)
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
INTISARI
Pada penelitian ini dapat diketahui hasil kadar kalium rata-rata yaitu bawang
putih I 15775,655 µg/g; bawang putih II 15429,076 µg/g; bawang putih III 14549,399
µg/g; bawang putih IV 13007,488 µg/g; dan bawang putih V yaitu 13120,625 µg/g.
1
I. PENDAHULUAN
Mineral adalah bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi
tubuh secara keseluruhan. Selain itu, mineral berperan dalam berbagai tahap
mikro. Mineral makro adalah mineral yang ada di dalam tubuh lebih dari 0,01%
berat badan dan mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100
mg/hari, sedangkan mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0,01% berat
badan dan mineral yang dibutuhkan kurang dari 100 mg/hari. Yang termasuk
mineral makro adalah natrium, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, dan sulfur.
Adapun yang termasuk mineral mikro adalah besi, seng, mangan, dan tembaga
(Almatsier, 2004).
Salah satu contoh mineral makro yaitu kalium. Kalium merupakan ion
urin) (Barasi, 2007). Obat anti hipertensi bekerja dengan mengeluarkan cairan
2
tubuh melewati urine sehingga volume cairan tubuh berkurang, dan kalium ikut
keluar bersama urin, sehingga dibutuhkan asupan kalium (Shadine, 2010). Bahan
pangan yang mengandung kalium baik dikonsumsi untuk penderita darah tinggi
serta dalam fungsi sel saraf dan otot (Kristanti, 2010). Kebutuhan minimum akan
putih. Bawang putih merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan yang
memiliki prospek yang baik dalam pemasaranya. Khasiat bawang putih untuk
Aglicultural, kandungan Gizi bawang putih mentah. nilai gizi per 100 g berat
bawang putih (Allium sativum L) adalah sebagai berikut : Energi 623 Kj,
karbohidrat 33,06 g, gula 1,00 g, Diet serat 2,1 g, Lemak 0,5 g, Protein 6,39 g,
Beta karoten 5 mg, Asam Pantotenat (B5) 0,596 mg, Vit B6 1,235 mg, Folat
(B9) 3 mg, Vitamin C 31,2 mg, Kalsium 181 mg, Besi 1,7 g, Magnesium 25 mg,
Fosfor 153 mg, Kalium 401 mg, Sodium 17 mg, Seng 1,16 mg, Mangan 1,672 g,
Penetapan kadar kalium pada bawang putih pada penelitian ini dilakukan
3
karena metode spektrofotometri serapan atom lebih peka, membutuhkan sampel
Dengan penelitian ini, dapat dianalisa kadar kalium salah satu jenis
tanaman bawang putih. Masyarakat belum banyak yang mengetahui jika bawang
putih (Allium Sativum L.) mempunyai kandungan kalium yang cukup tinggi dan
Pada penelitian ini dirumuskan kadar berapa kadar kalium pada bawang
putih (Allium sativum L.). Adapun Tujuannya adalah untuk mengetahui kadar
bawang putih sebagai bumbu dapur yang mengandung kalium yang dapat
dimanfaatkan untuk penderita darah tinggi. Selain itu secara akademik dapat
variabel yang akan diteliti. Variabel tunggal dalam penelitian ini adalah kadar
4
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bawang putih
Karanganyar. Sampel yang digunakan yaitu bawang putih yang berumur 3-4
bulan dari masa penanaman bawang putih. Umbi yang diambil berwarna
putih memiliki siung tunggal, berbalut kulit tipis, jika kulit tersebut diiris
A. Instrumen Penelitian
1. Bahan
bahan pembantu yang digunakan yaitu larutan standar kalium (K), asam
2. Alat
gelas ukur, beaker glass, kompor listrik, neraca analitik, kertas saring, hot
plate.
5
B. Cara Kerja
2. Destruksi Sampel
cawan porselen lalu masukan open dengan suhu 1100 C hingga kering,
pada suhu 600-700oC, selama 5 jam. Setelah jadi abu dilarutkan dengan
3. Preparasi Sampel
hingga garis, lalu disaring dengan kertas saring Whatman No. 42,
6
4. Pembuatan kurva kalibrasi
memipet Larutan Induk Baku sebanyak 1,0 ml, 2,0 ml, 3,0 ml, 4,0
mg/L.
5. Perhitungan
7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Tawangmangu Karanganyar.
