Pendahuluan
Pencemaran logam berat dapat mempengaruhi dan menyebabkan
penyakit pada manusia.
Logam berat umumnya bersifat racun terhadap makhluk hidup,
walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil.
Media perantaranya seperti udara, makanan, maupun air yang
terkontaminasi oleh logam berat, logam tersebut dapat terdistribusi ke
bagian tubuh manusia dan sebagian akan terakumulasikan.
Jika keadaan ini berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu lama
dapat mencapai jumlah yang membahayakan kesehatan manusia.
Timbal (Pb)
Timbaladalah suatuunsur kimiadalamtabel periodik
yang memiliki lambangPb dannomor atom82.
Lambangnya diambil daribahasa LatinPlumbum.
Timbal (Pb) adalah logam berat yang terdapat secara
alami di dalam kerak bumi.
Timbal (Pb)
Timbal (Pb) mempunyai arti penting dalam dunia kesehatan
bukan karena penggunaan terapinya, melainkan lebih
disebabkan karena sifat toksisitasnya.
Absorpsi timbal di dalam tubuh sangat lambat, sehingga
terjadi akumulasi dan menjadi dasar keracunan yang progresif.
Keracunan timbal ini menyebabkan kadar timbal yang tinggi
dalam aorta, hati, ginjal, pankreas, paru-paru, tulang, limpa,
testis, jantung dan otak. Hal ini diperoleh dari kasus yang
terjadi di Amerika pada 9 kota besar yang pernah diteliti[1].
Timbal (Pb)
Keracunan akibat kontaminasi Pb bisa menimbulkan
berbagai macam hal diantaranya:
1) Menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan
hemoglobin (Hb)
Calcium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh,
yaitu 1,5 2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1
kg (Barasi, 2007).
Dari jumlah ini, 99% berada didalam jaringan keras, yaitu tulang dan gigi
terutama dalam bentuk hidroksiapatit; selebihnya kalsium tersebar luas di
dalam tubuh.
Peningkatan kebutuhan akan kalsium terjadi pada masa pertumbuhan,
kehamilan, dan menyusui.
Jumlah kalsium yang dianjurkan per hari untuk anak-anak adalah 300-400 mg,
remaja 600-700 mg, dewasa 500-800 mg, dan ibu hamil dan menyusui sebesar
1200 mg (Almatsier, 2004).
Natrium (Na)
Natrium berguna untuk fungsi syaraf dan otot. Selain itu,
berguna juga bagi keseimbangan asam basa tubuh, pengantar
implus syaraf, aktifitas sel.
Kelebihan mineral ini dapat mengakibatkan tekanan darah
tinggi serta hilangnya kalium.
Kekurangan natrium menyebabkan kejang, kehilangan nafsu
makan (Tan dan Rahardja, 2007).
Kebutuhan natrium untuk orang dewasa ditaksir sebanyak 1600
mg sehari (Barasi, 2007).
Magnesium (Mg)
Hampir 60% magnesium dalam tubuh terdapat pada tulang, 26% dalam otot, dan
sisanya ada dalam jaringan lunak serta cairan tubuh. Magnesium memegang peranan
penting dalam lebih dari tiga ratus sistem enzim di dalam tubuh (Almatsier, 2004).
Di dalam cairan sel ekstraseluler, magnesium memegang peranan penting dalam
relaksasi otot. Kadar magnesium yang normal dapat mempertahankan tonus otot
polos, dan berimplikasi terhadap kontrol tekanan darah (Barasi, 2007).
Kekurangan magnesium karena makanan dapat menyebabkan kejang, halusinasi
tetapi jarang terjadi.
Konsumsi magnesium dengan banyak dapat menyebabkan gagal ginjal.
Kebutuhan orang dewasa akan magnesium sekitar 250-280 mg sehari (Almatsier,
2004).
PEMILIHAN METODE
ANALISIS
Penentuan kadar Timbal yang diganggu oleh kalsium, natrium, dan
magnesium dapat dilakukan dengan metode SPEKTROFOTOMETRI
SERAPAN ATOM.
Alternatif lain untuk menentukan kadar kalsium, natrium, dan
magnesium dapat juga dilakukan dengan metode titrasi
kompleksometri menggunakan reaksi zat-zat pengkompleks organik
dengan ion logam. Titrasi ini berdasarkan pembentukan senyawa
kompleks antara logam dengan zat pengkompleks (Rohman, 2007).
Alternatif lain untuk menentukan kadar Pb yaitu menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis.
METODE ANALISIS
Metode spektrofotometri serapan atom berdasarkan pada
prinsip absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom akan menyerap
radiasi pada panjang gelombang tertentu tergantung pada
sifat unsurnya (Rohman, 2007).
Teknik ini digunakan untuk menetapkan kadar ion logam dan
mineral tertentu dengan jalan mengukur intensitas emisi atau
serapan cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh uap
atom unsur yang ditimbulkan dari bahan, misalnya dengan
mengalirkan larutan zat ke dalam api.
Limitasi
Elements
detectable
by atomic
absorption
are
highlighted
in pink in
this periodic
table. 11/5/15
http://www.webapps.cee.vt.edu/ewr/environmental/teach/smprimer/a
a/aa.html
11
Cara Analisis
Metode SAA yang digunakan adalah Direct Air
Acetylene Flame Method.
Metode ini cocok digunakan untuk menentukan atau
menganalisa antimony, bismuth, cadmium (Cd), Calcium
(Ca), Cesium (Cs), Chromium (Cr), Cobalt (Co). Copper
(Cu), Emas (Au), Iridium, Besi (Fe), Lithium (Li),Timbal
(Pb),Magnesium (Mg), Nikel (Ni), Palladium, Platinum,
Potasium, Rhodium, Tembaga, Sodium, Strontium,
Thalium, Timah, dan Seng.
Peralatan:
a)Atomic absorption
spectrofotometre (AAS)
b)Burner
c)Readout
d) Lampu
e) Katup pengurang
tekanan(pressure reducing
valves)
f) Lubang angin
Gambar 1. Komponen
Spektrofotometer Serapan
Atom
Reagen
Reagent yang digunakan:
1)
2)
3)
4)
5)
Udara
6)
7)
8)
9)
Acetylene
Air Bebas Loga
Asam hidrocloric
Larutan Lanthalum
Aqua Regia
Larutan Logam Standar, untuk timbal dilarutkan 0,1598 gram timbal nitrat (PbNO 3)2 dengan jumlah yang sedikit dengan
perbandingan 1 : 1 dengan HNO3.
Contoh Analisis
Analisis Tanaman (Sayuran) untuk unsur Pb, Ca, Mg, dan
Na.
Alat :
Spektrometer serapan atom
Labu ukur 250 (2 buah), 100 ml (4 buah) dan 50 ml (10 buah)
Pipet ukur dan pipet tetes.
Labu erlenmeyer 100 ml (5 buah) berserta corong pendek kecil.
Alat pemanas (hot plate)
Botol timbang
Alat neraca elektronik.
Bahan Kimia :
- HNO3pekat,
- HCl pekat,
- HClO4pekat,
- H2O230%.
Larutan Standar:
- larutan spektrosol untuk Kalsium (Ca) sebagai larutan standar buatan (panjang
gelombang=442,7 nm),
- larutan standar dari NaNO3 dan Mg(NO3)2
Persiapan Sampel
Cara Basah (Wet Ashing)
Timbang 2,5 gr sampel, masukkan ke dalam gelas beker.
Tambahkan 25 mL HNO3 pekat, tutup dengan gelas arloji,
didihkan selama 30 45 menit untuk mengoksidasi senyawa
organik. Dinginkan larutan secara perlahan, tambahkan 10 mL
HClO4 70%. Didihkan kembali hingga larutan menjadi jernih
Pengukuran
Cara Pengukuran :
1. Persiapkan pengoperasian alat (petunjuk instruktur)
2. Ukur serapan larutan standar dan larutan sampel dalam satu
kondisi.
3. Buatlah kurva kalibrasi dengan metode least squarre, koefisien
korelasi.
4. Tentukan batas deteksi alat terhadap unsur melalui larutan
standar.
5. Hitunglah kandungan unsur dalam sampel.
b. Gangguan Matriks
. Gangguan ini terjadi apabila sampel mengandung banyak
garam atau asam, atau bila pelarut yang digunakan tidak
menggunakan pelarut zat standar, atau bila suhu nyala
untuk larutansampel dan standar berbeda. Gangguan ini
dalam analisis kualitatif tidak terlalu bermasalah,tetapi
sangat mengganggu dalam analisis kuantitatif.
. Untuk mengatasi gangguan ini dalamanalisis kuantitatif
dapat digunakan cara analisis penambahanstandar
(Standar Adisi).
c. Gangguan Ionisasi
. Gangguan ionisasi terjadi bila suhu nyala api cukup tinggi
sehingga mampu melepaskan electrondari atom netral dan
membentukion positif. Pembentukan ion ini mengurangi jumlah
atomnetral, sehingga isyarat absorpsi akan berkurang juga.
. Untuk mengatasi masalah ini dapatdilakukan dengan
penambahan larutan unsur yang mudah diionkan atau atom
yang lebihelektropositif dari atom yang dianalisis, misalnya Cs,
Rb, K dan Na.penambahan ini dapatmencapai 100-2000 ppm.
d. Absorpsi Background
. Serapan latar (background) merupakan istilah yang digunakan untuk
menunjukkan adanya berbagai pengaruh,yaitu dari absorpsi oleh nyala
api, absorpsi molecular, danpenghamburan cahaya. Biasanya terjadi
pada unsur yang mempunyai panjang gelombang dibawah 2500 A.
. Cara mengatasi gangguan ini dengan bekerja pada panjang gelombang
yang lebih besar dan dengan nyala yang suhunya lebih tinggi, dapat
pula diatasi dengan mengukur besarnya penyerapan latar tersebut
dengan menggunakan sumber sinar yang memberikan pancaran
kontinyu, misal pada lampu katoda Ni yang diisi gas hidrogen.
e. Gangguan Spektra
. Jarang terjadi karena panjang gelombang setiap serapan
atom adalah karakteristik. Hal ini terjadi jika serapan
atom yang dianalisis tumpang tindih dengan garis spektra
lain.
. Cara mengatasi dengan memilih panjang gelombang
serapan karakteristik yang lain.
Daftar Pustaka
1. SULISTIA GUN, 1980, Farmakologi dan Terapi, Ed.2, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.
2. Barasi, M. (2007). Nutrition at a Glance. Penerjemah: Hermin. (2009). At a Glance: Ilmu Gizi.
Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal. 62.
3. Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 228229, 233-237, 242-247.
4. Tan, H.T., dan Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting. Edisi Keenam. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo. Hal. 867-868.
5. Gandjar, I.G., dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan I. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Hal. 298-312.
6. Khopkar. 2007.Konsep Dasar Kimia analitik. Jakarta: UI Press.
7. Bassett,J. 1994. Buku AjaranVogel Kimia AnalisisKuantitatif Anorganik. Edisi Keempat. Penerbit
Buku Kedokteran EGC.Jakarta.