Analisis Pengembangan Pendidikan Penjuruan Di Australia Dan Indonesia
Analisis Pengembangan Pendidikan Penjuruan Di Australia Dan Indonesia
INDONESIA
Australia adalah pulau terbesar dan benua terkecil di dunia, yang terletak di antara
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Selatan. Australia terdiri dari 6 (enam) negara bagian
(New South Wales, Queensland, Tasmania, Australia Selatan, Australia Barat dan Victoria) dan
2 (dua) wilayah daratan (Northern Territory dan Australian Capital Territory). Sistem pendidikan
di Australia diatur oleh masing-masing negara bagian dan wilayah daratan. Secara umum,
jenjang pendidikan formal di Australia terdiri atas 3 (tiga) tahapan pendidkan, yaitu pendidikan
dasar, pendidikan Menengah dan pendidikan tinggi.
Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan dalam Pasal 1
Ayat 8 bahwa jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang
dikembangkan. Dilihat dari jenjang pendidikan formal, Indonesia mempunyai 3 (tiga) tahapan
pendidikan yang sama seperti Australia, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi.
Baik di Indonesia ataupun di Australia pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan
yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Perbedaan jenjang pendidikan dasar di Indonesia
dan Australia terletak pada lama pendidikannya. Pendidikan dasar di Indonesia selama 9
(sembilan) tahun, yaitu Sekolah Dasar (SD) selama 6 (enam) tahun dan Sekolam Menengah
Pertama (SMP) selama 3 (tiga) tahun. Sedangkan di Australia lama pendidikan dasar adalah 6
(enam) atau 7 (tujuh) tahun setingkat SD (lama pendidikan SD tergantung otoritas masing-
masing daerah).
Pendidikan menengah di Indonesia dan Australia merupakan lanjutan dari pendidikan
dasar. Di Indonesia pendidikan menengah selama 3 (tiga) tahun dan di Australia pendidikan
menengah selama 5 (lima) atau (enam) tergantung dari otorita dari masing-masing negara bagian
dan wilayah daratan. Tahapan terakhir dari jenjang pendidikan di Indonesia dan Australia adalah
pendidikan tinggi, yang merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah.
Pendidikan tinggi di Indonesia dan Australia mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magíster, spesialis dan doctor yang diselengarakan oleh perguruan tinggi.
PENGELOLAAN AUSTRALIA
Sektor VET Australia diatur berdasarkan kemitraan yang kuat antara pemerintah,
lembaga VET dan badan perwakilan industri. Departemen Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah
Australia (departemen nasional), Pemerintah Negara Bagian dan Teritori bertanggung jawab atas
pengembangan kebijakan VET.
Di tingkat nasional, sistem VET Australia dipimpin oleh sebuah dewan yang terdiri dari
menteri pemerintah negara bagian dan teritori Australia yang bertanggung jawab atas industri
dan keterampilan. Sektor swasta dan industri juga memainkan peran utama dalam sistem VET
untuk memastikan sektor tersebut mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing di
seluruh perekonomian. Untuk tujuan ini, Dewan Pemerintah Australia (COAG) dan Dewan
Industri dan Keterampilan (AISC) memberikan kepemimpinan dan arahan untuk sektor ini. Ini
memberikan saran untuk memastikan pelatihan di setiap industri memenuhi kebutuhan
pengusaha industri itu. Selain itu, sejumlah Organisasi Keterampilan Layanan (SSO) baru telah
dibentuk dengan didukung oleh Komite Referensi Industri (IRC) untuk mengawasi
pengembangan Paket Pelatihan industri.
Program-program kejuruan diajarkan di institut-institut Technical and Further Education
(TAFE, Pendidikan Teknik dan Lanjutan), sekolah-sekolah menengah swasta dan di berbagai
universitas. Banyak sekali macam program yang tersedia – mulai dari perhotelan sampai teknik,
dari disain mode sampai pariwisata. Banyak lembaga juga memberikan program bahasa Inggris,
yang lamanya empat sampai 48 minggu.
Sistem pelatihan kejuruan Australia diatur supaya anda dapat mulai belajar pada tingkat
Sertifikat, kemudian beranjak dari situ sampai ke kualifikasi yang lebih tinggi di universitas, jika
anda kehendaki. Pelatihan kejuruan juga cara yang baik sekali untuk meningkatkan karir atau
maju lebih lanjut dari pekerjaan anda yang sekarang. Banyak lembaga kejuruan akan memberi
anda kredit untuk program degree di universitas.
Jenis Sertifikat Masa Studi
Certificate 2 – 3 bulan
Certificate II 3 – 6 bulan
Certificate III 6 – 9 bulan
Certificate IV 9 – 12 bulan
Diploma 1 – 1.5 tahun
Advanced Diploma 2 – 2.5 tahun
SISTEM EVALUASI
Ujian nasional di Australia, yaitu National Assessment Program: Literacy and Numeracy
(NAPLAN), baru dimulai pada tahun 2008. Sebelumnya, ujian kemampuan pada bidang
pelajaran utama, seperti membaca, menulis dan menghitung (biasanya disebut Basic Skills Test)
dilakukan oleh negara bagian masing-masing. Sebagian besar dari negara bagian masing-masing
tersebut mulai melaksanakan semacam Basic Skills Test pada akhir tahun 1980an atau awal
1990an.
Ujian NAPLAN dilakukan setiap bulan Mei dan diikuti semua murid tahun 3, 5, 7 dan 9
(kelas 3 dan 5 SD, dan kelas 1 dan 3 SMP). Kemampuan murid dalam 4 (empat) bidang diuji,
yaitu membaca, menulis, pemakaian bahasa Inggris (ejaan, tata bahasa, tanda baca dan
sebagainya), dan menghitung. Hasil ujian NAPLAN dikirimkan kepada sekolah dan orang tua
murid. Hasilnya dapat menunjukkan murid mana yang bermasalah dalam bidang-bidang tertentu,
agar murid tersebut dapat diberikan bantuan yang lebih dalam pelajarannya. Hasil ujian
NAPLAN juga dapat dibandingkan dengan negara bagian dan sekolah. Hal ini dapat
menunjukkan sekolah mana yang mempunyai tingkat dibawah standar nasional. Sekolah-sekolah
yang di bawah standar nasional akan diberikan dana tambahan agar dapat meningkatkan mutu
pengajaran.
Strategi TVET di Indonesia dapat dirangkum dalam strategi revitalisasi yang dituangkan
dalam laporan 'Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi TVET (SMK) dalam Rangka
Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia'. Ini adalah:
1. Revitalisasi SMK yang a) mendukung pembangunan prioritas nasional seperti ketahanan
pangan, ketahanan energi, pengembangan usaha dan pariwisata, pembangunan maritim -
terutama di daerah tertinggal dan perbatasan, dan b) percepatan pembangunan Papua dan
Papua Barat;
2. Pengembangan model SMK yang didorong kerjasama dengan dunia usaha / industri;
3. Pengembangan keterampilan berdasarkan proyeksi kebutuhan tenaga kerja;
4. Penyempurnaan kurikulum penyiapan kompetensi keterampilan pendidikan vokasi
berdasarkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), KKNI dan standar
terkait lainnya;
5. Peningkatan kualitas pembelajaran dan penilaian hasil belajar, dengan penerapan
sertifikasi kompetensi peserta didik;
6. Peningkatan penilaian kualitas pendidikan melalui akreditasi;
7. Peningkatan kualitas penerapan kewirausahaan dan keterampilan kerja SMK melalui
“Teaching Factory” (lingkungan sekolah mirip industri untuk pembelajaran berbasis kerja
siswa);
8. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana pembelajaran di kelas dan bengkel di SMK;
dan
9. Pemenuhan ketersediaan, kualitas, kompetensi dan profesionalisme tenaga pendidikan
vokasi melalui Sertifikasi Guru, program pra & dalam jabatan guru TVET, dan program
magang.
Sistem TVET Formal Indonesia
Pendidikan dan pelatihan teknis dan kejuruan formal ditawarkan di tingkat sekolah
menengah dan tinggi di Indonesia, baik oleh lembaga publik maupun swasta. Di tingkat
pendidikan menengah, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Kejuruan
(MAK) menawarkan program tiga tahun kepada siswa yang mengarah ke kualifikasi tingkat
sertifikat menengah. Beberapa sekolah menengah kejuruan, bagaimanapun, meluas ke tahun
keempat - SMK-Plus - yang mengarah ke Sertifikat Diploma Satu (D1). Siswa yang berhasil
menyelesaikan sekolah menengah pertama (SMP) berhak untuk mendaftar di SMK. Selain
mendaftar dalam program ini, siswa TVET didorong untuk juga menggunakan kursus Sertifikat
Keterampilan dari industri saat mereka masih bersekolah untuk meningkatkan keterampilan kerja
mereka.
Setelah menyelesaikan tiga tahun studi menengah di SMK, lulusan diberikan sertifikat
menengah nasional. Dari sini, mereka dapat a) terjun langsung ke pasar kerja dengan mengisi
lowongan kerja yang tersedia di industri terkait dengan program studinya atau bekerja secara
mandiri sebagai wirausaha, atau b) melanjutkan pendidikan tinggi di perguruan tinggi.
Di tingkat perguruan tinggi dan sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan Tinggi,
program kejuruan ditawarkan oleh berbagai perguruan tinggi seperti: akademi, akademi, sekolah
lanjutan, institut dan universitas. Lulusan SMK dapat melanjutkan studi yang lebih tinggi di
Politeknik (Politeknik) dengan mendaftar di Sertifikat Diploma tiga tahun (DI-DIV) dan tetap
melanjutkan jalur profesional ke spesialis I dan II (Sp.1 dan Sp.2). Mereka diatur oleh
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (MoRTHE).