Anda di halaman 1dari 21

TUGAS INDIVIDU PERTEMUAN 5

Dosen : Sigit Kurnianto, SE., M. SA., Ak., SAS., AAPB., CA.

Di susun :

Wanda Agustin (041911535007)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2020/2021
Tugas Individu Pertemuan 5:
1. Jelaskan tugas dan kewenangan bendahara penerimaan PPKD!

Bendahara pengeluaran PPKD bertugas untuk menatausahakan dan


mempertanggungjawabkan seluruh pengeluaran PPKD dalam rangka pelaksanaan APBD;
Untuk melaksanakan tugas dimaksud bendahara pengeluaran PPKD berwenang:

1. mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP-LS PPKD;

2. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS PPKD

3. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS PPKD kepada pejabat yang terkait, apabila
dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap.

2. Jelaskan sisdur penerimaan PPKD!

Sistem dan prosedur penerimaan pendapatan dan pembiayaan di PPKD adalah


serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari
penerimaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban penerimaan pendapatan dalam
rangka pelaksanaan APBD pada bendahara penerimaan PPKD. Modul Kerjasama
Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah Penatausahaan dan
Perbendaharaan Daerah Penerimaaan yang dikelola PPKD dapat berupa pajak daerah,
pendapatan dana perimbangan, pendapatan lain-lain yang sah, dan pembiayaan
penerimaan. Penerimaan-penerimaan tersebut diterima secara langsung di Kas Umum
Daerah. Berdasarkan penerimaan tersebut, Bank membuat Nota Kredit yang memuat
informasi tentang penerimaan tersebut, baik berupa informasi pengiriman, jumlah rupiah
maupun kode rekening yang terkait. Bendahara penerimaan wajib mendapatkan nota
kredit tersebut melalui mekanisme yang telah ditetapkan.

Pembukuan penerimaan pendapatan dan pembiayaan di Bendahara Penerimaan PPKD


dimulai dari saat bendahara penerimaan PPKD menerima informasi dari BUD/Kuasa
BUD mengenai adanya penerimaan di rekening kas umum daerah. Langkah-langkah
pencatatannya adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan Nota kredit atau Bukti Penerimaan Lain yang sah, bendahara penerimaan
PPKD mencatat bukti penerimaan tersebut ke dalam Buku Penerimaan PPKD, pada
bagian kolom tanggal dan kolom nomor bukti.
b. Kemudian bendahara penerimaan PPKD mengidentifikasi dan mencatat jenis dan
kode rekening pendapatan.
c. Setelah itu, bendahara penerimaan PPKD mencatat nilai transaksi pada kolom jumlah.

3. Buku apa saja yang digunakan di dalam penatausahaan penerimaan PPKD?

PENATAUSAHAAN PENERIMAAN PPKD

1. Penerimaan yang dikelola PPKD dapat berupa pendapatan hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan, dana perimbangan, pendapatan lain-lain yang sah, dan
penerimaan pembiayaan.

2. Penerimaan-penerimaan tersebut diterima secara langsung dari Pemerintah Pusat,


BUMD, pihak ketiga dan lainnya ke rekening Kas Umum Daerah.

3. Bendahara penerimaan PPKD menatausahakan penerimaan tersebut berdasarkan Nota


Kredit yang memuat informasi tentang penerimaan, baik berupa informasi pengiriman,
jumlah dana maupun kode rekening yang terkait.

4. Sebutkan bukti transaksi penerimaan PPKD?

Nota Kredit, Dokumen yang dipersamakan, Surat Tanda Setoran (STS), Bukti Transfer,
dll.

