Anda di halaman 1dari 13

Nama : Martha Natalia Sihite

Nim : P0.73.24.2.19.012

Mata Kuliah : Askeb Neonatus, Bayi dan Balita

Dosen Mata Kuliah : Ibu Juliani Purba , SPd. AKp, MM, M.Kes
A. PENYEBAB BAYI TIDAK MAU MENYUSU
Masalah bayi tidak mau menyusu dapat terjadi secara tiba-tiba. Padahal, mungkin
sebelumnya ia tidak memiliki masalah apa pun seputar menyusu. Hal ini dapat menjadi tanda
bahwa ada sesuatu yang salah. Bayi yang tidak menyusu akan memalingkan wajah atau
menangis ketika Anda hendak menyusuinya.Keadaan ini dapat terjadi bertahap atau tiba-tiba.
Bayi mogok menyusu (nursing strike) biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari.
Namun, bisa juga berlangsung hingga 10 hari atau bahkan lebih.

 Beberapa penyebab bayi tidak mau menyusu, di antaranya:

1. Perubahan rasa ASI


Jika ibu baru-baru ini mengonsumsi banyak makanan pedas atau yang memiliki rasa kuat,
maka rasa ASI Anda akan berubah dan mungkin tidak enak menurut bayi. Selain makanan,
perubahan hormon ibu juga dapat mengubah rasa ASI. Mastitis (infeksi payudara) pun dapat
membuat rasa ASI ibu menjadi lebih asin.Riset yang terbit pada Journal of Clinical
Medicine menemukan, penyumbatan saluran susu di dalam payudara (stasis ASI) menyebabkan
mastitis atau infeksi bakteri pada payudara.Sementara, penelitian lain yang rilis pada
jurnal Clinical and Diagnostic Laboratory Immunology menemukan, ASI yang keluar pada ibu
dengan mastitis memiliki kadar natrium yang lebih tinggi. Natrium membuat ASI menjadi lebih
asin. Perubahan rasa inilah yang membuat bayi tidak mau minum ASI.

2. Hidung bayi tersumbat


Jika bayi menderita flu atau hal lain yang membuat hidungnya tersumbat, kondisi
tersebut dapat membuat bayi tidak mau menyusu karena sulit bernapas. Bayi dapat merasa tidak
nyaman dan rewel akibat kondisi ini.

3. Nyeri karena infeksi telinga atau tumbuh gigi


Penyebab bayi rewel dan tidak mau menyusu ini berasal dari masalah pada tubuh bayi.
Gerakan mengisap yang dilakukan bayi ketika menyusu dapat memperparah rasa sakit
akibat tumbuh gigi atau infeksi telinga. Oleh sebab itu, bayi pun menjadi enggan untuk menyusu
karena merasa kesakitan.

4. Sariawan
Sariawan merupakan salah satu hal umum yang dapat terjadi pada bayi. Adanya bercak
putih di lidah atau mulut yang terlihat kasar dan terkadang berdarah dapat membuat bayi
kesakitan sehingga tidak mau menyusu.

5. Pascaimunisasi
Bekas suntikan atau rasa sakit pascaimunisasi terkadang bisa menyebabkan bayi tidak
nyaman menyusu pada posisi tertentu. Rasa tidak nyaman ini memengaruhi bayi tidak mau
menyusu.

6. Stres atau gangguan tertentu


Bayi stres atau adanya gangguan tertentu dapat menyebabkan bayi malas menyusu. Bayi
biasanya merasa stres saat melakukan perjalanan panjang atau mengalami perbedaan lingkungan.
Ini pun membuat bayi malas menyusu. Tertundanya pemberian ASI atau perpisahan yang lama
dengan ibu dapat menyebabkan Buah Hati rewel dan bayi malas menyusu. Bayi pun menjadi
"mogok menyusu" kira-kira selama 2-5 hari.Reaksi yang keras dari ibu ketika bayi menggigit
puting payudara juga bisa membuat bayi malas menyusu dan ketakutan. Selain itu, gangguan
berupa suara yang bising juga dapat membuat bayi mogok menyusu karena perhatiannya
teralihkan.

