SERAPAN ATOM
DESKRIPSI
Kalium merupakan ion intraselular dan dihubungkan dengan mekanisme pertukaran
dengan Natrium. Peningkatan asupan kalium dalam diet telah dihubungkan dengan
penurunan tekanan darah, karena kalium memicu natriuesis (kehilangan natrium melalui
urin) (Barasi, 2007). Obat anti hipertensi bekerja dengan mengeluarkan cairan 3 tubuh
melewati urine sehingga volume cairan tubuh berkurang, dan kalium ikut keluar bersama
urin, sehingga dibutuhkan asupan kalium (Shadine, 2010). Bahan pangan yang mengandung
kalium baik dikonsumsi untuk penderita darah tinggi (Astawan, 2008). Kalium memiliki
peranan penting dalam metabolisme tubuh serta dalam fungsi sel saraf dan otot (Kristanti,
2010). Kebutuhan minimum akan kalium ditaksir sebanyak 2000 mg sehari (Almatsier, 2004).
Tanaman yang bermanfaat sebagai penurun tekanan darah yaitu Bawang putih. Bawang
putih merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan yang memiliki prospek yang baik dalam
pemasaranya. Khasiat bawang putih untuk kesehatan adalah sebagai berikut Antioksidan, Anti tumor,
Antimikroba, Antibiotik, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan tekanan darah tinggi, melawan
usia tua (Kurniawati, 2010).
Penetapan kadar kalium pada bawang putih pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode spektrofotometri serapan atom (SSA), karena metode spektrofotometri
serapan atom lebih peka, membutuhkan sampel yang sedikit dan cocok untuk analisa mineral.
Dengan penelitian ini, dapat dianalisa kadar kalium salah satu jenis tanaman bawang putih. Dengan
hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat, yaitu memberikan informasi dan
pengetahuan kepada masyarakat tentang manfaat bawang putih sebagai bumbu dapur yang
mengandung kalium yang dapat dimanfaatkan untuk penderita darah tinggi. Selain itu secara
akademik dapat dilakukan penelitian lanjut, misalnya formulasi dan sebagainya.
Mekanisme kerja
Bahan :
Sampel yang digunakan yaitu bawang putih yang berumur 3-4 bulan dari masa penanaman
bawang putih. Umbi yang diambil berwarna putih memiliki suing tunggal, berbalut kulit tipis,
jika kulit tersebut diiris maka akan mengeluarkan bau menyengat tajam. Sampel bawang
putih (Allium sativum L) yang berasal dari pengepul bawang terletak di Blumbang,
Tawangmangu Karanganyar. Selain itu bahan pembantu yang digunakan yaitu larutan
standar kalium (K), asam pikrat, natrium hidroksida, aquabides, larutan asam nitrat (HN03)
pekat.
Alat :
Alat yang digunakan untuk Preparasi sampel yaitu Corong kaca, gelas ukur, beaker glass,
kompor listrik, neraca analitik, kertas saring, hot plate.
Sterilisasi wadah dan alat preparasi :
Semua wadah dan peralatan preparasi yang akan digunakan dicuci dengan air sabun
kemudian dibilas dengan aquadestilata. Wadah dan peralatan preparasi dikeringkan dalam
oven pada suhu 600C.
Destruksi Sampel :
Lima gram bawang putih tunggal ditimbang, ditempatkan dalam cawan porselen lalu
masukan open dengan suhu 1100 C hingga kering, sesudah bawang putih kering dimasukan
dalam fornis untuk di abukan pada suhu 600-700oC, selama 5 jam. Setelah jadi abu
dilarutkan dengan HNO3 pekat sebanyak 3-5 ml.
Preparasi sampel :
Sampel bawang putih yang sudah diproses destruksi dimasukan dalam labu ukur 25 ml dan
diencerkan dengan aquaregia hingga garis, lalu disaring dengan kertas saring Whatman No.
42, Kemudian filtrat selanjutnya ditampung kedalam botol. Lalu diencerkan sebanyak 50 kali
pengenceran. Larutan ini digunakan untuk analisa kuantitatif dengan SSA untuk mengetahui
kadarnya.
Pembuatan kurva kalibrasi :
Pengukuran :
pengukuran kadar kalium dilakukan menggunakan alat Spektrofotometri Serapan Atom
dengan panjang gelombang 766.5 nm. Pada penelitian ini menggunakan konsentrasi kalium
standar 1 mg/L, 2 mg/L, 3 mg/L, 4 mg/L, dan 5 mg/L. Penentuan linieritas kurva kalibrasi
menunjukan hubungan sebanding antara absorbansi dengan konsentrasi. persamaan 10
garis regresi linier (Y) dan koefisien kolerasi ( r ) yang diperoleh dari hasil penenuan linieritas
kurva kalibrasi yaitu Y = 0,014485714x + 0,002017544 dan r = 0,999828435.
HASIL PENELITIAN
Penetapan kadar kalium pada bawang putih dengan menggunakan metode Spektrofotometri
Serapan Atom. pengukuran kadar kalium dilakukan menggunakan alat Spektrofotometri Serapan
Atom dengan panjang gelombang 766.5 nm. Pada penelitian ini menggunakan konsentrasi kalium
standar 1 mg/L, 2 mg/L, 3 mg/L, 4 mg/L, dan 5 mg/L. Penentuan linieritas kurva kalibrasi menunjukan
hubungan sebanding antara absorbansi dengan konsentrasi. persamaan 10 garis regresi linier (Y) dan
koefisien kolerasi ( r ) yang diperoleh dari hasil penenuan linieritas kurva kalibrasi yaitu Y =
0,014485714x + 0,002017544 dan r = 0,999828435.
Data hasil penetapan kadar kalium dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Dari data di atas dapat diketahui bahwa dari hasil penetapan kadar kalium pada bawang
putih didapatkan kadar kalium yang cukup tinggi.
Uji kuantitatif dengan menggunakan metode SSA didapatkan hasil bervariasi dari masing-
masing sampel yang dapat dilihat pada tabel di atas dengan kadar rata-rata 14376.4506 µg/g
atau 14,376 mg/g. Kadar rata-rata bawang putih yang cukup tinggi untuk bawang putih
tunggal. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan tubuh manusia dewasa di mana kebutuhan
minimum akan kalium ditaksir sebanyak 2000 mg sehari (Almatsier, 2004).
Daftar Pustaka :
Sunyoto, Choiril Hana Mustofa. 2018. ANALISIS KADAR KALIUM PADA BAWANG PUTIH (Allium
Sativum L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM. Program Studi DIII STIKes
Muhammadiayah Klaten.