5. Jelaskan prosedur pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD!

Bendahara penerimaan PPKD mempertanggungjawabkan pengelolaan uang yang


menjadi tanggung jawabnya kepada PPKD setiap bulan, paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya Pertanggungjawaban tersebut berupa Buku Penerimaan PPKD yang telah
dilakukan penutupan pada akhir bulan dilampiri dengan bukti-bukti pendukung yang sah
dan lengkap.
Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian pertanggungjawaban bendahara
penerimaan PPKD adalah sebagai berikut

1) Bendahara penerimaan PPKD melakukan penutupan Buku Penerimaan PPKD dan


melakukan rekapitulasi perhitungan
2) Bendahara penerimaan PPKD menyiapkan bukti-bukti penerimaan yang sah dan
lengkap
Bendahara penerimaan PPKD menyampaikan Buku Penerimaan PPKD yang telah dilakukan
penutupan dilampırı dengan bukti penerimaan yang sah dan lengkap kepada PPKD paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya

6. Jelaskan apa saja tugas dan kewenangan bendahara pengeluaran SKPD?

Berdasarkan Pasal 4, Permendagri No. 55 Tahun 2008, tugas dan kewenangan


bendahara pengeluaran SKPD adalah sebagai berikut:

1. Bendahara pengeluaran SKPD bertugas untuk menerima, menyimpan,


membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan pengeluaran
uang dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.
2. Dalam melaksanakan tugas, bendahara pengeluaran SKPD berwenang:
a. Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP UP/GU/TU dan SPP-
LS;
b. Menerima dan menyimpan uang persediaan;
c. Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya;
d. Menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan;
e. Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh
PPTK;
f. Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK,
apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap.
7. Sebutkan jenis-jenis SPP yang dapat diajukan oleh bendahara pengeluaran
pembantu SKPD?

Untuk melaksanakan pembayaran belanja, bendahara pengeluaran akan mengajukan


Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada PA/KPA melalui Pejabat Penatausahaan
Keuangan (PPK) SKPD. Dokumen SPP yang disusun dan diajukan oleh bendahara
pengeluaran dapat berupa SPP Uang Persediaan (UP), SPP Ganti Uang persediaan
(GU), SPP Tambahan Uang (TU) dan SPP Langsung (LS).

8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dana kapitasi?

Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka kepada FKTP
berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah
pelayanan kesehatan yang diberikan.

9. Jelaskan apa persamaan dan perbedaan antara UP dan TU?

Uang Persediaan yang selanjutnya disebut UP adalah uang muka kerja dengan jumlah
tertentu yang bersifat daur ulang (revolving), diberikan kepada bendahara pengeluaran
hanya untuk membiayai kegiatan operasional kantor sehari-hari yang tidak dapat
dilakukan dengan pembayaran langsung.

Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut TUP adalah uang yang diberikan
kepada satker untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam satu bulan melebihi pagu UP
yang ditetapkan.

10. Sebutkan dokumen apa saja yang harus dilampirkan untuk mengajukan SPP UP
maupun SPP TU oleh bendahara pengeluaran?
1) Kelengkapan dokumen dalam pengajuan SPP-UP

a) Surat Pengantar SPP-UP;

b) Ringkasan SPP-UP;
c) Rincian SPP-UP;

d) Fotocopy SK penunjukan pengelola keuangan SKPD;

e) Fotocopy DPA-SKPD;

f) Fotocopy SPD;

g) Spesimen pejabat pengguna anggaran/pengguna barang atau kuasa


pengguna anggaran/kuasa pengguna barang dan bendahara
pengeluaran;

h) NPWP Bendahara Pengeluaran;

i) Nomor Rekening Bank Bendahara pengeluaran pada PT. Bank NTB;

j) Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Pejabat pengguna


anggaran/pengguna barang atau kuasa pengguna anggaran/kuasa
pengguna barang yang menyatakan bahwa uang yang diminta
dipergunakan untuk uang persediaan;

k) Berita Acara Rekonsiliasi realisasi APBD tahun lalu dilengkapi


dengan Surat Tanda Setoran (STS) sisa uang persediaan tahun lalu
yang telah dilegalisir oleh Bagian Kas Daerah.

2) Kelengkapan dokumen SPP-TU;

a) Surat Pengantar SPP-TU;

b) Ringkasan SPP-TU;

c) Rincian rencana penggunaan TU;

d) Surat pertanggungjawaban belanja (SPTJB) atas uang persediaan;

e) Surat keterangan yang memuat penjelasan keperluan pengisian


tambahan uang persediaan;
f) Surat pernyataan yang ditandatangani oleh pejabat pengguna
anggaran/pengguna barang atau kuasa pengguna anggaran/kuasa
pengguna barang yang menyatakan bahwa uang yang diminta tidak
dipergunakan untuk keperluan selain tambahan uang persediaan saat
pengajuan SPP.

g) Rekening koran bendahara pengeluaran yang bersangkutan.

11. Jelaskan mekanisme pengajuan ganti uang persediaan (GU) oleh bendahara
pengeluaran SKPD?
1) Sub Sistem Penerbitan SPP-GU

a. Berdasarkan bukti-bukti pengeluaran yang telah mencapai jumlah


tertentu. Bendahara Pengeluaran membuat dan menandatangani
SPP-GU dan Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTB)
rangkap 3 serta melengkapi lampiran-lampiran yang diperlukan
adalah Surat pengantar SPP-GU, Ringkasan SPP-GU, Rincian
Penggunaan Dana GU, Bukti-bukti yang lengkap dan sah, Laporan
Pertanggungjawaban Uang Persediaan yang telah disahkan.

b. Bendahara Pengeluaran menyampaikan SPP-GU dan SPTB yang


telah ditandatangani beserta lampirannya kepada PPK-SKPD.

2) Sub Sistem Penerbitan SPM-GU

a. PPK-SKPD menerima SPP-GU beserta lampirannya diajukan oleh


Bendahara Pengeluaran, dan mencatat ke dalam register
penerimaan SPP.

b. PPK-SKPD meneliti kelengkapan dokumen SPP-GU.

c. PPK-SKPD memverifikasi Bukti pengeluaran yang menjadi


lampiran SPP dan menguji kesesuaian dengan Surat Pernyataan
Tanggungjawab Belanja.
d. PPK-SKPD memberi cap “TELAH DIVERIFIKASI” pada Bukti
yang telah diverifikasi.

e. Apabila dianggap belum sesuai dan lengkap, paling lambat 1 (satu)


hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP, PPK-SKPD
menerbitkan Surat Penolakan Penerbitan SPM dan menyampaikan
kepada Bendahara Pengeluaran beserta dokumen pengajuan SPP-
GU untuk dilengkapi dan diperbaiki.

f. PPK-SKPD mencatat Surat Penolakan Penerbitan SPM dalam


register Penolakan Penerbitan SPM.

g. Apabila telah dianggap sesuai dan lengkap, dalam jangka waktu 2


hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPP, PPK-SKPD
menyusun draft SPM-GU rangkap 4.

h. PPK-SKPD menyampaikan Draft SPM-GU, Surat Pernyataan yang


menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk
keperluan selain Ganti Uang Persediaan, dan SPTB kepada
Pengguna Anggaran untuk ditandatangani.

i. Pengguna Anggaran menandatangani SPM-GU, Surat Pernyataan


Dan SPTB serta menyerahkan kembali kepada PPK-SKPD.

j. PPK-SKPD mencatat penerbitan SPM-GU yang diterima ke dalam


Register Penerbitan SPM;

k. Terhadap SPM yang telah ditandatangani Pengguna Anggaran,


PPK-SKPD :1) Mengirim Lembar 1, 2, dan 3 ke Bagian
Perbendaharaan Biro Keuangan beserta kelengkapan dokumen :-
Surat Pengantar SPM-GU;-SPP-GU serta lampirannya;-Surat
Pernyataan Tanggungjawab Belanja.2)Lembar ke 4 sebagai arsip
PPK-SKPD.
3) Sub Sistem Penerbitan SP2D

a. Bagian Perbendaharaan Biro Keuangan menerima SPM-GU yang


diajukan oleh Pejabat Pengguna Anggaran;

b. Bagian Perbendaharaan Biro Keuangan meneliti kelengkapan


dokumen SPM-GU. 1)Apabila dianggap tidak lengkap maka
dokumen SPM-GU di kembalikan kepada SKPD untuk diperbaiki
dan dilengkapi serta mencatat dalam Register Penolakan Penerbitan
SP2D.2)Apabila dianggap lengkap maka diterbitkan SP2D-GU
rangkap 10dan mencatat dalam Register SP2D.

c. Bagian Perbendaharaan Biro Keuangan mendistribusi SP2D yang


telah terbit :1)Lembar 1, 2, 3, dan 4 beserta SPM-GU dan SPP-GU
dikirim ke Bagian Pengelolaan Kas Daerah pada Biro
Keuangan;2)Lembar 5 dan 6 dikirim ke SKPD;3)Lembar 7, 8, dan
9 sebagai arsip Bagian Perbendaharaan pada Biro Keuangan.

d. Berdasarkan terbitnya SP2D, Bagian Perbendaharaan mencatat


dalam Buku Pembantu Penerbitan SP2D per SKPD (Format B.1.18)
sebanyak 3 (tiga) rangkap. Lembar 1 dilampiri dengan SP2D
lembar 10 dikirim ke Bagian Akuntansi, lembar 2 dan 3 sebagai
arsip Bagian Perbendaharaan.

4) Sub Sistem Pencairan SP2D

a. Bagian Pengelolaan Kas Daerah Menerima daftar penguji dan


SP2D dari Bagian Perbendaharaan pada Biro Keuangan.

b. Berdasarkan SP2D yang diterima Bagian Pengelolaan Kas Daerah


Menerbitkan Surat Perintah Transfer Uang (SPTU) kepada PT.
Bank Jateng untuk mentransfer uang kepada Rekening Bendahara
Pengeluaran Yang tercantum dalam SP2D.
c. Mencatat SP2D ke dalam Buku Penerimaan dan Pengeluaran
Kas(Format B.1.20) dan Buku Pembantu Kas Pengeluaran per
SKPD(Format B.1.21) pada sisi pengeluaran.

d. Bagian Pengelolaan Kas Daerah mengirimkan Format B.1.20,


B.1.21dan SP2D Lembar 1 ke Bagian Akuntansi Biro Keuangan.

e. Bagian Pengelolaan Kas Daerah mengarsip SP2D lembar 2, 3, dan


4.

f. PT. Bank Jateng berdasarkan SPTU yang diterima dari Bagian


Pengelolaan Kas Daerah mentransfer dana dari Rekening Kas
Umum Daerah ke Rekening Bendahara Pengeluaran.

12. Pada saat SP2D-UP terbit, apakah anggaran belanja SKPD sudah berkurang?
jelaskan!
Untuk melaksanakan pembayaran belanja, bendahara pengeluaran akan mengajukan
Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada PA/KPA melalui Pejabat Penatausahaan
Keuangan (PPK) SKPD. Dokumen SPP yang disusun dan diajukan oleh bendahara
pengeluaran dapat berupa SPP Uang Persediaan (UP), SPP Ganti Uang persediaan (GU),
SPP Tambahan Uang (TU) dan SPP Langsung (LS).

Selanjutnya, SPM yang telah ditandatangani oleh PA/KPA disampaikan ke Kuasa BUD.
Jika SPM yang diajukan tersebut telah memenuhi persyaratan yang ditentukan, Kuasa
BUD selanjutnya akan menerbitkan SP2D. Jenis SPM dan SP2D yang diterbitkan oleh
pihak-pihak yang berwenang tentunya mengikuti dengan jenis SPP yang diajukan oleh
bendahara pengeluaran. Misalnya, jika bendahara pengeluaran mengajukan SPP-UP,
maka PA/KPA akan menerbitkan SPM-UP, demikian juga kuasa BUD akan menerbitkan
SP2D-UP, dan demikian seterusnya.

