Anda di halaman 1dari 15

Nama : Amara Sollamita Putri

NIM : P27903119003 Kelas : TLM 1A

LAPORAN PRAKTIKUM UJI MINERAL DAN LIPID

1. Uji Mineral

A. Judul Praktikum Penetapan Kadar Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium


Dalam Bunga Nangka (Artocarpus eterophyllus Lam.)
Jantan Secara Spektrofotometri Serapan Atom.
B. Hari dan Tanggal Selasa, 14 April 2020
C. Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
Untuk mengetahui berbagai jenis mineral yang terkandung
D. Tujuan dalam sampel serta mengidentifikasi mineral dalam sampel
secara kualitatif.
E. Prinsip Penyerapan energi radiasi oleh atom-atom netral dalam
keadaan gas

Alat Bahan
1. Spektrofotometri 1. Bunga nangka jantan
Serapan Atom 2. HNO3 65% b/v
(Shimadzu AA-7000) 3. Larutan standar
2. Neraca analitik kalium (1000 μg/ml)
3. Tanur (Stuart) 4. Larutan standar
4. Hot plate kalsium (1000 μg/ml)
5. Kertas Saring (E.Merck)
Whatman no. 42 5. Larutan standar
F. Alat dan Bahan 6. Krus porselen natrium (1000 μg/ml)
7. Blender (E.Merck)
8. Spatula 6. Larutan standar
9. Botol kaca magnesium (1000
μg/ml) (E.Merck)
10. Alat-alat gelas
lainnya (Pyrex dan 7. CsCl(E.Merck)
Oberol) 8. La2O3(E.Merck)
9. Larutan kuning titan
0,1%
10. NaOH 2N
11. H2SO4 1 N
12. akuademineralisata
Q
a. Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan adalah bunga nangka jantan
yang diambil secara purposif dari pohon nangka di
Langsa, Aceh Timur.
b. Penyiapan Sampel
Sebanyak ± 250 g bunga nangka jantan dibersihkan
dari bagian kulit dengan cara mengupasnya, dicuci
bersih lalu ditiriskan, dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan. Selanjutnya diiris kecil-kecil dan dihaluskan
dengan blender

c. Proses Destruksi Kering


Sampel yang telah dihaluskan masing-masing
ditimbang sebanyak ± 25 g, didalam krus porselen,
diarangkan diatas hot plate pada suhu 200C, lalu
diabukan dengan tanur pada temperature awal 100C
dan dinaikkan perlahan-lahan hingga 500C dengan
G. Cara Kerja interval 25C setiap 5 menit. Pengabuan dilakukan
selama 24 jam dan dibiarkan hingga dingin didalam
tanur hingga suhu tanur mencapai suhu ruangan ±27C
(Isaac, 1990).

d. Pembuatan Larutan Sampel


Sampel hasil destruksi ditambahkan 5 ml HNO3 (1:1),
lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, krus
porselen dibilas hingga tiga kali kemudian larutan
dicukupkan dengan akuademineralisata hingga garis
tanda dan dihomogenkan. Selanjutnya larutan disaring
dengan kertas Whatman no. 42 dan 5 ml filtrat pertama
dibuang untuk menjenuhkan kertas saring kemudian
filtrat selanjutnya ditampung dalam wadah botol kaca.

e. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif


Analisis kualitatif dan kuantitatif dilakukan terhadap
kalium, kalsium, natrium dan magnesium. Uji nyala
digunakan untuk menentukan analisis kualitatif kalium,
kalsium dan natrium, uji kristal kalium dengan asam
pikrat, uji kristal kalsium dengan asam sulfat 1 N, uji
kristal natrium dengan asam pikrat dan uji magnesium
dengan reagensia kuning titan (Vogel, 1985). Analisis
kuantitatif dilakukan menggunakan alat
spektrofotometer serapan atom.
f. Perhitungan Kadar Kalium
Kalsium,Natrium dan Magnesium dalam
Sampel
Kadar kalium, kalsium, natrium dan magnesium dalam
sampel dapat dihitung dengan cara berikut:

g. Analisis Data
Analisisi data dilakukan dalam bentuk rata-rata ± SD
berdasarkan uji penentuan batas deteksi (Limit of
Detection), batas kuantitasi (Limit of Quantitation), uji
perolehan kembali (recovery) (Harmita, 2004).

 Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa tumbuhan yang
digunakan adalah bunga nangka dengan jenis
Artocarpus heterophyllus Lam. dari suku Moraceae.

 Analisis Kualitatif

Mineral Pereaksi Hasil Reaksi Hasil


Kalium Uji Nyala As. Warna ungu +
Piktrat kristal jarum
besar
Kalsium Uji nyala Warna merah +
H2SO4 1N bata kristal
H. Hasil Pengamatan dan etanol jarum
96%
Natrium Uji nyala As. Warna kuning +
pikrat keemasan
kristal jarum
kecil
Magnesium NaOH 2N + Endapan +
kuning warna merah
 Analisis Kuantitatif
Mineral Kadar(mg/100g)
Bunga Nangka
Jantan ± SD

Kalium 530,381 ± 2,760

Kalsium 54,928 ± 0,519

Natrium 16,087 ± 1,208

Magnesium 16,653 ± 0,205

Analisis Kadar Kalium, Kalsium, Natrium dan


Magnesium dalam Sampel dilakukan secara
spektrofotometri serapan atom. Konsentrasi logam kalium,
kalsium, natrium, dan magnesium dalam sampel ditentukan
berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan
standar masing-masing mineral.
Kandungan mineral dapat dimanfaatkan dalam
kesehatan untuk menurunkan tekanan darah, memperkuat
tulang, menyehatkan jantung, mengatur pembekuan darah
dan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam
tubuh. Untuk kandungan mineral pada bunga nangka jantan
belum ada literatur yang menyatakan berapa jumlah
I. Pembahasan kadarnya, sehingga penelitian ini dapat menjadi referensi
untuk mengetahui kadar mineral kalium, kalsium, natrium
dan magnesium pada bunga nangka jantan.
Proses atomisasi logam-logam ini digunakan bahan
bakar dan bahan pengoksida yaitu udara asetilen. Suhu
campuran bahan bakar ini adalah sekitar 2200oC (Ganjar
dan Abdul, 2012).
Suhu ini tidak dapat membuat senyawa kalium, natrium,
kalsium dan magnesium menjadi atom netral, dikarenakan
atom mineral tersebut bersifat refractory atau sukar terurai.
Untuk mengatasi hal ini, dalam pengerjaannya perlu
ditambahkan suatu senyawa yaitu lanthanum oksida
(La2O3) untuk mineral kalsium dan magnesium serta
penambahan senyawa cesium klorida (CeCl) untuk mineral
kalium dan natrium, sehingga senyawa yang bersifat
refractory tersebut mudah terlepas dari senyawanya dan
menjadi atom netral.
Senyawa penyangga akan mengikat gugusan
pengganggu (silikat, fosfat, aluminat, sulfat dan
sebagainya). Penambahan senyawa penyangga ini maka
ion fosfat akan terikat dan tidak akan membentuk Ca-fosfat
yang bersifat refraktoris. Sementara itu, untuk menghindari
pengaruh gangguan karena ionisasi dapat ditambahkan
unsur lain yang mempunyai potensial yang lebih rendah dari
unsur yang dianalisis (Gandjar dan Abdul, 2012).
Pada logam magnesium dapat mengalami gangguan
kimiawi biasa terjadi pada nyala udara-asetilena.
Penambahan agen pelepas (strontium atau lanthanum)
membantu menghilangkan gangguan tersebut
(Antanasopoulos, 1996).
Pada logam kalium dapat mengalami gangguan ionisasi
dalam nyala api asetilena dikurangi dengan penambahan
cesium, natrium atau rubidium. Sedangkan pada logam
natrium dapat mengalami gangguan terionisasi sebagian
dalam nyala asetilena udara. Penambahan cesium atau
kalium klorida pada konsentrasi akhir akan menekan
ionisasi (Antanasopoulos, 1996).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa


bunga nangka jantan mengandung mineral kalium, kalsium,
J. Kesimpulan natrium dan magnesium dengan kadar yaitu [530,381] ±
2,760 mg/100g; [54,928] ± 0,519 mg/100g; [16,087] ± 1,208
mg/100g dan [16,653]± 0,205 mg/100g.

Maulidar, N.P., 2017. Penetapan Kadar Kalium, Kalsium,


Natrium dan Magnesium dalam Bunga Nangka (Artocarpus
K. Daftar Pustaka heterophyllus Lam.) Betina dan Jantan secara
Spektrofotometri Serapan Atom.
2. Uji Lipid

A. Judul Praktikum Uji Lipid

B. Hari dan Tanggal Selasa, 14 April 2020

C. Metode Uji Kolorimetri, Uji Emulsifikasi, Uji Kelarutan Lipid, Uji


Grease Spot dan Uji Akrolein

 Mengetahui adanya gliserol dalam sampel dengan


menggunakan tes kolorimetrikolorimetri.
 Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari
D. Tujuan minyak.
 Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
 Mengetahui adanya kandungan lipid pada suatu
bahan atau larutan dan untuk mengetahui tingkat
kejenuhannya.
 Mengetahui adanya gliserol dalam sampel dengan
menggunakan tes akrolein

 Prinsip Uji Kalorimetri


Mengidentifikasi kandungan gliserol pada beberapa
sampel dengan menambahkan pereaksi tertentu dan
dipanaskan hingga terbentuk warna hijau zamrud
yang menandakan sampel mengandung gliserol.

 Prinsip Uji Emulsifikasi


Daya kerja emulsifier terutama disebabkan oleh
bentuk molekulnya yang dapat terikat, baik pada
minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk
lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat
E. Prinsip menurunnya tegangan permukaan dan diadsorpsi
melapisi butir-butir minyak, sehingga mengurangi
kemungkinan bersatunya butirbutir minyak satu sama
lain.
 Prinsip Uji Kelarutan Lipid
Lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit
larut dalam alcohol dan larut sempurna dalam pelarut
organic seperti eter, kloroform, aseton, benzene, atau
pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air akan
membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila
dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi
dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda
(Na2CO3) akan membemtuk emulsi yang stabil
karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak
bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun
mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-
tetes minyak tersebar seluruhnya.

 Prinsip Uji Grease Spot


Larutan uji ditambah eter kemudian digojok lalu
dituangkan ke cawan porselen kemudian usap
dengan kertas saring.

 Prinsip Uji Akrolein


Mengidentifikasi kandungan gliserol pada beberapa
sampel dengan penambahan KHSO4 lalu dipanaskan
hingga timbul bau yang khas yaitu bau tengik yang
menandakan sampel mengandung gliserol.

Alat Bahan
1. Rak tabung 1. Minyak kelapa
2. Tabung reaksi 2. Natrium
3. Pipet mikro karbonat
4. Gegep 3. Larutan sabun
F. Alat dan Bahan
5. Erlenmeyer 4. Kloroform
6. Cawan porselin 5. Eter
7. Beaker 6. Natrium
hipoklorit
7. Hcl pekat
8. H2SO4 pekat
9. a-naftol 0,1%
10. Etanol 70%
11. KHSO4
12. Na2CO3
a. Uji kolorimetri

Masukkan HCl
Masukkan sampel pekat (2-3 tetes)
ke dalam tabung Lalu Panaskan 1-
reaksi sebanyak 1 2 menit, setelah
ml, lalu dipanskan
tambahkan 1 ml Masukan 0,5 ml
natrium hipoklorit alfa naftol 0,1 %

Masukkan H2SO4 pekat


2-3 tetes, setelah itu
homogenkan hingga
terbentuk warna hijau
zamrud

G. Skema Kerja b. Uji Emulsifikasi

- Masukkan
Masukkan 1ml Na2CO3
sampel di tabung
sebanyak 4ml reaksi 1
ke dalam - Masukkan 1
tabung reaksi, ml larutan
Masukkan 4ml sabun
aquades ambil ditabung
masing-masing reaksi 2
1ml lalu - Masukkan
masukkan 1ml
kedalam 4 kloroform di
tabung reaksi tabung reksi
3
- Masukkan 1 ml
eter pada tabung
reaksi 4

Kocok lalu
diamkan selama
5 menit. Amati
emulsi
c. Uji kelarutan Lipid

Masukkan 2 ml
sampel kedalam 4
tabung reaksi
yang telah
disediakan, Masukkan 1 ml
tambahkan 1ml alcohol dingin ke
eter kdalam dalam tabung
tabung reaksi 1 reaksi 2
*Hasil yang *Hasil yang
diperoleh pada diperoleh pada
penambahan eter penamnbahan
yaitu (+) alcohol dingin yaitu
-eter dapat larut (-)
dalam sampel - alcohol dingin
tidak dapat larut
dalam sampel

Masukkan akhohol panas kdalam


tabun reaksi 3
*Hasil yang diperoleh pada
penambhan alkohol panas yaitu (-)
- alcohol panas tidak dapat larut
dalam sampel

Masukkan 1ml kloroform kedalam


tabung reaksi 4
*Hasil yang diperoleh pada penambahan
kloroform yaitu (+)
-kloroform dapat larut dalam sampel
d. Uji Grease Spot

Homogenkan
Masukkan sampel
dan masukan
2 ml + 2 ml
kedalam cawan
larutan eter
porselin

Amati hasil Usap cawan


area spot porselin
pada kertas dengan
saring
kertas saring

e. Uji Akrolein

Masukan
Masukan sampel
0,5 g
pada tabung
reagen
reaksi sebanyak
KHSO4
1 ml

Hasil yang didapat Homogenkan


(-) negatif yaitu dan panaskan
tidak tercium bau selama 5-10
tengik menit
a. Uji Kolorimetri

Hasil : (-) Tidak terbentuk warna hijau jamrud


Interpretasi hasil :
Positif (+) = Terbentuk warna hijau zamrud
Negatif (-) = Tidak terbentuk warna hijau zamrud
b. Uji Emulsifikasi

Hasil : (+) Larutan Sabun


H. Hasil Pengamatan (-) Natrium karbonat
dan Interpretasi hasil (-) Kloroform
(-) Eter
Interpretasi hasil :
Positif (+) = Larutan sabun (terdapat busa)
Negatif (-) = Natrium karbonat, kloroform, dan eter
(tidak terdapat busa)
c. Uji Kelarutan Lipid

