Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksperimental yang

bertujuan untuk mengetahui kadar vitamin C pada cabai paprika hijau, paprika

kuning, dan paprika merah. Penelitian ini menggunakan metode spektrofotometri

UV-Vis dengan perlakuan tiga kali pengulangan (triplo). Pengambilan sampel

dilakukan secara sampling purposive yang didasarkan atas pertimbangan bahwa

populasi sampel adalah homogen dan sampel yang dianalisis dianggap sebagai

sampel yang representatif.

Pengambilan dan Penyiapan


Sampel

Analisis kuantitatif dengan metode


spektrofotometri

Hasil

Gambar 4 Desain penelitian

18
B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli s.d. September 2017 dan

dilakukan di Laboratorium Kimia DIII Analis Kesehatan STIKes Karsa Husada

Garut Jl. Subyadinata No. 7 Garut.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cabai paprika

(Capsicum annuum L. var Grossum).

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cabai paprika

yang berwarna hijau, kuning, dan merah yang diambil daging buahnya.

Cabai paprika yang dijadikan sampel ini diperoleh dari perkebunan cabai

paprika di Cikajang Garut. Masing-masing sampel diambil sebanyak 100g.

D. Instrumen Penelitian

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : gelas kimia 100 mL

500 mL dan 1000 mL, labu ukur 100 mL dan 250 mL, gelas ukur 50 mL

dan 100 mL, labu erlenmeyer, botol gelap, mikro pipet, pipet tetes, pipet

volume 10 mL, pipet ukur 5 mL dan 10 mL, corong gelas, batang

pengaduk, botol semprot, kertas saring, kertas timbang, kuvet, neraca

19
analitik, sentrifugasi, dan spektrofotometri dengan merk Genesys 10S UV-

Vis.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Asam

askorbat, phenantrolin, Fe(NO3)3 akuadest, cabai paprika hijau, cabai

paprika kuning dan cabai paprika merah.

E. Cara Pengumpulan Data

1. Pembuatan Larutan Fe - Penantrolin

Tahap pertama pada penelitian ini yaitu terlebih dahulu adalah

pembuatan larutan Fe – Penantrolin sebagai pengomplek vitamin C.

Ditimbang padatan penantrolin sebanyak 0,08 gram menggunakan neraca

analitik. Setelah itu dimasukan kedalam gelas kimia 100 mLlalu dilarutkan

menggunakan aquadest 20 mL. Ditimbang Fe(NO3)3 sebanyak 0,198 gram

lalu dimasukan ke dalam gelas kimia yang berisi larutan penantrolin. Lalu

pindahkan kedalam labu ukur100 mL ditambahkan aquadest sampai

mencapai tanda batas dan homogenkan.

2. Pembuatan Larutan Induk Vitamin C (Asam Askorbat) 100 ppm.

Ditimbang 0,01 gram asam askorbat lalu dimasukan kedalam gelas

kimia 100 ml, dilarutkan menggunakan akuadest sedikit demi sedikit.

Pindahkan kedalam labu ukur 100 mL diimpitkan dengan akuadest sampai

tanda batas. Selanjutnya dipindahkan kedalam botol reagen yang berwarna

20
coklat (botol gelap) agar terhindar cahaya matahari dan tidak mudah

teroksidasi.

3. Pembuatan Larutan Induk Vitamin C (Asam Askorbat) 10 ppm.

Dipipet 10 mL larutan inuk vitamin C 100 ppm dimasukan kedalam

labu ukur 100 mL kemudian diimpitkan akuadest sedikit demi sedikit

hingga mencapai tanda batas lalu homogenkan.

4. Pembuatan Larutan Standar 0,1 ppm; 0,2 ppm; 0,3 ppm; 0,4 ppm; 0,5

ppm; 0,6 ppm; 0,7 ppm; 0,8 ppm; 0,9 ppm.

a. Larutan standar 0,1 ppm

Dipipet sebanyak 1 mL larutan Fe – penantrolin masukan kedalam

labu ukur 100 mL, lalu dipipet larutan induk 10 ppm sebanyak 1 mL

masukan kedalam labu ukur yang berisi larutan Fe – penantrolin

diimpitkan akuadest hingga tanda batas lalu homogenkan.

b. Larutan standar 0,2 ppm

Dipipet sebanyak 1 mL larutan Fe – penantrolin masukan kedalam

labu ukur 100 mL, lalu dipipet larutan induk 10 ppm sebanyak 2 mL

masukan kedalam labu ukur yang berisi larutan Fe – penantrolin

diimpitkan akuadest hingga tanda batas lalu homogenkan.

c. Larutan standar 0,3 ppm.

Dipipet sebanyak 1 mL larutan Fe – penantrolin masukan kedalam

labu ukur 100 mL, lalu dipipet larutan induk 10 ppm sebanyak 3 mL

masukan kedalam labu ukur yang berisi larutan Fe – penantrolin

diimpitkan akuadest hingga tanda batas lalu homogenkan.

21
d. Larutan standar 0,4 ppm.

