Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PASCAPANEN
TPT 2030
ACARA I
PENGGILINGAN PADI

Disusun Oleh :
Nama : Prasetya Febriyansyech P.S
NIM : 19/439837/TP/12375
Gol : 3C
PJ Acara : Rani Juni Widiyastuti

LABORATORIUM TEKNIK PANGAN DAN PASCAPANEN


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanaman padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan penting, baik
terhadap perekonomian maupun terhadap pemenuhan kebutuhan pokok
masyarakat . Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang menjadi makanan
pokok penduduk dunia. Di indonesia, padi merupakan komoditas utama dalam
menyongkong pangan masyarakat
Permasalah utama dalam penanganan pasca panen padi yang sering dialami
oleh petani adalah tingginya kehilangan hasil selama pasca panen. Kegiatan
pasca panen meliputi proses pemanenan padi, penyimpanan padi, pengeringan
gabah, dan penggilingan gabah hingga menjadi beras. Besarnya kehilangan
pasca panen terjadi kemungkinan dikarenakan sebagian besar petani masih
menggunakan cara-cara tradisional atau meskipun sudah menggunakan
peralatan mekanis tetapi proses penanganan pasca panennya masih belum baik
dan benar.
Kualitas beras yang dihasilkan dari penggilingan padi sangat tergantung
juga pada parameter proses selama penggilingan berlangsung. Oleh karena itu,
khususnya di Indonesia sistem penggilingan padi merupakan salah satu faktor
utama untuk mendapatkan beras dengan rendemen yang tinggi dan kualitas
yang memenuhi standar permintaan masyarakat. Usaha penggilingan padi skala
kecil pada umumnya hanya terdiri dari mesin pemecah kulit (husker) dan mesin
penyosoh beras (polisher) sehingga rendemen beras yang dihasillkan rendah
dan mutu berasnya kurang baik
Oleh karena itu pada praktikum acara 1 pada kali ini dilakukan untuk

1.2 Tujuan
Pada praktikum kali ini yang berjuldul penggilingan padi yang memiliki
tujuan sebagai berikut:
1. Mempelajari dan mengamati proses husking dan whitening pada proses
penggilingan padi.
2. Melakukan analisis untuk mengevaluasi kinerja proses husking dan
whitening pada proses penggilingan padi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman padi merupakan tanaman yang memiliki varietas hingga mencapai


ribuan, 90% varietas nya tumbuh di wilayang Asia Selatan dan Timur dan tersebar
di negara-negara yang memiliki iklim subtropis. Kelompok utama dari
pembudayaan varietas padi utama yaitu Oryza sativa dan Oryza globerinma yang
berasal dari Afrika Barat. (Ana Amiroh, 2018)
Pascapanen padi adalah tahapan kegiatan yang meliputi pemungutan
(panen) perontokan, pengeringan, pengemasan, penyimpanan dan pengolahan
menjadi beras untuk dipasarkan. Penanganan pascapanen bertujuan untuk
menurunkan kehilangan hasil, menekan tingkat kerusakan, dan meningkatkan daya
simpan dan daya guna komoditas untuk memperoleh nilai tambah.Teknologi
pascapanen untuk menurunkan kehilangan hasil sudah berkembang pesat. Namun
demikian, penerapannya di tingkat lapangan masih belum memadai, karena
berbagai kendala. (Mahargono dan Nugroho, 2015)
Setidaknya terdapat dua jenis teknologi yang saat ini diterapkan oleh pabrik
penggilingan padi di Indonesia, yaitu teknologi single pass dan double pass atau
multiple pass. Teknologi single pass terdiri dari sekali pemecahan kulit dan sekali
penyosohan. Konfigurasi mesin penggilingan umumnya terdiri dari satu alat
pemecah (husker) dan satu alat pemoles (polisher), tanpa ayakan (separator) atau
husker-polisher. Teknologi double atau multiple pass adalah teknologi dimana
gabah setelah satu kali dipecah diayak untuk memisahkan beras pecah kulit (PK)
dengan gabah yang belum menjadi PK. Gabah yang belum menjadi beras PK
dimasukkan kembali ke husker agar seluruhnya terkupas menjadi beras PK. Beras
PK kemudian disosoh minimal dua kali. (Dewa K, 2012)
Proses penyosohan (pemutihan beras) diharapkan bukan karena hasil
gosokan beras PK dengan mesin penyosoh, melainkan lebih banyak karena gesekan
antar bulir beras. Dengan demikian maka akan dihasilkan beras retak yang minimal
dan beras kepala yang maksimal, sehingga rendemenpun akan menjadi lebih tinggi.
Konfigurasi mesin minimal dari teknologi double pass adalah satu mesin pemecah,
satu ayakan (separator) dan minimal dua mesin penyosoh atau husker-
separatorpolisher-polisher. Akan lebih baik jika konfigurasi mesin adalah husker-
husker-separator-polsherpolisher-grader. Grader berfungsi untuk memisahkan
beras berdasarkan kualitas. ( Tursina et.al 2013)
Selanjutnya kualitas beras yang dihasilkan dari penggilingan padi sangat
tergantung juga pada parameter proses selama penggilingan berlangsung. Oleh
karena itu, khususnya di Indonesia sistem penggilingan padi merupakan salah satu
faktor utama untuk mendapatkan beras dengan rendemen yang tinggi dan kualitas
yang memenuhi standar permintaan masyarakat. Usaha penggilingan padi skala
kecil pada umumnya hanya terdiri dari mesin pemecah kulit (husker) dan mesin
penyosoh beras (polisher) sehingga rendemen beras yang dihasillkan rendah dan
mutu berasnya kurang baik. (Slamet dan Azis, 2011)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Pada praktikum kali ini yang berjudul penggilingan padi yang adapun alat
dan bahan dari praktikum kali ini antara lain:
1. Husker
2. Polisher
3. Grader
4. Timbangan
5. Stopwatch
6. Gabah

3.2 Cara Kerja


Pada praktikum kali ini yang berjudul penggilingan padi yang adapun cara
kerja dari praktikum kali ini yaitu:
1. Pengukuran kapasitas, effisiensi, dan persentase husking
Bahan disiapkan yaitu penimbangan 3 sampel untuk percobaan proses
husking. Proses husking dilakukan dan waktu dicatat dengan variasi 1 kali
husking, 2 kali husking dan 3 kali husking. Stopwatch dinyalakan gabah
pertama masuk dan dihentikan saat gabah terakhir keluar. Hasil dari proses
husking adalah sekam dan campuran gabah serta beras pecah kulit yang
masing-masing ditimbangditimbang dan hasilnya dicatat. Gabah dari hasil
yang diperoleh dipisahkan sehingga tinggal beras pecah kulit. Beras pecah
kulit dipisahkan antara beras pecah kulit utuh, beras pecah kulit patah, dan
menir lalu hasilnya ditimbang. Percobaan dilakukan untuk setiap variasi
jumlah proses husking.
2. Pengukuran persentase dan rendemen penyosohan
Sampel beras pecah kulit disiapkan dan ditimbang lalu dicatat hasilnya.
Proses penyosohan dilakukan dengan ketentuan waktu tertentu. Pada
praktikum ini penyosohan dilakukan dengan variasi waktu yaitu 5 menit, 10
menit, dan 15 menit. Mesin dihidupkan dan beras pecah kulit dimasukkan.
Hasil penyosohan diambil dan ditimbang hasilnya. Setelah proses penyosohan
selesai, maka diperoleh hasil yaitu beras putih dan beras bekatul yang masing-
masing ditimbang. Sampel beras putih yang diperoleh selanjutnya dipisahkan
menjadi beras kepala, beras patah, dan menir secara mekanis yaitu dengan
grader. Mekanisme grader yaitu mesin dihidupkan, kemudian beras putih
dimasukkan ke dalam inlet sehingga beras secara mekanis akan terpisah
berdasarkan ukurannya. Selanjutnya dilakukan penimbangan beras kepala,
patah, dan menir.

3.3 Cara Analisa Data


1. Pengukuran kapasitas, effisiensi, dan persentase husking
- Menghitung Kapasitas Pengupasan (Kkr)
Kkr = Bbk/t1 × 60 ......... 1.1
Kkr = Kapasitas pengupasan (kg/jam)
Bbk = Massa beras pecah kulit yang ditampung dalam waktu tertentu
atau t1 (kg)
t1 = waktu tertentu proses husking (menit)
- Menghitung Prosentase Sekam (S)
S = Massa sekam/Massa gabah awal × 100% ....... 1.2
- Menghitung Efisiensi Pengupasan (Effp)
Effp = Bbpk/(Bbpk+Bgp) × 100% .......... 1.3
Bbpk = Massa beras pecah kulit (gram)
Bgb = Massa gabah (gram)
- Menghitung Efisiensi Keutuhan (Effk)
Effk = Bbpku/Bbpk × 100% ............ 1.4
Bbpku = Massa beras pecah kulit utuh (gram)
- Menghitung Persentase Beras Pecah Kulit Utuh (Pbk)
Pbk = Bbpku/Bs × 100% .............. 1.5
Bs = Massa sampel (gram)
- Menghitung Persentase Beras Pecah Kulit Patah (Pbp)
Pbp = Bbpkp/Bs × 100% .......... 1.6
Bbpkp = Berat beras pecah kulit patah (gram)
- Menghitung Persentase Beras Menir (Pm)
Pm = Bsm/Bs × 100% ............ 1.7
Bsm = Massa menir (gram)
2. Pengukuran persentase dan rendemen penyosohan
- Menghitung Nilai Rendemen (R)
R = MLK/MLM × 100% ........... 2.1
MLK = Massa beras pecah kulit (gram)
MLM = Massa beras putih (gram)
- Menghitung Persentase Beras Kepala (bk)
bk = mbk/mc × 100% ............ 2.2
mbk = massa beras kepala (gram)
mc = massa sampel beras putih (gram)
- Menghitung Persentase Beras patah (bp)
bp = mbp/mc × 100% .......... 2.3
mbp = massa beras patah (gram)
- Menghitung Persentase Menir(bm)
bm = mbm/mc × 100% ............ 2.4
mbm = massa menir (gram)
- Menghitung Persentase Bekatul (B)
B = Massa bekatul/MLM × 100% ........... 2.5
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Hasil pengamatan proses penggilingan


Massa
Beras
Waktu Massa
Pecah Massa
Sampel Penggilingan Gabah
Kulit Sekam (kg)
(menit) (kg)
(Bbk)
(kg)
1 5,03 0,5 0,373 0,123
2 6,06 0,5 0,344 0,146
3 8,43 0,5 0,343 0,148

Tabel 4.2 Hasil pemisahan beras pecah kulit dengan gabah


Massa
Massa Beras Massa
Sampel Ulg. Sampel Pecah Gabah
(BS) Kulit (Bgb)
(Bbpk)
1 1 100 73,67 26,7
2 100 69,78 30,17
3 100 73,05 28,79
2 1 100 91,91 8,28
2 100 91,43 9,36
3 100 89,99 11,06
3 1 100 93,88 7,36
2 100 95,18 6,24
3 100 97,61 5,52
Tabel 4.3 Hasil pemisahan manual beras hasil penggilingan

Massa Massa
Beras Beras
Pecah Pecah Massa Beras
Sampel Ulg. Kulit Kulit Menir
Utuh Patah (Bsm) (g)
(Bbpku) (Bbpkp)
(g) (g)
1 71,55 1,41 0,71
1 2 67,71 1,18 0,89
3 71,52 1,33 0,2
1 89,3 1,42 1,19
2 2 89,3 2,05 0,08
3 88,3 1,24 0,45
1 92,23 1,59 0,06
3 2 92,35 1,55 1,28
3 95,35 1,25 1,01

Tabel 4.4 Hasil proses penyosohan


Massa
Massa
Beras
Beras Massa
Waktu Pecah
Putih Bekatul
(s) Kulit
(MLK) (g)
(MLM)
(g)
(g)
10 500 427,2 36,1
20 500 355,8 58
30 500 323,7 75,9

Tabel 4.5 Proses pemisahan mekanis per 300 gram


Massa Massa Massa
Sampel Beras Beras Massa
Sampel Beras Kepala Patah Menir
Putih (mbk) (mbp) (mbm) (g)
(mc) (g) (g) (g)
1 427,2 318,4 80,1 28,7
2 355,8 252,7 62,7 40,4
3 323,7 222,4 77,4 24,2
Tabel 4.6 Perhitungan kapasitas pengupasan (Kkr)
Massa
Beras Kapasitas
Waktu
Pecah Pengupasan
Sampel Penggilingan
Kulit (Kkr)
(menit)
(Bbk) (kg/jam)
(kg)
1 5,03 0,373 4,449304175
2 6,06 0,344 3,405940594
3 8,43 0,343 2,441281139

Tabel 4.7 Perhitungan prosentase sekam (S)

Massa Prosentase
Massa
Sampel Gabah Sekam (S)
Sekam (kg)
(kg) (%)

1 0,5 0,123 24,6


2 0,5 0,146 29,2
3 0,5 0,148 29,6

Tabel 4.8 Perhitungan efisiensi pengupasan (Effp)


Massa
Beras Massa Efisiensi
Sampel Ulg. Pecah Gabah Pengupasan
Kulit (Bgb) (Effp) (%)
(Bbpk)
1 1 73,67 26,7 73,39842582
2 69,78 30,17 69,81490745
3 73,05 28,79 71,73016496
2 1 91,91 8,28 91,73570217
2 91,43 9,36 90,71336442
3 89,99 11,06 89,05492331
3 1 93,88 7,36 92,73014619
2 95,18 6,24 93,84736738
3 97,61 5,52 94,64753224
Tabel 4.9 Perhitungan efisiensi keutuhan (Effk)

Massa
Massa
Beras
Beras
Pecah Efisiensi
Pecah
Sampel Ulg. Kulit Keutuhan
Kulit
Utuh (Effk) (%)
(Bbpk)
(Bbpku)
(g)
(g)
1 73,67 71,55 97,122302
1 2 69,78 67,71 97,033534
3 73,05 71,52 97,905544
1 91,91 89,3 97,160265
2 2 91,43 89,3 97,670349
3 89,99 88,3 98,122014
1 93,88 92,23 98,242437
3 2 95,18 92,35 97,026686
3 97,61 95,35 97,684663

Tabel 4.10 Perhitungan prosentase beras pecah kulit utuh (Pbk)

Massa
Prosentase
Beras
Beras
Pecah Massa
Pecah
Sampel Ulg. Kulit Sampel
Kulit
Utuh (BS)
Utuh
(Bbpku)
(Pbk) (%)
(g)
1 71,55 100 71,55
1 2 67,71 100 67,71
3 71,52 100 71,52
1 89,3 100 89,3
2 2 89,3 100 89,3
3 88,3 100 88,3
1 92,23 100 92,23
3 2 92,35 100 92,35
3 95,35 100 95,35
Tabel 4.11 Perhitungan prosentase beras pecah kulit patah (Pbp)

Prosentase
Massa Beras Beras
Massa
Pecah Kulit Pecah
Sampel Ulg. Sampel
Patah Kulit
(BS)
(Bbpkp) (g) Patah
(Pbp) (%)

1 1,41 100 1,41


1 2 1,18 100 1,18
3 1,33 100 1,33
1 1,42 100 1,42
2 2 2,05 100 2,05
3 1,24 100 1,24
1 1,59 100 1,59
3 2 1,55 100 1,55
3 1,25 100 1,25

Tabel 4.12 Perhitungan prosentase beras menir (Pm)

Prosentase
Massa Beras Massa
Beras
Sampel Ulg. Menir (Bsm) Sampel
Menir
(g) (BS)
(Pm) (%)

1 0,71 100 0,71


1 2 0,89 100 0,89
3 0,2 100 0,2
1 1,19 100 1,19
2 2 0,08 100 0,08
3 0,45 100 0,45
1 0,06 100 0,06
3 2 1,28 100 1,28
3 1,01 100 1,01
Tabel 4.13 Perhitungan nilai rendemen (R)
Massa
Massa
Beras
Beras Rendemen
Waktu Pecah
Putih Penyosohan
(s) Kulit
(MLK) (R)(%)
(MLM)
(g)
(g)
10 500 427,2 85,44
20 500 355,8 71,16
30 500 323,7 64,74

Tabel 4.14 Perhitungan prosentase beras kepala (bk)


Massa Massa
Sampel Beras Prosentase
Sampel Beras Kepala Beras Kepala
Putih (mbk) (bk) (%)
(mc) (g) (g)
1 427,2 318,4 74,53183521
2 355,8 252,7 71,02304666
3 323,7 222,4 68,7055916

Tabel 4.15 Perhitungan prosentase beras patah (bp)


Massa Massa
Prosentase
Sampel Beras
Beras
Sampel Beras Patah
Patah (bp)
Putih (mbp)
(%)
(mc) (g) (g)
1 427,2 80,1 18,75
2 355,8 62,7 17,62226
3 323,7 77,4 23,911029

Tabel 4.16 Perhitungan prosentase menir (bm)


Massa
Sampel Massa Prosentase
Sampel Beras Menir Menir
Putih (mbm) (g) (bm) (%)
(mc) (g)
1 427,2 28,7 6,7181648
2 355,8 40,4 11,354694
3 323,7 24,2 7,4760581
Tabel 4.17 Perhitungan prosentase bekatul (B)
Massa
Beras
Massa
Waktu Pecah Prosentase
Bekatul
(s) Kulit Bekatul (%)
(g)
(MLM)
(g)
10 500 36,1 7,22
20 500 58 11,6
30 500 75,9 15,18

4.2. Analisa Data


a.) Menghitung kapasitas pengupasan (kkr)
Contoh perhitungan sampel 1.

Kkr = (0,373/ 5,03) x 60 = 4,449309417

b.) Menghitung presentase sekam (S)

Contoh perhitungan sampel 1

S = (0,123/0,5) x 100% = 24,6 %

c.) Menghitung Efisiensi Pengupasan (Effp)

Contoh perhitungan sampel 1 ulangan 1.


Effp = (73,67/73,67+26,7) x 100% = 73,39842582 %

d.) Menghitung efisiensi keutuhan (Effk)

Contoh perhitungan sampel 1 ulangan 1


Effk = (73,67/ 71,55) x 100% = 97,12230216%

e.) Menghitung presentase berat pecah kulit utuh (Pbk)


Contoh perhitungan sampel 1 ulangan 1
Pbk = (71,55/100) x 100% = 71,55%

f.) Menghitung presentase berat pecah kulit patah (Pbp)


Contoh perhitungan sampel 1 ulangan 1
Pbp = (1,41/100) x 100 % = 1,41%

g.) Menghitung presentase beran menir (Pm)


Contoh perhitungan sampel 1 ulangan 1
Pm = (0,71/100) x 100% = 0,71%

h.) Menghitung nilai rendemen penyosohan(R)


Contoh perhitungan pada waktu 10s
R = (427,2/500) x 100 % = 85,44%

i.) Menghitung presentasi bekatul (B)


Contoh perhitungan waktu 10s
B = (36,1/500) x 100% = 7,22%

j.) Menghitung presentase beras kepala (Bk)


Contoh perhitungan sampel 1
Bk = (318,4/ 427,2) x 100% = 74,53183521%

k.) Menghitung presentase beras patah (Bp)


Contoh perhitungan sampe 1
Bp = (80,1/ 427,2) x 100% = 18,75%

l.) Menghitung presentase menir (Bm)


Contoh perhitungan sampel 1
Bm = (28,7/ 427,2) x 100% = 6,718164794%
BAB VI
KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada praktikum acara 1 penggilingan


padi ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Husking merupakan proses pengupasan sekam pada butir gabah agar diperoleh
beras yang dapat dikonsumsi. Proses dari husking yaitu gabah dimasukkan ke
dalam mesin pengupas. Dari hasil penggilingan dipisahkan antaar beras pecah
kulit dan sekam dengan blower. Sekam akan terbang mengikuti arah blower
karena beban yang terlalu ringan dan beras pecah kulit akan jatuh ke bawah.
Whittening adalah proses pemutihan beras setelah digiling. Proses dari
whittening yaitu beras pecah kulit dimasukkan ke dalam mesin penyosoh. Dari
hasil penyosohan akan menghasilkan beras putih dan bekatul. Hasil
penggilingan gabah yang telah mengalami penyosohan terbagi menjadi 3 jenis
yaitu beras kepala, beras patah, dan beras menir.
2. Menurut hasil analisa data, didapatkan hasil sebagai berikut. Pada praktikum
diperoleh nilai rata rata Kkr sebesar 3,43kg/jam, diperoleh nilai rerata
prosentase sekam adalah 27,8 %, dan rerata Effp sebesar 85,29%, nilai Effk
sebesar 97,5%, rerata prosentase Pbk sebesar 84,1%, rerata prosentase Pbp
sebesar 1,44% dan rerata prosentase Pm sebesar 0,65%. Pada proses
penyosohan selama 10 detik, 20 detik, dan 30 detik, diperoleh persentase
rendemannya secara urut: 85,44%, 71,16%, dan 64,74%. Persentase
bekatulnya : 7,22%, 11,6% dan 15,18%. Pada proses pemisahan mekanis
menggunakan grader diperoleh nilai rerata bk sebesar 71,42% dan prosentase
bp sebesar 20% dan prosentase bm sebesar 8,5%. Berdasarkan nilai rendemen
penyosohan, derajat penyosohan minimal 80% sehingga alat ini sudah sesuai
dengan SNI.
DAFTAR PUSTAKA

Ana Amiroh. 2018. Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Padi (Oryza sativa L.)
Melalui Aplikasi Sistem Tanam Jajar Legowo dan Macam Varietas.
Agroradix.1 (2):52-62
Dewa, K, S, S. 2012. TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN PADI:
KENDALA ADOPSI DAN KEBIJAKAN STRATEGIS
PENGEMBANGAN. Analisis Kebijakan Pertanian. 10 (4): 331-346
Ida, B., Yohanes, S., I Gusti, N. 2020. Kajian Kualitas Beras Sosoh dari berbagai
Macam Ukuran Daya Mesin Penggiling Study of Milling Rice Quality from
Various Power Sizes of Grinding Machines. Jurnal Beta.8(1):130-137
Mahargono, K., Nugroho, S. 2015. Penanganan Susut Panen dan Pasca Panen Padi
Kaitannya dengan Anomali Iklim di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Planta Tropika Journal of Agro Science. 3(2):100-106
Slamet, B., Azis, B. 2011.Produktivitas dan Proses Penggilingan Padi Terkait
Dengan Pengendalian Faktor Mutu Berasnya. PANGAN. 20(2): 141-152
Tursina, A, P., Nunung, K., Dwi, R.2013. KINERJA USAHA PENGGILINGAN
PADI, STUDI KASUS PADA TIGA USAHA PENGGILINGAN PADI DI
CIANJUR, JAWA BARAT. Jurnal Agribisnis Indonesia. 1(2):143-154
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai