MATA KULIAH :
Dosen Pembimbing : Lisa amalisa, ST.,MT
Oleh :
Mei yunus
NIM 4518043008
UNIVERSITAS BOSOWA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
TAHUN 2020/2021
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
permukiman” ini dengan baik meskipun terdapat kekurangan dalam makalah ini.
Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah pengetahuan kita
mengenai tugas makalah interaksi permukiman, Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritikan, usulan demi perbaikan dimasa
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi yang membacanya. Sebelumnya saya mohon
maaf apabila terdapat kesahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya mohon kritik dan
Penyusun
SAMPUL
A. Latar Belakang………………………………………………………....................
C. Tujuan …………………………………………………………………..……….
A. Kesimpulan …………………………………………………………..…………......
B. Saran …………….…………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Permukiman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia (kebutuhan primer)
yang harus terpenuhi agar manusia dapat sejahtera dan hidup layak sesuai dengan derajat
kemanusiaannya. Permukiman sebenarnya merupakan kebutuhan perorangan (individu)
namun dapat berkembang menjadi kebutuhan bersama jika manusia berkeluarga dan
bermasyarakat. Selain sebagai makhluk individu manusia juga sebagai makhluk sosial maka
manusia tidak hidup sendirisendiri akan tetapi hidup bersama dan membentuk kelompok-
kelompok, demikian pula halnya dengan rumah tempat tinggalnya akan dibangun secara
bersama-sama sehingga berkelompok atau tersebar dalam suatu wilayah, dilengkapi dengan
prasarana dan sarana yang diperlukan penghuninya, selanjutnya disebut dengan permukiman
(settlement). Dalam dimensi permukiman, secara harfiah pola permukiman dapat diartikan
sebagai susunan (model) tempat tinggal suatu daerah. Model dari pengertian- pengertian
permukiman mencakup didalamnya susunan dari pada persebaran permukiman. Pengertian
pola permukiman dan persebaran permukiman memiliki hubungan yang sangat erat.
Persebaran permukiman menekankan pada hal yang terdapat permukiman, dan atau dimana
tidak terdapat permukiman dalam suatu wilayah (Sumaatmadja, 1981 dalam Banowati 2006).
Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui pola apa yang terbentuk dari sebaran
lokasi permukiman yang ada, serta faktor fisik dan faktor sosialekonomi yang berpengaruh
terhadap pola persebaran permukiman di wilayah Kecamatan biringkanaya. Wilayah
Kecamatan tamalanrea terbagi atas 8 kelurahan yaitu Kelurahan tmalanrea, Kelurahan
tamalanrea jaya, Kelurahan tamalanrea indah, Kelurahan kelurahan kapasa, Kelurahan kapasa
raya, Kelurahan bira, Kelurahan parangloe, Kelurahan Buntusu.
A. Interaksi Sosial
Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara
individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang
lain atau sebaliknya, sehingga terdapat hubungan yang saling timbal balik. Hubungan
tersebut dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau
kelompok dengan kelompok. Adapun Basrowi (20015) mengemukakan interaksi
sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok
dengan kelompok, maupun orang dengan kelompok manusia. Bentuknya tidak hanya
bersifat kerjasama, tetapi juga berbentuk tindakan, persaingan, pertikaian dan
sejenisnya.
BAB III
PENUTUP