Anda di halaman 1dari 83

BUKU PANDUAN PRAKTIK LABORATORIUM

KEPERAWATAN ANAK

DISUSUN OLEH :

TIM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
JL.GANESHA 1 PURWOSARI KUDUS TELP.0291-437218

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Buku
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak. Buku Panduan Laboratorium ini merupakan salah
satu bagian dari panduan pembelajaran sebagai pendekatan dalam pencapaian kompetensi
lulusan S-1 Keperawatan.
Mata Kuliah Keperawatan Anak I membahas tentang konsep dasar keperawatan anak
maupun perspektif keperawatan anak, pertumbuhan dan perkembangan anak. Mata ajaran ini
juga membahas mengenai penerapan proses keperawatan dalam memenuhi kesehatan anak /
bayi dalam kondisi sehat, sakit dan resiko tinggi dengan penekanan pada pengkajian,
pemeliharaan kesehatan dan pemulihan kesehatan.
Kami berharap pedoman pembelajaran ini dapat dijadikan petunjuk dan dipergunakan
dengan sebaik baiknya. Kami juga merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
pedoman pembelajaran ini, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
peningkatan kualitas pedoman pembelajaran ini sangat kami harapkan. Semoga Buku
Panduan Laboratorium ini dapat mengantarkan mahasiwa mencapai tujuan sebagai perawat
profesional.

Kudus, November 2019


Tim Penyusun

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 2


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................................3 - 4
BAB I : PENDAHULUAN
a. Visi Misi STIKES Muhammadiyah.......................................................... 5
b. Visi Misi S1 Keperawatan........................................................................ 6 c. Profil Lulusan
........................................................................................... 6 BAB II : RANCANGAN
PEMBELAJARAN
1. Deskripsi Mata Kuliah ............................................................................ 7
2. Evaluasi ................................................................................................... 7 BAB III :
MATERI PEMBELAJARAN
1. Pemberiksaan Neonatus Esensial...................................................... 8 - 14
2. Vit K dan Saleb Mata...................................................................... 15 - 18
3. Pemeriksaan Fisik Anak.................................................................. 19 - 25
4. Deteksi Dini Tumbuh Kembang ( KPSP ) ...................................... 26 - 31
5. Deteksi Dini Tumbuh Kembang ( DDST )...................................... 32 - 38
6. Pengukuran Antropometri............................................................... 39 - 43
7. Terapi Bermain................................................................................ 44 - 52
8. Nutrisi/Cairan Oral, Modisco.......................................................... 53 - 58
9. Managemen Laktasi ........................................................................ 59 - 68
10. Nutrisi / cairan parenteral ( Pemasangan Infus Umbilikal )............ 69 - 76
11. Teknik Imunisasi........................................................................... 77 - 95
12. MTBS ......................................................................................... 96 - 102
13. Photo Therapy.............................................................................. 103 - 105
14. Kangaroo Mother Care ( KMC )................................................. 106 - 109
15. Persiapan Transfusi Tukar ( Change Transfution )...................... 111 - 115
16. Restrain........................................................................................ 116 - 120
17. Persiapan Lumbal Puntie............................................................. 121 - 124
18. Persiapan Bone Morro Puntie...................................................... 125 - 129
19. Teknik penurunan suhu tubuh
( Kompres Hangat, Tepid Water Sponge ).................................. 130 - 134
20. Pertolongan Bayi Tersedak…...................................................... 135 - 137
21. Titrasi ( Perhitungan Dosis Obat )............................................... 138 - 144
22. Mantoex Test............................................................................... 145- 149
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 3
23. Perawatan Inkubator ................................................................... 150 - 154
24. Pemeriksaan Rumpleed Test ....................................................... 155 - 157
25. Penanganan Kejang .................................................................... 158- 160
26. Mandi Minyak ............................................................................ 161 - 163
27. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Anak ......................... 164 - 175
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 4
BAB I
PENDAHULUAN

A. VISI DAN MISI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


VISI
Menjadi sekolah tinggi kesehatan yang unggul, menghasilkan lulusan dengan
penguasaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Keterampilan dan Seni (IPTEKS), di
tingkat regional dan nasional berlandaskan nilai nilai luhur bangsa dan keislaman pada
tahun 2020.
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dengan cara mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan secara berkesinambungan,
terpadu, dan mampu memenuhi kebutuhan serta tuntutan ketenagaan kesehatan
pada tingkat regional dan nasional.
2. Mengembangkan kegiatan yang mendorong terwujudnya pendidikan berbasis
research bagi pendidikan melalui pelatihan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat
3. Merealisasikan pendidikan dengan menerapkan nilai-nilai Keislaman untuk
menghasilkan lulusan kesehatan yang islami dengan keteladanan
Kemuhammadiyahan dan berwawasan kebangsaan
4. Mengembangkan organisasi sekolah tinggi yang sesuai dengan perkembangan
zaman dan meningkatkan manajemen yang transparan, berkualitas serta
bertanggungjawab
5. Menjalin kerjasama secara sinergi dan berkelanjutan dengan stakeholders, instansi
pemerintah maupun swasta.
B. VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
1. VISI
Menjadi program studi S-1 Keperawatan yang menghasilkan sarjana keperawatan
yang unggul, humanis, berwawasan global dengan penguasaan IPTEKS,
berlandaskan nilai-nilai islami dan berperan aktif pada pengembangan kesehatan
pada tahun 2020.
2. MISI
1. Menyelenggarakan proses pendidikan yang berkualitas bertaraf nasional,
berwawasan global dan berahlakul karimah

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 5


2. Menyelenggarakan penelitian yang menghasilkan pengembangan IPTEKS 3.
Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berlandaskan evidence based
practice keperawatan
4. Mengembangkan tatakelola program studi berbasis penjaminan mutu dan TIK
5. Mengembangkan jejaring dan kemitraan dengan institusi
pemerintah/swasta/lembaga swadaya masyarakat/profesi kesehatan dan
perguruan tinggi tingkat ASEAN
C. PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
1. Care Provider (perawat pelaksana)
2. Marketing Pelayanan kesehatan
3. Comunity Leader
4. Manager
5. Peneliti

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 6


BAB II
RANCANGAN PEMBELAJARAN

Materi kuliah : KEPERAWATAN ANAK


Kode Mata Kuliah :
SKS :
Penempatan : Semester I
PenanggungJawab :
Koordinator :
A. DESKRIPSI MATA KULIAH
Mata Kuliah Keperawatan Anak I menguraikan konsep dasar keperawatan anak maupun
perspektif keperawatan anak, pertumbuhan dan perkembangan anak. Proses pembelajaran
menekankan pada dicapainya pemahaman mahasiswa tentang masalah kesehatan yang
lazim terjadi pada anak dan bayi dalam kondisi sehat, sakit dan resiko tinggi dan
hubungannya dengan kesehatan keluarga.
Mata ajaran ini juga membahas mengenai penerapan proses keperawatan dalam
memenuhi kesehatan anak dengan penekanan pada pengkajian, pemeliharaan kesehatan
dan pemulihan kesehatan.

B. EVALUASI
Praktik
a. Ujian kompetensi = 70 %
b. Nilai observasi/project/partisifasi perkuliahan = 30 %

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 7

INSTRUKSIONAL KERJA
PEMBERIKSAAN NEONATUS ESENSIAL
IKP.PNE UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS

Revisi :
Tanggal :

Dikaji ulang oleh :

Dikendalikan oleh :

Disetujui oleh :

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Pemeriksaan Neonatus
Esensial
Revisi Tanggal

UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 1 dari 5


MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemeriksaan Neonatus Esensial No. Dokumen:

Berlaku:

1) DEFINISI
Pemeriksaan fisik Neonatus adalah sebuah proses dari seorang ahli medis
memeriksa tubuh bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir (sesaat sesudah bayi lahir pada saat
kondisi atau suhu tubuh sudah stabil dan setelah di lakukan pembersihan jalan
nafas/resusitasi, pembersihan badan bayi, perawatan tali pusat ) dan akan pulang dari
rumah sakit.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 8


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 5
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemeriksaan Neonatus No. Dokumen:


Esensial
Berlaku:
2) TUJUAN
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat
kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap
tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.

3) INDIKASI
Bayi lahir di fasilitas kesehatan Bayi lahir di rumah

Baru lahir, setelah IMD, Baru lahir, setelah IMD, pemberian


pemberian vitamin K1dan vitamin K1 dan salep/tetes mata
salep/tetes mata antibiotika
antibiotika

Usia 6-12 jam Sebelum bidan meninggalkan bayi

Dalam 1 minggu pascalahir, Dalam 1 minggu pascalahir,


dianjurkan dalam 2-3 hari dianjurkan dalam 2-3 hari

Selanjutnya mengikuti Buku KIA

4) PERSIAPAN ALAT
Alat yang digunakan untuk memeriksa : Air bersih, sabun dan handuk kering,
Sarung tangan bersih, Kain bersih, Stetoskop, Jam dengan jarum detik, Termometer,
Timbangan bayi, Pengukur panjang bayi, Pengukur lingkar kepala.Tempat : Pemeriksaan
dilakukan di tempat yang datar, rata, bersih, kering, hangat dan terang
5) PERSIAPAN PASIEN
1) Pra orientasi
1) Melakukan pengecekan riwayat pasien dan buku catatan pengobatan pasien
2) Melakukan kontrak dengan keluarga.
2) Fase Orientasi
1) Memberikan salam, menanyakan nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan pelaksanaan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 9


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 5
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemeriksaan Neonatus No. Dokumen:


Esensial
Berlaku:

4) Menjelaskan prosedur tindakan pada klien.


5) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
6) Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
7) Mencuci tangan
6) INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisis. Catat seluruh hasil
pemeriksaan.
2. Lakukan rujukan jika ditemukan abnormalitas.
3. Anamnesis:
a) Tanyakan pada ibu dan atau keluarga :
(a) Keluhan tentang bayinya
(b) Masalah kesehatan pada ibu yang mungkin berdampak pada bayi
(TBC, demam saat persalinan, KPD > 18 jam, hepatitis B atau C,
siphilis, HIV/AIDS, penggunaan obat).
(c) Cara, waktu, tempat bersalin dan tindakan yang diberikan pada bayi
jika ada.
(d) Warna air ketuban
(e) Riwayat bayi buang air kecil dan besar
(f) Frekuensi bayi menyusu dan kemampuan menghisap

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 10


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 4 dari 5
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemeriksaan Neonatus No. Dokumen:


Esensial
Berlaku:

b) Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Fisis Yang Dilakukan Keadaan Normal

1 Lihat postur, tonus dan aktivitas Posisi tungkai dan lengan fleksi.
Bayi sehat akan bergerak aktif.

2 Lihat kulit Wajah, bibir dan selaput lendir, dada harus


berwarna merah muda, tanpa adanya kemerahan
atau bisul.

3 Hitung pernapasan dan lihat -60 kali per


tarikan dinding dada bawah menit.
ketika bayi sedang tidak
menangis.
Dalam

4 Hitung denyut jantung dengan -160


meletakkan stetoskop di dada kali per menit.
kiri setinggi apeks kordis.

5 Lakukan pengukuran suhu ketiak o Suhu normal adalah 36,5 - 37,5º C


dengan termometer.

6 Lihat dan raba bagian kepala o Bentuk kepala terkadang asimetris karena
penyesuaian pada saat proses persalinan,
umumnya hilang dalam 48 jam.
o Ubun-ubun besar rata atau tidak membonjol,
dapat sedikit membonjol saat bayi menangis.

7 Lihat mata o Tidak ada kotoran/sekret

8 Lihat bagian dalam mulut. o Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada
bagian yang terbelah.
Masukkan satu jari yang o Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan mengisap
menggunakan sarung tangan kuat jari pemeriksa.
ke dalam mulut, raba
langit-langit.

9 Lihat dan raba perut. Perut bayi datar, teraba lemas.


Lihat tali pusat perdarahan, pembengkakan, nanah, bau
yang tidak enak pada tali pusat atau kemerahan sekitar
tali pusat

10 Lihat punggung dan raba tulang o Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang
belakang. dan benjolan pada tulang belakang

11 Lihat lubang anus. o Terlihat lubang anus dan periksa apakah


mekonium sudah keluar.
Hindari memasukkan alat o Biasanya mekonium keluar dalam 24 jam
atau jari dalam memeriksa setelah lahir.
anus

Tanyakan pada ibu apakah


bayi sudah buang air besar.
12 Lihat dan raba alat kelamin o Bayi perempuan kadang terlihat cairan
vagina berwarna putih atau kemerahan.
luar. Tanyakan pada ibu
o Bayi laki-laki terdapat lubang uretra pada
apakah bayi sudah buang air
ujung penis. Teraba testis di skrotum.
kecil
o Pastikan bayi sudah buang air kecil dalam 24
jam setelah lahir.

13 Timbang bayi. o Berat lahir 2,5-4 kg.


o Dalam minggu pertama, berat bayi mungkin turun
Timbang bayi dengan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 11


menggunakan selimut, dahulu baru kemudian naik kembali.
hasil dikurangi selimut

14 Mengukur panjang dan o Panjang lahir normal 48-52 cm.


lingkar kepala bayi o Lingkar kepala normal 33-37 cm.

15 Menilai cara menyusui, minta o Kepala dan badan dalam garis lurus; wajah
ibu untuk menyusui bayinya bayi menghadap payudara; ibu mendekatkan
bayi ke tubuhnya
o Bibir bawah melengkung keluar, sebagian
besar areola berada di dalam mulut bayi
o Menghisap dalam dan pelan kadang disertai
berhenti sesaat

b. Fase Terminasi
1) Rapikan alat dan Evaluasi tindakan
2) Rencana tindak lanjut
3) Berpamitan dan Dokumentasi
6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir ada beberapa hal yang
perlu di perhatikan, antara lain :
1) Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak
mudah kehilangan panas atau lepaskan pakaian hanya pada daerah yang di periksa. 2)
Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang
memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen. Tabel
Penilaian Apgar Score

TANDA 0 1 2

Warna Kulit / Seluruh tubuh Tubuh Seluruh tubuh kemerahan


appearane biru / pucat Kemerahan,
Ekstermitas Biru

Frekuensi Tidak ada / tidak teraba ≤100x / mnt ≥100x / mnt


jantung / pulse
Refleks / grimace Tidak bereaksi / Gerakan sedikit Menangis
tidak ada

Tonus otot / Lumpuh Ekstermitas fleksi Gerakan Aktif


activity sedikit/fleksi lemah

Usaha Tidak ada Lemah, merintih, Menangis kuat


bernafas / lambat
respiratory

Keterangan :
1) Adaptasi baik / normal / vigorour baby : skor 7-10
2) Asfiksia ringan-sedang : skor 4-6
3) Asfiksia berat : skor 0-3

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 12

Pemeriksaan Cara Pengukuran Kondisi Normal


Refleks Bayi

Berkedip (corneal) Sorotkan cahaya ke Dijumpai pada tahun pertama


mata bayi.

Tanda babinski Gores telapak kaki Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi,
sepanjang tepi luar, di jumpai sampai umur 2 tahun.
di ulai dari tumit

Moro’s Ubah posisi dengan Lengan Ekstensi, jari-jari mengembang kepala


tiba tiba atau pukul terlempar ke belakang, tungkai sedikit ekstensi,
meja/tempat tidur. lengan kembali ke tengah dengan tangan
menggenggam tulang belakang dan ekstermitas
bawah ekstens. Lebih kuat selama 2 bulan
menghilang pada umur 3-4 bulan.
Mengenggam Letakkan jari di Jari-jari bayi melengkung di sekitar jari yang di
(palmar grap’s) telapak tangan bayi letakkan di telapak tangan bayi dari sisi ulnar,
dari sisi ulnar, jika refleks ini menghilang dari umur 3-4 bulan.
refleks lemah atau
tidak ada berikan
bayi botol atau dot,
karena mengjisap
akan mengeluarkan
refleks.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 13


Mencari(Rooting) Gores sudut mulut Bayi memutar kea rah pipi yang di gores, refleks ini
bayi garis tengah menghilang pada umur 3-4 bulan. Tetapi bias
bibir. menetap sampai umur 12 bulan khususnya selama
tidur.

Kaget (startle) Bertepuk tangan Bayi mengekstensi dan memfleksi lengan dalam
dengan keras. berespon terhadap suara yang keras tangan tetap
rapat, refleks ini akan menghilang setelah umur 4
bulan.

Menghisap(sucking) Berikan bayi botol Bayi menghisap dengan kuat dalam berespons
dan dot. terhadap stimulasi, reflek ini menetap selama masa
bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa
stimulasi

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 14

INSTRUKSIONAL KERJA
PEMBERIAN VIT K DAN SALEP MATA
IKP.PVDSM UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS
Revisi :

Tanggal :

Dikaji ulang oleh :

Dikendalikan oleh :

Disetujui oleh :

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Pemberian Vit K Dan
Salep Mata
Revisi Tanggal

Ketua

UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 1 dari 4


MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Vit K Dan No. Dokumen:


Salep Mata
Berlaku:

1. DEFINISI
Injeksi Vit K adalah adalah suatu tindakan pemberian obat melalui intra muscular
ke dalam tubuh bayi baru lahir. Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata
diberikan segera setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu, sebaiknya 1 jam setelah
lahir. Pencegahan infeksi mata dianjurkan menggunakan salep mata antibiotik tetrasiklin
1%.
2. TUJUAN
Injeksi vit K pada bayi untuk mencegah terjadi perdarahan dan salep mata untuk
mencegah infeksi pada mata.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 15


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 4
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Vit K Dan No. Dokumen:


Salep Mata
Berlaku:

3. INDIKASI
Bayi baru lahir
4. PERSIAPAN ALAT
a. Bak Intrumen kecil
b. Spuit 1 ml dan needle
c. Kapas Alkohol
d. Kassa steril
e. Vit K
f. Salep mata ; tetrasiklin 1%
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Mengecek riwayat pasien/ buku catatan pengobatan pasien
2) Kontrak dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1. Menyapa dan member salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur tindakan
5. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
6. Mencuci tangan
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja Pemberian vit K
1. Letakan bayi di tempat tidur.
2. Lakukan desinfeksi pada bagian tubuh bayi yang akan diberikan suntikan
intramuskular (IM).
3. Muskulus Kuadriseps pada bagian antero lateral paha (lebih dipilih karena resiko
kecil terinjeksi secara IV atau mengenai tulang femur dan jejas pada nervus
skiatikus).

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 16


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 4
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Vit K Dan No. Dokumen:


Salep Mata
Berlaku:
4. Cara Memberikan Suntikan Intra Muskular
a) Pilih daerah otot yang akan disuntik. Untuk memudahkan identifikasi
suntikan vitamin K1 di paha kiri dan suntikan imunisasi HB0 di paha kanan. b)
Bersihkan daerah suntikan dengan kasa atau bulatan kapas yang telah direndam
dalam larutan antiseptik dan biarkan mengering.
c) Yakinkan bahwa jenis dan dosis obat yang diberikan sudah tepat.
d) Isap obat yang akan disuntikkan kedalam semprit dan pasang jarumnya e)
Bila memungkinkan pegang bagian otot yang akan disuntik dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk.
f) Dengan satu gerakan cepat, masukkan jarum tegak lurus melalui kulit. g)
Tarik plunger semprit perlahan untuk meyakinkan bahwa ujung jarum tidak
menusuk dalam vena.
b. Fase Kerja Pemberian salep mata, Cara pemberian salep mata antibiotik:
a) Tarik kelopak mata bagian bawah kearah bawah.
b) Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang
paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata atau tetes
mata.
c) Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh menyentuh mata bayi. d)
Jangan menghapus salep dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak
menghapus obat-obat tersebut.
c. Fase Terminasi
1. Rapikan alat
2. Evaluasi tindakan
3. Jelaskan Rencana tindak lanjut
4. Berpamitan
5. Mencuci tangan
6. Dokumentasi tindakan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 17

UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 4 dari 4


MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Vit K Dan No. Dokumen:


Salep Mata
Berlaku:
7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
a. Terapkan komunikasi terapeutik selama tindakan
b. Jaga keamanan dan kenyamanan pasien
c. Tenang dalam melakukan tindakan
d. Ketelitian selama tindakan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 18

INSTRUKSIONAL KERJA
PEMERIKSAAN FISIK ANAK
IK.PFA UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS

Revisi :
Tanggal :

Dikaji ulang oleh :

Dikendalikan oleh :

Disetujui oleh :

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Pemeriksaan Fisik Anak

Revisi Tanggal

UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 1 dari 7


MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemeriksaan Fisik Anak No. Dokumen:

Berlaku:

1. DEFINISI
Pengkajian fisik adalah proses berkelanjutan yang dimulai secara wawancara,
terutama dengan menggunakan inspeksi atau observasi. Selama pemeriksaan yang lebih
formal,alat-alat untuk perkusi,palpasi dan auskultasi ditambahkan untuk memantapkan
dan menyaring pengkajian sistem tubuh.Seperti pada riwayat kesehatan, obyekyif dari
pengkajian fisik adalah untuk merumuskan diagnsa keperawatan dan mengevaluasi
keefektivan intervensiterapeutik ( Wong,2003).

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 19


STIKES Instruksional Kerja Halaman 2 dari 7
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemeriksaan Fisik Anak No. Dokumen:


Berlaku:

2. TUJUAN
Tujuan pemeriksaan fisik adalah memperoleh informasi yang akurat tentang
keadaan fisik pasien. Karena sifat alamiah bayi dan anak, ururan pemeriksaan tidak harus
menuruti sistematika yang lazim pada orang dewasa. Dalam pemeriksan anak harus
memperhatikan kebutuhan perkembangan mental anak.

3. PERSIAPAN ALAT
Stetoskop, Manset anak (Tensimeter), Timbangan anak, Termometer, Meteran
tinggi badan, Midline, Bak intrumen sedang kasa steril dan tongue spatel, senter, otoskop,
reflek hammaer spekulum hidung, tissue.

4. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Cek riwayat / buku catatan pengobatan pasien
2) Kontrak dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1. Memberikan salam, menanyakan nama pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaska tujuan pelaksanaan
4. Menjelaskan prosedur tindakan pada klien.
5. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
6. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
7. Mencuci tangan
5. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Lakukan pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum ; Kesan sakit, Kesadaran, Kesan status gizi
2) Tanda Vital

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 20


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 7
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemeriksaan Fisik Anak No. Dokumen:


Berlaku:

a) Tekanan Darah ; Pengukuran seperti pada dewasa, tetapi memakai


manset khusus untuk anak, yang ukurannya lebih kecil dari manset
dewasa. Besar manset antara setengah sampai dua per tiga lengan
atas. Tekanan darah waktu lahir 60 – 90 mmHg sistolik, dan 20 –
60 mmHg diastolik. Setiap tahun biasanya naik 2 – 3 mmHg untuk
kedua-duanya dan sesudah pubertas mencapai tekanan darah
dewasa.
b) Nadi ; Perlu diperhatikan, frekuensi/laju nadai (N: 60-100 x/menit),
irama, isi/kualitas nadi dan ekualitas (perabaan nadi pada keempat
ekstrimitas
c) Nafas ; Perlu diperhatikan laju nafas, irama, kedalaman dan pola
pernafasan.
d) Suhu ; Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dengan beberapa
cara :
1) Rectal ; Anak tengkurap di pangkuan ibu, ditahan dengan tangan
kiri, dua jari tangan kiri memisahkan dinding anus kanan dengan
kiri, dan termometer dimasukkan anus dengan tangan kanan ibu.
2) Oral ; Termometer diletakkan di bawah lidah anak. Biasanya
dilakukan untuk anak > 6 tahun.
3) Aksiler ; Termometer ditempelkan di ketiak dengan lengan atas

lurus selama 3 menit. Um


lebih rendah dari suhu rektal.
2. Data Antropometrik
a. Berat Badan
b. Tinggi Badan
c. Lingkar Kepala
d. Lingkar Dada
e. Lingkar Lengan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 21


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 4 dari 7
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemeriksaan Fisik Anak No. Dokumen:


Berlaku:

3. Kulit : Pada pemeriksaan kulit yang harus diperhatikan adalah : warna kulit,
edema, tanda perdarahan, luka parut (sikatrik), pelebaran pembuluh darah,
pigmentasi, tonus, turgor, pertumbuhan rambut, pengelupasan kulit, dan stria.
4. Kelenjar Limfe : Kelenjar limfe yang perlu diraba adalah : submaksila,
belakang telinga, leher, ketiak, bawah lidah, dan sub oksipital. Apabila teraba
tentukan lokasinya, ukurannya, mobil atau tidak.
5. Kepala : Pada pemeriksaan kepala perlu diperhatikan : besar, ukuran, lingkar
kepala, asimetri, sutura, ubun-ubun, pelebaran pembuluh darah, rambut,
tengkorak dan muka. Kepala diukur pada lingkaran yang paling besar, yaitu
melalui dahi dan daerah yang paling menonjol daripada oksipital posterior.
6. Muka : Pada pemeriksaan muka perhatikan : simetri tidaknya, paralisis, jarak
antara hidung dan mulut, jembatan hidung, mandibula, pembengkakan, tanda
chovstek, dan nyeri pada sinus.
7. Mata : Pada pemeriksaan mata perhatikan : fotofobia, ketajaman melihat,
kelenjar lakrimalis, konjungtiva, kornea, pupil, katarak, dan kelainan fundus.
Strabismus ringan dapat ditemukan pada bayi normal di bawah 6 bulan.
8. Hidung : Untuk pemeriksaan hidung, perhatikan : bentuknya, gerakan cuping
hidung, mukosa, sekresi, perdarahan, keadaan septum, perkusi sinus.
9. Mulut : Pada pemeriksaan mulut, perhatikan :
∙ Bibir : warna, fisura, simetri/tidak, gerakan.
∙ Gigi : banyaknya, letak, motling, maloklusi, tumbuh lambat/tidak.
∙ Selaput lendir mulut : warna, peradangan, pembengkakan.
∙ Lidah : kering/tidak, kotor/tidak, tremor/tidak, warna, ukuran, gerakan,
tepi hiperemis/tidak.
∙ Palatum : warna, terbelah/tidak, perforasi/tidak.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 22


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 5 dari 7
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemeriksaan Fisik Anak No. Dokumen:

Berlaku:
10. Tenggorok : Pemeriksaan tenggorok dilakukan dengan menggunakan alat
skalpel, anak disuruh mengeluarkan lidah dan mengatakan ‘ah’ yang keras,
selanjutnya spaltel diletakkan pada lidah sedikit ditekan kebawah. Perhatikan
: uvula, epiglotis, tonsil besarnya, warna, paradangan, eksudat, kripte)
11. Telinga : Pada pemeriksaan telinga, perhatikan : letak telinga, warna dan bau
sekresi telinga, nyeri/tidak liang telinga, membrana timpani. Pemeriksaan
menggunakan heat lamp dan spekulum telinga.
12. Leher : Pada leher perhatikanlah : panjang/pendeknya, kelenjar leher, letak
trakhea, pembesaran kelenjar tiroid, pelebaran vena, pulsasi karotis, dan
gerakan leher.
13. Thorax : Untuk pemeriksaan thorax seperti halnya pada dewasa, meliputi
urutan :
∙ Inspeksi : Pada anak < 2 tahun : lingkar dada < lingkar kepala Pada anak > 2
tahun : lingkar dada > lingkar kepala. Perhatikan:
a. Bentuk thorax : funnel chest, pigeon chest, barell chest, dll
b. Pengembangan dada kanan dan kiri : simetri/tidak, ada retraksi.tidak
c. Pernafasan : cheyne stokes, kusmaul, biot
d. Ictus cordis
∙ Palpasi , Perhatikan :
a. Pengembangan dada : simetri/tidak
b. Fremitus raba : dada kanan sama dengan kiri/tidak
c. Sela iga : retraksi/tidak
d. Perabaan iktus cordis
∙ Perkusi : Dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan satu
jari/tanpa bantalan jari lain, atau secara tidak langsung dengan
menggunakan 2 jari/bantalan jari lain. Jangan mengetok terlalu keras
karena dinding thorax anak lebih tipis dan ototnya lebih kecil. Tentukan :
a. Batas paru-jantung
b. Batas paru-hati : iga VI depan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 23


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 6 dari 7
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemeriksaan Fisik Anak No. Dokumen:

Berlaku:
c. Batas diafragma : iga VIII – X belakang. Bedakan antara suara sonor
dan redup.
∙ Auskultasi : Tentukan suara dasar dan suara tambahan : Suara dasar :
vesikuler, bronkhial, amforik, cog-wheel breath sound, metamorphosing
breath sound. Suara tambahan : ronki, krepitasi, friksi pleura, wheezing
Suara jantung normal, bising, gallop.
14. Abdomen
a. Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan
gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
b. Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika c.
Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali
atau tumor lainnya
15. Ekstremitas : Perhatikan : kelainan bawaan, panjang dan bentuknya,
clubbing finger, dan pembengkakan tulang.. Persendian. Periksa : suhu, nyeri
tekan, pembengkakan, cairan, kemerahan, dan gerakan. Otot. Perhatikan :
spasme, paralisis, nyeri, dan tonus.
16. Alat Kelamin, Perhatikan : Untuk anak perempuan :
a. Ada sekret dari uretra dan vagina/tidak.
b. Labia mayor : perlengketan / tidak
c. Himen : atresia / tidak
d. Klitoris : membesar / tidak.
Untuk anak laki-laki :
a. Orifisium uretra :
b. hipospadi = di ventral / bawah penis Epsipadia = di dorsal / atas penis.
c. Penis : membesar / tidak
d. Skrotum : membesar / tidak, ada hernia / tidak.
e. Testis : normal sampai puber sebesar kelereng.
f. Reflek kremaster : gores paha bagian dalam testis akan naik dalam
skrotum

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 24


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 7 dari 7
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemeriksaan Fisik Anak No. Dokumen:

Berlaku:
b. Fase Terminasi
1) Rapikan alat dan Evaluasi tindakan
2) Rencana tindak lanjut
3) Berpamitan dan dokumentasikan.

6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Secara umum pertumbuhan pada anak dapat diperkirakan dalam masa tumbuh
kembang sebagai berikut :

Berat badan :
1) Lahir : kurang lebih 3,25 kg
2) 3-12 bulan : umur ( bulan ) ditambah 9 dibagi 2
3) 1-6 tahun : umur ( tahun ) dikali 2 ditambah 8
4) 6-12 tahun : umur ( tahun ) dikali 7 dikurangi 5 dibagi 2

Tinggi badan :

1) Lahir : 50 cm
2) Umur 1 tahun : 75 cm
3) 2-12 tahun : umur ( tahun ) dikali 6 ditambah 77

Hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :

1) Terapkan komunikasi terapeutik selama tindakan


2) Jaga keamanan dan kenyamanan pasien
3) Tenang dalam melakukan tindakan
4) Ketelitian selama tindakan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 25

INSTRUKSIONAL KERJA

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ( KPSP / KUESIONER PRA SKRINING


PERKEMBANGAN )
IK.KPSP UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS

Revisi :

Tanggal :

Dikaji ulang oleh :

Dikendalikan oleh :

Disetujui oleh :

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Deteksi Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Dini Tumbuh Kembang (
KPSP / Kuesioner Pra
Revisi Tanggal Skrining
Perkembangan )

UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 1 dari 6


MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Deteksi Dini Tumbuh No. Dokumen:


Kembang ( KPSP / Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan ) Berlaku:

1) DEFINISI
Formulir KPSP adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan anak normal ada penyimpangan. Pemeriksaan dilakukan oleh tenaga
kesehatan, guru TK dan petugas PAUD terlatih (Depkes, 2006).
Jadwal skrining atau pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3,6, 9, 12, 15, 18,
21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining
tersebut, minta ibu datang kembali padaumur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan
rutin.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 26


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 6
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Deteksi Dini Tumbuh No. Dokumen:


Kembang ( KPSP / Berlaku:
Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan )

Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta kembali untuk skrining KPSP pada umur 9
bulan.Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah
tumbuhkembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan
menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda.

2) TUJUAN
Tujuan pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk
mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

3) INDIKASI
Anak pada umur 3,6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan.

4) PERSIAPAN ALAT
Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72
bulan.
Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan,
kubus berukran 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, dan potongan biskuit
kecil ukuran 0,5-1 cm.
5) PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
a. Mengecek status kesehatan pasien/riwayat catatan pengobatan pasien
b. KOntrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
a. Memberi salam dan menyapa nama pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan tindakan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 27


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 6
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Deteksi Dini Tumbuh No. Dokumen:


Kembang ( KPSP /
Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan ) Berlaku:

d. Menjelaskan langkah prosedur


e. Menempatkan alat ke dekat pasien
f. Mencuci tangan

6) INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Menanyakan nama dan tanggal lahir anak
( Pada waktu skrining atau pemeriksaan anak harus dibawa )
2. Menghitung usia perkembangan anak
( Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan, dan tahun anak
lahir, Bila umur anak lebih dari 16 hari maka dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur
bayi 3 bulan 15 hari, maka dibulatkan menjadi 3 bulan ).
3. Memilih format KPSP sesuai dengan usia perkembangan anak
4. Menuliskan nama pemeriksa, nama pasien, tanggal lahir & tanggal Pemeriksaan
5. Menanyakan ke orang tua tugas perkembangan yang telah dikuasai anak
dimulai dari tugas yang mudah baru tugas yang sulit.
( KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu: Pertanyaan yang dijawab oleh
ibu atau pengasuh anak, contoh: “dapatkah bayi makan kue sendiri ?”. Perintah
kepada ibu atau pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang
tertulis pada KPSP. Contoh: “Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi
pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”. Jelaskan
kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu
pastikan ibu atau pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya ).
6. Menanyakan ke orang tua tugas perkembangan yang telah dikuasai anak
(personal sosial, motorik kasar, motorik halus, bahasa),

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 28


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 4 dari 6
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Deteksi Dini Tumbuh No. Dokumen:


Kembang ( KPSP /
Kuesioner Pra Skrining Berlaku:
Perkembangan )
( Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap
pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada
formulir ).
7. Memberikan penilaian terhadap masing masing tugas perkembangan yang telah
di lakukan pemeriksaan pada anak
8. Memberikan skor hasil penilaian perkembangan
9. Melakukan Interpretasi
Interpretasi Hasil Dalam KPSP Meliputi :
1) Hitunglah berapa jumlah jawaban YA
a. Jawaban Ya, bila ibu atau pengasuh anak menjawab : anak bisa atau
sering atau kadang-kadang melakukannya.
b. Jawaban Tidak, bila ibu atau pengasuh anak menjawab : anak belum
pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu atau pengasuh anak tidak
tahu.
2) Jumlah jawaban “Ya‟ = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan
tahapannya (S).
3) Jumlah jawaban “Ya‟ = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M). 4)
Jumlah jawaban “Ya‟ = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).
5) Untuk jawaban “Tidak‟, perlu dirinci jumlah jawaban “Tidak‟ menurut
jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara danbahasa, sosialisasi
dan kemandirian).
10. Menyampaikan hasil interpretasi kepada keluarga
b. Fase Terminasi
1. Merapikan pasien& alat
2. Melakukan evaluasi hasil tindakan
3. Berpamitan
4. Mencuci tangan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 29


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 5 dari 6
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Deteksi Dini Tumbuh No. Dokumen:


Kembang ( KPSP /
Kuesioner Pra Skrining Berlaku:
Perkembangan )

7) HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


a. Intervensi dalam KPSP meliputi :
1. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikutini: a)
Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya denganbaik.
b) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahapan perkembangananak.
c) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin,sesuai
dengan umur dan kesiapan anak.
d) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanankesehatan di
Posyandu secara rutin sebulan sekali dan setiap adakegiatan Bina Keluarga
Balita (BKB). Jika anak sudah memasukiusia pra sekolah (36-72 bulan), anak
dapat diikutkan padakegiatan di Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
KelompokBermain dan Taman Kanak-Kanak.
e) Lakukan pemeriksaan rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulanpada anak
berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan padaanak berumur 24-72
bulan.
2. Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikutini: a) Beri
petunjuk pada ibu untuk melakukan stimulasi pada anak lebih sering lagi, setiap
saat dan sesering mungkin.
b) Ajarkan cara ibu melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk
mengatasi penyimpangan atau mengejar ketinggalannya.
c) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit
yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
d) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan
daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
e) Jika hasil KPSP ulang jawabannya “Ya‟ tetap 7 atau 8 makakemungkinan ada
penyimpangan (P).
3. Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukantindakan berikut :
Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 30


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 6 dari 6
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Deteksi Dini Tumbuh No. Dokumen:


Kembang ( KPSP /
Kuesioner Pra Skrining Berlaku:
Perkembangan )

perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara danbahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian).
4. Penampilan selama tindakan :
a) Ketenangan selama melakukan tindakan
b) Melakukan komunikasi terapeutik selama tindakan
c) Ketelitian selama tindakan
d) Menjaga Keamanan selama tindakan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 31

INSTRUKSIONAL KERJA
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ( DDST/ DENVER DEVELOPMENT SKRINING
TEST )
IK.DDST UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYAH
KUDUS
Revisi :

Tanggal :

Dikaji ulang oleh :

Dikendalikan oleh :

Disetujui oleh :

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Deteksi Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Dini Tumbuh Kembang (
DDST/ Denver Development
Revisi Tanggal Skrining Test )

UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 1 dari 7


MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Deteksi Dini Tumbuh No. Dokumen:


Kembang ( DDST/ Denver
Development Skrining Test ) Berlaku:

1. DEFINISI
DDST adalaah salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak.
DDST bukan test diagnostic atau test IQ.
2. TUJUAN
a. Untuk mengetahui dan mengikuti proses dan tahap perkembangan anak.
b. Untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan
c. Untuk menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini mungkin.
d. Untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk berusaha e.
Menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 32


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 7
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Deteksi Dini Tumbuh No. Dokumen:


Kembang ( DDST/ Denver
Development Skrining Berlaku:
Test )

3. INDIKASI
Anak usia
4. PERSIAPAN ALAT
a. Gulungan benang wol merah (diameter 10 cm)
b. Kismis/manik-manik
c. 10 buah kubus warna merah, kuning, hijau, biru 2,5 cm x 2,5 cm
d. Kerincing dengan gagang yang kecil
e. Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5 cm
f. Bel/lonceng kecil
g. Bola tennis
h. Pensil merah
i. Boneka kecil dengan botol susu
j. Cangkir plastic dengan gagang / pegangan
k. Kertas kosong
l. Lembar Denver
5. PERSIAPAN PASIEN
a) Pra orientasi
1. Melihat identitas pasien / riwayat pasien
2. Melakukan kontrak dengan keluarga pasien
b) Fase Orientasi
a. Memberi salam& menyapa nama pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan tindakan
d. Menjelaskan langkah prosedur
e. Menempatkan alat kedekat pasien
f. Mencuci tangan
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Menuliskan Nama pemeriksa, Nama pasien, tangga lahir & tanggal Pemeriksaan
2. Menghitung usia perkembangan anak
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 33
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 7
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Deteksi Dini Tumbuh No. Dokumen:


Kembang ( DDST/ Denver
Development Skrining Berlaku:
Test )

3. Menentukan usia perkembangan anak dengan membuat garis usia perkembangan


pada formast Denver II
4. Menanyakan ke orang tua tugas perkembangan yang telah dikuasai anak dimulai
dari tugas yang mudah baru tugas yang sulit.
5. Menanyakan ke orang tua tugas perkembangan yang telah dikuasai anak mulai di
sebelah kiri garis usia, teruskan ke kanan sampai tugas yang berada di sebelah
kanan garis usia.
a. Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang paling dekat
disebelah kiri garis umur serta tiap tugas perkembanagan yan ditembus garis
umur.
b. Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkah i
(gagal / menolak / tidak ada kesempatan), lakukan uji coba tambahan
kesebelah kiri garis umur pada sektor yang sama sampai anak dapat ”lulus” 3
tugas perkembangan.
c. Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkambangan pada langkah i,
lakukan tugas perkembangan tambahan kesebelah kanan garis umur pada
sektor yang sama sampai anak :gagal” pada 3 tugas perkembangan.
6. Menanyakan ke orang tua tugas perkembangan yang telah dikuasai anak pada
aspek personal sosial sesuai usia perkembangan.
(Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan).
7. Menanyakan ke orang tua tugas perkembangan yang telah dikuasai anak pada aspek
motorik halus sesuai usia perkembangan.
(Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh tertentu
yang dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
Contohnya koordinasi mata, tangan, memainkan, menggunakan benda-benda
kecil).
8. Menanyakan ke orang tua tugas perkembangan yang telah dikuasai anak pada
aspek bahasa sesuai usia perkembangan
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 34
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 4 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Deteksi Dini Tumbuh No. Dokumen:
Kembang ( DDST/ Denver
Development Skrining Berlaku:
Test )

(Yaitu kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara, mengikuti perintah


dan berbicara spontan).
9. Menanyakan ke orang tua tugas perkembangan yang telah dikuasai anak pada aspek
motorik kasar sesuai usia perkembangan.
(Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya
memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar. Contohnya
duduk, melompat, berjalan, dll).
10. Mengusahakan agar semua tugas yang dipotong garis usia diusahakan / di
test 11. Skoring pada format Denver II
a) Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu /
pengasuh anak memberi laporan (tepat / dapat dipercaya bahwa anak dapat
melakukannya).
b) Failure atau gagal (F/G). Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik
atau ibu / pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat
melakukannya dengan baik.
c) refuse atau menolak (R/M). Anak menolak untuk melakukan uji coba.
Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak “apa yang harus
dilakukan”, jika tidak menanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya
(uji coba yang dilaporkan oleh ibu / pengasuh anak tidak diskor sebagai
penolakan).
d) By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan). Anak tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan.
Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba dengan tanda R.
12. Interpretasi Denver II
1) Lebih (advanced) : Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yang terletak
di kanan garis umur, dinyatakan perkembangan anak lebih pada uji coba

tersebut.
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 35
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 5 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Deteksi Dini Tumbuh No. Dokumen:
Kembang ( DDST/ Denver
Development Skrining Berlaku:
Test )

2) Normal : Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan tugas


perkembangan disebelah kanan garis umur dikategorikan sebagai normal.

Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R) pada
tugasperkembangan dimana garis umur terletak antara persentil 25 dan 75,
makadikategorokan sebagai normal.

3) Caution / peringatanl : Bila seorang anak gagal (F) atau menolak ® tugas
perkembangan, dimana garis umur terletak pada atau anatara persentil 75
dan 90.

4) Delay / keterlambatan : Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R)
melakukan uji coba yangterletak lengkap disebelah kiri garis umur.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 36


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 6 dari 7
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Deteksi Dini Tumbuh No. Dokumen:


Kembang ( DDST/ Denver
Development Skrining Berlaku:
Test )

5) No opportunity / tidak ada kesempatan. Pada tugas perkembangan yang


berdasarkan laporan, orang tua melaporkan bahwa anaknya tidak ada
kesempatan untuk melakukan tugas perkembangan tersebut. Hasil ini tidak
dimasukkan dalam mengambil kesimpulan.

13. Menyampaikan hasil interpretasi kepada keluarga


Langkah Mengambil Kesimpulan :
1) Normal
a. Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.
b. Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.
2) Suspect / di duga
a. Bila didapatkan ≥ 2 caution dan / atau ≥ 1 keterlambatan.
b. Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu untuk menghilangkan factor
sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan.
3) Untestable / tidak dapat diuji
a. Bila ada skor menolak pada ≥ 1 uji coba tertelak disebelah kiri garis
umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur pada
daerah 75–90%.
b. Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu.
b. Fase Terminasi
1. Merapikanpasien & alat
2. Melakukanevaluasihasiltindakan
3. Berpamitan
4. Mencuci tangan
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 37
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 7 dari 7
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Deteksi Dini Tumbuh No. Dokumen:


Kembang ( DDST/ Denver
Development Skrining Berlaku:
Test )

7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Cara menghitung Umur Anak :
Rumus :
Umur = Tanggal pada waktu test dikurangi tanggal lahir
Contoh :
Tanggal Test 1990 3 13
Tanggal lahir 1989 1 5
Umur = 1 2 8
Kesimpilan : umur anak adalah 1 tahun 2 bulan 8 hari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Selama test berlangsung, amati perilaku anak. Apakah ada perilaku yang khas,
dibandingkan anak lainnya. Bila ada perilaku yang khas tanyakan kepada orang tua /
pengasuh anak, apakah perilaku tersebut merupakan perilaku sehari-hari yang dimiliki
anak tersebut.
b. bila test dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar dll, dapat memberikan perilaku
yang mengahambat test.
c. Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah untuk memberi rasa percaya diri
dan kepuasan orang tua.
d. Memberikan pujian walaupun gagal melakukan.
e. Jangan bertanya yang mengarah ke jawaban.
f. Intepretasi harus dipertimbangkan sebelum memberitahu orang tua bahwa test hasil
normal atau abnormal.
g. Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua.
h. Pada akhir test, tanyalah orang tua apakah penampilan anak merupakankemampuan
atau perilaku pada waktu lain.
i. Penampilan selama tindakan : Ketenangan dalam melakukan tindakan, Melakukan
komunikasi terapeutik selama tindakan, ketelitian selam tindakan, menjaga keamanan
selama tindakan.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 38

INSTRUKSIONAL KERJA

PENGUKURAN ANTROPOMETRI
IK.PA UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS

Revisi :

Tanggal :

Dikaji ulang oleh :

Dikendalikan oleh :

Disetujui oleh :

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Pengukuran Antropometri

Revisi Tanggal

UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 1 dari 5


MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pengukuran Antropometri No. Dokumen:

Berlaku :

1. DEFINISI
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan
metros artinya ukuran. Antropometri artinya ukuran dari tubuh.
Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui
ukuran-ukuran fisik seorang dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan
dan pita pengukur (meteran).

2. TUJUAN
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan bayi / Balita.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 39


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 5
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pengukuran Antropometri No. Dokumen:

Berlaku:

3. PERSIAPAN ALAT
a. Alat pencatat
b. Timbangan berat badan ( timbangan bayi untuk anak sampai 2 tahun, timbangan injak
untuk anak > 2 tahun)
c. Alat pengukur panjang/tinggi badan, Mitlen, LILA
4. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Melihat identitas pasien / riwayat pengobatan pasien
2) Melakukan kontrak dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan menyapa nama pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah prosedur pelaksanaan
5. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
6. Mencuci tangan
5. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Melepaskan pakaian anak
2. Menimbang BB anak
(Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa
tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam
keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara
konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang
mengikuti pertambahan umur. Mengingat karakteristik berat badan yang labil,
maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini).
a. Menimbang BB dengan timbangan bayi :

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 40


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 5
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pengukuran Antropometri No. Dokumen:

Berlaku:

1) Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah goyang
2) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan angka 0
3) Lepaskan baju bayi, tanpa topi, kaus kaki atau sarung tangan
4) Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan
5) Lihat jarum timbangan sampai berhenti
6) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan. Bila bayi terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
b. Menimbang BB dengan timbangan injak :
1) Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah
bergerak
2) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan angka 0
3) Anjurkan anak memakai baju yang tipis, tidak memakai alas kaki,
jaket, topi, jam tangan, kalung dan tidak memegang sesuatu
4) Berdirikan anak di atas timbangan tanpa dipegangi
5) Lihat jarum timbangan sampai berhenti
6) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan. Bila anak terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
3. Mengukur panjang/tinggi badan anak dengan posisi lutut tidak menekuk. a.
Pengukuran Pb/Tb Dengan Cara Berbaring (sebaiknya oleh 2 orang petugas) :
1. Letakkan bayi berbaring terlentang pada alas yang datar
2. Tempelkan kepala bayi pada pembatas angka 0
3. ( petugas 1)Pegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas
angka 0 (pembatas kepala)
4. Petugas 2 : tekan lutut bayi dengan tangan kiri dan dengan
menggunakan tangan kapan tekan batas kaki ke telapak kaki bayi

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 41


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 4 dari 5
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pengukuran Antropometri No. Dokumen:

Berlaku:

5. Petugas 2 : Baca angka di tepi luar pengukur


b. Pengukuran Pb/Tb Dengan Cara Berdiri
1. Lepas sandal atau sepatu anak
2. Berdirikan anak tegak menghadap ke depan
3. Tempelkan punggung, pantat dan tumit anak pada tiang pengukur
4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun
5. Baca angka pada batas tersebut
6. Interpretasikan hasi pemeriksaan TB/PB dan BB
4. Mengukur lingkar kepala anak
1) Lingkarkan pita ukur pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis mata,
di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik
agak kencang
2) Baca angka pada pertemuan dengan angka 0
3) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak
4) Catat hasil pengukuran pada grafik lingkar kepala menurut umur dan jenis
kelamin
5) Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran
sekarang
5. Mengukur lingkar dada anak
1) Lingkarkan pita ukur pada lengan atas (pada titik tengah lengan atas)
2) Baca angka pada pertemuan dengan angka 0
3) Catat hasil pengukuran
6. Mengukur lingkar lengan atas anak
1) Lingkarkan pita ukur pada lengan atas (pada titik tengah lengan atas)
2) Baca angka pada pertemuan dengan angka 0
3) Catat hasil pengukuran
7. Memakaikan pakaian anak kembali
8. Melaporkan interpretasi kondisi pertumbuhan anak ke orang tua.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 42


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 5 dari 5
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pengukuran Antropometri No. Dokumen:

Berlaku:

b. Fase Terminasi
1. Rapikan pasien dan alat
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Berpamitan
4. Cuci tangan
6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tindakan pengukuran antropometri
adalah :
a. Ketenangan selama tindakan dan Melakukan komunikasi therapeutic
b. Ketelitian selama tindakan dan Keamanaan klien selama tindakan
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 43

INSTRUKSIONAL KERJA

TERAPI BERMAIN
IK.TB UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS

Revisi :

Tanggal :

Dikaji ulang oleh :

Dikendalikan oleh :

Disetujui oleh :

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Terapi Bermain

Revisi Tanggal

UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 1 dari 6


MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Terapi Bermain No. Dokumen:

Berlaku:

1. DEFINISI
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu
intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum
dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam
perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan
asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya ( Nursalam, 2005).

2. TUJUAN
a. Perkembanga sensoris-motori, intelektual, social, kreativitas, kesadaran diri
b. Perkembangan moral, dan bermain sebagai terapi.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 44


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 6
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Terapi Bermain No. Dokumen:

Berlaku:

3. PERSIAPAN ALAT
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk
a. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. Contoh alat
bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll.
Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
b. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV,
dll.
c. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna,
dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil
warna, radio, dll.
d. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan
anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat
dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll
4. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Melihat identitas pasien/ riwayat pasien
2) Kontrak dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
6. Mencuci tangan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 45


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 6
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Terapi Bermain No. Dokumen:

Berlaku:

5. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja sesuai dengan terapi bermain yang dipilih.
1) Pembukaan
2) Pelaksanaan
3) Evaluasi
b. Fase Terminasi
1. Memberikan motivasi dan pujian kepada seluruh anak yang telah mengikuti
program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup.
6) HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
a. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam terapi bermain :
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jaangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
b. Karakteristik Permainan Sesuai Dengan Tumbuh Kembangnya :
1. Usia 0 – 12 bulan, Tujuannya adalah :
1) Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
2) Melatih kerjasama mata dan tangan.
3) Melatih kerjasama mata dan telinga.
4) Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
5) Melatih mengenal sumber asal suara.
6) Melatih kepekaan perabaan.
7) Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 46


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 4 dari 6
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Terapi Bermain No. Dokumen:

Berlaku:

Alat permainan yang dianjurkan :


1) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
2) Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
3) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
4) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
5) Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2. Usia 13 – 24 bulan, Tujuannya adalah :
1) Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
2) Memperkenalkan sumber suara.
3) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
4) Melatih imajinasinya.
5) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
1) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
2) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang
tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok
besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret,
krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan, Tujuannya adalah ;
1) Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
2) Mengembangkan keterampilan berbahasa.
3) Melatih motorik halus dan kasar.
4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna).
5) Melatih kerjasama mata dan tangan.
6) Melatih daya imajinansi.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 47


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 5 dari 6
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Terapi Bermain No. Dokumen:

Berlaku:

7) Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.


Alat permainan yang dianjurkan :
1) Alat-alat untuk menggambar.
2) Lilin yang dapat dibentuk
3) Pasel (puzzel) sederhana.
4) Manik-manik ukuran besar.
5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
6) Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan, Tujuannya adalah :
1) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
2) Mengembangkan kemampuan berbahasa.
3) Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi. 4)
Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
5) Membedakan benda dengan permukaan.
6) Menumbuhkan sportivitas.
7) Mengembangkan kepercayaan diri.
8) Mengembangkan kreativitas.
9) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll). 10)
Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar. 11)
Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
12) Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
13) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
1) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat
gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 48


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 6 dari 6
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Terima Bermain No. Dokumen:

Berlaku:

2) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
5. Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan : Alat olah raga, Alat masak, Alat menghitung
, Sepeda roda tiga, Benda berbagai macam ukuran, Boneka tangan, Mobil,
Kapal terbang, Kapal laut dsb
6. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
1) Pada anak laki-laki : mekanik.
2) Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)
Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni,
mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.
8. Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 49


TERAPI BERMAIN
SATUAN ACARA KEGIATAN
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR
Judul : Terapi bermain “mewarnai gambar”
Tanggal pelaksanaan : 27 Maret 2017
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Di Ruang Anggrek
SASARAN
1. Anak usia toddler (1-3 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang Anggrek
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat menghalangi
proses terapi bermain
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5. Anak yang dapat memegang crayon
6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
MEDIA
1. Crayon dan Tissue
2. Karpet
3. Kertas bergambar
4. Lembar penilaian

SETTING TEMPAT

: Fasilitator

: Observer

: Leader
MEJA
Keterangan:
: Peserta

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 50


STRATEGI PELAKSANAAN
No Waktu Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan : Menjawab salam


1. Membuka kegiatan dengan Mendengarkan
mengucapkan salam. Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari
terapi bermain
4. Kontrak waktu anak dan orang tua

2. 20 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan
terapi bermain mewarnai kepada anak Memperhatikan
2. Memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya jika belum jelas Bertanya
3. Membagikan kertas bergambar Antusias saat
dan crayon menerima
4. Fasilitator mendampingi anak peralatan
dan memberikan motivasi kepada Memulai untuk
anak 5. Menanyakan kepada anak mewarnai
apakah telah selesai mewarnai gambar
gambar Menjawab
6. Memberitahu anak bahwa waktu pertanyaan
yang diberikan telah selesai Mendengarkan
7. Memberikan pujian terhadap
anak yang mampu mewarnai Memperhatikan
gambar
sampai selesai

3. 10 menit Evaluasi : Menceritakan


1. Memotivasi anak untuk
menyebutkan apa yang diwarnai Gembira
2. Mengumumkan nama anak yang
dapat mewarnai dengan contoh Gembira
3. Membagikan reward kepada
seluruh peserta

4. 5 menit Terminasi: Memperhatikan


1. Memberikan motivasi dan Gembira
pujian kepada seluruh anak yang
telah
mengikuti program terapi bermain Mendengarkan
2. Mengucapkan terima kasih
kepada anak dan orang tua Menjawab
3. Mengucapkan salam penutup salam

KRITERIA EVALUASI
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 6 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang hematologi BONA lantai 2.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 51


2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

PENGORGANISASIAN
1. Pembimbing Pendidikan :
2. Pembimbing Ruangan :
3. Leader :
4. Co Leader :
5. Fasilitator :
6. Observer :
7. Anak : anak berusia 1-3 tahun dirawat di ruang Anggrek

TUGAS MASING-MASING
1. Leader : Memimpin jalannya program terapi
2. Fasilitator : Mendampingi dan mengarahkan saat anak terapi 3. Observer :
Mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan 4. Anak : Mengikuti jalannya
terapi bermain

PERKIRAAN HAMBATAN :
1. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan)
2. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain

ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program
terapi.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 52

INSTRUKSIONAL KERJA
PEMBERIAN NUTRISI/ CAIRAN ORAL ; MODISCO
IK.PNO UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS

Revisi :

Tanggal :

Dikaji ulang oleh :

Dikendalikan oleh :

Disetujui oleh :
© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Pemberian Nutrisi/ Cairan
Oral ; Modisco
Revisi Tanggal

UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 1 dari 6


MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Nutrisi/ Cairan No. Dokumen:


Oral ; Modisco
Berlaku:

1. DEFINISI
MODISCO singkatan dari Modified Dried Skimmed Milk Coconut Oil, suatu
makanan atau minuman bergizi tinggi yang ditemukan pada tahun 1973 oleh Maydan
Whitehead. MODISCO dicobakan pertama kali untuk anak-anak yang mengalami
gangguan gizi berat di Uganda (Afrika) dengan hasil memuaskan.

2. TUJUAN
Mengobati gangguan gizi berat atau Kekurangan Energi Protein (KEP) pada anak
(Ir. Annis Catur Adi).

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 53


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 6
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Nutrisi/ No. Dokumen:


Cairan Oral ; Modisco
Berlaku:

3. INDIKASI
a. Anak sehat dan kurus (MODISCO sebagai makanan tambahan).
b. Penderita penyakit infeksi menahun.
c. Orang yang baru sembuh dari penyakit berat.
d. Mereka yang sulit makan karena adanya kelainan bawaan
4. KONTRAINDIKASI
MODISCO tidak boleh diberikan pada : Anak gemuk, Bayi dibawah usia 6 bulan,
Penderita penyakit ginjal, hati, dan jantung.
5. PERSIAPAN ALAT
Susu, Gula pasir, Minyak goring/margarine, Air masak, Timbangan bahan, Gelas,
Sendok
6. PERSIAPAN PASIEN
1) Pra orientasi
a. Cek riwayat / buku catatan pengobatan pasien
b. Kontrak dengan keluarga pasien
2) Fase Orientasi
a. Memberikan salam
b. Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga
c. Menjelaskan tujuan tindakan
d. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
e. Menempatkan alat ke dekat pasien
f. Mencuci tangan
7. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
MODISCO I :
Susu skim 20 gram (4 sendok makan) Gula pasir 10 gram ( 1 sendok makan )
Minyak goreng 9,2 cc, Air masak 200 cc

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 54


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 6
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Nutrisi/ No. Dokumen:


Cairan Oral ; Modisco
Berlaku:

MODISCO II :
Susu skim 20 gram (4 sendok makan) Gula pasir 10 gram (1 sendok makan)
Margarine 11,2 gram (1 sendok makan) Air masak 200 cc
MODISCO III :
Susu segar 200 cc Gula pasir 14 gram Margarine 11 gram
PROSEDUR PEMBUATAN :
Cara membuat MODISCO :
Bahan : 10 gram susu skim 5 gram gula pasir 4,6 gram minyak kelapa atau 5,5
gram margarine. 100 cc air.
Cara membuat :
1) Mencampur susu bubuk, gula dan minyak/ margarin
2) Menyeduh bahan dengan air hangat/panas
3) Menambahkan air sambil terus di aduk sampai dengan 200 cc
4) Menyaring semua bahan yang sudah dicampur
5) Minumkan kepada anak hangat-hangat
Atau :
1) Susu bubuk dan gula dicampur, sementara minyak kelapa atau margarine
dipanaskan/dicairkan.
2) Tuangkan cairan minyak kedalam susu, sedikit demi sedikit sampai tercampur
rata. Kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit. Adonan ini di tim selama
15 menit.
3) Bila anda mempunyai mixer atau blender, semua bahan (susu, gula pasir,
minyak kelapa atau margarine cair dan sebagian air), diblender sampai
tercampur rata. Kemudian tambahkan sisa air, lalu di tim sekitar 15 menit.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 55


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 4 dari 6
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Nutrisi/ No. Dokumen:


Cairan Oral ; Modisco
Berlaku:

KUE PISANG MODISCO :


Bahan :
Tepung hunkwee 1 bungkus. 5 buah pisang. 2 gelas susu MODISCO. 1 gelas
santan kental Gula secukupnya. Daun pisang secukupnya.
Cara membuat :
1) 2 gelas susu dan 1 gelas santan dimasak.
2) Cairkan tepung hunkwee dengan air sedikit, lalu masukkan kedalam susu dan
tambahkan gula secukupnya.
3) Pisang dipotong bundar bundar, lalu masukan dalam bubur hunkwee yang
sudah dimasak.
4) Bungkus dengan daun pisang, lalu kukus sampai daun layu.

PUDING KENTANG MODISCO :


Bahan :
Satu bungkus agar-agar warna putih. 1/2 buah kelapa untuk diambil santannya (1
liter). 50 gram gula pasir. 40 gram susu bubuk. 40 gram margarine 5 buah kentang
ukuran sedang Vanili Garam secukupnya
Cara membuat :
1) Kentang dikupas, direbus, dan dihaluskan.
2) Semua bahan ditambah 1/2 bagian margarin, kemudian diaduk dan dimasak
sampai mendidih.
3) Setengah bagian margarine yang tersisa dipanaskan, lalu dicampur dalam
adonan yang sudah mendidih.
4) Dicetak dalam cetakan lalu didinginkan.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 56


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 5 dari 6
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Nutrisi/ No. Dokumen:


Cairan Oral ; Modisco
Berlaku:

BUBUR KACANG HIJAU MODISCO :


Bahan :
Kacang Hijau 20 gram (2 sendok makan) Susu MODISCO I, 100 cc.
Cara membuat :
1) Buat susu MODISCO
2) Rebus Kacang Hijau sampai masak.
3) Campurkan kacang hijau yang sudah masak kedalam susu.
PUDING AGAR-AGAR MODISCO:
Bahan :
MODISCO III, 600 cc 1 bungkus Agar-agar bubuk
Cara membuat :
1) Buat susu Modisco III
2) Masukkan agar-agar kedalam susu tersebut, lalu masak sampai matang
sambil diaduk.
3) Cetak dalam cetakan.

b. Fase Terminasi
1) Rapikan alat
2) Evaluasi tindakan
3) Rencana tindak lanjut
4) Berpamitan
5) Dokumentasi

8. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


a. Pada Modisco 1
1) Diberikan kepada KEP (Kekurangan Energi Protein) berat dengan Edema
2) Diberikan : 100kkal/kgBB/hari

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 57


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 6 dari 6
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Nutrisi/ No. Dokumen:


Cairan Oral ; Modisco
Berlaku:

b. Pada Modisco II
1) Diberikan pada KEP tanpa Edema
2) Diberikan : 125kkal/kgBB/hari
c. Pada Modisco III
1) Diberikan setelah Modisco I dan II
2) Diberikan : 150kkal/kgBB/hari
3) Pemberian makanan sesuai umur, selera, daya cerna, di samping pemberian
Modisco.
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 58

INSTRUKSIONAL KERJA

PROSEDUR MANAGEMEN LAKTASI


IK.PML UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS

Revisi :

Tanggal :

Dikaji ulang oleh :

Dikendalikan oleh :

Disetujui oleh :
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Prosedur Managemen
Laktasi
Revisi Tanggal

UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 1 dari 10


MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Prosedur Managemen Laktasi No. Dokumen:

Berlaku:

1. DEFINISI
Manajemen laktasi adalah suatu tata laksana menyeluruh yang menyangkut laktasi
dan penggunaan ASI, yang menuju suatu keberhasilan menyusui untuk pemeliharaan
kesehatan ibu dan bayinya.Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI
diproduksi sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI.
2. TUJUAN
1) Memelihara kebersihan payudara
2) Memperbanyak dan memperlancar produksi ASI
3) Membantu cara menyusui yang benar

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 59


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 10
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Prosedur Managemen Laktasi No. Dokumen:

Berlaku:

3. INDIKASI
Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah
persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.
4. KONTRAINDIKASI
a. Sudah mendapat menstruasi setelah persalinan
b. Tidak menyusui secara ekslusif
c. Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
d. Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam
5. PERSIAPAN ALAT
Phantom payudara/ ASI, Phantom bayi, Baju ganti ibu, Kom berisi kassa, Baby
oil, Bantal, Bengkok
6. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1. Cek riwayat pasien/ Buku catatan pengobatan pasien
2. Kontrak dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1. Menyambut klien dan keluarga dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5. Mendekatkan alat kedekat klien
6. Mencuci tangan
7. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Tutup privacy
2) Atur posisi Klien duduk dengan santai dan nyaman
3) Membantu klien membuka pakaian untuk menyusui
4) Mengoleskan Asi sedikit pada putting susu dan areola sekitarnya

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 60


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 10
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Prosedur Managemen Laktasi No. Dokumen:

Berlaku:

5) Bayi diletakkan pada perut ibu/ payudara


6) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu
dan bokong bayi terletak pada lengan
7) Satu lengan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan satunya didepanPerut
bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara, Telinga dan
lengan bayi terletak pada satu garis lurus
8) Ibu menatap bayi dengan kasih saying
9) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah,
jangan menekan putting susu / areolanya saja
10) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut: Menyentuh pipi bayi dengan
putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi
11) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan putting dan areola dimasukan ke mulut bayi
12) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk kedalam mulut bayi
13) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang/disangga lagi 14)
Pasca menyusui: Melepas isapan bayi: Jari kelingking dimasukkan kemulut bayi
melaluisudut mulut atau dengan cara dagu bayi ditekan kebawah
15) Setelah selesai menyusui,Asi dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pdputting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya
16) Menyendawakan bayi: Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahuibu
kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan atau bayi tidur tengkurap
dipangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan
b. Fase Terminasi
1) Rapikan alat dan klien
2) Melakukan evaluasi
3) Berpamitan dan Dokumentasikan hasil pemeriksaan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 61


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 4 dari 10
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Prosedur Managemen Laktasi No. Dokumen:

Berlaku:

8. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


a. Konseling ASI Ekslusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASi saja (tanpa makanan/minuman
pendamping termasuk air putih maupun susu formula) selama 6 bulan, untuk
kemudian diteruskan hingga 2 tahun atau lebih, dan setelah 6 bulan baru didampingi
dengan makanan/ minuman pendamping ASI (MPASI) sesuai perkembangan
pencernaan anak.
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya
selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia
harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat atau dikenal juga dengan istilah
MPASI (Makanan Pendamping ASI), sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi
berusia 2 tahun.
1. Jenis Macam ASI
Ada beberapa jenis-jenis air susu ibu yaitu :
a) Kolostrum
Cairan kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada hari
pertama sampai hari ke-3. Kolustrum bisa dikatakan sebagai "imunisasi"
pertama yang diterima bayi karena banyak mengandung protein untuk daya
tubuh yang berfungsi sebagai pembunuh kuman dalam jumlah tinggi.
Kadarnya 17 kali dibandingkan dengan ASI matur.
b) Susu Transisi
Adalah air susu ibu yang di produksi setelah kolostrum antara hari ke-4
sampai dengan hari ke-10. Dalam susu transisi ini terdapat
Immunoglobulin, protein dan laktosa dengan konsentrasi yang lebih rendah
dari kolostrum tetapi konsentrasi lemak dan jumlah kalori lebih tinggi,
vitamin larut lemak berkurang, vitamin larut air meningkat. Bentuk atau
warna susu lebih putih dari kolostrum.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 62


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 5 dari 10
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Prosedur Managemen Laktasi No. Dokumen:

Berlaku:

c) Susu Matur
Yang dimaksud dengan air susu matur adalah susu yang keluar setelah hari
ke-10. Berwarna putih kental. Komposisi ASI yang keluar pada isapan
isapan pertama (foremilk) mengandung lemak dan karbohidratnya lebih
banyak dibandingkan hindmilk (ASI yang keluar pada isapan-isapan
terakhir), maka jangan terlalu cepat memindahkan bayi untuk menyusu
pada payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang diisapnya
belum habis.
2. Tujuan Pemberian ASI Eksklusif
a. Bayi
1) Membantu memulai kehidupannya dengan baik
2) mengandung antibodi sehingga terhindar dari alergi
3) memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara
ibu dan bayi
4) Asi meningkatkan kecerdasan bayi
5) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi
karena gerakan mengisap mulut bayi pada payudara sang ibu.
b. Ibu
1) Sebagai kontrasepsi
2) Meningkatkan aspek kesehatan ibu,
3) Dalam aspek psikologi yang akan memberikan dampak positif kepada
para ibu yang menyusui air susu ibu itu sendiri.
3. Teknik Menyusui
a. Teknik Menyusui Bayi Tunggal
Pengertian : teknik menyusui adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Segera setelah
lahir sebaiknya ibu segera menyusui bayinya karena refleks hisap bayi
paling kuat pada jam pertama dan hisapan bayi pada puting susu ibu akan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 63


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 6 dari 10
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Prosedur Managemen Laktasi No. Dokumen:

Berlaku:

merangsang pengeluaran hormon prolaktin untuk sekresi dan hormon


oksitosi untuk mengeluarkan ASI dan mempercepat kontraksi uterus. Selain
itu kontak dini akan memperkuat hubungan bayi dan ibu.
Persiapan
✔ Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel
yang lepas tidak menumpuk.
✔ Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.
✔ Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu
b. Macam-macam Posisi Menyusui Bayi yang Benar
Dalam menyusui, terdapat macam posisi menyusui, cara menyusui yang
tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Posisi menyusui
sambil berdiri yang benar Posisi menyusui
sambil duduk yang benar

Posisi menyusui
sambil rebahan yang benar Posisi menyusui
balita pada kondisi normal

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 64


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 7 dari 10
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Prosedur Managemen Laktasi No. Dokumen:

Berlaku:
Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah dengan tiduran
c. Teknik Menyusui bayi kembar

d. Menyendawakan bayi :
Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung
ditepuk perlahan-lahan atauBayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan secara bergantian pada kedua bayi.

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 65


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 8 dari 10
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Prosedur Managemen Laktasi No. Dokumen:

Berlaku:

e. Lama dan frekuensi menyusui


✔ Menganjurkan ibu untuk melakukan praktek menyusui dengan
bergantian payudara untuk kedua bayi setiap kali menyusui
✔ Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi secara terjadwal
✔ Menjelaskan pada ibu bahwa bayi sehat dapat mengosongkan satu
payudara sekitar 5-7 menit.
✔ Menjelaskan pada ibu bahwa ASI dalam lambung bayi akan kosong
dalam 2 jam, menjadi lapar.
✔ Menjelaskan pada ibu bahwa pada awalnya bayi menyusu dengan jadwal
yang tidak teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2
minggu kemudian
f. Akibat tidak menyusui dengan benar
1) Puting susu menjadi lecet
2) ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
3) Bayi enggan menyusu
4) Bayi menjadi kembung

g. Tanda bayi menyusu dengan benar


1. Bayi tampak tenang
2. Badan bayi menempel pada perut ib
3. Mulut bayi terbuka lebar
4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
5. Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih
banyak
6. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7. Puting susu tidak terasa nyeri
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9. Kepala bayi agak menengadah

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 66


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 9 dari 10
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Prosedur Managemen Laktasi No. Dokumen:

Berlaku:

Cara Yang Benar


Cara Yang Salah
Cara Menyusui Yang Benar

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 67


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 10 dari 10
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Prosedur Managemen Laktasi No. Dokumen:

Berlaku:

h. Hal-hal yang dilakukan untuk memperbanyak ASI :


1) Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
2) Makan makanan yang bergizi
3) Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan
mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
4) Susukan bayinya sesering mungkin.
5) Pemeriksaan payudara untuk meningkatkan produksi ASI juga dapat
direncanakan dari jauh-jauh hari.
6) Penggunaan BH yang terlalu sempit akan mempengaruhi produksi ASI.
7) Segera sehabis melahirkan maka sang bayi langsung diperkenalkan
dengan payudara ibu atau lebih dikenal dengan istilah Inisiasi Menyusu
Dini IMD.
8) Untuk mengatasi keterbatasan ASI perbanyaklah makan daun katuk,
bayam, daun turi (sayuran hijau lainnya) yang banyak mengandung zat
untuk memperbanyak produksi ASI

Tabel Petunjuk Penyimpanan ASI


Tempat penyimpanan Suhu Lama Penyimpanan

Dalam ruangan (ASIP 190– 260 C 6 – 8 jam di ruangan ber AC


segar) atau 4 jam di ruangan tanpa
AC

Dalam ruangan (ASIP 190– 260 C 4 jam


beku yang telah
dicairkan)

Kulkas (ASIP segar) < 40 C 2 – 3 hari

Kulkas (ASIP beku yang < 40 C 24 jam


telah dicairkan)

Freezer (lemari es 1 pintu 00sampai -180 2 minggu

Freezer (lemari es 2 pintu) -180sampai -200C 3 – 4 bulan

Deep Freezer Suhu stabil di 6 – 12 bulan


-200C atau
kurang

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 68

INSTRUKSIONAL KERJA
PEMBERIAN NUTRISI / CAIRAN PARENTERAL (PEMASANGAN INFUS
UMBILIKAL)
IK.PIU UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS

Revisi :

Tanggal :

Dikaji ulang oleh :

Dikendalikan oleh :

Disetujui oleh :

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Pemberian Nutrisi /
Cairan Parenteral
Revisi Tanggal (Pemasangan Infus
Umbilikal)

UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 1 dari 8


MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Nutrisi / No. Dokumen:


Cairan Parenteral
(Pemasangan Infus Berlaku:
Umbilikal)

1. DEFINISI
Kateterisasi umbilikal dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Kateterisasi arteri umbilical (UAC)
Arteri umbilikalis merupakan cabang dari arteri iliaka interna dengan
diameter 2-3 mm. Pada bayi cukup bulan, masing-masing arteri mempunyai
panjang ± 7 cm
b. Kateterisasi vena umbilical (UVC)
Vena umbilikalis merupakan satu-satunya vena di umbilikius, relative
besar dengan diameter 4-5 mm, panjang 2-3 cm dan berdinding tipis. Dari
umbilicus, vena

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 69


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 8
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Nutrisi / No. Dokumen:


Cairan Parenteral
(Pemasangan Infus Berlaku:
Umbilikal)

berjalan ke arah kepala, sedikit kekanan dan memasuki cabang sinistra


vena portal setelah memberikan beberapa cabang kecil di dalam hepar.
2. TUJUAN
a. Primer
1) BBL sakit berat yang memburtuhkan pengambilan darah berulang, atau perlu
monitoring gas darah dan saturasi O2 invasif, seperti pada keadaan gagal
nafas, syok, PPHN serta extreme prematury.
2) Pengukuran tekanan darah arterial secara langsung
3) Angiografi
b.Sekunder ; Transfusi tukar
3. INDIKASI
Kateterisasi Arteri Umbilikal (UAC) :
1) BBL sakit berat yang memburtuhkan pengambilan darah berulang, atau perlu
monitoring gas darah dan saturasi O2 invasif, seperti pada keadaan gagal nafas,
syok, PPHN serta extreme prematury.
2) Transfusi tukar
Kateterisasi Vena Umbilikal (UVC) :
1) Transfusi tukar
2) Monitoring tekanan vena sentral (Central Venous Pressure/CVP)
3) Pemberian cairan intravena, akses cepat pada keadaan darurat (saat resusitasi),
pemberian produk darah atau obat-obatan.
4. KONTRAINDIKASI
a. Terdapat gangguan vaskuler di daerah panggul atau ekstremitas bawah b.
Enterokolitis nekrotikans, kecuali pada keadaan darurat dan akses lain tidak
memungkinkan
c. Peritonitis , Perdarahan atau kecenderungan thrombosis merupakan kontra indikasi
relative
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 70
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 8
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Nutrisi / No. Dokumen:


Cairan Parenteral
(Pemasangan Infus Berlaku:
Umbilikal)

5. PERSIAPAN ALAT
a. Handuk steril untuk mengeringkan tangan dan lengan bawah
b. Gaun operasi dan sarung tangan
c. Duk lubang di tengah (sebaiknya transparan, sehingga bias terlihat kalau ada
komplikasi, seperti pucat pada daerah panggul dan ekstrimitas)
d. Kateter umbilikal single lumen, radio opak, diameter kecil (Fr 3,5 untuk berat
badan <1200gr dan Fr 5 untuk berat badan >1200gr) untuk meminimalkan jumlah
darah yang harus dikeluarkan saat membersihkan kateter sebelum pengambilan
sampel. Ujung kateter harus lembut dan membulat, dan bahan yang tidak
trombogenik
e. Three way stop cock dengan luer lock
f. Spuit
g. Cairan NaCl 0,9% - heparin 1 Ui/cc (0,5 N saline)
h. Kom untuk antiseptic (betadin)
i. Set pemasangan arteri umbilikal yang terdiri dari : 1 buah duk klem, 2 buah pinset
anatomis dengan ujung runcing (pinset iris), 1 buah gunting benang, 2 buah klem
arteri bengkok, 1 buah needle holder dan 1 buah scalpel no 11 dengan gagang. j. Tali
katun dan Benang silk no 2/0 at 3/0 dengan jarum round body
k. Plester
l. Kasa
6. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
a) Mengecek status riwayat kesehatan pasien
b) Melakukan kontrak dengan keluarga
b. Fase Orientasi

a) Memberikan salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dan prosedur kerja

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 71


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 4 dari 8
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Nutrisi / No. Dokumen:


Cairan Parenteral
(Pemasangan Infus Berlaku:
Umbilikal)

d) Mempersiapkan alat
7. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
Kateterisasi Arteri Umbilikal (UAC)
1. Pilih posisi pemasangan
a) Letak rendah (low position) setinggi lumbal 3-4. Ujung kateter di bawah
arteri renalis dan a. mesentrika, sehingga ujung kateter terletak di bifurkatio
aorta atau di bagian atas lumbal 4.
b) Letak tinggi (high position) setinggi torakal 6-9. Ujung kateter di tempatkan
di atas aksis celiac. Letak tinggi lebih di sukai karena tidak akan
menyebabkan oklusi a. renalis dan mesentrika, di samping itu insiden pucat
(blanching) dan sianosis pada ekstrimitas bawah lebih rendah, tetapi pada
posisi ini hipertensi renovaskuler lebih sering di temukan.
2. Ukur panjang kateter yang akan di masukan. Terdapat beberapa cara pengukuran
panjang kateter arteri umbilikal, antara lain:
a) Mengukur jarak antara bahu bayi ke umbilicus, dan ditambahkan dengan
panjang sisa umbilikal.
b) Untuk UAC letak tinggi, panjang kateter bisa di ukur dengan menggunakan
rumus : (berat badan x 3) + 9cm.
c) Untuk UAC letak rendah, perkiraan panjang kateter di dasarkan pada berat
badan bayi:
(a) 1000 gram : 7 cm
(b) 1500 gram : 8 cm
(c) 2000 gram : 9 cm
(d) 2500 gram : 10 cm
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 72
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 5 dari 8
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Nutrisi / No. Dokumen:


Cairan Parenteral
(Pemasangan Infus Berlaku:
Umbilikal)

a) Lakukan persiapan:
(1) Persiapan penolong
Cuci tangan steril kemudian pasang sarung tangan steril.
(2) Persiapan alat
Susun semua alat yang di perlukan di atas meja steril. Siapka cairan
NaCl-heparin dalam spuit 10 cc. pasang three way stopcock ke kateter
umbilikal,sambungkan dengan spuit dan isi dengan NaCl-heparin,
kemudian putar stopcock ke posisi off kea rah kateter. Hati-hati jangan
sampai ada udara.
(3) Persiapan pasien
Ikat kedua kaki bayi dengan popok kemudian plester ke tempat tidur atau
tahan dengan menggunakan bantal pasir. Tutup alat kelamin bayi dengan
kain untuk menghindari kencing bayi mengotori lapangan tindakan.
Pegang umbilikal dengan kasa betadin atau klem (ingat umbilikal belum
steril) dan tarik lembut secara vertical. Lakukan desinfeksi dengan cairan
antiseptic (povidin dll.) sebanyak 3 kali mulai dari bagian tengah dan
teruskan dengan gerakan melingkar ke bagian luar (minimal radius 5 cm
dari umbilikal) setelah itu bersihkan umbilikal, dan pasang duk lobang di
atas umbilikal.
b) Pasang tali katun di sekeliling umbilikal dan ikat secukupnya sehingga
perdarahan dapat di cegah, tetapi kateter umbilikal masih bias masuk.
c) Potong umbilikal secara horizontal dengan scalpel ± 1,5 cm dari kulit d)
Stabilisasi umbilikal dengan hemostat, dan identifikasi pembuluh darah. Vena
berukuran lebih besar, oval dengan dinding tipis. Sedangkan ke dua arteri terlihat
lebih kecil, membulat/lonjong dan berdinding tebal. Arteri biasanya konstriksi
sehingga lumennya terlihat sangat kecil (pinpoint).
e) Pegang pangkal umbilikal, masukkan salah satu ujung runcing pinset iris ke
dalam lumen arteri ± 0,5 cm, sampai lumen membuka dan kemudian lebarkan
dengan pelan-pelan dengan kedua ujung pinset. Pegang kateter arteri dengan
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 73
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 6 dari 8
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Nutrisi / No. Dokumen:


Cairan Parenteral
(Pemasangan Infus Berlaku:
Umbilikal)

pinset dan masukkan kedalam arteri dengan lembut. Biasanaya akan terdapat
tahanan di didinding anterior abdomen, tahanan ini bias dihilangkan dengan
mendorong kateter dengan lembut. Tekanan kuat atau mengelur masukkan
kateter akan membuat arteri semakin spasme. Jika tahanan belum bias diatasi,
tunggu selama 2-3 menit sampai vasospasme membaik atau bias di coba di
arteri sebelahnya.
f) Setelah kateter berada di tempat sesuai ukuran, darah akan mengalir dengan
mudah, kadang bias naik sendiri dan terlihat adanya pulsasi. Lakukan foto
Rontgen untuk konfirmasi posisi (AP-lateral). Harus diingat bahwa setelah
lapangan steril di tutup, kateter hanya bias ditarik, tidak boleh didorong ke
dalam arteri. Jangan lupa ambil sampel darah untuk pemeriksaan
laboratorium sebelum disambungkan denga cairan.
g) Perhatikan adanya warna pucat, mottling atau kebiruan di kaki. Hal ini bias
disebabkan oleh vasospasme, jika tidak membaik dalam waktu beberapa
menit, kateter harus ditarik keluar pelan-pelan.
h) Setelah posisi tepat, jahit ikatan (purse-string suture) kateter ke jelly Wharton
dengan benang silk 3/0, hati-hati jangan sampai menembus kateter.
Simpulkan benang di kateter dan tarik sisanya ke atas. Pasang plester
mengikat benang dan kateter seperti bendera, kemudian jahit lagi di bagian
atas plester. Ini akan memberikan fiksasi yang cukup sehingga kateter tidak
akan berubah posisi. Selanjutnya hubungkan dengan three way ke NaCl
heparin 1Ui/ml 0,5-1 cc/jam. Jangan memasang klem atau melakukan jahitan
di kulit perut bayi.
i) Bersihkan lagi umbilikal, tidak perlu ditutup sehingga terlihat bila ada
komplikasi. Kateter harus di cabut bila ada tanda-tanda infeksi di umbilikal
seperti kemerahan, bau atau bernanah.
j) Jika tidak di perlukan lagi, kateter umbilikal bisa dilepas. Bersihkan umbilikal
dengan alcohol, matikan pompa infuse dan klem kateter. Tarik kateter pelan pelan
sampai 3-4 cm dari kulit dan tempelkan ke kulit perut dengan plester.
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 74
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 7 dari 8
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Nutrisi / No. Dokumen:


Cairan Parenteral
(Pemasangan Infus Berlaku:
Umbilikal)

Tunggu sampai pulsasi arteri berhenti (biasanya 10-20 menit), cabut kateter
dengan lembut dan lakukan penekanan selama 5-10 menit sampai perdarahan
berhenti. Jangan telungkupkan bayi, minimal 4 jam observasi adanya
perdarahan.
2) Kateterisasi Vena Umbilikal (UVC)
a) Teknik Pemasangan
Ukur panjang kateter yang akan di masukkan, terdapat beberapa cara yaitu: (1)
Mengukur jarak antara umbilicus ke prosesus xyphoideus, ditambah dengan
panjang sisa umbilikal.Mengukur dengan rumus :
(1,5 x BB) + 5,5cm atau 1/2 {(BB x 3) + 9 cm} +1
(2) Lakukan persiapan (sama dengan persiapan pemasangan UAC).
(3) Ikat umbilikal dan potong datar dengan scalpel.
(4) Identifikasi vena umbilical. Buang semua bekuan darah yang terdapat
dalam vena dengan pinset iris. Pasang kateter dengan pinset iris dan
masukkan dengan lembut sampai ukuran yang telah ditentukan. Jika
terdapat tahanan pada saat memasukkan kateter, jangan di paksa, tarik ±
4-5 cm, kemudian masukkan kembalisambil diputar pelan searah jarum
jam. Kalau masi ada tahanan. Kalau masi ada tahanan, bias dicoba
memasukkan kateter lain di bawa kateter pertama dan masukan dengan
lembut, biasanya kateter kedua akan langsung memasuki duktus venosus.
Prosedur selanjutnya sama dengan UAC
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 75
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 8 dari 8
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Pemberian Nutrisi / No. Dokumen:


Cairan Parenteral
(Pemasangan Infus Berlaku:
Umbilikal)

b. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan
2) Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3) Berpamitan dengan klien
4) Membereskan alat-alat
5) Mencuci tangan
6) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

6) HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


a. Jangan biarkan kateter dalam keadaan terbuka. Tekanan negatif dari intra abdominal
bisa menarik udara dan menyebabkan emboli udara.
b. Untuk pemberian cairan, kateter harus berada di dalam vena cava, tepat di bawa
atrium kanan, tidak boleh berada di dalam vena porta.
c. Untuk resusitasi, UVC dipasang dangkal, hanya sedikit di bawa kulit, sampai ada
aliran darah bebas (free-flow) saat ditarik dengan spuit.
Komplikasi
a. Perdarahan, infeksi
b. Enterokolitis nekrotikans
c. Perforasi kolon atau peritoneum
d. Hipertensi portal dan nekrosis hepar.
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 76

INSTRUKSIONAL KERJA

TEKNIK IMUNISASI
IK.TI UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS

Revisi :

Tanggal :

Dikaji ulang oleh :

Dikendalikan oleh :

Disetujui oleh :

© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Teknik Imunisasi

Revisi Tanggal

UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 1 dari 19


MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Teknik Imunisasi No. Dokumen:


Berlaku:

1. DEFINISI
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen
lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit
tertentu. (Proverawati, 2010). Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada
bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. (Alimul, 2009)
2. TUJUAN
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat
mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang
sering berjangkit. (Proverawati, 2010)

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 77


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 2 dari 19
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Teknik Imunisasi No. Dokumen:

Berlaku:

Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap


penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat
mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. (Alimul,
2009).
3. INDIKASI
Bayi usia 0-12 bln dan tidak sedang sakit.
4. KONTRAINDIKASI
a) Analfilaksis atau reaksi hipersensitifitas yang hebat merupakan kontraindikasi mutlak
terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dan panas lebih dari 380C
merupakan kontraindikasi pemberian DPT, hepatitis B-1 dan campak.
b) Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukkan tanda dan gejala AIDS,
sedangkan vaksin yang lain sebaiknya diberikan.
c) Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi yang
sakit, lebih baik jangan diberikan vaksin, tetapi mintalah ibu kembali lagi ketika bayi
sudah sehat. (Proverawati, 2010)
5. PERSIAPAN ALAT
a. IMUNISASI BCG
1) Vaksin BCG dalam ampul/ vial
2) Spuit tuberculin atau spuit khusus
3) Jarum ganti no. 26-27 jika perlu
4) Mangkuk berisi kapas alcohol
5) Bengkok atau safety box
6) Bak spuit
7) Sarung tangan bersih
8) Masker

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 78


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 19
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Teknik Imunisasi No. Dokumen:

Berlaku:

b. IMUNISASI HEPATITIS B
1) Vaksin Hepatitis B dalam vial
2) Spuit 1 cc atau spuit khusus 0,5 cc dengan jarum no 22-25
3) Jarum ganti no. 22-25 jika perlu
4) Mangkuk berisi kapas alcohol
5) Bengkok atau safety box
6) Bak spuit
7) Sarung tangan bersih
8) Masker
c. IMUNISASI DPT
1) Vaksin DPT dalam vial
2) Spuit 1 cc, dengan jarum no 22-25
3) Jarum ganti no. 22-25 jika perlu
4) Mangkuk berisi kapas alcohol
5) Bengkok atau safety box
6) Bak spuit
7) Sarung tangan bersih
8) Masker
d. IMUNISASI POLIO
1) Vaksin polio oral dalam vial
2) Dropper atau penetes
3) Masker
4) Handscoon
e. IMUNISASI CAMPAK
1) Vaksin campak dalam vial
2) Spuit 1 cc atau spuit khusu 0,5 cc dengan jarum no. 22- 25
3) Mangkuk berisi kapas alcohol
4) Bengkok atau safety box

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 79


UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 4 dari 19
MUHAMMADIYAH

Disetujui oleh: Teknik Imunisasi No. Dokumen:

Berlaku:

5) Bak spuit
6) Sarung tanan bersih
7) Masker
6. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1. Mengecek buku riwayat/catatan pengobatan pasien
2. Melakukan kontrak dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi

1. Memberikan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur kerja
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
5. Mempersiapkan alat
7. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) IMUNISASI BCG
a) Cuci tangan
b) Aspirasi vaksin BCG sebanyak 0,05 cc
c) Ganti jarum jika vaksin BCG di ambil dari dalam vial
d) Bantu klien memperoleh posisi yang nyaman dengan akses lokasi
penyuntikan vaksin (lengan atas lateral) yang mudah
e) Buka pakaian klien pada area yang akan disuntik
f) Gunakan sarung tangan
g) Lakukan desinfeksi menggunakan kapas alcohol
h) Renggangkan kulit lokasi penyuntikan dengan ibu jari tangan non dominan
i) Lakukan penyuntikan dengan sudut 150pada lengan atas lateral
j) Dorong plunger secara perlahan sehingga vaksin masuk dalam jaringan

Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 80

Anda mungkin juga menyukai