KEPERAWATAN ANAK
DISUSUN OLEH :
TIM
Puji syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Buku
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak. Buku Panduan Laboratorium ini merupakan salah
satu bagian dari panduan pembelajaran sebagai pendekatan dalam pencapaian kompetensi
lulusan S-1 Keperawatan.
Mata Kuliah Keperawatan Anak I membahas tentang konsep dasar keperawatan anak
maupun perspektif keperawatan anak, pertumbuhan dan perkembangan anak. Mata ajaran ini
juga membahas mengenai penerapan proses keperawatan dalam memenuhi kesehatan anak /
bayi dalam kondisi sehat, sakit dan resiko tinggi dengan penekanan pada pengkajian,
pemeliharaan kesehatan dan pemulihan kesehatan.
Kami berharap pedoman pembelajaran ini dapat dijadikan petunjuk dan dipergunakan
dengan sebaik baiknya. Kami juga merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
pedoman pembelajaran ini, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
peningkatan kualitas pedoman pembelajaran ini sangat kami harapkan. Semoga Buku
Panduan Laboratorium ini dapat mengantarkan mahasiwa mencapai tujuan sebagai perawat
profesional.
B. EVALUASI
Praktik
a. Ujian kompetensi = 70 %
b. Nilai observasi/project/partisifasi perkuliahan = 30 %
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMBERIKSAAN NEONATUS ESENSIAL
IKP.PNE UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS
Revisi :
Tanggal :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
Berlaku:
1) DEFINISI
Pemeriksaan fisik Neonatus adalah sebuah proses dari seorang ahli medis
memeriksa tubuh bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir (sesaat sesudah bayi lahir pada saat
kondisi atau suhu tubuh sudah stabil dan setelah di lakukan pembersihan jalan
nafas/resusitasi, pembersihan badan bayi, perawatan tali pusat ) dan akan pulang dari
rumah sakit.
3) INDIKASI
Bayi lahir di fasilitas kesehatan Bayi lahir di rumah
4) PERSIAPAN ALAT
Alat yang digunakan untuk memeriksa : Air bersih, sabun dan handuk kering,
Sarung tangan bersih, Kain bersih, Stetoskop, Jam dengan jarum detik, Termometer,
Timbangan bayi, Pengukur panjang bayi, Pengukur lingkar kepala.Tempat : Pemeriksaan
dilakukan di tempat yang datar, rata, bersih, kering, hangat dan terang
5) PERSIAPAN PASIEN
1) Pra orientasi
1) Melakukan pengecekan riwayat pasien dan buku catatan pengobatan pasien
2) Melakukan kontrak dengan keluarga.
2) Fase Orientasi
1) Memberikan salam, menanyakan nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan pelaksanaan
b) Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Fisis Yang Dilakukan Keadaan Normal
1 Lihat postur, tonus dan aktivitas Posisi tungkai dan lengan fleksi.
Bayi sehat akan bergerak aktif.
6 Lihat dan raba bagian kepala o Bentuk kepala terkadang asimetris karena
penyesuaian pada saat proses persalinan,
umumnya hilang dalam 48 jam.
o Ubun-ubun besar rata atau tidak membonjol,
dapat sedikit membonjol saat bayi menangis.
8 Lihat bagian dalam mulut. o Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada
bagian yang terbelah.
Masukkan satu jari yang o Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan mengisap
menggunakan sarung tangan kuat jari pemeriksa.
ke dalam mulut, raba
langit-langit.
10 Lihat punggung dan raba tulang o Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang
belakang. dan benjolan pada tulang belakang
15 Menilai cara menyusui, minta o Kepala dan badan dalam garis lurus; wajah
ibu untuk menyusui bayinya bayi menghadap payudara; ibu mendekatkan
bayi ke tubuhnya
o Bibir bawah melengkung keluar, sebagian
besar areola berada di dalam mulut bayi
o Menghisap dalam dan pelan kadang disertai
berhenti sesaat
b. Fase Terminasi
1) Rapikan alat dan Evaluasi tindakan
2) Rencana tindak lanjut
3) Berpamitan dan Dokumentasi
6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir ada beberapa hal yang
perlu di perhatikan, antara lain :
1) Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak
mudah kehilangan panas atau lepaskan pakaian hanya pada daerah yang di periksa. 2)
Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang
memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen. Tabel
Penilaian Apgar Score
TANDA 0 1 2
Keterangan :
1) Adaptasi baik / normal / vigorour baby : skor 7-10
2) Asfiksia ringan-sedang : skor 4-6
3) Asfiksia berat : skor 0-3
Tanda babinski Gores telapak kaki Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi,
sepanjang tepi luar, di jumpai sampai umur 2 tahun.
di ulai dari tumit
Kaget (startle) Bertepuk tangan Bayi mengekstensi dan memfleksi lengan dalam
dengan keras. berespon terhadap suara yang keras tangan tetap
rapat, refleks ini akan menghilang setelah umur 4
bulan.
Menghisap(sucking) Berikan bayi botol Bayi menghisap dengan kuat dalam berespons
dan dot. terhadap stimulasi, reflek ini menetap selama masa
bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa
stimulasi
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMBERIAN VIT K DAN SALEP MATA
IKP.PVDSM UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS
Revisi :
Tanggal :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
Ketua
1. DEFINISI
Injeksi Vit K adalah adalah suatu tindakan pemberian obat melalui intra muscular
ke dalam tubuh bayi baru lahir. Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata
diberikan segera setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu, sebaiknya 1 jam setelah
lahir. Pencegahan infeksi mata dianjurkan menggunakan salep mata antibiotik tetrasiklin
1%.
2. TUJUAN
Injeksi vit K pada bayi untuk mencegah terjadi perdarahan dan salep mata untuk
mencegah infeksi pada mata.
3. INDIKASI
Bayi baru lahir
4. PERSIAPAN ALAT
a. Bak Intrumen kecil
b. Spuit 1 ml dan needle
c. Kapas Alkohol
d. Kassa steril
e. Vit K
f. Salep mata ; tetrasiklin 1%
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Mengecek riwayat pasien/ buku catatan pengobatan pasien
2) Kontrak dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1. Menyapa dan member salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur tindakan
5. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
6. Mencuci tangan
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja Pemberian vit K
1. Letakan bayi di tempat tidur.
2. Lakukan desinfeksi pada bagian tubuh bayi yang akan diberikan suntikan
intramuskular (IM).
3. Muskulus Kuadriseps pada bagian antero lateral paha (lebih dipilih karena resiko
kecil terinjeksi secara IV atau mengenai tulang femur dan jejas pada nervus
skiatikus).
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMERIKSAAN FISIK ANAK
IK.PFA UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS
Revisi :
Tanggal :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
Revisi Tanggal
Berlaku:
1. DEFINISI
Pengkajian fisik adalah proses berkelanjutan yang dimulai secara wawancara,
terutama dengan menggunakan inspeksi atau observasi. Selama pemeriksaan yang lebih
formal,alat-alat untuk perkusi,palpasi dan auskultasi ditambahkan untuk memantapkan
dan menyaring pengkajian sistem tubuh.Seperti pada riwayat kesehatan, obyekyif dari
pengkajian fisik adalah untuk merumuskan diagnsa keperawatan dan mengevaluasi
keefektivan intervensiterapeutik ( Wong,2003).
2. TUJUAN
Tujuan pemeriksaan fisik adalah memperoleh informasi yang akurat tentang
keadaan fisik pasien. Karena sifat alamiah bayi dan anak, ururan pemeriksaan tidak harus
menuruti sistematika yang lazim pada orang dewasa. Dalam pemeriksan anak harus
memperhatikan kebutuhan perkembangan mental anak.
3. PERSIAPAN ALAT
Stetoskop, Manset anak (Tensimeter), Timbangan anak, Termometer, Meteran
tinggi badan, Midline, Bak intrumen sedang kasa steril dan tongue spatel, senter, otoskop,
reflek hammaer spekulum hidung, tissue.
4. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Cek riwayat / buku catatan pengobatan pasien
2) Kontrak dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1. Memberikan salam, menanyakan nama pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaska tujuan pelaksanaan
4. Menjelaskan prosedur tindakan pada klien.
5. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
6. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
7. Mencuci tangan
5. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Lakukan pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum ; Kesan sakit, Kesadaran, Kesan status gizi
2) Tanda Vital
3. Kulit : Pada pemeriksaan kulit yang harus diperhatikan adalah : warna kulit,
edema, tanda perdarahan, luka parut (sikatrik), pelebaran pembuluh darah,
pigmentasi, tonus, turgor, pertumbuhan rambut, pengelupasan kulit, dan stria.
4. Kelenjar Limfe : Kelenjar limfe yang perlu diraba adalah : submaksila,
belakang telinga, leher, ketiak, bawah lidah, dan sub oksipital. Apabila teraba
tentukan lokasinya, ukurannya, mobil atau tidak.
5. Kepala : Pada pemeriksaan kepala perlu diperhatikan : besar, ukuran, lingkar
kepala, asimetri, sutura, ubun-ubun, pelebaran pembuluh darah, rambut,
tengkorak dan muka. Kepala diukur pada lingkaran yang paling besar, yaitu
melalui dahi dan daerah yang paling menonjol daripada oksipital posterior.
6. Muka : Pada pemeriksaan muka perhatikan : simetri tidaknya, paralisis, jarak
antara hidung dan mulut, jembatan hidung, mandibula, pembengkakan, tanda
chovstek, dan nyeri pada sinus.
7. Mata : Pada pemeriksaan mata perhatikan : fotofobia, ketajaman melihat,
kelenjar lakrimalis, konjungtiva, kornea, pupil, katarak, dan kelainan fundus.
Strabismus ringan dapat ditemukan pada bayi normal di bawah 6 bulan.
8. Hidung : Untuk pemeriksaan hidung, perhatikan : bentuknya, gerakan cuping
hidung, mukosa, sekresi, perdarahan, keadaan septum, perkusi sinus.
9. Mulut : Pada pemeriksaan mulut, perhatikan :
∙ Bibir : warna, fisura, simetri/tidak, gerakan.
∙ Gigi : banyaknya, letak, motling, maloklusi, tumbuh lambat/tidak.
∙ Selaput lendir mulut : warna, peradangan, pembengkakan.
∙ Lidah : kering/tidak, kotor/tidak, tremor/tidak, warna, ukuran, gerakan,
tepi hiperemis/tidak.
∙ Palatum : warna, terbelah/tidak, perforasi/tidak.
Berlaku:
10. Tenggorok : Pemeriksaan tenggorok dilakukan dengan menggunakan alat
skalpel, anak disuruh mengeluarkan lidah dan mengatakan ‘ah’ yang keras,
selanjutnya spaltel diletakkan pada lidah sedikit ditekan kebawah. Perhatikan
: uvula, epiglotis, tonsil besarnya, warna, paradangan, eksudat, kripte)
11. Telinga : Pada pemeriksaan telinga, perhatikan : letak telinga, warna dan bau
sekresi telinga, nyeri/tidak liang telinga, membrana timpani. Pemeriksaan
menggunakan heat lamp dan spekulum telinga.
12. Leher : Pada leher perhatikanlah : panjang/pendeknya, kelenjar leher, letak
trakhea, pembesaran kelenjar tiroid, pelebaran vena, pulsasi karotis, dan
gerakan leher.
13. Thorax : Untuk pemeriksaan thorax seperti halnya pada dewasa, meliputi
urutan :
∙ Inspeksi : Pada anak < 2 tahun : lingkar dada < lingkar kepala Pada anak > 2
tahun : lingkar dada > lingkar kepala. Perhatikan:
a. Bentuk thorax : funnel chest, pigeon chest, barell chest, dll
b. Pengembangan dada kanan dan kiri : simetri/tidak, ada retraksi.tidak
c. Pernafasan : cheyne stokes, kusmaul, biot
d. Ictus cordis
∙ Palpasi , Perhatikan :
a. Pengembangan dada : simetri/tidak
b. Fremitus raba : dada kanan sama dengan kiri/tidak
c. Sela iga : retraksi/tidak
d. Perabaan iktus cordis
∙ Perkusi : Dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan satu
jari/tanpa bantalan jari lain, atau secara tidak langsung dengan
menggunakan 2 jari/bantalan jari lain. Jangan mengetok terlalu keras
karena dinding thorax anak lebih tipis dan ototnya lebih kecil. Tentukan :
a. Batas paru-jantung
b. Batas paru-hati : iga VI depan
Berlaku:
c. Batas diafragma : iga VIII – X belakang. Bedakan antara suara sonor
dan redup.
∙ Auskultasi : Tentukan suara dasar dan suara tambahan : Suara dasar :
vesikuler, bronkhial, amforik, cog-wheel breath sound, metamorphosing
breath sound. Suara tambahan : ronki, krepitasi, friksi pleura, wheezing
Suara jantung normal, bising, gallop.
14. Abdomen
a. Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan
gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
b. Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika c.
Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali
atau tumor lainnya
15. Ekstremitas : Perhatikan : kelainan bawaan, panjang dan bentuknya,
clubbing finger, dan pembengkakan tulang.. Persendian. Periksa : suhu, nyeri
tekan, pembengkakan, cairan, kemerahan, dan gerakan. Otot. Perhatikan :
spasme, paralisis, nyeri, dan tonus.
16. Alat Kelamin, Perhatikan : Untuk anak perempuan :
a. Ada sekret dari uretra dan vagina/tidak.
b. Labia mayor : perlengketan / tidak
c. Himen : atresia / tidak
d. Klitoris : membesar / tidak.
Untuk anak laki-laki :
a. Orifisium uretra :
b. hipospadi = di ventral / bawah penis Epsipadia = di dorsal / atas penis.
c. Penis : membesar / tidak
d. Skrotum : membesar / tidak, ada hernia / tidak.
e. Testis : normal sampai puber sebesar kelereng.
f. Reflek kremaster : gores paha bagian dalam testis akan naik dalam
skrotum
Berlaku:
b. Fase Terminasi
1) Rapikan alat dan Evaluasi tindakan
2) Rencana tindak lanjut
3) Berpamitan dan dokumentasikan.
Berat badan :
1) Lahir : kurang lebih 3,25 kg
2) 3-12 bulan : umur ( bulan ) ditambah 9 dibagi 2
3) 1-6 tahun : umur ( tahun ) dikali 2 ditambah 8
4) 6-12 tahun : umur ( tahun ) dikali 7 dikurangi 5 dibagi 2
Tinggi badan :
1) Lahir : 50 cm
2) Umur 1 tahun : 75 cm
3) 2-12 tahun : umur ( tahun ) dikali 6 ditambah 77
INSTRUKSIONAL KERJA
Revisi :
Tanggal :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
1) DEFINISI
Formulir KPSP adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan anak normal ada penyimpangan. Pemeriksaan dilakukan oleh tenaga
kesehatan, guru TK dan petugas PAUD terlatih (Depkes, 2006).
Jadwal skrining atau pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3,6, 9, 12, 15, 18,
21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining
tersebut, minta ibu datang kembali padaumur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan
rutin.
Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta kembali untuk skrining KPSP pada umur 9
bulan.Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah
tumbuhkembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan
menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda.
2) TUJUAN
Tujuan pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk
mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
3) INDIKASI
Anak pada umur 3,6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan.
4) PERSIAPAN ALAT
Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang
kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72
bulan.
Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan,
kubus berukran 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, dan potongan biskuit
kecil ukuran 0,5-1 cm.
5) PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
a. Mengecek status kesehatan pasien/riwayat catatan pengobatan pasien
b. KOntrak waktu dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
a. Memberi salam dan menyapa nama pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan tindakan
6) INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Menanyakan nama dan tanggal lahir anak
( Pada waktu skrining atau pemeriksaan anak harus dibawa )
2. Menghitung usia perkembangan anak
( Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan, dan tahun anak
lahir, Bila umur anak lebih dari 16 hari maka dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur
bayi 3 bulan 15 hari, maka dibulatkan menjadi 3 bulan ).
3. Memilih format KPSP sesuai dengan usia perkembangan anak
4. Menuliskan nama pemeriksa, nama pasien, tanggal lahir & tanggal Pemeriksaan
5. Menanyakan ke orang tua tugas perkembangan yang telah dikuasai anak
dimulai dari tugas yang mudah baru tugas yang sulit.
( KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu: Pertanyaan yang dijawab oleh
ibu atau pengasuh anak, contoh: “dapatkah bayi makan kue sendiri ?”. Perintah
kepada ibu atau pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang
tertulis pada KPSP. Contoh: “Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi
pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”. Jelaskan
kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu
pastikan ibu atau pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya ).
6. Menanyakan ke orang tua tugas perkembangan yang telah dikuasai anak
(personal sosial, motorik kasar, motorik halus, bahasa),
perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara danbahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian).
4. Penampilan selama tindakan :
a) Ketenangan selama melakukan tindakan
b) Melakukan komunikasi terapeutik selama tindakan
c) Ketelitian selama tindakan
d) Menjaga Keamanan selama tindakan
INSTRUKSIONAL KERJA
DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ( DDST/ DENVER DEVELOPMENT SKRINING
TEST )
IK.DDST UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYAH
KUDUS
Revisi :
Tanggal :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
1. DEFINISI
DDST adalaah salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak.
DDST bukan test diagnostic atau test IQ.
2. TUJUAN
a. Untuk mengetahui dan mengikuti proses dan tahap perkembangan anak.
b. Untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan
c. Untuk menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini mungkin.
d. Untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk berusaha e.
Menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan
3. INDIKASI
Anak usia
4. PERSIAPAN ALAT
a. Gulungan benang wol merah (diameter 10 cm)
b. Kismis/manik-manik
c. 10 buah kubus warna merah, kuning, hijau, biru 2,5 cm x 2,5 cm
d. Kerincing dengan gagang yang kecil
e. Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5 cm
f. Bel/lonceng kecil
g. Bola tennis
h. Pensil merah
i. Boneka kecil dengan botol susu
j. Cangkir plastic dengan gagang / pegangan
k. Kertas kosong
l. Lembar Denver
5. PERSIAPAN PASIEN
a) Pra orientasi
1. Melihat identitas pasien / riwayat pasien
2. Melakukan kontrak dengan keluarga pasien
b) Fase Orientasi
a. Memberi salam& menyapa nama pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan tindakan
d. Menjelaskan langkah prosedur
e. Menempatkan alat kedekat pasien
f. Mencuci tangan
6. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Menuliskan Nama pemeriksa, Nama pasien, tangga lahir & tanggal Pemeriksaan
2. Menghitung usia perkembangan anak
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 33
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 3 dari 7
MUHAMMADIYAH
tersebut.
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 35
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 5 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Deteksi Dini Tumbuh No. Dokumen:
Kembang ( DDST/ Denver
Development Skrining Berlaku:
Test )
Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R) pada
tugasperkembangan dimana garis umur terletak antara persentil 25 dan 75,
makadikategorokan sebagai normal.
3) Caution / peringatanl : Bila seorang anak gagal (F) atau menolak ® tugas
perkembangan, dimana garis umur terletak pada atau anatara persentil 75
dan 90.
4) Delay / keterlambatan : Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R)
melakukan uji coba yangterletak lengkap disebelah kiri garis umur.
INSTRUKSIONAL KERJA
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
IK.PA UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS
Revisi :
Tanggal :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
Revisi Tanggal
Berlaku :
1. DEFINISI
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan
metros artinya ukuran. Antropometri artinya ukuran dari tubuh.
Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui
ukuran-ukuran fisik seorang dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan
dan pita pengukur (meteran).
2. TUJUAN
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan bayi / Balita.
Berlaku:
3. PERSIAPAN ALAT
a. Alat pencatat
b. Timbangan berat badan ( timbangan bayi untuk anak sampai 2 tahun, timbangan injak
untuk anak > 2 tahun)
c. Alat pengukur panjang/tinggi badan, Mitlen, LILA
4. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Melihat identitas pasien / riwayat pengobatan pasien
2) Melakukan kontrak dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan menyapa nama pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah prosedur pelaksanaan
5. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
6. Mencuci tangan
5. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1. Melepaskan pakaian anak
2. Menimbang BB anak
(Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa
tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam
keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara
konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang
mengikuti pertambahan umur. Mengingat karakteristik berat badan yang labil,
maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini).
a. Menimbang BB dengan timbangan bayi :
Berlaku:
1) Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah goyang
2) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan angka 0
3) Lepaskan baju bayi, tanpa topi, kaus kaki atau sarung tangan
4) Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan
5) Lihat jarum timbangan sampai berhenti
6) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan. Bila bayi terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
b. Menimbang BB dengan timbangan injak :
1) Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah
bergerak
2) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjukkan angka 0
3) Anjurkan anak memakai baju yang tipis, tidak memakai alas kaki,
jaket, topi, jam tangan, kalung dan tidak memegang sesuatu
4) Berdirikan anak di atas timbangan tanpa dipegangi
5) Lihat jarum timbangan sampai berhenti
6) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan. Bila anak terus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca
angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.
3. Mengukur panjang/tinggi badan anak dengan posisi lutut tidak menekuk. a.
Pengukuran Pb/Tb Dengan Cara Berbaring (sebaiknya oleh 2 orang petugas) :
1. Letakkan bayi berbaring terlentang pada alas yang datar
2. Tempelkan kepala bayi pada pembatas angka 0
3. ( petugas 1)Pegang kepala bayi agar tetap menempel pada pembatas
angka 0 (pembatas kepala)
4. Petugas 2 : tekan lutut bayi dengan tangan kiri dan dengan
menggunakan tangan kapan tekan batas kaki ke telapak kaki bayi
Berlaku:
Berlaku:
b. Fase Terminasi
1. Rapikan pasien dan alat
2. Melakukan evaluasi tindakan
3. Berpamitan
4. Cuci tangan
6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tindakan pengukuran antropometri
adalah :
a. Ketenangan selama tindakan dan Melakukan komunikasi therapeutic
b. Ketelitian selama tindakan dan Keamanaan klien selama tindakan
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 43
INSTRUKSIONAL KERJA
TERAPI BERMAIN
IK.TB UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS
Revisi :
Tanggal :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
Revisi Tanggal
Berlaku:
1. DEFINISI
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu
intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum
dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam
perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan
asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya ( Nursalam, 2005).
2. TUJUAN
a. Perkembanga sensoris-motori, intelektual, social, kreativitas, kesadaran diri
b. Perkembangan moral, dan bermain sebagai terapi.
Berlaku:
3. PERSIAPAN ALAT
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk
a. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. Contoh alat
bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll.
Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
b. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV,
dll.
c. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna,
dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil
warna, radio, dll.
d. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan
anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat
dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll
4. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1) Melihat identitas pasien/ riwayat pasien
2) Kontrak dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
6. Mencuci tangan
Berlaku:
5. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja sesuai dengan terapi bermain yang dipilih.
1) Pembukaan
2) Pelaksanaan
3) Evaluasi
b. Fase Terminasi
1. Memberikan motivasi dan pujian kepada seluruh anak yang telah mengikuti
program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup.
6) HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
a. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam terapi bermain :
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jaangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
b. Karakteristik Permainan Sesuai Dengan Tumbuh Kembangnya :
1. Usia 0 – 12 bulan, Tujuannya adalah :
1) Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
2) Melatih kerjasama mata dan tangan.
3) Melatih kerjasama mata dan telinga.
4) Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
5) Melatih mengenal sumber asal suara.
6) Melatih kepekaan perabaan.
7) Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Berlaku:
Berlaku:
Berlaku:
2) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
5. Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan : Alat olah raga, Alat masak, Alat menghitung
, Sepeda roda tiga, Benda berbagai macam ukuran, Boneka tangan, Mobil,
Kapal terbang, Kapal laut dsb
6. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
1) Pada anak laki-laki : mekanik.
2) Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)
Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni,
mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.
8. Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.
SETTING TEMPAT
: Fasilitator
: Observer
: Leader
MEJA
Keterangan:
: Peserta
2. 20 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan
terapi bermain mewarnai kepada anak Memperhatikan
2. Memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya jika belum jelas Bertanya
3. Membagikan kertas bergambar Antusias saat
dan crayon menerima
4. Fasilitator mendampingi anak peralatan
dan memberikan motivasi kepada Memulai untuk
anak 5. Menanyakan kepada anak mewarnai
apakah telah selesai mewarnai gambar
gambar Menjawab
6. Memberitahu anak bahwa waktu pertanyaan
yang diberikan telah selesai Mendengarkan
7. Memberikan pujian terhadap
anak yang mampu mewarnai Memperhatikan
gambar
sampai selesai
KRITERIA EVALUASI
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 6 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang hematologi BONA lantai 2.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya
PENGORGANISASIAN
1. Pembimbing Pendidikan :
2. Pembimbing Ruangan :
3. Leader :
4. Co Leader :
5. Fasilitator :
6. Observer :
7. Anak : anak berusia 1-3 tahun dirawat di ruang Anggrek
TUGAS MASING-MASING
1. Leader : Memimpin jalannya program terapi
2. Fasilitator : Mendampingi dan mengarahkan saat anak terapi 3. Observer :
Mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan 4. Anak : Mengikuti jalannya
terapi bermain
PERKIRAAN HAMBATAN :
1. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan)
2. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program
terapi.
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMBERIAN NUTRISI/ CAIRAN ORAL ; MODISCO
IK.PNO UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS
Revisi :
Tanggal :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
© UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Pemberian Nutrisi/ Cairan
Oral ; Modisco
Revisi Tanggal
1. DEFINISI
MODISCO singkatan dari Modified Dried Skimmed Milk Coconut Oil, suatu
makanan atau minuman bergizi tinggi yang ditemukan pada tahun 1973 oleh Maydan
Whitehead. MODISCO dicobakan pertama kali untuk anak-anak yang mengalami
gangguan gizi berat di Uganda (Afrika) dengan hasil memuaskan.
2. TUJUAN
Mengobati gangguan gizi berat atau Kekurangan Energi Protein (KEP) pada anak
(Ir. Annis Catur Adi).
3. INDIKASI
a. Anak sehat dan kurus (MODISCO sebagai makanan tambahan).
b. Penderita penyakit infeksi menahun.
c. Orang yang baru sembuh dari penyakit berat.
d. Mereka yang sulit makan karena adanya kelainan bawaan
4. KONTRAINDIKASI
MODISCO tidak boleh diberikan pada : Anak gemuk, Bayi dibawah usia 6 bulan,
Penderita penyakit ginjal, hati, dan jantung.
5. PERSIAPAN ALAT
Susu, Gula pasir, Minyak goring/margarine, Air masak, Timbangan bahan, Gelas,
Sendok
6. PERSIAPAN PASIEN
1) Pra orientasi
a. Cek riwayat / buku catatan pengobatan pasien
b. Kontrak dengan keluarga pasien
2) Fase Orientasi
a. Memberikan salam
b. Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga
c. Menjelaskan tujuan tindakan
d. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
e. Menempatkan alat ke dekat pasien
f. Mencuci tangan
7. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
MODISCO I :
Susu skim 20 gram (4 sendok makan) Gula pasir 10 gram ( 1 sendok makan )
Minyak goreng 9,2 cc, Air masak 200 cc
MODISCO II :
Susu skim 20 gram (4 sendok makan) Gula pasir 10 gram (1 sendok makan)
Margarine 11,2 gram (1 sendok makan) Air masak 200 cc
MODISCO III :
Susu segar 200 cc Gula pasir 14 gram Margarine 11 gram
PROSEDUR PEMBUATAN :
Cara membuat MODISCO :
Bahan : 10 gram susu skim 5 gram gula pasir 4,6 gram minyak kelapa atau 5,5
gram margarine. 100 cc air.
Cara membuat :
1) Mencampur susu bubuk, gula dan minyak/ margarin
2) Menyeduh bahan dengan air hangat/panas
3) Menambahkan air sambil terus di aduk sampai dengan 200 cc
4) Menyaring semua bahan yang sudah dicampur
5) Minumkan kepada anak hangat-hangat
Atau :
1) Susu bubuk dan gula dicampur, sementara minyak kelapa atau margarine
dipanaskan/dicairkan.
2) Tuangkan cairan minyak kedalam susu, sedikit demi sedikit sampai tercampur
rata. Kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit. Adonan ini di tim selama
15 menit.
3) Bila anda mempunyai mixer atau blender, semua bahan (susu, gula pasir,
minyak kelapa atau margarine cair dan sebagian air), diblender sampai
tercampur rata. Kemudian tambahkan sisa air, lalu di tim sekitar 15 menit.
b. Fase Terminasi
1) Rapikan alat
2) Evaluasi tindakan
3) Rencana tindak lanjut
4) Berpamitan
5) Dokumentasi
b. Pada Modisco II
1) Diberikan pada KEP tanpa Edema
2) Diberikan : 125kkal/kgBB/hari
c. Pada Modisco III
1) Diberikan setelah Modisco I dan II
2) Diberikan : 150kkal/kgBB/hari
3) Pemberian makanan sesuai umur, selera, daya cerna, di samping pemberian
Modisco.
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 58
INSTRUKSIONAL KERJA
Revisi :
Tanggal :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH, 2019 – All Right Reserved
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Prosedur Managemen
Laktasi
Revisi Tanggal
Berlaku:
1. DEFINISI
Manajemen laktasi adalah suatu tata laksana menyeluruh yang menyangkut laktasi
dan penggunaan ASI, yang menuju suatu keberhasilan menyusui untuk pemeliharaan
kesehatan ibu dan bayinya.Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI
diproduksi sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI.
2. TUJUAN
1) Memelihara kebersihan payudara
2) Memperbanyak dan memperlancar produksi ASI
3) Membantu cara menyusui yang benar
Berlaku:
3. INDIKASI
Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah
persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.
4. KONTRAINDIKASI
a. Sudah mendapat menstruasi setelah persalinan
b. Tidak menyusui secara ekslusif
c. Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
d. Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam
5. PERSIAPAN ALAT
Phantom payudara/ ASI, Phantom bayi, Baju ganti ibu, Kom berisi kassa, Baby
oil, Bantal, Bengkok
6. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1. Cek riwayat pasien/ Buku catatan pengobatan pasien
2. Kontrak dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1. Menyambut klien dan keluarga dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
5. Mendekatkan alat kedekat klien
6. Mencuci tangan
7. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) Tutup privacy
2) Atur posisi Klien duduk dengan santai dan nyaman
3) Membantu klien membuka pakaian untuk menyusui
4) Mengoleskan Asi sedikit pada putting susu dan areola sekitarnya
Berlaku:
Berlaku:
Berlaku:
c) Susu Matur
Yang dimaksud dengan air susu matur adalah susu yang keluar setelah hari
ke-10. Berwarna putih kental. Komposisi ASI yang keluar pada isapan
isapan pertama (foremilk) mengandung lemak dan karbohidratnya lebih
banyak dibandingkan hindmilk (ASI yang keluar pada isapan-isapan
terakhir), maka jangan terlalu cepat memindahkan bayi untuk menyusu
pada payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang diisapnya
belum habis.
2. Tujuan Pemberian ASI Eksklusif
a. Bayi
1) Membantu memulai kehidupannya dengan baik
2) mengandung antibodi sehingga terhindar dari alergi
3) memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara
ibu dan bayi
4) Asi meningkatkan kecerdasan bayi
5) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi
karena gerakan mengisap mulut bayi pada payudara sang ibu.
b. Ibu
1) Sebagai kontrasepsi
2) Meningkatkan aspek kesehatan ibu,
3) Dalam aspek psikologi yang akan memberikan dampak positif kepada
para ibu yang menyusui air susu ibu itu sendiri.
3. Teknik Menyusui
a. Teknik Menyusui Bayi Tunggal
Pengertian : teknik menyusui adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Segera setelah
lahir sebaiknya ibu segera menyusui bayinya karena refleks hisap bayi
paling kuat pada jam pertama dan hisapan bayi pada puting susu ibu akan
Berlaku:
Posisi menyusui
sambil berdiri yang benar Posisi menyusui
sambil duduk yang benar
Posisi menyusui
sambil rebahan yang benar Posisi menyusui
balita pada kondisi normal
Berlaku:
Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah dengan tiduran
c. Teknik Menyusui bayi kembar
d. Menyendawakan bayi :
Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung
ditepuk perlahan-lahan atauBayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan secara bergantian pada kedua bayi.
Berlaku:
Berlaku:
Berlaku:
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMBERIAN NUTRISI / CAIRAN PARENTERAL (PEMASANGAN INFUS
UMBILIKAL)
IK.PIU UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS
Revisi :
Tanggal :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
1. DEFINISI
Kateterisasi umbilikal dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Kateterisasi arteri umbilical (UAC)
Arteri umbilikalis merupakan cabang dari arteri iliaka interna dengan
diameter 2-3 mm. Pada bayi cukup bulan, masing-masing arteri mempunyai
panjang ± 7 cm
b. Kateterisasi vena umbilical (UVC)
Vena umbilikalis merupakan satu-satunya vena di umbilikius, relative
besar dengan diameter 4-5 mm, panjang 2-3 cm dan berdinding tipis. Dari
umbilicus, vena
5. PERSIAPAN ALAT
a. Handuk steril untuk mengeringkan tangan dan lengan bawah
b. Gaun operasi dan sarung tangan
c. Duk lubang di tengah (sebaiknya transparan, sehingga bias terlihat kalau ada
komplikasi, seperti pucat pada daerah panggul dan ekstrimitas)
d. Kateter umbilikal single lumen, radio opak, diameter kecil (Fr 3,5 untuk berat
badan <1200gr dan Fr 5 untuk berat badan >1200gr) untuk meminimalkan jumlah
darah yang harus dikeluarkan saat membersihkan kateter sebelum pengambilan
sampel. Ujung kateter harus lembut dan membulat, dan bahan yang tidak
trombogenik
e. Three way stop cock dengan luer lock
f. Spuit
g. Cairan NaCl 0,9% - heparin 1 Ui/cc (0,5 N saline)
h. Kom untuk antiseptic (betadin)
i. Set pemasangan arteri umbilikal yang terdiri dari : 1 buah duk klem, 2 buah pinset
anatomis dengan ujung runcing (pinset iris), 1 buah gunting benang, 2 buah klem
arteri bengkok, 1 buah needle holder dan 1 buah scalpel no 11 dengan gagang. j. Tali
katun dan Benang silk no 2/0 at 3/0 dengan jarum round body
k. Plester
l. Kasa
6. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
a) Mengecek status riwayat kesehatan pasien
b) Melakukan kontrak dengan keluarga
b. Fase Orientasi
a) Memberikan salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dan prosedur kerja
d) Mempersiapkan alat
7. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
Kateterisasi Arteri Umbilikal (UAC)
1. Pilih posisi pemasangan
a) Letak rendah (low position) setinggi lumbal 3-4. Ujung kateter di bawah
arteri renalis dan a. mesentrika, sehingga ujung kateter terletak di bifurkatio
aorta atau di bagian atas lumbal 4.
b) Letak tinggi (high position) setinggi torakal 6-9. Ujung kateter di tempatkan
di atas aksis celiac. Letak tinggi lebih di sukai karena tidak akan
menyebabkan oklusi a. renalis dan mesentrika, di samping itu insiden pucat
(blanching) dan sianosis pada ekstrimitas bawah lebih rendah, tetapi pada
posisi ini hipertensi renovaskuler lebih sering di temukan.
2. Ukur panjang kateter yang akan di masukan. Terdapat beberapa cara pengukuran
panjang kateter arteri umbilikal, antara lain:
a) Mengukur jarak antara bahu bayi ke umbilicus, dan ditambahkan dengan
panjang sisa umbilikal.
b) Untuk UAC letak tinggi, panjang kateter bisa di ukur dengan menggunakan
rumus : (berat badan x 3) + 9cm.
c) Untuk UAC letak rendah, perkiraan panjang kateter di dasarkan pada berat
badan bayi:
(a) 1000 gram : 7 cm
(b) 1500 gram : 8 cm
(c) 2000 gram : 9 cm
(d) 2500 gram : 10 cm
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 72
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 5 dari 8
MUHAMMADIYAH
a) Lakukan persiapan:
(1) Persiapan penolong
Cuci tangan steril kemudian pasang sarung tangan steril.
(2) Persiapan alat
Susun semua alat yang di perlukan di atas meja steril. Siapka cairan
NaCl-heparin dalam spuit 10 cc. pasang three way stopcock ke kateter
umbilikal,sambungkan dengan spuit dan isi dengan NaCl-heparin,
kemudian putar stopcock ke posisi off kea rah kateter. Hati-hati jangan
sampai ada udara.
(3) Persiapan pasien
Ikat kedua kaki bayi dengan popok kemudian plester ke tempat tidur atau
tahan dengan menggunakan bantal pasir. Tutup alat kelamin bayi dengan
kain untuk menghindari kencing bayi mengotori lapangan tindakan.
Pegang umbilikal dengan kasa betadin atau klem (ingat umbilikal belum
steril) dan tarik lembut secara vertical. Lakukan desinfeksi dengan cairan
antiseptic (povidin dll.) sebanyak 3 kali mulai dari bagian tengah dan
teruskan dengan gerakan melingkar ke bagian luar (minimal radius 5 cm
dari umbilikal) setelah itu bersihkan umbilikal, dan pasang duk lobang di
atas umbilikal.
b) Pasang tali katun di sekeliling umbilikal dan ikat secukupnya sehingga
perdarahan dapat di cegah, tetapi kateter umbilikal masih bias masuk.
c) Potong umbilikal secara horizontal dengan scalpel ± 1,5 cm dari kulit d)
Stabilisasi umbilikal dengan hemostat, dan identifikasi pembuluh darah. Vena
berukuran lebih besar, oval dengan dinding tipis. Sedangkan ke dua arteri terlihat
lebih kecil, membulat/lonjong dan berdinding tebal. Arteri biasanya konstriksi
sehingga lumennya terlihat sangat kecil (pinpoint).
e) Pegang pangkal umbilikal, masukkan salah satu ujung runcing pinset iris ke
dalam lumen arteri ± 0,5 cm, sampai lumen membuka dan kemudian lebarkan
dengan pelan-pelan dengan kedua ujung pinset. Pegang kateter arteri dengan
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 73
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 6 dari 8
MUHAMMADIYAH
pinset dan masukkan kedalam arteri dengan lembut. Biasanaya akan terdapat
tahanan di didinding anterior abdomen, tahanan ini bias dihilangkan dengan
mendorong kateter dengan lembut. Tekanan kuat atau mengelur masukkan
kateter akan membuat arteri semakin spasme. Jika tahanan belum bias diatasi,
tunggu selama 2-3 menit sampai vasospasme membaik atau bias di coba di
arteri sebelahnya.
f) Setelah kateter berada di tempat sesuai ukuran, darah akan mengalir dengan
mudah, kadang bias naik sendiri dan terlihat adanya pulsasi. Lakukan foto
Rontgen untuk konfirmasi posisi (AP-lateral). Harus diingat bahwa setelah
lapangan steril di tutup, kateter hanya bias ditarik, tidak boleh didorong ke
dalam arteri. Jangan lupa ambil sampel darah untuk pemeriksaan
laboratorium sebelum disambungkan denga cairan.
g) Perhatikan adanya warna pucat, mottling atau kebiruan di kaki. Hal ini bias
disebabkan oleh vasospasme, jika tidak membaik dalam waktu beberapa
menit, kateter harus ditarik keluar pelan-pelan.
h) Setelah posisi tepat, jahit ikatan (purse-string suture) kateter ke jelly Wharton
dengan benang silk 3/0, hati-hati jangan sampai menembus kateter.
Simpulkan benang di kateter dan tarik sisanya ke atas. Pasang plester
mengikat benang dan kateter seperti bendera, kemudian jahit lagi di bagian
atas plester. Ini akan memberikan fiksasi yang cukup sehingga kateter tidak
akan berubah posisi. Selanjutnya hubungkan dengan three way ke NaCl
heparin 1Ui/ml 0,5-1 cc/jam. Jangan memasang klem atau melakukan jahitan
di kulit perut bayi.
i) Bersihkan lagi umbilikal, tidak perlu ditutup sehingga terlihat bila ada
komplikasi. Kateter harus di cabut bila ada tanda-tanda infeksi di umbilikal
seperti kemerahan, bau atau bernanah.
j) Jika tidak di perlukan lagi, kateter umbilikal bisa dilepas. Bersihkan umbilikal
dengan alcohol, matikan pompa infuse dan klem kateter. Tarik kateter pelan pelan
sampai 3-4 cm dari kulit dan tempelkan ke kulit perut dengan plester.
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 74
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 7 dari 8
MUHAMMADIYAH
Tunggu sampai pulsasi arteri berhenti (biasanya 10-20 menit), cabut kateter
dengan lembut dan lakukan penekanan selama 5-10 menit sampai perdarahan
berhenti. Jangan telungkupkan bayi, minimal 4 jam observasi adanya
perdarahan.
2) Kateterisasi Vena Umbilikal (UVC)
a) Teknik Pemasangan
Ukur panjang kateter yang akan di masukkan, terdapat beberapa cara yaitu: (1)
Mengukur jarak antara umbilicus ke prosesus xyphoideus, ditambah dengan
panjang sisa umbilikal.Mengukur dengan rumus :
(1,5 x BB) + 5,5cm atau 1/2 {(BB x 3) + 9 cm} +1
(2) Lakukan persiapan (sama dengan persiapan pemasangan UAC).
(3) Ikat umbilikal dan potong datar dengan scalpel.
(4) Identifikasi vena umbilical. Buang semua bekuan darah yang terdapat
dalam vena dengan pinset iris. Pasang kateter dengan pinset iris dan
masukkan dengan lembut sampai ukuran yang telah ditentukan. Jika
terdapat tahanan pada saat memasukkan kateter, jangan di paksa, tarik ±
4-5 cm, kemudian masukkan kembalisambil diputar pelan searah jarum
jam. Kalau masi ada tahanan. Kalau masi ada tahanan, bias dicoba
memasukkan kateter lain di bawa kateter pertama dan masukan dengan
lembut, biasanya kateter kedua akan langsung memasuki duktus venosus.
Prosedur selanjutnya sama dengan UAC
Buku Panduan Laboratorium Keperawatan Anak| 75
UNIVERSITAS Instruksional Kerja Halaman 8 dari 8
MUHAMMADIYAH
b. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan
2) Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3) Berpamitan dengan klien
4) Membereskan alat-alat
5) Mencuci tangan
6) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
INSTRUKSIONAL KERJA
TEKNIK IMUNISASI
IK.TI UNIVERSITAS LAB KODE NO. URUT
MUHAMMADIYA
H KUDUS
Revisi :
Tanggal :
Dikendalikan oleh :
Disetujui oleh :
Revisi Tanggal
1. DEFINISI
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen
lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit
tertentu. (Proverawati, 2010). Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada
bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. (Alimul, 2009)
2. TUJUAN
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat
mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang
sering berjangkit. (Proverawati, 2010)
Berlaku:
Berlaku:
b. IMUNISASI HEPATITIS B
1) Vaksin Hepatitis B dalam vial
2) Spuit 1 cc atau spuit khusus 0,5 cc dengan jarum no 22-25
3) Jarum ganti no. 22-25 jika perlu
4) Mangkuk berisi kapas alcohol
5) Bengkok atau safety box
6) Bak spuit
7) Sarung tangan bersih
8) Masker
c. IMUNISASI DPT
1) Vaksin DPT dalam vial
2) Spuit 1 cc, dengan jarum no 22-25
3) Jarum ganti no. 22-25 jika perlu
4) Mangkuk berisi kapas alcohol
5) Bengkok atau safety box
6) Bak spuit
7) Sarung tangan bersih
8) Masker
d. IMUNISASI POLIO
1) Vaksin polio oral dalam vial
2) Dropper atau penetes
3) Masker
4) Handscoon
e. IMUNISASI CAMPAK
1) Vaksin campak dalam vial
2) Spuit 1 cc atau spuit khusu 0,5 cc dengan jarum no. 22- 25
3) Mangkuk berisi kapas alcohol
4) Bengkok atau safety box
Berlaku:
5) Bak spuit
6) Sarung tanan bersih
7) Masker
6. PERSIAPAN PASIEN
a. Pra orientasi
1. Mengecek buku riwayat/catatan pengobatan pasien
2. Melakukan kontrak dengan keluarga pasien
b. Fase Orientasi
1. Memberikan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur kerja
4. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
5. Mempersiapkan alat
7. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Fase Kerja
1) IMUNISASI BCG
a) Cuci tangan
b) Aspirasi vaksin BCG sebanyak 0,05 cc
c) Ganti jarum jika vaksin BCG di ambil dari dalam vial
d) Bantu klien memperoleh posisi yang nyaman dengan akses lokasi
penyuntikan vaksin (lengan atas lateral) yang mudah
e) Buka pakaian klien pada area yang akan disuntik
f) Gunakan sarung tangan
g) Lakukan desinfeksi menggunakan kapas alcohol
h) Renggangkan kulit lokasi penyuntikan dengan ibu jari tangan non dominan
i) Lakukan penyuntikan dengan sudut 150pada lengan atas lateral
j) Dorong plunger secara perlahan sehingga vaksin masuk dalam jaringan