MODUL
2
PENDAHULUAN
Sistem Indera khusus THT mempelajari tentang struktur normal komponen indera khusus
yaitu pendengaran dan keseimbangan oleh telinga, penghidu oleh hidung dan pengecapan oleh
lidah. Selain itu pula dipelajari fisiologi sistem indera khusus dan mekanisme patofisiologi proses
kelainan indera khusus THT. Dalam sistem ini dipelajari juga pemeriksaan-pemeriksaan THT
yang mendukung kelainan indera khusus, penatalaksanaan kelainan tersebut dan aspek-aspek
yang berhubungan dengan promosi, prevensi dan rehabilitasi kelainan indera khusus.
Modul I dengan topik Telinga berair difokuskan pada kelainan – kelainan telinga yang
mengganggu fungsi pendengaran dan keseimbangan.. Pada modul ini mahasiswa diharapkan
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan timbul pada kasus-kasus yang akan banyak
dijumpai pada masyarakat dan melihat hubungan antara disiplin ilmu yang terkait serta dampak
psikososial yang terjadi akibat kelainan tersebut.
Modul II dengan topik Keseimbangan difokuskan pada fungsi keseimbangan. Tujuan dan
sasaran pembelajaran dari modul ini agar mahasiswa dapat memperoleh pembelajaran
menyeluruh tentang konsep dasar mekanisme gangguan keseimbangan. Modul ini terdiri dari
skenario yang menunjukkan beberapa simptom klinik yang bisa ditemukan pada penyakit
gangguan keseimbangan. Mahasiswa harus mampu menjelaskan semua aspek tentang gangguan
keseimbangan, yaitu dasar anatomi, histologi dan fisiologi dari keseimbangan, patomekanisme
terjadinya gangguan keseimbangan.
Modul III dengan topik Penghidu difokuskan pada kelainan – kelainan hidung yang
mengganggu fungsi penghidu. Tujuan dan sasaran pembelajaran dari modul ini agar mahasiswa
dapat memperoleh pembelajaran menyeluruh tentang konsep dasar mekanisme penyakit infeksi.
Pembelajaran pada modul ini, bertolak dari skenario yang telah dirancang. Diharapkan
skenario ini akan mendorong mahasiswa untuk belajar dan mencari jawaban dengan pendekatan
ilmiah. Diskusi bukan hanya difokuskan pada inti permasalahan tetapi juga akan dibicarakan
semua hal yang ada hubungannya dengan hal tersebut. Diskusi kelompok harus mengikuti 7
langkah pemecahan masalah yang akan diberikan pada petunjuk selanjutnya.
Sebelum menggunakan modul ini, mahasiswa diharapkan membaca TIU dan TIK
sehingga tidak terjadi penyimpangan pada diskusi dan tujuan serta dapat dicapai kompetensi
minimal yang diharapkan. Bahan untuk diskusi dapat diperoleh dari bacaan yang tercantum di
akhir modul. Kuliah pakar akan diberikan atas permintaan mahasiswa yang berkaitan dengan
penyakit ataupun penjelasan dalam pertemuan konsultasi antara peserta kelompok diskusi
mahasiswa dengan tutor atau ahli yang bersangkutan.
Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiwa dalam memecahkan
masalah penyakit sistem Indera Khusus yang disajikan.
Makassar, September 2017
Penyusun
3
TUGAS UNTUK MAHASISWA
Setelah membaca dengan teliti skenario di atas, mahasiswa mendiskusikannya dalam satu
kelompok diskusi yang terdiri dari 12-15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan sekretaris yang
dipilih oleh mahasiswa sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya berganti-ganti pada setiap kali
diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh tutor atau secara mandiri
1. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku
ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet, untuk mencari informasi tambahan.
2. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat bebas antar
anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan
masalah.
3. Melakukan penilaian atas pelaksanaan tutorial pada umunya dan kinerja tutor
4. Melakukan penilaian atas kinerja mahasiswa lain dalam kelompoknya.
5. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh
pengertian yang lebih mendalam (tanya pakar).
6. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau
tidak ditemukan jawabannya..
7. Melakukan praktikum di laboratorium Anatomi dan Histologi.
8. Melakukan latihan di Laboratorium Keterampilan Klinik
Dalam semua aktivitas mahasiswa diharuskan memakai Name tag dan mematuhi semua tata
tertib yang ada.
Dalam diskusi kelompok, mahasiswa memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini,
dengan melakukan 7 langkah di bawah ini :
1. Klarifikasi isitilah yang tidak jelas dalam skenario di atas dan tentukan minimal 5 kata kunci.
2. Identifikasi problem penting dalam skenario di atas, dengan membuat pertanyaan mendasar.
3. Analisa problem-problem tersebut dengan brain storming menjawab pertanyaan di atas.
4. Urutkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas.
5. Tentukan tujuan pembelajaran selanjutnya yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus di
atas. Langkah 1 sd 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor.
6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka. Langkah 6
dilakukan dengan belajar sendiri-sendiri atau diskusi berkelompok tidak dengan tutor.
7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan.
Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.
Bila pada pelaporan masih ada pertanyaan-pertanyaan yang masih membutuhkan informasi
baru maka proses 6 diulangi lagi dan seterusnya.
Penjelasan :
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan
untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan selanjutnya dilakukan
lagi langkah 7.
4
Kedua langkah diatas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa
cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk
diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal
yang belum jelas.
JADWAL KEGIATAN
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya jawab.
Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan membagi
kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua : diskusi mandiri. Tujuan :
* Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
* Brain-storming untuk proses 1 – 3,
* Membagi tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan
penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi mandiri
dan menyelesaikan proses sampai langkah 5.
4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang
diperlukan,
5. Pertemuan keempat: adalah diskusi tutorial. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi lalu dan
mensintese informasi yang baru ditemukan. Bila masih diperlukan informasi baru dilanjutkan
lagi seperti No. 2 dan 3.
6. Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk
melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum
terjawab pada ahlinya (temu pakar).
TIME TABLE
PERTEMUAN
I II III IV V VI VII
Pertemuan I Pertemuan Tutorial I Mandiri Kuliah Tutorial II Pertemuan
(Penjelasan) Mandiri Pengum- kosultasi (Laporan & Terakhir
(Brain pulan Praktikum Diskusi) (Laporan)
Stroming) informasi CSL
Analisa &
sintese
STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Diskusi kelompok yang diarahkan tutor
2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor
3. Konsultasi pada narasumber yang ahli (pakar) pada permasalahan dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam
4. Kuliah khusus dalam kelas
5. Aktifitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku
ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet
5
6. Praktikum di laboratorium
7. Latihan keterampilan klinik
PERKULIAHAN :
1. Pengantar kuliah sistem indera khusus
2. Anatomi telinga
3. Fisiologi pendengaran dan keseimbangan
4. Histologi indera khusus
5. Patofisiologi kelainan indera khusus
6. Farmakologi obat-obat kelainan indera khusus
7. Pemeriksaan radiologis pada kelainan indera khusus
8. Masalah penyakit indera khusus pada masyarakat
PRAKTIKUM
1. Laboratorium Histologi
2. Laboratorium Anatomi
SKILL LAB :
Pemeriksaan telinga ,hidung dan tenggorok
Tes pendengaran dengan garpu tala
Pemeriksaan keseimbangan
6
BUKU PEGANGAN MAHASISWA
MODUL
TELINGA BERAIR
7
Universitas Muslim Indonesia
2017
MODUL TELINGA BERAIR
TUJUAN PEMBELAJARAN
KASUS
8
Otoskopi Inspeksi Palpasi
Tinitus Vertigo Otalgia Otore
Lokal
Sistemik
Faktor yang mempengaruhi
pilihan terapi Information Promosi, Pencegahan dan
retrieval Rehabilitasi penyakit
AB
- Tampon
Analgetik
Burowi
Antiinflamasi
- Salep
Antihistamin
Dekongestan
Indikasi merujuk Follow up terapi Penyuluhan
perorangan Pemakaian
dan kelompok ABD Side efek
7
BAHAN BACAAN DAN SUMBER-SUMBER LAIN
A. Sumber Bacaan
1. Grant Boileau JC. A Method of Anatomy, 6th ed, The Williams and Wilkins Co., Baltimore, 1958
2. Gray Henry, Mayo Goss : Anatomy of the Human Body, 17 th ed., Lea and Fabiger, Philadelphia,
1959
3. Gran’s Atlas of Anatomy
4. Atlas Spaltelhotz
5. Dik tat kuliah penyakit THT Bagian THT-KL FK-Unhas
6. Allan G Kerr. Scot Brown’s Otolaryngology, Basic Science, Goodman & Gillman’s The
pharmacological Basis of therapeutics 9th ed. New York. Mc Graw Hill 1996.