Dipipet sebanyak 1 mL larutan Fe – penantrolin masukan kedalam

labu ukur 100 mL, lalu dipipet larutan induk 10 ppm sebanyak 4 mL

masukan kedalam labu ukur yang berisi larutan Fe – penantrolin

diimpitkan akuadest hingga tanda batas lalu homogenkan.

e. Larutan standar 0,5 ppm

Dipipet sebanyak 1 mL larutan Fe – penantrolin masukan kedalam

labu ukur 100 mL, lalu dipipet larutan induk 10 ppm sebanyak 5 mL

masukan kedalam labu ukur yang berisi larutan Fe – penantrolin

diimpitkan akuadest hingga tanda batas lalu homogenkan.

f. Larutan standar 0,6 ppm.

Dipipet sebanyak 1 mL larutan Fe – penantrolin masukan kedalam

labu ukur 100 mL, lalu dipipet larutan induk 10 ppm sebanyak 6 mL

masukan kedalam labu ukur yang berisi larutan Fe – penantrolin

diimpitkan akuadest hingga tanda batas lalu homogenkan.

g. Larutan standar 0,7 ppm.

Dipipet sebanyak 1 mL larutan Fe – penantrolin masukan kedalam

labu ukur 100 mL, lalu dipipet larutan induk 10 ppm sebanyak 7 mL

masukan kedalam labu ukur yang berisi larutan Fe – penantrolin

diimpitkan akuadest hingga tanda batas lalu homogenkan.

h. Larutan standar 0,8 ppm.

Dipipet sebanyak 1 mL larutan Fe – penantrolin masukan kedalam

labu ukur 100 mL, lalu dipipet larutan induk 10 ppm sebanyak 8 mL

22
masukan kedalam labu ukur yang berisi larutan Fe – penantrolin

diimpitkan akuadest hingga tanda batas lalu homogenkan.

i. Larutan standar 0,9 ppm.

Dipipet sebanyak 1 mL larutan Fe – penantrolin masukan kedalam

labu ukur 100 mL, lalu dipipet larutan induk 10 ppm sebanyak 9 mL

masukan kedalam labu ukur yang berisi larutan Fe – penantrolin

diimpitkan akuadest hingga tanda batas lalu homogenkan ( Anwar dkk,

1998).

Setelah itu diukur absorbansinya dengan spektrofotometri UV-vis pada

panjang gelombang 515 nm. Kemudian dibuat kurva kalibrasi antara

konsentrasi (x) dan absorbansi (y) sehingga di peroleh garis lurus.

5. Preparasi Sampel dan Pengukuran Sampel

Pertama masing-masing sampel cabai paprika dicuci, dipotong-

potong kecil kemudian dihaluskan. Selanjutnya sampel di sentrifuge

dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit dan setelah itu disaring

hingga menghasilkan filtrat. Masing-masing sampel diambil :

a. Cabai paprika hijau : dipipet sebanyak 1 mL filtrat cabai paprika hijau

lalu dilakukan pengenceran dengan memipet 100µL sampel dan 900µL

akuadest lalu homogenkan. Pengenceran dilakukan kembali hingga 3

kali dengan perbandingan yang sama seperti sebelumnya. Selanjutnya

untuk blanko ditambahkan akuadest sebanyak 100µL dan untuk

sampel di ditambahkan larutan Fe – penantrolin sebanyak 100µL

stopwacth dinyalakan. Selanjutnya sampel diukur pada panjang

23
gelombang 515 nm dan absorbansinya dibaca setelah 2 menit saat

penambahan larutan Fe – penantrolin.

b. Cabai paprika kuning : dipipet sebanyak 1 mL filtrat cabai paprika

kuning lalu dilakukan pengenceran dengan memipet 100µL sampel

dan 900µL akuadest lalu homogenkan. Pengenceran dilakukan kembali

hingga 3 kali dengan perbandingan yang sama seperti sebelumnya.

Selanjutnya untuk blanko ditambahkan akuadest sebanyak 100µL dan

untuk sampel di ditambahkan larutan Fe – penantrolin sebanyak 100µL

stopwacth dinyalakan. Selanjutnya sampel diukur pada panjang

gelombang 515 nm dan absorbansinya dibaca setelah 2 menit saat

penambahan larutan Fe – penantrolin.

c. Cabai paprika merah : dipipet sebanyak 1 mL filtrat cabai paprika

merah lalu dilakukan pengenceran dengan memipet 100µ sampel dan

900µL akuadest lalu homogenkan. Pengenceran dilakukan kembali

hingga 3 kali dengan perbandingan yang sama seperti sebelumnya.

Selanjutnya untuk blanko ditambahkan akuadest sebanyak 100µL dan

untuk sampel di ditambahkan larutan Fe – penantrolin sebanyak 100µ

stopwacth dinyalakan. Selanjutnya sampel diukur pada panjang

gelombang 515 nm dan absorbansinya dibaca setelah 2 menit saat

penambahan larutan Fe – penantrolin.

24
F. Analisis Data

Data diperoleh dari uji kuantitatif dengan menggunakan metode

spektrofotometri UV-Vis, data kurva kalibrasi diolah menggunakan microsoft

excel untuk menentukan persamaan linear kurva kalibrasi. Persamaan regresi

linear yaitu y = ax + b. Dimana y adalah absorbansi, a dan b adalah slope atau

intercept serta x yang merupakan konsentrasi sampel. Persamaan linear yang

didapatkan digunakan untuk menentukan menentukan konsentrasi sampel yang

merupakan nilai kadar vitamin C tersebut dalam satuan ppm kemudian di

konversikan kedalam mg/100g.

25

Anda mungkin juga menyukai