Anda di halaman 1dari 5

Amara Sollamita Putri

TLM 1A
Rangkuman Asam Basa Darah

A. Keseimbangan asam basa

Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga
7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar
proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam
basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru
berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam.
Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah:
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH >
7.45.
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen
asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai normalnya adalah 40
mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai
komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya
jumlah komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya
jumlah komponen asam.

a. Konsentrasi ion hidrogen dan pH cairan tubuh normal serta perubahan yang
terjadi pada asidosis dan alkalalosis.
Konsentrasi ion hidrogen darah secara normal dipertahankan dalam batas
ketat suatu nilai normal sekitar 0,00004 mEq/liter (40 nEq/liter). Variasi normal
hanya sekitar 3 sampai 5 mEq/liter, tetapi dalam kondisi yang ekstrim,
konsentrasi ion hidrogen yang bervariasi dari serendah 10 nEq/liter sampai
setinggi 160 nEq/liter tampa menyebabkan kematian.
Karena konsentrasi ion hidrogen normalnya adalah rendah dan dalam
jumlah yang kecil ini tidak praktis, biasanya konsentrasi ion hidrogen disebutkan
dalam skala logaritma, dengan menggunakan satuan pH. pH berhubungan
dengan konsentrasi ion hidrogen.
pH normal darah arteri adalah 7.4, sedangkan pH darah vena dan cairan
interstetial sekitar 7.35 akibat jumlah ekstra karbondioksida (CO2) yang
dibebaskan dari jaringan untuk membentuk H2CO3. Karena pH normal darah
arteri 7.4 seseorang diperkirakan mengalami asidosis saat pH turun dibawah
nilai ini dan mengalami alkolisis saat pH meningkat diatas 7.4. Batas rendah pH
dimana seseorang dapat hidup lebih dari beberapa jam adalah sekitar 6.8 dan
batas atas adalah sekitar 8.0.
pH intraseluler biasanya sedikit lebih rendah daripada pH plasma karena
metabolisme sel menghasilkan asam, terutama H2CO3. Bergantung pada jenis
sel, pH cairan intraseluler diperkirakan berkisar antara 6,0 dan 7,4. Hipoksia
jaringan dan aliran darah yang buruk ke jaringan dapat menyebabkan
pengumpulan asam dan itu dapat menurunkan pH intraseluler.
pH urin dapat berkisar dari 4,5 sampai 8,0 bergantung pada status asam
basa cairan ekstraseluler. Contoh ekstrim dari suatu cairan tubuh yang bersifat
asam adalah HCL yang diekskresikan kedalam lambung oleh oksintik (sel-sel
parietal) dari mukosa lambung.
Ada 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion hidrigen dalam cairan
tubuh untuk mencegah asidosis atau alkalosis:
1. Sistem penyangga asam basa kimiawi dalam cairan tubuh, yang dengan
segera bergabung dengan asam atau basa untuk mencegah perubahan
konsentrasi ion hidrogen yang berlebihan.
2. Pusat pernapasan yang mengatur pembuangan CO2 dari cairan
ekstraseluler.
3. Ginjal yang dapat mengekskresikan urin asam atau urin alakalin, sehingga
menyesuaikan kembali konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler menuju
normal selama asidosis dan alkalisis.

Saat terjadi perubahan dalam konsentrasi ion hidrogen, sistem penyangga


cairan tubuh bekerja dalam waktu singkat untuk menimbulkan perubahan-
perubahan ini. Sistem penyangga tidak mengeliminasi ion-ion hidrogen dari
tubuh atau menambahnya kedalam tubuh tetapi hanya menjaga agar mereka
tetep terikat sampai keseimbangan tercapai kembali. Kemudian sistem
pernafasan juga bekerja dalam beberapa menit untuk mengeliminasi CO2 dan
oleh karena itu H2CO3 dari tubuh. Kedua pengaturan ini menjaga konsentrasi
ion hidrogen dai perubahan yang terlalu banyak sampai pengaturan yang ketiga
bereaksi lebih lambat,Ginjal dapat mengeliminasi kelebihan asam dan basa dari
tubuh.
Walaupun ginjal relatif lambat memberi respon,dibandingkan sistem
penyangga dan pernafasan, ginjal merupakan sistem pengaturan asam-basa
yang paling kuat selama beberapa jam sampai beberapa hari.
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan
asam-basa darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk
amonia.
Ginjal memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa yang
dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer).
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai
pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.
Suatu penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan
perubahan pH suatu larutan. Penyangga pH yang paliing penting dalam
darah menggunakan bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada
dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika
lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan
lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak
basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak
karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
3. Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme
oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa
karbondioksida ke paru-paru dan di paru paru karbondioksida tersebut
dikeluarkan (dihembuskan). Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah
karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan
kedalaman pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar karbon
dioksidadarah menurun dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan
menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih
asam. Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat
pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.

B. Keseimbangan Asam Karbonat-Bikarbonat

Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat, memerlukan bahasan khusus. Nilai


pK yang efektif untuk asam karbonat dalam plasma darah hanya 6,1 tetapi masih
sangat penting untuk homeostasis (H+) karena kadar asam konjugatnya H2CO3
dipertahankan relatif konstan melalui pengendalian respirasi.

Pasangan asam karbonat-bikarbonat merupakan petunjuk status asam-basa


karena darah mudah didapat dan diperiksa. Perubahan ion hidrogen pada plasma
darah merupakan pedoman untuk perubahan di dalam jaringan, dan darah sendiri
merupakan pengangkut ion H+ yang penting.
Karena masing-masing komponen sistem bikarbonat dan asam karbonat dapat
diatur secara fisiologis maka sistem Buffer ini yang baik dipakai bagi suatu
organisme.
C. Aspek Biokimia Keseimbangan Asam Basa
Asidosis Metabolik ditemui pada :
 Diabetes melitus denganketosis
 Gagal ginjal
 Keracunan asam
 Diare
Asidosis Respiratorik ditemui pada :
 Pneumonia
 Empisema
 AsmaBronkial
 Depresi pusat pernafasan (misalnya : keracunan morfin)
Alkalosis Metabolik ditemui pada :
 Muntah
 Makan alkaliberlebihan (misalnya : pada terapi ulkus peptikum)
Alkalosis respiratorik ditemui pada :
 Histeris
 Hiperventilasi
 Keracunan salisilat stadiumdini
Penaksiran gangguan keseimbangan asam-basa  analisis darah :
 pH
 pCO2
 CO2total
 Kadar Na, K,Cl
Nilai pH yang diperoleh menunjukkan apakah alkalosis atau asidosis.Bila
asidosis atau alkalosis metabolik timbul tanpa kompensasi respirasi, perbandingan
bentuk asam dan basa dari buffer tanpa mengubah pCO2.
Mekanisme Kompensasi :

Kompensasi alkalosis dan asidosis meliputi perubahan respirasi dan metabolik


ginjal. Jadi, ginjal mengakibatkan asidosis metabolik dengan cara menahan H+
untuk kompensasi alkalosis respiratorik yang disebabkan hiperventilasi pada orang
yang sangat pencemas.
D. Gangguan Keseimbangan Asam Basa
a. Asidosis Respiratorik
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru
yang buruk atau pernafasan yang lambat.
Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah
karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul
karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya kadar
karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan,
sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
b. Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan
lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam
darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut
dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua
mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan
terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan
keadaan koma.
c. Alkalosis respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa
karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar
karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
d. Alkalosis metabolik
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan
basa karena tingginya kadar bikarbonat.

SUMBER

 Abramowitz M. Acid-Base Balance and Physical Function. Clinical Journal of


the American Society of Nephrology. 2014; 9(12): 2030-2032.
 Horne, M. M & Swearingen, P. L. (2000). Keseimbangan cairan, elektrolit, &
Asam Basa. (ed. 2). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
 Mangku G, Senapathi TGA. Buku ajar ilmu anestesia dan reanimasi. Jakarta:
PT. Indeks 2010

Anda mungkin juga menyukai