Hasil : (+) Eter; Dapat larut dalam sampel


(+) Kloroform; Dapat larut dalam sampel
(-) Alkohol dingin; Tidak dapat larut dalam
sampel
(-) Alkohol panas; Tidak dapat larut dalam
sampel
Interpretasi hasil :
Positif (+) = Eter dan koloroform (dapat larut dalam
sampel)
Negatif (-) = Alkohol dingin dan alkohol panas (tidak
dapat larut dalam sampel)
d. Uji Grease Spot
Hasil : (-) Tidak terdapat spot kuning
Interpretasi hasil :
Positif (+) = Terdapat area spot kuning pada kertas
saring
Negatif (-) = Tidak terdapat area spot kuning pada
kertas saring
e. Uji Akrolein
Hasil : (-) Tidak tercium bau tengik
Interpretasi hasil :
Positif (+) = Tercium bau tengik
Negatif (-) = Tidak tercium bau tengik
a. Uji kolorimetri
Uji kolorimetri didasarkan pada warna hijau yang
terbentuk pada sampel yang telah di tambahkan HCl
pekat, Kemudian dipanaskan dan ditambahkan alfa-
naftol 0,1% serta larutan H2SO4. Sedangkan HCl
pekat Ditambahkan sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi, sehingga setelah penambahan
HCl, larutan Harus dipanaskan untuk membuang
kelebihan asam akibat HCl. Sedangkan larutan alfa-
naftol 0,1% Ditambahkan bersama H2SO4 agar pada
larutan terbentuk warna hijau sehingga keberadaan
gliserol dalam Sampel dapat diketahui.
b. Uji Emulsifikasi
Pada percobaan uji emulsifikasi, praktikan ingin
mengetahui terbentuknya emulsi pada sampel. Pada
Percobaan ini digunakan larutan sabun, koloroform,
eter, dan natrium karbonat. Pada percobaan
Menggunakan kloroform,eter, dan natrium karbonat
tidak memperlihatkan adanya busa, sedangkan pada
Pada pecobaan menggunakan larutan sabun,
percobaan ini memperlihatkan adanya busa. Hal ini
Menunjukan bahwa sampel (larutan sabun)
I. Pembahasan membentuk emulsi iyang stabil karena larutan
tersebut mampu Menurunkan tegangan permukaan
antara kedua fase cairan, inilah yang dinamakan zat
pengemulsi (emulsifier atau emulsying agent). Daya
kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk
molekulnya Yang dapat terikat, baik pada minyak
maupun air.
c. Uji Kelarutan Lipid
Pada hasil percobaan kali ini, alcohol dan sampel
tidak larut dalam sampel, hal ini terjadi karean alcohol
Merupakan pelarut semi polar sehingga pada saat
pencampuran alcohol dan sampel tidak larut. Eter
dan sampel larut begitupun dengan kloroform dan
sampel. Hal ini terjadi karena eter dan kloroform
Merupakan pelarut nonpolar sehingga sampel
tersebut larut sempurna.
d. Uji Grease spot
Pada metode grease spot test atau tes noda lemak
digunakan sampel yang ditambah eter untuk
melarutkan minyak. Sifat sampel yang mudah larut
dalam pelarut organik nonpolar. Penggunaan eter
adalah untuk melarutkan zat-zat selain lemak yang
terkandung dalam sampel yang akan diselidiki .Zat-
zat selain lemak akan menguap dengan cepat
bersama eter. Setelah eter dan zat-zat selain lemak
menguap, sampel dipindahkan ke cawan porselen
dan kertas saring diusapkan pada cawan porselen.
Penggunaan kertas saring karena kertas terbuat dari
serat selulosa yang mempunyai pori-pori yang akan
teregang sehingga kertas lebih mudah ditembus
cahaya. Sehingga pda saat kertas yang diusap pada
cawan porselen , kertas tampak lebih transparan
dibawah pencahayaan.
e. Uji Acrolein
Tes akrolein dilakukan dengan cara menambahkan
0,5 ml gram KHSO4 yang berfungsi sebagai
katalisator pembentukan gliserol pada sampel yang
mengandung gliserol. Hasil pengamatan yang
diperoleh yaitu larutan sampel tidak menghasilkan
bau, hal ini menandakan bahwa larutan sampel
tersebut tidak mengandung gliserol karena larutan
tidak terhidrolisis ketika dipanaskan. Dengan adanya
bau khas membuktikan bahwa dalam larutan sampel
mengandung gliserol.

Berdasarkan video praktikum yan diamati dan hasil yang


didapat makan disimpulkan bahwa pada uji Kolorimetri
J. Kesimpulan didapatkan hasil negatif, pada uji emulsifikasi didapatkan
hasil positif pada larutan sabun, pada uji kelarutan lipid
didapatkan hasil positif pada eter dan kloroform, pada uji
grease didapatkan hasil negatif dan pada uji acrolein
didapatkan hasil negative.

 Murray, Robert K., dkk, 2006, Biokimia Harper Edisi


27, Buku Kedokteran, Jakarta.
 Ngili, Yohanis, 2013, Biokimia Dasar Edisi Revisi,
Rekayasa Sains, Bandung
K. Daftar Pustaka  http://sophiabiologi.blogspot.com/2014/12/laporan-
praktikumbiokimia-lipid.html?m=1
 https://www.youtube.com/watch?v=ScUhd3uN7A012
 Uji Kolorimetri

 Uji Emulsifikasi

L. Lampiran

 Uji Akrolein

• Uji Kelarutan Lipid


 Uji Grease Spot

Anda mungkin juga menyukai