OLEH :
NAMA : FRANSISKUS ARMANDO TRI NAIKOFI
NIM : 1806090005
KELAS :A
MK : ARSITEKTUR VERNAKULAR
JURUSAN ARSITEKTUR
KUPANG
2020
Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia dengan jumlah pulau
yang terhitung banyak sekitar 17.499 pulau, hal ini menyebabkan adanya budaya pluralistic yang
artinya menyebabkan kebudayaan masyarakat di Indonesia sangatlah beragam. Budaya Indonesia
yang pluralistic ini berperan penting untuk perkembangan studi arsitektur vernacular di
Indonesia agar eksistensi dari kebudayaan Indonesia tidak hilang dan dapat dilestarikan.
Memahami Kebudayaan
Kebudayaan pada hakekatnya adalah manifestasi kepribadian masyarakat yang tercermin antara
lain pada wadah aktivitas yang berwujud Arsitektur.
Kebudayaan Indonesia sendiri bukan sesuatu yang padu dan bulat,tetapi tersusun dari berbagai
rona elemen Budaya yang bervariasi, yang satu berbeda dengan yang lain karena perjalanan
sejarahnya yang berbeda. Perjalanan sejarah Indonesia yang panjang membentuk system
kebudayaan yang berlapis lapis.
Unsur-unsur kebudayaan
1. Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi
mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing,
kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman
tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada
generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa.
Sistem Bahasa memberi pengaruh dalam perancangan suatu karya arsitektur vernacular
karena dengan adanya Bahasa membantu orang untuk menyampaikan pengetahuan
tentang arsitektur vernacular dari satu generasi kegenerasi berikut sehingga arsitektur
vernacular sendiri tidak punah
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup
dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide
manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan
manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya. Namun, yang
menjadi kajian dalam antropologi adalah bagaimana pengetahuan manusia digunakauntuk
mempertahankan hidupnya.
Dalam perancangan suatu karya arsitektur vernacular membutuhkan pengetahuan local
yang telah diajarkan turun-temurun misalnya pengetahuan tentang pemilihan material
untuk bangunan harus menggunakan material yang sesuai dengan keadaan alam sekitar.
Misalnya di kab. TTU masyarakat menggunakan alang-alang sebagai penutup atap agar
mengghindari cuaca yang dingin pada malam hari dan membuat bangunan lebih hangat.
Contoh lain pembangunan rumah adat dari masyarakat kab. Malaka umumnya dibangun
didaerah ketinggian bahkan diatas Gurung atau bukit, hal ini merupakan pengetahuan
turun-temurun dari leluhur karena dulu orang-orang melarikan diri dari penjajah keatas
gunung sehingga susah dideteksi oleh penjajah.
6. Sistem Religi
Kajian antropologi dalam memahami unsur religi sebagai kebudayaan manusia tidak
dapat dipisahkan dari religious emotion atau emosi keagamaan. Emosi keagamaan adalah
perasaan dalam diri manusia yang mendorongnya melakukan tindakan-tindakan yang
bersifat religius. Emosi keagamaan ini pula yang memunculkan konsepsi benda-benda
yang dianggap sakral dan profan dalam kehidupan manusia.
Masyarakat dahulu yang mempunyai kepercayaan pasti membutuhkan wadah atau tempat
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat religious hal ini mengindikasikan kalua
system religi mempengaruhi arsitektur vernakular
7. Kesenian
Kesenian berkaitan erat dengan rasa keindahan (estetika) yang dimiliki oleh setiap
manusia dan masyarakat. Rasa keindahan inilah yang melahirkan berbagai bentuk seni
yang berbeda-beda antara kebudayaan yang satu dan kebudayaan yang lain.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis,
dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra
terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang
dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan.
Pada bangunan-bangunan vernacular pasri mempunyai ukiran-ukiran atau lukisan-lukisan
hal ini menunjukan adanya pengaruh dari kesenian terhadap arsitektur vernacular.
Arsitektur Vernacular
Arsitektur dibangun untuk mampu menjawab kebutuhan Manusia dan mengangkat derajad
hidupnya menjadi lebih baik ,sehingga tidak dapat dilepaskan dari perkembangan Kebudayaan.
Arsitektur itu sendiri adalah buah daripada Budaya (Mario Salvadori/ Ruskin -1974:12).
Arsitektur Vernakular yang merupakan pengembangan dari Arsitektur Rakyat memiliki nilai
ekologis,arsitektonis dan “Alami” karena mengacu pada kondisi ,potensi Iklim - Budaya dan
masyarakat lingkungannya. (Victor papanek-1995: 113-138).
Oliver (1997) menyatakan bahwa unsur-unsur kunci yang menunjukkan indikasi sebuah
arsitektur vernakular adalah :
Artinya yang membangun adalah orang biasa atau masyarakat biasa yang tidak memiliki
Riwayat Pendidikan arsitektur formal. Kalau bangunan yang rancang arsitek professional dengan
sadar dan mempunyai maksud yang sudah ditentukan sebelumnya maka bangunan yang
dirancang tersebut tidak bisa dinamakan karya vernakular.
2. Tipe bangunan pertama
Artinya yang merupakan bangunan vernacular adalah bangunan yang benar-benar dibangun oleh
orang-orang pertama yang memutuskan menetap disuatu wilayah.
4. Kondisi lingkungan, sumber daya material, sistem dan teknologi structural berpengaruh
terhadap bentuk arsitektur
Artinya karya arsitektur vernacular memanfaatkan material local yang persediaannya banyak dan
melimpah serta menggunakan teknologi structural yang sederhana .
5. Banyak aspek struktur sosial, sistem kepercayaan dan pola perilaku sangat mempengaruhi
jenis bangunan, fungsi dan maknanya
6. Tempat tinggal dan bangunan lainnya terkait dengan konteks lingkungan dan sumber daya
yang ada
Dari bebrapa penjelasan tentang arsitektur vernacular dan juga kebudayaan diatas
menggindikasikan adanya hubungan dari dua hal tersebut . Arsitektur vernacular sendiri
merupakan desain arsitektur yang menyesuaikan dan memanfaatkan kondisi local seperti
menyesuaikan dengan iklom local dan memanfaatkan material-material local , serta dibuat oleh
orang biasa yang ilmu membangunnya diturunkan oleh gerenrasi-generasi sebelumnya yang
dimana hal ini dipengaruhi oleh salah satu factor yaitu factor kebudayaan.