7. ASI mengalir dengan deras dan kuat


ASI yang mengalir begitu banyak bisa membuat bayi kesulitan untuk menyusu dengan
nyaman. Hal ini bisa menyebabkan bayi sulit menelan dengan baik sehingga tidak mau menyusu
lagi, apalagi jika ia pernah tersedak.

8. Bayi mengalami tortikolis


Jika bayi hanya menyusu pada satu sisi, dan tidak mau menyusu di sisi lain, maka bayi
mungkin mengalami tortikolis. Kondisi ini merupakan gangguan otot leher bayi di salah satu
sisinya yang menyebabkan kepala miring. Ini membuat bayi merasa tidak nyaman atau sakit
ketika menyusu pada posisi yang memengaruhi lehernya.

9. Puting datar
Bayi malas menyusu pada puting yang datar. Sebab, mereka merasa kesulitan ketika
mengisap dan mendapatkan ASI jika puting tidak menonjol.
10. Volume ASI berkurang
Nursing strike juga terjadi jika ASI yang diproduksi tidak banyak. Sebab, bayi akan
merasa marah dan frustrasi saat bayi tidak mendapatkan air susu ketika sedang mengisap puting
payudara ibu. Frustrasi dan marah ini ditandai dengan bayi tiba tiba tidak mau menyusu.

11. Aroma tubuh ibu berubah


Jika ibu mengganti produk dengan aroma wangi, seperti sabun, parfum, losion, dan
deodoran, Si Buah Hati akan merasa tidak nyaman. Sebab, bayi menyadari jika ada perubahan
wangi dari ibunya. Akhirnya, bayi malas menyusu.

B. TIDAK SADAR

Ketika seorang bayi terserang koma, maka ia sedang berada dalam situasi darurat medis.
Bayi akan mengalami keadaan tidak sadar dalam jangka waktu tertentu. Ketika koma, akan
terjadi penurunan aktivitas di dalam otak yang dipicu oleh beberapa kondisi seperti cedera
otak, keracunan, luka pada kepala, overdosis obat, atau encephalitis (peradangan akut otak yang
disebabkan oleh infeksi virus). Ketika bayi terserang koma, ibu harus segera menghubungi
dokter untuk mencegah terjadinya kondisi kesehatan yang tidak diinginkan.

Bayi yang Mengalami Koma akan Ditandai dengan Gejala Berikut

Gejala yang akan disebutkan di bawah ini merupakan gejala yang akan menempatkan bayi dalam
risiko yang lebih besar. Gejala tersebut antara lain:

 Si Kecil mengalami koma dan tidak bernapas.


 Adanya reaksi alergi serius terhadap pengobatan tertentu yang sedang dijalani.
 Si Kecil tidak bisa dibangunkan sama sekali dengan cara apapun.
 Adanya luka pada kepala atau leher Si Kecil.
 Pernapasan menjadi lambat dan melemah.
 Bibir berubah warna menjadi kebiruan atau lebam kehitaman.
 Si Kecil kesulitan dalam bernapas seperti berdecit, sesak, dan sesenggukan.
Gejala koma akan berbeda dalam setiap kasus tergantung pada penyebabnya. Gejala koma juga
akan berbeda jika bayi mengalami koma yang disebabkan karena adanya disfungsi sistem saraf
pusat menyeluruh atau adanya disfungsi sistem saraf pusat setempat.

Beberapa Penyebab Koma Bisa Terjadi pada Bayi

Ada beberapa penyebab koma yang bisa terjadi pada bayi, antara lain:

1. Kekurangan oksigen. Karena oksigen sangat penting untuk fungsi otak. Bayi terserang
koma bisa terjadi karena otak kekurangan aliran oksigen.
2. Infeksi seperti meningitis dan encephalitis yang menyebabkan pembengkakan pada
sumsum tulang belakang dan otak. Keadaan ini bahkan bisa memicu koma yang parah.
3. Racun. Zat yang terdapat dalam tubuh bisa saja berubah menjadi beracun jika tidak
dikeluarkan dengan benar. Di samping itu, penumpukan racun ini bisa memicu terjadinya koma.
4. Trauma pada kepala. Kondisi ini akan melibatkan trauma otak dan menyebabkan
pembengkakan pada otak serta perdarahan. Hal ini pada akhirnya akan memicu terjadinya koma.
5. Kejang yang ringan jarang menyebabkan koma. Namun, jika kejang terjadi dalam waktu
lama dan secara terus-menerus, bisa mencegah otak kembali pulih dan menyebabkan koma.

