12
2. Tes Rhesus
Kebanyakan bangsa Asia memiliki Rhesus positif, sedangkan
bangsa Eropa rata-rata negatif. Terkadang, pasangan suami-isteri tidak
tahu Rhesus darah pasangan masing-masing. Padahal, jika Rhesusnya
bersilangan, bisa mempengaruhi kualitas keturunan. Jika seorang
perempuan (Reshus negatif) menikah dengan laki-laki (Rhesus positif),
bayi pertamanya memiliki kemungkinan untuk ber-Rhesus negatif atau
positif. Jika bayi mempunyai Rhesus negatif, tidak ada masalah.
Tetapi, jika ia ber-Rhesus positif, masalah mungkin timbul pada
kehamilan berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang kedua merupakan
janin yang ber-Rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena
antibodi antirhesus dari ibu dapat memasuki sel darah merah janin.

3. Penyakit keturunan
Tes kesehatan pra nikah bisa mendeteksi kemungkinan penyakit
yang bisa diturunkan secara genetik kepada anak, semisal albino.
Misalnya suami membawa sifat albino tetapi istrinya tidak, maka anak
yang lahir tidak jadi albino. Sebaliknya, jika istrinya juga membawa
sifat albino, maka anaknya pasti albino.Jika bertemu dengan pasangan
yang sama-sama membawa sifat ini, pernikahan tidak harus
dihentikan. Hanya saja perlu disepakati ingin punya anak atau tidak.
Kalau masih ingin punya anak, ya risikonya nanti si anak jadi albino.
Atau memilih tidak punya anak. Pernikahan tidak harus tertunda
dengan halangan seperti ini. Yang penting adalah solusi atau
pencegahannya.

4. Chek Kesuburan
Jika pasangan ingin segera punya anak, perlu menjalani konseling
pra nikah. Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan dengan tujuan agar
kehamilan bisa dipersiapkan dan dijalankan dengan baik. Dibutuhkan
riwayat kesehatan dan kondisi sosialnya. Antara lain status ekonomi
(bekerja atau tidak bekerja) dan suasana di lingkungan keluarga.

13
Termasuk perilaku-perilaku yang tidak mendukung kehamilan, semisal
merokok, minuman beralkohol, dan memakai obat-obatan
psikotoprika.Selain itu, perlu juga dievaluasi risiko yang bersifat
individual yang mungkin timbul terhadap kehamilan. Antara lain usia
(masih reproduktif atau tidak), kondisi nutrisi, aktivitas fisik, level
pendidikan, level stres, dan bagaimana hubungan dengan pasangan.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pernikahan yang sehat pernikahan yang sah, pada saat dibangun
hubungan tersebut sesuai dengan syarat-syarat sahnya dilakukannya
sebuah pernikahan (baik dari segi agama maupun negara), dibangun atas
dasar saling mencintai dan melengkapi, dengan komitmen yang saling
dijaga dan dipenuhi, serta direstui oleh berbagai pihak. Kunci pernikahan
yang sehat dan langgeng adalah komunikasi, kejujuran,saling menghargai,
saling percaya, pasangan adalah teman, humor, kompromi, saling
memaafkan , cinta, doa serta lakukan perencanaan yang matang sebelum
berlangsungnya perkawinan.

3.2 Saran
Bagi pasangan yang akan melangsungkan pernikahan yang
hendaknya melakukan perencanaan yang matang dan melakukan tes
kesehatan pra nikah untuk mencegah hal yang tidak diinginkan seperti
penyakit menular seksual.

15
DAFTAR PUSTAKA

Benokraitis, Nijole V.1996.Marriages And Families 2nd Edition :


changes,choices and constraint.new jersey : prentice-hall inc.

Choorks, R.Baur, K.1990.Our Sexuality (4th Ed).Benjamin/Cummings


Publishing Co

Kementrian Kesehatan Republic Indonesia

Ftchiyan, Arumningtya EL, DKK.2009.Dasar Analisa Biologi


Molekuler.Malang : Brawijaya Press

Elizabeth, B. Hurlock.2004.Psikologi Perkembangan.Jakarta : PT Aksara


Utama

16

Anda mungkin juga menyukai