Apabila Kuasa BUD menganggap bahwa dokumen sudah lengkap, maka Kuasa BUD
menerbitkan SP2D yang terdiri atas empat rangkap:

1. berkas pertama diberikan kepada bendahara pengeluaran SKPKD;


2. berkas kedua digunakan BUD untuk mencatat SP2D dan nota debet ke dokumen
penatausahaan;
3. berkas ketiga diberikan kepada PPK-SKPD;
4. berkas keempat diberikan kepada Pihak Ketiga
Apabila ternyata kuasa BUD menyatakan bahwa dokumen yang diperlukan belum lengkap,
maka kuasa BUD membuat surat penolakan penerbitan SP2D dalam dua rangkap. Satu
dokumen diberikan kepada PPKD yang kemudian akan diberikan pada pengguna anggaran
agar menyempurnakan SPM, sementara yang satu akan diarsipkan dalam Register surat
penolakan penerbitan SP2D. Proses penolakan SP2D dilakukan paling lambat 1 hari kerja
sejak SPM diterima.

13. Jelaskan perbedaan antara pertanggungjawaban transaksi dan


pertanggungjawaban periodik/bulanan?

Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh setiap bendahara berupa laporan keuangan daerah
yang dilakukan secara periodik. Menurut Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005, laporan
keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.Berdasarkan waktu yang dilakukan
untuk sebuah pelaporan, maka pelaporan keuangan dibagi menjadi 4, yaitu laporan keuangan
bulanan, laporan keuangan triwulan, laporan keuangan semester, dan laporan keuangan
tahunan.

14. Terkait dengan kewajiban bendahara pengeluaran SKPD untuk menyusun dan
menyampaikan SPJ Administratif/Fungsional, jelaskan pertanyaan berikut ini:
a. Kapan batas waktu penyampaian SPJ tersebut?
b. Kepada siapa saja SPJ tersebut disampaikan?
c. Dokumen apa saja yang harus dilampirkan bersama SPJ tersebut?
a. Kapan batas waktu penyampaian SPJ tersebut?

1) SPJ Administratif
SPJ Bendahara Pengeluaran pembantu harus sudah disampaikan kepada
bendahara pengeluaran paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. Kecuali
pada bulan terakhir di tahun anggaran, SPJ bendahara pengeluaran pembantu
harus sudah disampaikan paling lambat 5 hari kerja sebelum hari kerja terakhir
bulan tersebut.

2) SPJ Fungsional
Waktu penyampaian pertanggungjawaban fungsional juga sama dengan waktu
penyampaian pertanggungjawaban administratif yaitu tanggal 10 bulan
berikutnya. Pada bulan terakhir periode anggaran, pertanggungjawaban
disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut.

b. Kepada siapa saja SPJ tersebut disampaikan?

1) SPJ Administratif
Kepada Pejabat Pengguna Anggaran

2) SPJ Fungsional
Kepada PPKD selaku BUD

c. Dokumen apa saja yang harus dilampirkan bersama SPJ tersebut?

1) SPJ Administratif
Dilampiri dengan Buku Kas Umum, Laporan Penutupan Kas, dan SPJ Bendahara
Pengeluaran Pembantu. Untuk bulan terakhir tahun anggaran, pertanggungjawaban
disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut dan harus dilampiri
dengan bukti setoran sisa uang persediaan.
2) SPJ Fungsional
Dilampiri bukti setoran sisa uang persediaan. Pertanggungjawaban fungsional yang
disampaikan adalah berupa SPJ yang disertai dengan lampiran berupa Laporan
Penutupan Kas dan SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu.

15. Jelaskan bagaimana pembukuan untuk setiap SP2D yang disebutkan di bawah ini,
(buku apa saja yang digunakan dan di sisi mana transaksi tersebut akan dicatat,
apakah di sisi penerimaan atau pengeluaran):
a. SP2D UP b. SP2D GU c. SP2D TU d. SP2D LS
a. SP2D UP

SP2D UP adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum
Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM. Uang
Persediaan akan menambah saldo uang pada bendahara pengeluaran, sehingga akan
menambah uang yang berada di bank dan juga menambah saldo uang persediaan. Transaksi
tersebut akan dicatat menambah saldo BKU, menambah saldo BP-Bank, dan menambah
saldo BP-UP.

b. SP2D GU

SP2D GUP merupakan surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara
Umum Negara sebagai penggantian atas pengeluaran UP yang bersifat mengisi kembali UP
(revolving) oleh bendahara pengeluaran. Menerima Penggantian Uang Persediaan (GUP)
mengakibatkan rekening bendahara pengeluaran akan terisi kembali sebesar UP yang telah
digunakan untuk belanja.

Penggantian Uang Persediaan (GUP) akan menambah saldo uang pada bendahara
pengeluaran, sehingga akan menambah saldo BKU, menambah uang yang berada di bank,
menambah saldo uang persediaan dan mengesahkan belanja negara. Transaksi tersebut akan
dicatat menambah saldo BKU, menambah saldo BP-Bank, menambah saldo BP-UP, dan
pengesahan pada B-PAB.
c. SP2D TU

SP2D TUP adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara
Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM.
Tambahan Uang Persediaan (TUP) akan menambah saldo uang pada bendahara pengeluaran,
sehingga akan menambah uang yang berada di bank dan juga menambah saldo uang
persediaan. Transaksi tersebut akan dicatat menambah saldo BKU, menambah saldo BP-
Bank, dan menambah saldo BP-UP.

d. SP2D LS

Pembayaran Belanja LS kepada Pihak Ketiga (LS-Pihak ketiga) merupakan pembayarannya


langsung kepada rekening penerima yang berhak. SP2D LS Pihak Ketiga merupakan realisasi
belanja yang dilakukan oleh satuan kerja dan akan mengurangi saldo pagu anggaran satuan
kerja. Pembayaran Belanja LS kepada Pihak Ketiga (LS-Pihak ketiga) tidak mengurangi atau
menambah saldo uang pada bendahara pengeluaran, namun akan mengurangi pagu anggaran.
Transaksi tersebut akan dicatat mengurangi dan sekaligus menambah saldo BKU dan
mengurangi saldo B-PAB.

Menerima LS Bendahara (SP2D LS Bendahara) merupakan realisasi belanja yang dilakukan


oleh satuan kerja pembayarannya dilakukan melalui bendahara pengeluaran dan mengurangi
saldo pagu anggaran satuan kerja yang bersangkutan. Menerima LS Bendahara (SP2D LS
Bendahara) akan menambah saldo uang pada bendahara pengeluaran, sehingga akan
menambah saldo BKU, menambah uang yang berada di bank, dan menambah saldo LS
Bendahara. Transaksi tersebut akan dicatat menambah saldo BKU, menambah saldo BP-
Bank, menambah saldo BP-LS Bendahara, dan dan mengurangi saldo B-PAB.
16. Jelaskan bagaimana pembukuan untuk transaksi penarikan uang persediaan dari
bank (pergeseran uang)?

Langkah Mencatat pada buku Mencatat pada kolom

Penerimaan Pengeluaran

1 BKU 

2 Buku Pembantu Simpanan/Bank 

3 BKU 

4 Buku Pembantu Kas Tunai 

Proses pembukuan dimulai ketika Bendahara pengeluaran membayarkan


sejumlah uang atas belanja yang telah dilakukan. Pembayaran dapat saja
menggunakan uang yang ada di kas tunai maupun uang yang ada di rekening
bank bendahara pengeluaran.

Berdasarkan bukti-bukti belanja yang disiapkan oleh PPTK, bendahara


melakukan pembayaran. Atas pembayaran tersebut, bendahara pengeluaran
melakukan pembukuan sebesar nilai belanja bruto sebagai "belanja" di:

1. BKU pada kolom pengeluaran.


2. Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran.
3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GU, TU.
Jika pembayaran dilakukan dengan transfer dari rekening bank, bendahara
pengeluaran melakukan pembukuan sebesar nilai belanja bruto sebagai "belanja"
di:

1. BKU pada kolom pengeluaran.


2. Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran.
3. Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GU, TU.
Apabila bendahara pengeluaran melakukan pungutan pajak atas transaksi
belanja di atas, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sebesar jumlah
pajak yang dipotong sebagai "pemotongan PPh/PPN" di:

1. BKU pada kolom penerimaan.


2. Buku Pembantu Pajak pada kolom penerimaan.
Ketika bendahara pengeluaran penyetoran atas pungutan pajak, bendahara
pengeluaran melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang disetorkan
sebagai "setoran PPh/PPN" di:

1. BKU pada kolom pengeluaran. Buku Pembantu Pajak pada kolom


pengeluaran.
17. Jelaskan bagaimana pembukuan untuk transaksi pembayaran belanja yang
menggunakan uang persediaan?
Dalam proses belanja menggunakan uang persediaan, terdapat kemungkinan 2 (dua) cara
bagi bendahara pengeluaran dalam melakukan pembayaran. Pertama, bendahara
pengeluaran melakukan pembayaran tanpa melalui panjar. Kedua, bendahara
pengeluaran melakukan pembayaran melalui panjar terlebih dahulu kepada PPTK.

a) Pembukuan pembayaran belanja tanpa melalui uang panjar


1) Proses pembukuan dimulai ketika bendahara pengeluaran membayarkan
sejumlah uang atas belanja yang telah dilakukan. Pembayaran dapat saja
menggunakan uang yang ada di kas tunai maupun yang ada di rekening bank
bendahara pengeluaran.
2) Berdasarkan bukti-bukti belanja yang disiapkan oleh PPTK, bendahara
melakukan pembayaran. Atas pembayaran tersebut, bendahara pengeluaran
melakukan pembukuan sebesar nilai belanja bruto sebagai “belanja” diantara :
1) BKU kolom pengeluaran;
2) Buku pembantu kas tunai pada kolom pengeluaran;
3) Buku pembantu rincian obyek pada kolom UP/GU/TU.
3) Jika pembayaran dilakukan dengan transfer dari rekening bank, bendahara
pengeluaran melakukan pembukuan sebesar nilai belanja bruto sebagai
“belanja” di:
1) Buku kolom pengeluaran;
2) Buku pembantu simpanan/bank pada kolom pengeluaran;
3) Buku pembantu pengeluaran obyek pada kolom UP/GU/TU.
4) Apabila bendahara pengeluaran melakukan pungutan pajak atas transaksi
belanja di atas, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sebesar jumlah
pajak yang dipotong sebagai “pemotongan PPh/PPN” di:
1) BKU kolom penerimaan;
2) Buku Pembantu Pajak pada kolom penerimaan.
5) Ketika bendahara pengeluaran menyetorkan atas pungutan pajak, bendahara
pengeluaran melakukan pembukuan sebesar pajak yang disetorkan sebagai
“setoran PPh/PPN” di:
1) BKU pada kolom pengeluaran;
2) Buku Pembantu Pajak pada kolom pengeluaran.
b) Pembukuan belanja melalui uang panjar

1) Pembukan atas uang panjar merupakan proses pencatatan pemberian uang


panjar ke PPTK termasuk di dalamnya pencatatan atas pertanggungjawaban
yang diberikan oleh PPTK untuk uang panjar yang diterima.
2) Proses pembukuan dimulai ketika bendahara pengeluaran memberikan uang
panjar kepada PPTK untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya. Berdasarkan dana (NPD), memo persetujuan pejabat pengguna
anggaran/pengguna barang atau kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna
barang, serta bukti pengeluaran uang /bukti lainnya yang sah, bendahara
pengeluaran mencatat pemberian uang panjar sebesar uang yang diberikan di:
1) BKU kolom pengeluaran;
2) Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran;
3) Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran.
3) Apabila pemberian panjar dilakukan dengan transfer dari rekening bank,
bendahara pengeluaran mencatat pemberian uang panjar sebesar uang yang
diberikan di:
1) BKU kolom pengeluaran;
2) Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom pengeluaran:
3) Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran.
4) Langkah-langkah dalam membukukan pertanggungjawaban uang panjar adalah
sebagai berikut:
a) Bendahara pengeluaran menerima bukti belanja/bukti
pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah dari PPTK sebagai
bentuk pertanggungjawaban uang panjar. Setelah
pertanggungjawaban tersebut diterima, bendahara pengeluaran
mencatat pengembalian panjar di:
(1) BKU kolom penerimaan;
(2) Buku Pembantu Panjar pada kolom penerimaan. Jumlah
yang dicatat sebesar jumlah uang panjar yang pernah
diberikan.
b) Bendahara pengeluaran kemudian mencatat belanja yang
sebenarnya terjadi berdasarkan pertanggungjawaban yang
diberikan PPTK.
(1) BKU kolom pengeluaran;
(2) Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja.
5) Apabila uang panjar yang diberikan lebih besar daripada belanja yang
dilakukan, PPTK mengembalikan kelebihan tersebut. Atas pengembalian itu
bendahara pengeluaran mencatat di Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku
Pembantu Simpanan/Bank pada kolom penerimaan sebesar jumlah yang
dikembalikan.
Apabila uang panjar yang diberikan lebih kecil daripada belanja yang dilakukan, bendahara
pengeluaran membayar kekurangan kepada PPTK. Atas pembayaran itu bendahara
pengeluaran mencatat di Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu Simpanan/Bank
pada kolom pengeluaran sebesar jumlah yang dibayarkan.

18. Jelaskan bagaimana pembukuan untuk transaksi PPh/PPN yang dipungut/dipotong


dan disetor oleh bendahara pengeluaran SKPD?
Pembukuan pajak Pemerintah Pusat (PPh/PPN) yang dipungut/disetor oleh bendahara
pengeluaran SKPD:

Saat memungut/memotong PPh/PPN

Langkah Mencatat pada buku Mencatat pada kolom

Penerimaan Pengeluaran

1 BKU 

2 Buku Pembantu Pajak 

Saat menyetor PPh/PPN ke rekening Kas Negara

Langkah Mencatat pada buku Mencatat pada kolom

Penerimaan Pengeluaran

1 BKU 

2 Buku Pembantu Pajak 


19. Jika bendahara pengeluaran SKPD membukukan transaksi PPh/PPN
yangdipungut/dipotong dan disetor oleh BUD (terkait dengan belaja LS pada
SKPD), bagaimanakah pembukuannya?
Pembukuan pemotongan PPh/PPN dari belanja LS (dicatat secara contra post) yang
dipotong/disetor BUD:

Langkah Mencatat pada buku Mencatat pada kolom

Penerimaan Pengeluaran

1 BKU 

2 BKU 

3 Buku Pembantu Pajak 

4 Buku Pembantu Pajak 

20. Jelaskan bagaimana pembukuan transaksi pemberian uang panjar dari bendahara
pengeluaran kepada PPTK dan pertanggungjawaban uang panjar dari PPTK ke
bendahara pengeluaran, untuk masing-masing kondisi berikut:
a. Realisasi belanja lebih kecil dari uang panjar yang diberikan (ada sisa uang
panjar)
b. Realisasi belanja lebih besar dari uang panjar yang diberikan (bendahara harus
memberikan tambahan uang atas kekurangan panjar)
a. Realisasi belanja lebih kecil dari uang panjar yang diberikan (ada sisa uang panjar)

Apabila uang panjar yang diberikan lebih kecil daripada belanja yang dilakukan, bendahara
pengeluaran membayar kekurangan kepada PPTK. Atas pembayaran itu bendahara
pengeluaran mencatat di Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu Simpanan/Bank
pada kolom pengeluaran sebesar jumlah yang dibayarkan.
b.Realisasi belanja lebih besar dari uang panjar yang diberikan (bendahara harus memberikan
tambahan uang atas kekurangan panjar)

Apabila uang panjar yang diberikan lebih besar daripada belanja yang dilakukan, PPTK
mengembalikan kelebihan tersebut. Atas pengembalian itu bendahara pengeluaran mencatat
di Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku Pembantu Simpanan/Bank pada kolom penerimaan
sebesar jumlah yang dikembalikan.

Anda mungkin juga menyukai