Bayi yang terserang koma biasanya akan kembali pulih dalam waktu yang bertahap. Sebagian
bayi akan sembuh total dari koma tanpa mengalami cacat sedikitpun, sedangkan sebagian
lainnya akan mengalami penurunan dalam fungsi otak. Bahkan, kondisi ini dapat menyebabkan
cacat permanen pada otak. Pengobatan yang dilakukan akan tergantung pada penyebab koma
yang dialami. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk mengembalikan fungsi tubuh.

C. FREKUENSI KURANG DARI 20

frekuensi napas pada bayi pada umumnya lebih cepat daripada orang dewasa, yakni
sekitar 40-60 kali per menit. Jika bayi bernapas kurang dari 40 kali per menit atau lebih dari 60
kali per menit, maka para orangtua wajib waspada. “Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau
tidak. Jika ditemukan masalah, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter.
D. MERINTIH

Bayi belum bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Maka dari itu, ketika
mendapati bayi merintih terus-menerus meski sudah diberi ASI atau sudah ditimang-timang, para
orangtua lebih baik segera menghubungi dokter.

E. ANAK DNEGAN DIARE

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi pada bayi. Sebagian
kasus diare pada bayi sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, bayi juga berisiko
mengalami komplikasi yang berbahaya, jika diare yang dialaminya tidak ditangani dengan cepat
dan tepat.

Berbagai Penyebab Diare pada Bayi

Diare pada bayi bisa disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya:

 Gastroenteritis dan infeksi usus akibat virus, bakteri, dan parasit


 Keracunan makanan, khususnya pada bayi yang sudah mengonsumsi MPASI
 Terlalu banyak mengonsumsi jus buah
 Alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu
 Intoleransi susu sapi

Bayi yang sudah mulai mengonsumsi MPASI dan sedang mengalami diare, disarankan untuk
menghindari makanan berminyak, berserat tinggi, mengandung banyak gula, dan susu sapi. Hal
ini karena jenis makanan dan minuman tersebut dapat memperburuk gejala diare pada bayi.

F. INFEKSI

Faktor risiko infeksi bakteri berat adalah:

 Ibu demam (suhu > 37.9º C sebelum atau selama persalinan)


 Ketuban pecah > 18 jam sebelum persalinan
 Cairan amnion berbau busuk.

Semua tanda bahaya di atas juga merupakan tanda infeksi bakteri berat, tanda-tanda lainnya
adalah:

 Ikterus berat
 Distensi perut berat

Tanda infeksi lokal adalah :

 Nyeri dan bengkak sendi, gerakan berkurang dan rewel jika bagian-bagian ini disentuh.
 Pustula kulit banyak dan berat
 Pusar kemerahan, meluas ke kulit sekitarnya atau terdapat nanah
 Ubun-ubun membonjol

G. DEHIDRASI

Dehidrasi terjadi ketika tubuh tidak mendapat cukup cairan sehingga kinerja organ tubuh
terganggu. Kondisi ini paling mudah menghampiri bayi, sebab berat tubuhnya yang masih
rendah, ditambah laju metabolisme pada bayi yang lebih tinggi jika dibandingkan orang dewasa.
Sehingga, membuatnya sensitif jika kehilangan cairan, walau jumlahnya sedikit.

Jika dehidrasi terjadi pada bayi, gejala awal yang bisa diperhatikan adalah ubun-ubun
bayi akan cekung, tidak mengeluarkan air mata ketika menangis, popok tetap kering setelah
beberapa jam, kurang aktif, rewel, dan mudah mengantuk.

Salah satu kondisi yang berisiko menimbulkan dehidrasi adalah diare atau buang besar
cair, terutama bila ini terjadi pada bayi dan anak-anak. Dehidrasi juga bisa dikaitkan dengan
cuaca, aktivitas fisik atau olahraga, dan pola makan. Selain diare, dehidrasi juga berisiko muncul
pada kondisi muntah-muntah, serta berkeringat berlebihan, misalnya pada saat demam atau
berolahraga saat cuaca panas.