7. Di Piro J. Pharmacotherapy A Patophysiologic approach. New York. Elsevier. 1989
8. A Textbook of Radiology and Imaging, David Suton, 1993
9. Synopsis of Analysis of Rontegen Sign in General Radiology, Isadore Meschan, 1976
10. Diktat Kuliah Radiologi
11. Cranial MRI and CT, Lee SH, Kao KC, Zimmerman, 1992
12. L. Kathelen Mahan & Marian Arrlin, Krause's: Food Nutrition & Diet therapy, Philadelphia, WB
Saunders Company, 9th ed., 1998
13. Shils ME, Olson JA: Modern Nutrition in Health and Disease, Philadelphia,lippincott williams &
wilkins, 9th eds., 1999
14. Wijaya Caroline (Editor Bahasa Indonesia) 1995, Referensi Manual Kedokteran Keluarga,
Hipokrates, Jakarta
15. Noor N Nasri, 1997, Dasar Epidemiologi, PT. Rineka Cipta, Jakarta
16. World Health Organization, 1992, International Statistical Classification of Diseases and Related
Health Problems, Tenth Revision, vol.1, WHO, Geneva
8
LEMBAR KERJA
1. KLARIFIKASI KATA-KATA SULIT
9
3. TENTUKAN PROBLEM KUNCI DENGAN MEMBUAT
PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
4. MENJAWAB PERTANYAAN
10
5. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA
6. INFORMASI BARU
11
7. KLASIFIKASI SEMUA INFORMASI
12
8. ANALISA DAN SINTESE SEMUA INFORMASI
13
9. PERTANYAAN PRAKTIKUM
14
10.LAPORAN PRAKTIKUM
15
BUKU PEGANGAN MAHASISWA
MODUL
KESEIMBANGAN
16
MODUL KESEIMBANGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
KASUS
SKENARIO : KESEIMBANGAN
17
BAHAN BACAAN DAN SUMBER-SUMBER LAIN
A. Sumber Bacaan
1. Bon Ian, Callander, Tumours of the posterior fossa ekstrinsik in Neurologi and
surgery illustrated, 4th ed, Churchil Livingstone, New York,2004
2. Anonym, The Ear and Balance center, Acoustic Neuroma, Available at
http://www.utmen.edu/otolaryngology/index.html
3. Dhingra PL, Acosutic Neuroma in Disease of Ear, Nose and Throat, Churchill
Livingstone ltd, New Delhi, 2003
4. Kerr, G Alan, Vestibular Schwannoma in Scott Brownn’s Otolaryngology, 6th Ed,
Butterworth Heneman, London,1997
5. Sukardi, Anatomi Fungsional Nervi Craniales, Neuroanatomia Medica, Universitas Indonesia,
1984. 164-176
6. C Levine, Sam, MD. Acoustic Neuroma available at
http://www.med.edu/oto/library/origin.htm, accessed 16 Desember 1999
7. Cummings MD Charless W, Differential diagnosis of neoplasm of posterior fossa in
Otolaryngology head and neck surgery, 2nd Ed, BW Saunders, Saint Louis 2003
8. Shambaugh GE, Surgery of the facial nerve in Surgery of the Ear, 2 nd Ed, WB Saunders
company, Philadelphia, 2000
9. MD Eibling D, Cerebellopontine angle tumours in Decision Making in Ear, Nose and
Throath disorders, WB Saunders, London, 2003
10. Amil K, Acoustic Neuroma in Current Diagnosis and treatment, MC Graw Hill, New
York, 2003.
18
LEMBAR KERJA
2. KLARIFIKASI KATA-KATA SULIT
19
4. TENTUKAN PROBLEM KUNCI DENGAN MEMBUAT
PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
4. MENJAWAB PERTANYAAN
20
5. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA
6. INFORMASI BARU
21
7. KLASIFIKASI SEMUA INFORMASI
22
8. ANALISA DAN SINTESE SEMUA INFORMASI
23
9. PERTANYAAN PRAKTIKUM
24
10.LAPORAN PRAKTIKUM
25
26
BUKU PEGANGAN MAHASISWA
MODUL
PENGHIDU
27
2017
28
MODUL PENGHIDU
TUJUAN PEMBELAJARAN
KASUS
SKENARIO : PENGHIDU
1. Seorang laki-laki 52 tahun datang ke Poli THT dengan keluhan penghidu berkurang
yang dialami sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya penderita sering mengeluhkan
napasnya berbau. Riwayat nyeri pada pangkal hidung, sering sakit kepala disertai
ingus kental kuning kehijauan sejak 2 tahun lalu. Pada pemeriksaan hidung
ditemukan tumpukan ingus yang mengering.
29
BAHAN BACAAN DAN SUMBER INFORMASI
A. Sumber Bacaan
1. Grant Boileau JC. A Method of Anatomy, 6th ed,The Williams and Wilkins Co.,
Baltimore,1958
2. Gray Henry, Mayo Goss : Anatomy of the Human Body, 17 th ed., Lea and Fabiger,
Philadelphia, 1959
3. Gran’s Atlas of Anatomy
4. Atlas Spaltelhotz
5. Diktat kuliah penyakit THT Bagian THT FK-Unhas
6. Allan G Kerr. Scot Brown’s Otolaryngology, Basic Science Goodman Gillman’s The
pharmacological Basis of therapeutics 9th ed. NY. McGraw Hill 1996.
7. Di Piro J. Pharmacotherapy A Patophysiologic approach. New York. Elsevier. 1989
8. A Textbook of Radiology and Imaging, David Suton, 1993
9. Synopsis of Analysis of Rontegen Sign in General Radiology, Isadore Meschan, 1976
10. Diktat Kuliah Radiologi
11. Cranial MRI and CT, Lee SH, Kao KC, Zimmerman, 1992
12. L. Kathelen Mahan & Marian Arrlin, Krause's: Food Nutrition & Diet therapy, Philadelphia,
WB Saunders Company, 9th ed., 1998
13. Shils ME, Olson JA: Modern Nutrition in Health and Disease, Philadelphia,lippincott williams
& wilkins, 9th eds., 1999
14. Wijaya Caroline (Editor Bahasa Indonesia) 1995, Referensi Manual Kedokteran Keluarga,
Hipokrates, Jakarta
15. Noor N Nasri, 1997, Dasar Epidemiologi, PT. Rineka Cipta, Jakarta
16. World Health Organization, 1992, International Statistical Classification of Diseases and
Related Health Problems, Tenth Revision, vol.1, WHO, Geneva
30
LEMBAR KERJA
3. KLARIFIKASI KATA-KATA SULIT
31
5. TENTUKAN PROBLEM KUNCI DENGAN MEMBUAT
PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
4. MENJAWAB PERTANYAAN
32
5. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA
6. INFORMASI BARU
33
7. KLASIFIKASI SEMUA INFORMASI
34
8. ANALISA DAN SINTESE SEMUA INFORMASI
35
9. PERTANYAAN PRAKTIKUM
36
10.LAPORAN PRAKTIKUM
37
38