2. Determinasi Tanaman
8
Tabel 3.1 Pembuatan Kurva Standar Kalium
Konsentrasi (X) Absorbansi (Y)
r = 0,998368243
A = 0,002380952
B = 0,019914286
Dari data diatas untuk kurva kalibrasi dapat dapat dilihat pada lampiran
10.
penetapan kadar kalium dapat dilihat pada tabel 3.1 pengukuran kadar
9
garis regresi linier (Y) dan koefisien kolerasi ( r ) yang diperoleh dari
Tabel 3.2. Tabel Hasil Pengukuran Kadar Kalium dan Standar Deviasi
Sampel Hasil Pengukuran Kadar Kalium Rata-rata SD
I (µg/g) II (µg/g) III (µg/g) (µg/g)
I 15575,655 15775,655 15775,665 15775,665 .0000000
II 15600,646 15343,291 15343,291 15429,076 148,5839785
III 14651,963 14651,963 14344,272 14549,399 177,6454817
IV 12917,029 12917,029 13188,288 13007,488 156,6103020
V 13329,125 13016,375 13016.375 13120,625 180,5662967
Total Rata-rata 14376.450
Dari data di atas dapat diketahui bahwa dari hasil penetapan kadar
kalium pada bawang putih didapatkan kadar kalium yang cukup tinggi.
B. PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kalium pada bawang putih
10
memiliki peranan penting dalam metabolisme tubuh serta dalam fungsi sel
saraf dan otot. Kebutuhan minimum akan kalium ditaksir sebanyak 2000 mg
sangat peka, membutuhkan sampel yang sedikit dan cocok digunakan untuk
kalium yang cukup banyak dan kalium sendiri berkhasiat sebagai penurun
tekanan darah.
sampling, yaitu suatu teknik sampling yang dipilih secara acak, cara ini dapat
- 2000 m di atas permukaan laut, suhu didaerah tersebut bersuhu 18o - 31OC,
ketinggian tempat 600 - 1.200 m di atas permukaan laut. Suhu udara yang
11
diperlukan 150C-200C (Agoes, 2012). sehingga baik untuk tanaman bawang
putih.
bawang putih tunggal, bahan atau sampel didestruksi terlebih dahulu, disini
menghemat biaya, cara pengerjaan lebih mudah dan waktu yang digunakan
lebih singkat. Pada tahap pengabuan ini, sampel bawang putih tunggal
lalu diabukan dalam fornis dengan suhu 600 - 700oC selama 5 jam, setelah
jadi abu dilarutkan dengan HNO3 Pekat sebanyak 3 - 5 ml, penambahan HNO3
pekat pada proses ini berfungsi untuk melarutkan atau menghancurkan logam-
logam yang terdapat dalam sampel karena asam nitrat (HNO3) dapat
12
0,999828435, berdasarkan persamaan regresi linier tersebut konsentrasi
bervariasi dari masing-masing sampel yang dapat dilihat pada tabel 3.1
dengan kadar rata-rata 14376.4506 µg/g atau 14,376 mg/g. Kadar rata-rata
bawang putih yang cukup tinggi untuk bawang putih tunggal. Sehingga dapat
A. Kesimpulan
B. Saran
13
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menetapkan kadar kalium
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, A. 2012. Tanaman Obat Indonesia. Cetakan III Salecta Medika Jakarta.
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
Almatsier, S. 2013. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Astawan, M. 2008. Khasiat Warna Warni Makanan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka
Utama
Darmono, 2001. Logam dan Sistem Biologi Mahkluk Hidup. Universitas Indonesia
Press. Jakarta.
Fitriani, N.L.C, Walanda D.K, dan Rahman N, 2012. Penentuan Kadar Kalium (K)
Dalam Labu Siam (Scebium Edule) Serta Pengaruh Tempat Tumbuhnya.
Jurnal. Universitas Tadulako. Palu.
Gandjar, I.G dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar.
Yokyakarta
Gandjar, I.G dan Rohman, A. 2009. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
14
Iksen, 2015 . Penetapan Kadar Kalium, Kalsium dan Natrium Pada Daun Kuaci
(Allium schoenoprasum, L.) Segar dan rebus secara Spektrofotometri Serapan
Atom. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Kristanti, H. 2010. Penyakit Akibat Kelebihan dan Kekurangan Vitamin, Mineral dan
Electrolit. Yogyakarta.
Kurniawati, N. 2010. Sehat dan cantik alami berkat khasiat bumbu dapur. Cetakan I.
Bandung
Prissilia, N. 2014. Penetapan Kadar Kalsium, Kalium, dan Magnesium Pada Air
Tebu Merah dan Air Tebu Hijau Secara Spektrofotometri Serapan Atom.
Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sepdiana S.S. 2013. Penetapan Kadar Kalsium, Kalium, dan Natrium Dalam Buah
Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Cayenne Secara Spektrofotometri
Serapan Atom. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Shadine, M., 2010. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke, dan Serangan Jantung.
Jakarta.
Singgih, W. 2008. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay. Jakarta.
Syamsiah S, Tajudin. 2005. Khasiat dan manfaat bawang putih: Raja antibiotik
alami. Jakarta
15