H. BOUNDING

Bounding attachment sangat penting bagi bayi baru lahir agar dapat beradaptasi
dengan lingkungannya yang baru. Sentuhan ibu dapat membantu bayi beradaptasi dengan
perbedaan antara lingkungan di dalam rahim dan lingkungan di luar rahim. Bounding
attachment dapat diwujudkan dengan beberapa cara yaitu Inisiasi Menyusui Dini (IMD),
pelaksanaan rawat gabung, Kangaroo Mother Care (KMC) untuk bayi prematur dan
pelaksanaan pijat bayi.

Banyak ahli yang sudah membuktikan bahwa pijat bayi yang dilakukan sendiri oleh
orang tua, terutama ibu, dapat memberikan banyak manfaat. Ibu merupakan satu-satunya
orang yang paling dikenal oleh bayi, dimana mereka melewati masa bersama selama 9
bulan, melewati masa-masa kritis saat persalinan sehingga diantara mereka terbentuk
sebuah ikatan yang kuat. Pijat bayi yang dilakukan oleh ibu adalah sentuhan atau usapan
halus penuh kasih sayang yang akan memperkuat ikatan batin yang sudah terbentuk sejak
bayi masih dalam kandungan.

I. HIPERGLIKEMIA

Hipoglikemia adalah kondisi gula darah yang turun di bawah nilai normal. Selain pada
orang dewasa, kondisi ini dapat terjadi pada bayi dengan penyebab yang beragam. Hipoglikemia
pada bayi bisa berbahaya jika tidak dikenali dan ditangani dengan cepat dan tepat.
Hipoglikemia sebenarnya normal ditemui pada bayi baru lahir, namun biasanya hanya
berlangsung sementara, dan kadar gula darah akan meningkat dengan sendirinya dalam 2-3 jam.
Yang menjadi masalah dan butuh pengawasan adalah ketika hipoglikemia menetap. Hal ini
biasanya disebabkan oleh kondisi medis tertentu, dan bisa membahayakan nyawa bayi.
Kekurangan asupan nutrisi selama kehamilan dapat menjadi penyebab terjadinya hipoglikemia
pada bayi. Beberapa keadaan lain yang juga dapat menyebabkan kondisi ini adalah:

 Infeksi
 Asfiksia saat lahir
 Penyakit hati
 Penyakit metabolik bawaan
 Terlalu banyak insulin akibat diabetes pada ibu hamil yang tidak terkontrol
 Terlalu banyak insulin akibat tumor pankreas

Pada bayi, gejala hipoglikemia terkadang tidak khas. Namun, ada beberapa gejala umum yang
bisa Anda kenali, antara lain bayi terlihat lemas dan tidak mau menyusu. Pada kondisi yang
parah, bayi bisa kejang, berhenti bernapas (apnea), dan bibir serta kukunya menjadi kebiruan.

J. MUNTAH

- Refluks
Bayi mengalami muntah dari waktu, ke waktu, terutama setelah makan atau menyusui.,
Muntah pada bayi bisa terjadi akibat peningkatan refleks pada sistem saluran cerna, sehingga
makanan yang masuk ke lambung naik lagi ke kerongkongan, lalu dimuntahkan.

Cara mengatasinya adalah dengan mengubah posisi bayi, seperti:

 Memberi makan bayi dalam posisi tegak.


 Angkat bayi setelah makan atau menyusui.
 Baringkan bayi bertumpu pada sisi kiri tubuhnya.
 Hindari menggendong sambil menggoyangkan bayi setelah menyusui atau memberinya
makan.

2. Alergi makanan

Kadang, muntah adalah salah satu tanda anak punya alergi terhadap apa yang ia
konsumsi. Muntah bisa jadi satu-satunya gejala, tetapi bisa juga disertai gejala seperti sulit
bernapas, gatal-gatal, batuk berulang, mengi, atau kesulitan saat menelan. Sembilan dari sepuluh
reaksi alergi berhubungan dengan makanan seperti kacang-kacangan, ikan, makanan laut
bercangkang seperti udang, telur, susu, gandum, dan kedelai.

