Anda di halaman 1dari 4

PENENTUAN KADAR SENG (Zn) DALAM MULTIVITAMIN DENGAN

SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

Dian Anggraeni, NIM : 12231029


1
Mahasiswa Program S1 Kimia
2
Bidang Kimia Analitik Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Airlangga, Surabaya

INTISARI
Pengujian Kandungan seng (Zn) telah dilakukan pada sampel multivitamin yang
dianalisis dengan alat spektrofotometer serapan atom (AAS) dengan metode adisi standar.
Analisis data menggunakan metode adisi standar dengan persamaan regresi linear y = 0,126x +
0,034 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,994. Kandungan seng (Zn) pada sampel
multivitamin yaitu 5,396 mg. Hasil analisa menunjukkan kandungan seng (Zn) dalam sampel
multivitamin masih aman untuk di konsumsi meski tidak sesuai dengan kandungan dalam
kemasan.

Kata Kunci : seng (Zn), spektrofotometer serapan atom, adisi standar

1. PENDAHULUAN
Widya Karya Pangan dan Gizi tahun
Multivitamin merupakan sediaan 1998 menetapkan angka kecukupan seng
polifarmasi yang sering kali dikonsumsi untuk Indonesia adalah bayi (3-5 mg), Umur
oleh masyarakat dan dijual bebas. Dalam 1-9 tahun (8-10 mg), umur 10- 60 tahun ke
kondisi tersebut dijumpai antara lain adanya atas (15 mg untuk pria maupun wanita), ibu
kandungan seng sulfat. Secara biokimiawi, hamil (5 mg lebih), ibu menyusui (10 mg
seng telah ditemukan sebagai elemen lebih) (Almatsier, 2004)
esensial untuk berbagai fungsi kofaktor
lebih dari 70 ensim termasuk alkali Defisiensi seng dapat terjadi pada
fosfatase, karbonik anhidrase, dan alkohol golongan rentan, yaitu anak-anak, ibu hamil
dehidrogenase yang terlibat dalam sintesa dan menyusui serta orang tua. Tanda-tanda
protein, katabolisme protein, dan kekurangan seng adalah gangguan
metabolisme energi (Reynold, 1982). pertumbuhan dan kematangan seksual.
Fungsi pencernaan terganggu, karena fungsi
Tubuh mengandung 2-2.5 gram seng pankreas, gangguan pembentukan
yang tersebar di hampir semua sel. kilomikron dan kerusakan permukaan
Sebagaian sel berada dalam hati, pankreas, saluran cerna. Kekurangan seng kronis
ginjal, otot, dan tulang. Jaringan yang mengganggu pusat sistem saraf dan fungsi
banyak mengandung seng dalah bagian otak. Kekurangan seng juga mengganggu
mata, kelenjar prostat, spermatozoa, kulit, fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolisme,
rambut, dan kuku. Seng di dalam plasma gangguan nafsu makan, penurunan
hanay merupakan 0.1% dari seluruh seng di ketajaman indera serta rasa memperlambat
dalam tubuh yang mempunyai masa penyembuhan luka (Almatsier, 2004).
pergantian yang cepat (Almatsier, 2004).
Kelebihan seng hingga 2-3 kali AKG HCl 6M dan hasil ekstaksi diencerkan
menurunkan absorbsi tembaga. Kelebihan dengan HCl 0,1M dalam labu ukur 25 ml.
sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi Larutan sampel diencerkan sebanyak 200
metabolisme kolesterol, mengubah nilai kali dalam labu ukur 25 ml. Selanjutnya
lipoprotein, dan tampaknya dapat dibuat larutan adisi standar dengan variasi
mempercepat timbulnya aterosklerosis. konsentrasi 0, 1, 2, 3, dan 4 ppm. Larutan
Dosis sebanyak 2 gram atau lebih dapat adisi standar diukur serapannya dengan alat
menyebabkan muntah, diare, demam, spektrofotometer serapan atom (AAS).
kelelahan yang sangat, anemia, dan Dibuat kurva adisi standar hubungan antara
gangguan reproduksi (Almatsier, 2004). konsentrasi dengan absorbansi lalu
ditentukan kandungan seng (Zn) dalam
Dikarenakan efek samping dari sampel multivitamin.
kekurangan dan kelebihan kandungan seng
dalam tubuh, maka perlu dilakukan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengujian terhadap kandungan seng dari
sampel multivitamin untuk meminimalisir Praktikum kali ini adalah analisa seng
efek samping pada konsumen. (Zn) menggunakan alat spektrofotometer
serapan atom (AAS) dengan metode adisi
2. METODE PERCOBAAN standar.
Alat
Peralatan yang digunakan pada Digunakan alat spektrofotometri serapan
praktikum kali ini adalah alat-alat gelas, atom (AAS) dikarenakan prinsip dasar
alat-alat plastik, dan neraca analitik (Ohaus). spektrofotometri serapan atom adalah
Alat analisis yang digunakan adalah interaksi antara radiasi elektromagnetik
spektrofotometri Serapan Atom (Hitachi U- dengan atom. Spektrofotometri serapan
2010). atom merupakan metode yang sangat tepat
untuk analisis zat pada konsentrasi rendah.
Bahan Teknik ini adalah teknik yang paling umum
Bahan yang digunakan pada dipakai untuk analisis unsur. Cara kerja
praktikum ini adalah sampel multivitamin, Spektroskopi Serapan Atom ini adalah
kristal ZnSO4.7H2O (Merck), kertas saring berdasarkan atas penguapan larutan sampel,
(Whatman 42), HCl 0,1 M dan 6 M (Merck). kemudian logam yang terkandung di
dalamnya diubah menjadi atom bebas.
Cara Kerja Atom tersebut mengapsorbsi radiasi dari
Pengujian seng (Zn) pada sampel sumber cahaya yang dipancarkan dari
multivitamin dilakukan dengan metode adisi lampu katoda (Hollow Cathode Lamp)
standar. Mula-mula dibuat larutan induk yang mengandung unsur yang akan
sulfat 1000 ppm dari kristal ZnSO4.7H2O ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi
yang dilarutkan dalam 100 ml akuades. Dari kemudian diukur pada panjang gelombang
larutan induk 1000 ppm dibuat larutan induk tertentu menurut jenis logamnya (Khopkar,
Zn 10 ppm sebanyak 100 ml. Dilakukan 2003).
preparasi untuk larutan sampel dengan
menimbang sampel multivitamin yang Metoda adisi standar adalah metoda
dilarutkan dengan 20 ml HCl 6M dan dimana sampel yang akan dianalisis
disaring dengan kertas saring whatman 42. ditambahkan dengan larutan standar yang
Filtrat yang didapat diekstraki dengan 20 ml diketahui konsentrasinya untuk
meminimalkan kesalahan yang disebabkan
oleh perbedaan kondisi lingkungan (matrik) Gambar 1. Kurva Adisi Standar
sampel dan standar. Oleh sebab itulah Konsentrasi Vs Absorbansi Seng (Zn)
penetapan kadar seng (Zn) dilakukan dengan
metode adisi standar (Syahputra, 2004). 4. KESIMPULAN
Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.
Telah dilakukan pengujian kandungan
Tabel 1. Larutan Adisi Standar seng (Zn) pada sampel multivitamin yang
Labu Ukur Konsentrasi Absorbansi dianalisis dengan alat spektrofotometer
1 0 ppm 0,0183 serapan atom (AAS) dengan metode analisis
2 1 ppm 0,1658 adisi standar. Kandungan seng (Zn) pada
3 2 ppm 0,3052 sampel multivitamin yaitu 5,396 mg. Hasil
4 3 ppm 0,4187 analisa menunjukkan kandungan seng (Zn)
dalam sampel multivitamin masih dalam
5 4 ppm 0,5218
batas aman untuk dikonsumsi karena widya
karya pangan dan gizi tahun 1998
menetapkan angka kecukupan seng untuk
Konsentrasi Vs Absorbansi Indonesia adalah bayi (3-5 mg), Umur 1-9
0,6 tahun (8-10 mg), umur 10- 60 tahun ke atas
0,5
0,5218 (15 mg untuk pria maupun wanita), ibu
0,4187 hamil (5 mg lebih), ibu menyusui (10 mg
0,4 lebih
0,3
0,3052
0,2
0,1658
0,1
0,0183
0
0 2 4 6
y = 0,126x + 0,034
R² = 0,994

versus konsentrasi akhir diplotkan.


Data pengukuran ini menunjukkan bahwa Konsentrasi akhir standar adalah konsentrasi
hubungan ini membentuk garis linier dalam standar setelah ditambahkan pada sampel.
grafik yang menunjukan bahwa absorbansi Konsentrasi mula-mula dalam sampel
adalah fungsi dari konsentrasi. Garis regresi selanjutnya dilakukan dengan ekstrapolasi,
yang diperoleh memiliki persamaan y = pada sumbu-x.
0,126x + 0,034 dengan nilai R2 sebesar
0,994. Nilai ini menunjukan bahwa
linearitas dari kurva adalah baik dan dapat DAFTAR PUSTAKA
digunakan dalam penentuan konsentrasi
sampel. Adinata, H. (2012). Penentuan Kandungan
Suatu pendekatan praktik dalam metode Fosfat, Sulfat dan Sulfida Air Sungai
standar adisi adalah dengan membagi Siak dan Sungai Kampar dari Hasil
sampel ke dalam beberapa bagian yang sama Penyaringan Konvensional yang
lalu menambahkan ke dalamnya standar Dimodifikasi untuk Mendapatkan Air
dengan level konsentrasi yang meningkat. Baku Air Minum. FMIPA-UR,
Sampel selanjutnya dianalisis dan respon Pekanbaru.
Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Aprianti, M. (2008). Analisis Kandungan


Boron, Seng, Mangan dan Sulfat
dalam Air Sungai Mesjid sebagai Air
Baku PDAM Dumai. FMIPA-
UR,Pekanbaru.
Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia
Analitik. UI-Press, Jakarta.

Reynold, J. M. (1982). The Extra


Pharmacopoeia. London: The
Pharmaceutical Press.

Syahputra, R. (2004). Modul Pelatihan


Instrumentasi AAS. Laboratorium
Instrumental Terpadu UII,yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai