Nim : P0.73.24.2.19.012
Dosen Mata Kuliah : Ibu Juliani Purba , SPd. AKp, MM, M.Kes
A. PENYEBAB BAYI TIDAK MAU MENYUSU
Masalah bayi tidak mau menyusu dapat terjadi secara tiba-tiba. Padahal, mungkin
sebelumnya ia tidak memiliki masalah apa pun seputar menyusu. Hal ini dapat menjadi tanda
bahwa ada sesuatu yang salah. Bayi yang tidak menyusu akan memalingkan wajah atau
menangis ketika Anda hendak menyusuinya.Keadaan ini dapat terjadi bertahap atau tiba-tiba.
Bayi mogok menyusu (nursing strike) biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari.
Namun, bisa juga berlangsung hingga 10 hari atau bahkan lebih.
4. Sariawan
Sariawan merupakan salah satu hal umum yang dapat terjadi pada bayi. Adanya bercak
putih di lidah atau mulut yang terlihat kasar dan terkadang berdarah dapat membuat bayi
kesakitan sehingga tidak mau menyusu.
5. Pascaimunisasi
Bekas suntikan atau rasa sakit pascaimunisasi terkadang bisa menyebabkan bayi tidak
nyaman menyusu pada posisi tertentu. Rasa tidak nyaman ini memengaruhi bayi tidak mau
menyusu.
9. Puting datar
Bayi malas menyusu pada puting yang datar. Sebab, mereka merasa kesulitan ketika
mengisap dan mendapatkan ASI jika puting tidak menonjol.
10. Volume ASI berkurang
Nursing strike juga terjadi jika ASI yang diproduksi tidak banyak. Sebab, bayi akan
merasa marah dan frustrasi saat bayi tidak mendapatkan air susu ketika sedang mengisap puting
payudara ibu. Frustrasi dan marah ini ditandai dengan bayi tiba tiba tidak mau menyusu.
B. TIDAK SADAR
Ketika seorang bayi terserang koma, maka ia sedang berada dalam situasi darurat medis.
Bayi akan mengalami keadaan tidak sadar dalam jangka waktu tertentu. Ketika koma, akan
terjadi penurunan aktivitas di dalam otak yang dipicu oleh beberapa kondisi seperti cedera
otak, keracunan, luka pada kepala, overdosis obat, atau encephalitis (peradangan akut otak yang
disebabkan oleh infeksi virus). Ketika bayi terserang koma, ibu harus segera menghubungi
dokter untuk mencegah terjadinya kondisi kesehatan yang tidak diinginkan.
Gejala yang akan disebutkan di bawah ini merupakan gejala yang akan menempatkan bayi dalam
risiko yang lebih besar. Gejala tersebut antara lain:
Ada beberapa penyebab koma yang bisa terjadi pada bayi, antara lain:
1. Kekurangan oksigen. Karena oksigen sangat penting untuk fungsi otak. Bayi terserang
koma bisa terjadi karena otak kekurangan aliran oksigen.
2. Infeksi seperti meningitis dan encephalitis yang menyebabkan pembengkakan pada
sumsum tulang belakang dan otak. Keadaan ini bahkan bisa memicu koma yang parah.
3. Racun. Zat yang terdapat dalam tubuh bisa saja berubah menjadi beracun jika tidak
dikeluarkan dengan benar. Di samping itu, penumpukan racun ini bisa memicu terjadinya koma.
4. Trauma pada kepala. Kondisi ini akan melibatkan trauma otak dan menyebabkan
pembengkakan pada otak serta perdarahan. Hal ini pada akhirnya akan memicu terjadinya koma.
5. Kejang yang ringan jarang menyebabkan koma. Namun, jika kejang terjadi dalam waktu
lama dan secara terus-menerus, bisa mencegah otak kembali pulih dan menyebabkan koma.
Bayi yang terserang koma biasanya akan kembali pulih dalam waktu yang bertahap. Sebagian
bayi akan sembuh total dari koma tanpa mengalami cacat sedikitpun, sedangkan sebagian
lainnya akan mengalami penurunan dalam fungsi otak. Bahkan, kondisi ini dapat menyebabkan
cacat permanen pada otak. Pengobatan yang dilakukan akan tergantung pada penyebab koma
yang dialami. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk mengembalikan fungsi tubuh.
frekuensi napas pada bayi pada umumnya lebih cepat daripada orang dewasa, yakni
sekitar 40-60 kali per menit. Jika bayi bernapas kurang dari 40 kali per menit atau lebih dari 60
kali per menit, maka para orangtua wajib waspada. “Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau
tidak. Jika ditemukan masalah, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter.
D. MERINTIH
Bayi belum bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Maka dari itu, ketika
mendapati bayi merintih terus-menerus meski sudah diberi ASI atau sudah ditimang-timang, para
orangtua lebih baik segera menghubungi dokter.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi pada bayi. Sebagian
kasus diare pada bayi sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, bayi juga berisiko
mengalami komplikasi yang berbahaya, jika diare yang dialaminya tidak ditangani dengan cepat
dan tepat.
Bayi yang sudah mulai mengonsumsi MPASI dan sedang mengalami diare, disarankan untuk
menghindari makanan berminyak, berserat tinggi, mengandung banyak gula, dan susu sapi. Hal
ini karena jenis makanan dan minuman tersebut dapat memperburuk gejala diare pada bayi.
F. INFEKSI
Semua tanda bahaya di atas juga merupakan tanda infeksi bakteri berat, tanda-tanda lainnya
adalah:
Ikterus berat
Distensi perut berat
Nyeri dan bengkak sendi, gerakan berkurang dan rewel jika bagian-bagian ini disentuh.
Pustula kulit banyak dan berat
Pusar kemerahan, meluas ke kulit sekitarnya atau terdapat nanah
Ubun-ubun membonjol
G. DEHIDRASI
Dehidrasi terjadi ketika tubuh tidak mendapat cukup cairan sehingga kinerja organ tubuh
terganggu. Kondisi ini paling mudah menghampiri bayi, sebab berat tubuhnya yang masih
rendah, ditambah laju metabolisme pada bayi yang lebih tinggi jika dibandingkan orang dewasa.
Sehingga, membuatnya sensitif jika kehilangan cairan, walau jumlahnya sedikit.
Jika dehidrasi terjadi pada bayi, gejala awal yang bisa diperhatikan adalah ubun-ubun
bayi akan cekung, tidak mengeluarkan air mata ketika menangis, popok tetap kering setelah
beberapa jam, kurang aktif, rewel, dan mudah mengantuk.
Salah satu kondisi yang berisiko menimbulkan dehidrasi adalah diare atau buang besar
cair, terutama bila ini terjadi pada bayi dan anak-anak. Dehidrasi juga bisa dikaitkan dengan
cuaca, aktivitas fisik atau olahraga, dan pola makan. Selain diare, dehidrasi juga berisiko muncul
pada kondisi muntah-muntah, serta berkeringat berlebihan, misalnya pada saat demam atau
berolahraga saat cuaca panas.
H. BOUNDING
Bounding attachment sangat penting bagi bayi baru lahir agar dapat beradaptasi
dengan lingkungannya yang baru. Sentuhan ibu dapat membantu bayi beradaptasi dengan
perbedaan antara lingkungan di dalam rahim dan lingkungan di luar rahim. Bounding
attachment dapat diwujudkan dengan beberapa cara yaitu Inisiasi Menyusui Dini (IMD),
pelaksanaan rawat gabung, Kangaroo Mother Care (KMC) untuk bayi prematur dan
pelaksanaan pijat bayi.
Banyak ahli yang sudah membuktikan bahwa pijat bayi yang dilakukan sendiri oleh
orang tua, terutama ibu, dapat memberikan banyak manfaat. Ibu merupakan satu-satunya
orang yang paling dikenal oleh bayi, dimana mereka melewati masa bersama selama 9
bulan, melewati masa-masa kritis saat persalinan sehingga diantara mereka terbentuk
sebuah ikatan yang kuat. Pijat bayi yang dilakukan oleh ibu adalah sentuhan atau usapan
halus penuh kasih sayang yang akan memperkuat ikatan batin yang sudah terbentuk sejak
bayi masih dalam kandungan.
I. HIPERGLIKEMIA
Hipoglikemia adalah kondisi gula darah yang turun di bawah nilai normal. Selain pada
orang dewasa, kondisi ini dapat terjadi pada bayi dengan penyebab yang beragam. Hipoglikemia
pada bayi bisa berbahaya jika tidak dikenali dan ditangani dengan cepat dan tepat.
Hipoglikemia sebenarnya normal ditemui pada bayi baru lahir, namun biasanya hanya
berlangsung sementara, dan kadar gula darah akan meningkat dengan sendirinya dalam 2-3 jam.
Yang menjadi masalah dan butuh pengawasan adalah ketika hipoglikemia menetap. Hal ini
biasanya disebabkan oleh kondisi medis tertentu, dan bisa membahayakan nyawa bayi.
Kekurangan asupan nutrisi selama kehamilan dapat menjadi penyebab terjadinya hipoglikemia
pada bayi. Beberapa keadaan lain yang juga dapat menyebabkan kondisi ini adalah:
Infeksi
Asfiksia saat lahir
Penyakit hati
Penyakit metabolik bawaan
Terlalu banyak insulin akibat diabetes pada ibu hamil yang tidak terkontrol
Terlalu banyak insulin akibat tumor pankreas
Pada bayi, gejala hipoglikemia terkadang tidak khas. Namun, ada beberapa gejala umum yang
bisa Anda kenali, antara lain bayi terlihat lemas dan tidak mau menyusu. Pada kondisi yang
parah, bayi bisa kejang, berhenti bernapas (apnea), dan bibir serta kukunya menjadi kebiruan.
J. MUNTAH
- Refluks
Bayi mengalami muntah dari waktu, ke waktu, terutama setelah makan atau menyusui.,
Muntah pada bayi bisa terjadi akibat peningkatan refleks pada sistem saluran cerna, sehingga
makanan yang masuk ke lambung naik lagi ke kerongkongan, lalu dimuntahkan.
2. Alergi makanan
Kadang, muntah adalah salah satu tanda anak punya alergi terhadap apa yang ia
konsumsi. Muntah bisa jadi satu-satunya gejala, tetapi bisa juga disertai gejala seperti sulit
bernapas, gatal-gatal, batuk berulang, mengi, atau kesulitan saat menelan. Sembilan dari sepuluh
reaksi alergi berhubungan dengan makanan seperti kacang-kacangan, ikan, makanan laut
bercangkang seperti udang, telur, susu, gandum, dan kedelai.
Penyebab lain bayi muntah juga bisa akibat infeksi. Pada tahun-tahun awal
kehidupannya, sistem kekebalan tubuh bayi masih berkembang, sehingga ia jadi rentan
mengalami infeksi. Setiap kali ia sakit, daya tahan tubuhnya akan menyerang penyakit dan
menguat. Hampir semua bayi pernah mengalami gastroenteritis sebelum berusia 5 tahun. Selain
muntah, gejala lainnya adalah diare. Apabila bayi kurang dari usia 6 bulan mengalaminya,
sebaiknya bawa ia ke dokter. Selain itu, upayakan agar bayi cukup minum sehingga tak
mengalami dehidrasi.
Infeksi serius seperti meningitis juga bisa bikin bayi muntah meski jarang terjadi. Infeksi lain
penyebab bayi muntah antara lain infeksi saluran kemih dan infeksi telinga. Keduanya butuh
penanganan oleh dokter.
Ini merupakan kondisi langka penyebab bayi muntah-muntah. Kondisi ini terjadi ketika
klep otot antara lambung dan usus halus menebal dan membesar, sehingga makanan yang
dimakan dan sudah diproses di lambung tidak bisa masuk ke dalam usus halus. Penyakit ini
biasanya diketahui dari bulan pertama kelahiran. Awalnya, bayi akan memuntahkan sedikit ASI
setelah menyusu. Kondisi tersebut akan makin parah dan dia mulai mengalami muntah proyektil
(menyembur dalam jumlah banyak). ASI yang dimuntahkan mungkin kental dan berwarna
kuning.
K. MATI MENDADAK
Bayi yang berusia kurang dari satu tahun dan dalam kondisi sehat, tiba-tiba meninggal
saat ia tidur tanpa diketahui penyebabnya. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab SIDS ini.
Ada informasi yang mengaitkannya dengan kelainan di bagian otak yang mengatur pernapasan
bayi, kondisi tidur bayi yang menghambat pernapasannya, dan sebagainya.
SIDS telah menjadi penyebab utama kematian pada bayi usia 30 hari pertama setelah kelahiran.
Penyebab SIDS sebenarnya masih belum dapat diketahui pasti, tetapi kemungkinan disebabkan
oleh berbagai faktor, di antaranya:
4. Hipertermia (Kepanasan)
Pencegahan SIDS
Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan agar bayi kamu terhindar dari SIDS. Langkah-
langkah pencegahan yang bisa kamu lakukan adalah:
- Gunakan kasur bayi yang padat dan rata. Kasur yang terlalu empuk dapat membahayakan
bayi kamu.
- Biarkan tempat tidur bayi sekosong mungkin. Hindari meletakkan bantal, guling, atau
boneka dalam tempat tidurnya.
- Jangan menyelimuti bayi hingga kepala, maksimal hanya sampai bagian dada atau bahu
dan keluarkan tangan bayi dari selimut.
- Biarkan bayi menggunakan empeng saat tidur. Penggunaan empeng akan menurunkan
risiko SIDS.
- Letakkan tempat tidur bayi kamu sekamar dengan kamu selama enam bulan pertama.
Namun, jangan tidur di ranjang yang sama.
- Waspadai suhu dalam ruangan Jangan sampai bayi kamu kedinginan atau kepanasan.
L. METODE KANGURU
Perawatan metode kangguru ( Kangaroo Mother Care ) atau disebut juga kontak kulit
dengan kulit ( Skin to Skin Contact ) merupakan metode asuhan Khusus bagi bayi berat lahir
rendah atau bayi prematur ( < 2500 gram ) atau kurang bulan ( <37 mg ) dengan melakukan
kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi.
TUJUAN PERAWATAN METODE KANGGURU PADA BBLR
Mencegah hipotermi
Mencegah Infeksi
Mendukung ibu memberikan ASI eksklusif
MANFAAT PERAWATAN METODE KANGGURU PADA BBLR
Menghangatkan bayi
Menstabilkan tanda vital bayi
Meningkatkan durasi tidur
Mengurangi tangisan dan kalori yang terbuang dari bayi
Meningkatkan berat badan bayi dan perkembangan otak
Meningkatkan hubungan emosional bayi dan ibu
Mempermudah pemberian ASI
Ibu dan keluarga merasa lebih puas karena berperan dalam perawatan bayi selama di RS
M. ROOMING IN
Rooming in atau rawat gabung adalah cara yang ditawarkan rumah sakit agar ibu dan si
Bayi bersama terus-menerus 24 jam penuh sejak dilahirkan. Idealnya, rooming in ini dapat
dilakukan pada bayi yang lahir normal dan dalam kondisi sehat, dimana dia tidak membutuhkan
perawatan intensif lainnya. Dengan rooming in, bayi akan ditidurkan dalam box bayi yang
berada di dekat ranjang mama, sehingga mudah terjangkau.
Rooming in adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan ikatan batin antara mama dan bayinya,
disamping juga membantu ibu untuk belajar perilaku si Kecil sejak awal menjelang
kepulangannya ke rumah.
Manfaatnya yaitu siklus tidur bayi teratur, menjaga kehangatan tubuh bayi dan juga dapat
mengatur kadar gula agar stabil.
Tak perlu khawatir jika melihat perubahan warna pada tali pusat bayi selama proses
penyembuhannya. Di masa awal setelah bayi dilahirkan, tali pusat biasanya berwarna
kekuningan dan mengkilap. Seiring waktu, tali pusat akan mengering dan menyusut sampai
akhirnya puput. Biasanya warna tali pusat akan menjadi cokelat, abu-abu, keunguan, kebiruan,
lalu menjadi hitam.
Kondisi yang perlu diwaspadai dan perlu penanganan dokter adalah jika tali pusar bayi
menunjukan tanda-tanda infeksi, seperti:
Periksakan Si Kecil ke dokter anak jika tali pusatnya belum puput setelah 3-6 minggu. Ini bisa
jadi pertanda adanya masalah kesehatan, seperti infeksi atau gangguan sistem kekebalan tubuh.
Perawatan tali pusat bayi baru lahir umumnya tidak terlalu sulit, hanya saja diperlukan kesabaran
dalam merawatnya sampai tali pusat benar-benar puput. Jangan pernah memaksa melepasnya
meskipun sudah tampak sembuh. Yang terpenting adalah merawat tali pusat bayi dengan benar,
sehingga pelepasan tali pusat dan penyembuhannya bisa lebih cepat.