4. Sakit atau infeksi

Penyebab lain bayi muntah juga bisa akibat infeksi. Pada tahun-tahun awal
kehidupannya, sistem kekebalan tubuh bayi masih berkembang, sehingga ia jadi rentan
mengalami infeksi. Setiap kali ia sakit, daya tahan tubuhnya akan menyerang penyakit dan
menguat. Hampir semua bayi pernah mengalami gastroenteritis sebelum berusia 5 tahun. Selain
muntah, gejala lainnya adalah diare. Apabila bayi kurang dari usia 6 bulan mengalaminya,
sebaiknya bawa ia ke dokter. Selain itu, upayakan agar bayi cukup minum sehingga tak
mengalami dehidrasi.

Infeksi serius seperti meningitis juga bisa bikin bayi muntah meski jarang terjadi. Infeksi lain
penyebab bayi muntah antara lain infeksi saluran kemih dan infeksi telinga. Keduanya butuh
penanganan oleh dokter.

4. Stenosis pilorus (pyloric stenosis)

Ini merupakan kondisi langka penyebab bayi muntah-muntah. Kondisi ini terjadi ketika
klep otot antara lambung dan usus halus menebal dan membesar, sehingga makanan yang
dimakan dan sudah diproses di lambung tidak bisa masuk ke dalam usus halus. Penyakit ini
biasanya diketahui dari bulan pertama kelahiran. Awalnya, bayi akan memuntahkan sedikit ASI
setelah menyusu. Kondisi tersebut akan makin parah dan dia mulai mengalami muntah proyektil
(menyembur dalam jumlah banyak). ASI yang dimuntahkan mungkin kental dan berwarna
kuning.

K. MATI MENDADAK
Bayi yang berusia kurang dari satu tahun dan dalam kondisi sehat, tiba-tiba meninggal
saat ia tidur tanpa diketahui penyebabnya. Banyak hal yang dapat menjadi penyebab SIDS ini.
Ada informasi yang mengaitkannya dengan kelainan di bagian otak yang mengatur pernapasan
bayi, kondisi tidur bayi yang menghambat pernapasannya, dan sebagainya.

SIDS telah menjadi penyebab utama kematian pada bayi usia 30 hari pertama setelah kelahiran.
Penyebab SIDS sebenarnya masih belum dapat diketahui pasti, tetapi kemungkinan disebabkan
oleh berbagai faktor, di antaranya:

1. Keterlambatan Perkembangan Bayi

2. Berat Lahir Bayi Rendah

3. Posisi Tidur Bayi

4. Hipertermia (Kepanasan)
Pencegahan SIDS

Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan agar bayi kamu terhindar dari SIDS. Langkah-
langkah pencegahan yang bisa kamu lakukan adalah:

- Tidurkan bayi pada posisi telentang.

- Gunakan kasur bayi yang padat dan rata. Kasur yang terlalu empuk dapat membahayakan
bayi kamu.

- Pasang seprai bayi dengan kencang dan rapi.

- Biarkan tempat tidur bayi sekosong mungkin. Hindari meletakkan bantal, guling, atau
boneka dalam tempat tidurnya.

- Jangan menyelimuti bayi hingga kepala, maksimal hanya sampai bagian dada atau bahu
dan keluarkan tangan bayi dari selimut.

- Biarkan bayi menggunakan empeng saat tidur. Penggunaan empeng akan menurunkan
risiko SIDS.

- Menyusui bayi sendiri setidaknya 6 bulan akan menurunkan risiko SIDS.

- Letakkan tempat tidur bayi kamu sekamar dengan kamu selama enam bulan pertama.
Namun, jangan tidur di ranjang yang sama.

- Waspadai suhu dalam ruangan Jangan sampai bayi kamu kedinginan atau kepanasan.

- Hindari paparan asap rokok selama bayi dalam kandungan.

L. METODE KANGURU
Perawatan metode kangguru ( Kangaroo Mother Care ) atau disebut juga kontak kulit
dengan kulit ( Skin to Skin Contact ) merupakan metode asuhan Khusus bagi bayi berat lahir
rendah atau bayi prematur ( < 2500 gram ) atau kurang bulan ( <37 mg ) dengan melakukan
kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi. 
TUJUAN PERAWATAN METODE KANGGURU PADA BBLR

 Mencegah hipotermi
 Mencegah Infeksi
 Mendukung ibu memberikan ASI eksklusif
MANFAAT PERAWATAN METODE KANGGURU PADA BBLR

 Menghangatkan bayi
 Menstabilkan tanda vital bayi
 Meningkatkan durasi tidur
 Mengurangi tangisan dan kalori yang terbuang dari bayi
 Meningkatkan berat badan bayi dan perkembangan otak
 Meningkatkan hubungan emosional bayi dan ibu
 Mempermudah pemberian ASI
 Ibu dan keluarga merasa lebih puas karena berperan dalam perawatan bayi selama di RS

CARA MENGGENDONG BAYI

 Bayi telanjang ( hanya menggunakan popok dan topi )


 Bayi diletakkan di dada ibu, diantara kedua payudara ibu sehingga terjadi kontak dengan
kulit pinggul bayi dengan posisi fleksi ( frog position ) kemudian di sanggah dengan kain 
penggendong
 Posisi kepala bayi sedikit ekstensi, sehingga jalan nafas bayi tetap terbuka dan
memungkinkan terjadinya kontak mata antara ibu dan bayi

M. ROOMING IN

Rooming in atau rawat gabung adalah cara yang ditawarkan rumah sakit agar ibu dan si
Bayi bersama terus-menerus 24 jam penuh sejak dilahirkan. Idealnya, rooming in ini dapat
dilakukan pada bayi yang lahir normal dan dalam kondisi sehat, dimana dia tidak membutuhkan
perawatan intensif lainnya. Dengan rooming in, bayi akan ditidurkan dalam box bayi yang
berada di dekat ranjang mama, sehingga mudah terjangkau. 
Rooming in adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan ikatan batin antara mama dan bayinya,
disamping juga membantu ibu untuk belajar perilaku si Kecil sejak awal menjelang
kepulangannya ke rumah.
Manfaatnya yaitu siklus tidur bayi teratur, menjaga kehangatan tubuh bayi dan juga dapat
mengatur kadar gula agar stabil.

N. MEMANDIKAN DAN PERAWATAN TALI PUSAT BAYI


Memandikan bayi memang tidak boleh dilakukan sembarangan. Berbagai hal perlu
diperhatikan dan Anda pun dituntut untuk lebih hati-hati. Misalnya, hindari memandikan bayi
setelah ia selesai menyusu atau makan agar bayi tidak muntah.
Selain membersihkan dan menyegarkan, buat Si Kecil, mandi juga bisa: Menenangkan.
Setelah seharian beraktivitas, bayi mungkin kelelahan sehingga merasa tidak nyaman. Mandi,
apalagi jika menggunakan air hangat, akan membuat Si Kecil merasa tenang dan ototnya pun
akan rileks.

Tak perlu khawatir jika melihat perubahan warna pada tali pusat bayi selama proses
penyembuhannya. Di masa awal setelah bayi dilahirkan, tali pusat biasanya berwarna
kekuningan dan mengkilap. Seiring waktu, tali pusat akan mengering dan menyusut sampai
akhirnya puput. Biasanya warna tali pusat akan menjadi cokelat, abu-abu, keunguan, kebiruan,
lalu menjadi hitam.
Kondisi yang perlu diwaspadai dan perlu penanganan dokter adalah jika tali pusar bayi
menunjukan tanda-tanda infeksi, seperti:

 Nanah di tali pusar.


 Demam.
 Kulit di sekitar area tali pusat bengkak dan berwarna kemerahan.
 Tali pusat berwarna kekuningan atau berbau tidak sedap.
 Tali pusat mengalami perdarahan yang banyak dan terus-menerus.
 Bayi menangis setiap kali tali pusat atau kulit di sekitarnya tersentuh.

Periksakan Si Kecil ke dokter anak jika tali pusatnya belum puput setelah 3-6 minggu. Ini bisa
jadi pertanda adanya masalah kesehatan, seperti infeksi atau gangguan sistem kekebalan tubuh.
Perawatan tali pusat bayi baru lahir umumnya tidak terlalu sulit, hanya saja diperlukan kesabaran
dalam merawatnya sampai tali pusat benar-benar puput. Jangan pernah memaksa melepasnya
meskipun sudah tampak sembuh. Yang terpenting adalah merawat tali pusat bayi dengan benar,
sehingga pelepasan tali pusat dan penyembuhannya bisa lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai