Anda di halaman 1dari 5

Kopi merupakan satu di antara komoditas penting yang diperdagangkan secara global.

Budaya
minum kopi di dunia yang telah berlangsung selama berabad-abad berpengaruh terhadap dinamika
selera berupa prefrensi untuk menikmati cita rasa kopi yang lebih beragam. Dalam satu dekade
terakhir, terutama setelah dikeluarkannya resolusi ICO 407, rantai perdagangan kopi dunia
mengalami perubahan signifikan. Seorang konsumen dapat menikmati berbagai varietas kopi dari
berbagai belahan dunia dengan berbagai metode pengolahan, penyimpanan, dan teknik seduh yang
beragam.

Dalam perdagangan kopi dunia diterapkan sistem penilaian mutu. Dengan kata lain, semakin tinggi
kualitas kopi, semakin mahal harganya. Sebagai kiblat terbaru dunia industri perkopian, Specialty
Coffee Association of America(SCAA) mengeluarkan metode yang lazim digunakan sebagai acuan
penilaian mutu kopi yang diperdagangkan. Berikut adalah metode yang digunakan untuk
mengklasifikasi kualitas biji kopi.

1. Dari 300 gram biji kopi yang disortir dengan menggunakan saringan dengan berukuran 14-18 mesh (catatan
tingkat kadar air antara 9-13%),.
2. Sisa biji kopi pada tiap ayakan, selanjutnya ditimbang dan dicatat prosentasenya. (Jika ditemukan banyak
kecacatan dari 300 gram biji kopi, maka sample yang digunakan cukup 100 gram atau memasukkannya dalam
kategori Off Grade (asalan). Untuk biji kopi yang memiliki nilai cacat rendah, tetap menggunakan sampel 300
gram.)
3. Setelah melewati proses penyortiran, biji kopi disangrai (roasted), kemudian dinilai karakter aroma dan rasa
yang terkandung dalam kopi melalui cupping.


[photo: maui coffee]

Setelah melalui proses penyortiran dan cupping. Maka kopi tersebut dapat dinilai kualitasnya
dengan klasifikasi sebagai berikut.

1. Biji kopi spesialti: Tidak ditemukan nilai cacat penuh (full defect) lebih dari 5 pada 300 gram biji kopi.
Dengan syarat, tidak terdapat cacat primer (primary defect) didalamnya. Biji kopi yang lolos ayakan maksimal
5%. Tidak terdapat biji kopi yang salah warna dan quaker (bantat atau tidak matang) saat disangrai. Saat
dilakukan cupping test, setidaknya terdapat salah satu atribut khas dalam bentuk body, rasa, aroma
atau acidity yang terkandung dalam kopi dan nilai cuppingnya sebesar 80 atau lebih.
2. Biji kopi premium: perbedaannya dengan spesialti, pada kualitas premium nilai cacat penuh tidak lebih dari 8
pada setiap 300 gram biji kopi. Di sini, cacat primer diperkenankan. Ia harus terhindar dari kesalahan warna
sangrai dan maksimum terdapat 3 biji kopi quaker. Untuk kandungan karakter dan jumlah prosentase ayakan
yang lolos sama dengan kopi spesialti.
3. Kopi komersial: kopi komersial tidak boleh terdapat lebih dari 9-23 cacat penuh per 300 gram biji kopi. Ketika
disortir dengan ayakan 15 mesh, harus menyisakan 50% dan, tidak lebih dari 5% biji kopi yang lolos saat
disortir menggunakan ayakan 14 mesh. Jumlah maksimum quaker sebanyak 5 biji kopi dan tidak gagal saat
dilakukan cupping test.
4. Kopi sub-komersial: jumlah maksimum cacat 24-86 tiap 300 gram biji kopi.
5. Asalan: jika terdapat cacat lebih dari 86 tiap 300 gram biji kopi, maka ia termasuk kualitas asalan.

ANALISIS KIMIA ANALITIK
Contoh analisis kualitatif dan kuantitatif pada bidang:
a. Bidang Kedokteran
Untuk mendiagnosis suatu penyakit pada manusia diperlukan suatu analisis kimia, sebagai contoh :
tingkat konsentrasi bilirubin dan enzim fosfatase alkali dalam darah menunjukkan adanyagangguan
fungsi liver. Tingkat konsentrasi gula dalam darah dan urin menunjukkan penyakit gula.
b. Uji Kualitas produk
Analisis kimia sangat diperlukan untuk mengetahui kualitas udara di sekitar kita, air minum yang kita
gunakan, makanan yang disajikan. Dibidang industri, analisis kimia digunakan secara rutin untuk
menentukan suatu bahan baku yang akan digunakan, produk setengah jadi dan produk jadi. Hasilnya
dibandingkan denganspesifikasi yang ditetapkan. Bidang ini disebut pengawasan mutu atau quality
control.
c. Bidang Penelitian
Sebagian besar penelitian menggunakan kimia analitik untuk keperluan penelitiannya. Sebagai contoh
pada penelitian korosilogam, maka ditentukan berapa konsentrasi logam yang terlarut ke dalam
lingkungan air. Di bidang pertanian, suatu lahan pertanian sebelum digunakan, maka tingkat
kesuburannya ditentukan dengan mengetahui tingkat konsentrasi unsur yang ada di dalam
tanah,misalnya konsentrasi N, P, K dalam tanah.
d. Analisis bahan bernilai tinggi
Analisis kimia digunakan pada penentuan kadar lemak dalam krim, kadar protein dalam suatu
makanan atau bahan pangan, kadar uranium dalam suatu bijih tambang.




Metode analisis kimia analitik:
a. Gravimetri
Metode gravimetri merupakan metode analisis kuantitatif yang digunakan untuk menentukan massa
suatu unsur dengan pemurnian dari zat pengotor. Prinsip utama dalam metode ini, zat yang dianalisis
merupakan senyawa murni yang ditentukan kadar (massa) dalam campuran.
Analisa gravimetrik menentukan massa dari suatu analit dengan menimbang sampel sebelum dan/atau
setelah mengalami beberapa perubahan. Contoh yang umum adalah menentukan massa air dalam suatu
hidrat dengan memanaskan sampelnya untuk menghilangkan air yang ada, sehingga akan ada
perbedaan massa karena molekul air akan terlepas.
Metoda gravimetri dibedakan menjadi tiga jenis:
1. Gravimetri Pengendapan
Dalam larutan ditambahkan senyawa lain sehingga terbentuk senyawa yang sukar larut atau terjadi
endapan. Senyawa yang ditambahkan harus senyawa yang akan bereaksi dengan senyawa yang akan
ditentukan kadarnya dalam campuran.
Contoh: Penentuan kadar Ba2+ dalam suatu larutan, ditambahkan asam H2CO3 sehingga terjadi reaksi.
Ba2+(aq) + CO32-(aq) BaCO3(s)

2. Elektrogravimetri
Pengendapan analit dengan bantuan arus listrik. Contoh: Pemurnian logam Cu pada sel elektrokimia
CuSO4 yang terlarut dalam air kemudian dielektrolisis dengan elektroda Pt (anoda) dan Cu (katoda). Ion
Cu2+ yang terdapat dalam larutan akan membentuk endapan di katoda. Selisih massa katoda sebelum
dan sesuadah elektrolisis merupakan massa katoda yang terdapat dalam larutan.
3. Gravimetri Penguapan
Prinsipnya dengan memanfaatkan penguapan analit maupun senyawa lain. Contoh: Menentukan kadar
air dalam cengkeh. Cengkeh dipanaskan pada suhu 105C selama 2 jam sehingga air yang ada di dalam
cengkeh meguap seluruhnya. Selisih massa cengkeh sebelum dan sesudah pemanasan merupakan
massa air.
4. Gravimetri Partikulat
Pada gravimetri partikulat dikenal istilah TSS (Total Suspension Solid) , yaitu kadar partikulat tersuspensi
dan TDS (Total Dissolved Solid), yaitu kadar partikulat terlarut. Partikel tersuspensi memiliki ukuran yang
lebih besar dibandingkan dengan partikel terlarut.
b. Volumetri/Titrimetri
Analisis titrimetri adalah analisis kimia kuantitatfp dengan cara melakukan titrasi dan menentukan
volume larutan penitrir yang konsentrasinya telah diketahui dengan teliti yang bereaksi secara
kuantitatip dengan zat yang akan ditentukan.
. Volumetri dipakai untuk analisis analit yang melibatkan pengukuran volume secara umum. Contoh,
penentuan kadar H2O2 dengan cara mereduksi senyawa tersebut menjadi H2O dan O2 menggunakan
katalis MnO2. Kadar H2O2 dalam sampel dapat dihitung dengan mengukur volume gas O2 yang
dihasilkan dan menghitung jumlah mol gas tersebut. Dari persamaan reaksinya, maka mol H2O2 yang
terurai dapat dihitung. Perhatikan bahwa dalam percobaan ini juga ada pengukuran volume, yakni
pengukuran gas O2 yang diperoleh dari hasil peruraian.
Titrasi (volumetri) : meliputi titrasiAsam basa, Pengendapan, Pembentukan komplek, Oksidasi reduksi.
c. Ekstraksi
Ekstraksi adalah analisis berdasarkan tingkat kelarutansuatu analit dalam sampel terhadap pelarut.
contoh pembuatan ester (essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi,
pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah
pelarutan komponen-komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar
atau digiling.
d. Kromatografi
Kromatografi adalah Analisis berdasarkan perbedaan daya alir dalam suatu fase diam. Contoh: ambil
satu lembar kertas dan celupkan ujung kertas yang diberi warna hijau ke dalam air maka air tersebut
akan teralirkan di atas kertas yang tidak terkena air.Kertas yang tadinya tidak basa menjadi basa dan
warna juga ikut menyebar menghasilkan warna biru dan kuning.
e. Elektroanalisis
Metode elektroanalisis antara lain potensiometri, konduktometri, dan polarografi.
Polarografi adalah suatu bentuk elektrolisis dalam mana elektroda kerja berupa suatu elektroda
merkuri tetes, dan direkam suatu kurva arus voltase (voltammogram). Potensiometri merupakan aplikasi
langsung dari persamaan Nernst dengan cara pengukuran potensial dua elektroda tidak terpolarisasi
pada kondisi arus nol. Contoh pH meter dengan elektroda kerja dan referensi yang tercelup dalam
larutan yang diukurpenentuan kadar NaHCO3 dan Na2CO3 dalam soda kue.
Voltametri dan polarografi merupakan metode penelaahan komposisi larutan elektrolit encer
dengan mengalurkan kurva arus-tegangan. Voltametri adalah nama umum, sedangkan polarografi
khusus mengacu pemakaian elektroda tetes merkuri. Pada amperometri kedua elektroda dapat
terpolarisasi.Contoh: dalam larutan mengandung ion logam, Mnt, maka akan terjadi reaksi reduksi
secara listrik:
Mnt + ne + Hg (s) = M (Hg).
Konduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya hantar listrik
suatu larutan. Contoh: larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium hidroksida
sebagai pentitarnya
f. Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa
berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi berkas sinar atau cahaya. Spektrofotometri
adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Contohnya analisis kadar gula dalam
darah.

Anda mungkin juga menyukai