Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENYULUHAN

KESEHATAN

Pokok bahasan / topik : TBC

Sub pokok bahasan : Penyakit TBC

Sasaran : Pengunjung di Puskesmas Gesi, Sragen

Hari / Tanggal : Kamis, 22 Januari 2021

Waktu / Tempat : 10:00-10.20 WIB di Puskesmas Gesi, Sragen

Penyuluh / Penyaji : Erma Vitasari

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KUDUS

JL. GANESHA 1 PURWOSARI KUDUS


HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penyuluhan : TBC

Tanggal Pelaksanaan : 23 Januari 2021

Tempat Pelaksanaan : Puskesmas Gesi, Sragen

Pelaksana

A. Nama Lengkap : Erma Vitasari


B. NIM : 122020030238

Kudus, 23 Januari 2021

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pelaksana


Penyuluhan

…………………….. ……………………..
( NIP : ………....…….) ( NIM…....………….)

Mengetahui Pembimbing Akademik

………………………………………..
(NIDN : ………………………… )1
DAFTAR ISI

Halaman judul……………………………………………………………………......

Halaman Pengesahan……………………………………………………………….

Kata Pengantar……………………………………………………………………….

Daftar Isi……………………………………………………………………………….

I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………

II. ANALISA SITUASI………………………………………………………………

III. PERMASALAHAN MITRA…………………………………………………......

IV. SOLUSI YANG DITAWARKAN……………………………………………......

A. Tujuan pembinaan……………………………………………………………

B. Aspek yang ditangani………………………………………………………..

C. Tempat pelaksanaan…………………………………………………………

D. Waktu pelaksanaan…………………………………………………………..

E. Sasaran…………………………………………………………………………

V. TARGET LUARAN………………………………………………………………..

VI. PENUTUP………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah


melimpahkan rahmat-Nya, sehingga dapat terselesaikan pelaksanaan pengabdian
masyarakat di Puskesmas Gesi Kabupaten Sragen dalam bentuk penyuluhan
kesehatan tentang TBC.
Pengabdian ini dilaksanakan berkaitan dengan upaya
peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya bagi para warga, sehingga
warga mengetahui tentang TBC.
Pengabdian pada masyarakat ini dapat terlaksana berkat kerjasama
dari semua pihak yang terkait, untuk itu kami sampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Ketua Universitas Muhammadiyah Kudus
2. Kepala Puskesmas Gesi, Sragen
3. Semua Staf di Puskesmas Gesi.
4. Pengunjung di Puskesmas Gesi (Pasien dan pengantar pasien) di
Puskesmas Gesi dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini sehingga
dapat berjalan dengan baik.
Kami sadar bahwa dalam pelaksanaan kegiatan ini masih
terdapat kekurangan baik dari segi aspek substansi maupun cara
penyampaian. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mohon maaf, kritik dan
saran yang membangun untuk meningkatkan mutu pengabdian kami di
masa mendatang.

Kudus, 18 Januari 2021


Pelaksana

Erma Vitasari
NIM.122020030238
I. PENDAHULUAN
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Tuberkulosis. Sebagian kuman Tuberkulosis menyerang paru dan
dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Oleh karna itu perlu diupayakan Program
Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit Paru. Sejak tahun 1995, Program
pemberantasan penyakit Tuberkulosis paru telah dilaksanakan dengan strategi DOTS
(Directhy Observed Treatment Short Course) yang direkomendasikan oleh WHO.
Penanggulangan TB dengan strategi DOTS dapat memberikan angka kesembuhan
yang tinggi, menurut BANK Dunia strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang
paling Cost Efektif. Terdapat 48 negara yang masuk dalam daftar tersebut. Indonesia
bersama 13 negara lain, masuk dalam daftar HBC untuk ketigaindikator tersebut,
artinya Indonesia memiliki permasalahan besar dalam menghadapi penyakit TBC
(Infodatin, 2018).
Berdasarkan data Riskesdas 2007 dan 2013, prevalensi penduduk Indonesia
yang didiagnosis TBC oleh tenaga kesehatan sama yaitu 0,4%,2 prevalensi TBC
mengalami peningkatan pada Riskesdas 2018 yaitu 0,42% atau sebesar 1.017.290
kasus.
Pada tahun 2017, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Gesi 19.914
jiwa, dari jumlah tersebut diperkirakan suspek sebanyak 228 orang dan TB
Terkonfirmasi bakteriologis ataupun klinis sebanyak 44 orang. Target pencapaian
program TB paru di Puskesmas Gesi 86%. Penemuan pasien TBC dari Bulan Januari
sampai dengan Desember Tahun 2020 sebanyak 8 orang, maka dari itu upaya
penemuan penyakit TBC masih sangat di perlukan salah satunya dengan
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit TBC melalui penyuluhan.

II. ANALISA SITUASI


Pengunjung di Puskesmas Gesi adalah sekelompok para warga baik itu pasien
ataupun keluarga pengantar pasien yang belum paham mengenai TBC, sehingga
perlu dilakukan pendidikan kesehatan tentang TBC.

III. PERMASALAHAN MITRA


Kurangnya pengetahuan tentang TBC.

IV. SOLUSI YANG DITAWARKAN

A. TUJUAN PEMBINAAN
Untuk meningkatkan pengetahuan pengunjung di Puskesmas Gesi.

B. ASPEK YANG DITANGANI


Komponen kognitif pengunjung Puskesmas Gesi tentang TBC sebagai dasar
perubahan komponen afektif dan psikomotoriknya.

C. TEMPAT PELAKSANAAN
Puskesmas Gesi, Sragen.

D. WAKTU PELAKSANAAN
Kamis, 23 Januari 2021

E. SASARAN
Pengunjung di Puskesmas Gesi, Sragen.

V. TARGET LUARAN
Pengetahuan pengunjung Puskesmas Gesi tentang TBC meningkat (85%) dapat
menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.

VI. PENUTUP
Dengan terselenggaranya kegiatan penyuluhan kesehatan tentang Penyakit TBC
diharapkan pengetahuan warga semakin meningkat dan paham mengenai TBC.
SATUAN ACARA PENYULUHAN TBC PADA PENGUNJUNG DI PUSKESMAS GESI

Pokok Pembahasan : TBC

Sub Pokok Pembahasan : Pengertian TBC, tanda gejala TBC, Cara Penularan TBC,
Pengobatan TBC, Pencegahan TBC

Sasaran : Pengunjung Puskesmas Gesi, Sragen

Jam : 10.00 -10.20 WIB

Tanggal/Hari : Kamis, 23 Januari 2021

Tempat : Puskesmas Gesi, Sragen

Nama Penyuluh : Erma Vitasari

A. Latar Belakang
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Tuberkulosis. Sebagian kuman Tuberkulosis menyerang paru dan
dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Oleh karna itu perlu diupayakan
Program Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit Paru. Sejak tahun 1995,
Program pemberantasan penyakit Tuberkulosis paru telah dilaksanakan dengan
strategi DOTS (Directhy Observed Treatment Short Course) yang direkomendasikan
oleh WHO. Penanggulangan TB dengan strategi DOTS dapat memberikan angka
kesembuhan yang tinggi, menurut BANK Dunia strategi DOTS merupakan strategi
kesehatan yang paling Cost Efektif. Terdapat 48 negara yang masuk dalam daftar
tersebut. Indonesia bersama 13 negara lain, masuk dalam daftar HBC untuk
ketigaindikator tersebut, artinya Indonesia memiliki permasalahan besar dalam
menghadapi penyakit TBC (Infodatin, 2018).
Berdasarkan data Riskesdas 2007 dan 2013, prevalensi penduduk Indonesia
yang didiagnosis TBC oleh tenaga kesehatan sama yaitu 0,4%,2 prevalensi TBC
mengalami peningkatan pada Riskesdas 2018 yaitu 0,42% atau sebesar 1.017.290
kasus.
Pada tahun 2017, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Gesi 19.914
jiwa, dari jumlah tersebut diperkirakan suspek sebanyak 228 orang dan TB
Terkonfirmasi bakteriologis ataupun klinis sebanyak 44 orang. Target pencapaian
program TB paru di Puskesmas Gesi 86%. Penemuan pasien TBC dari Bulan
Januari sampai dengan Desember Tahun 2020 sebanyak 8 orang, maka dari itu
upaya penemuan penyakit TBC masih sangat di perlukan salah satunya dengan
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit TBC melalui penyuluhan.
Pengkajian secara wawancara pada hari kamis tanggal 23 Januari 2021,
sebagian pengunjung Puskesmas Gesi belum paham tentang TBC, maka disini
penyuluh memberikan penyuluhan tentang TBC.

B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan pengunjung
Puskesmas Gesi mampu memahami tentang TBC.

C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pengunjung Puskesmas Gesi dapat:
1. Menjelaskan pengertian TBC.
2. Menyebutkan penyebab TBC.
3. Menyebutkan cara penularan TBC.
4. Menjelaskan pengobatan TBC
5. Menjelaskan Pencegahan TBC

D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. Materi Penyuluhan (terlampir)


1. Pengertian TBC.
2. Tanda Gejala TBC.
3. Cara Penularan TBC.
4. Pencegahan TBC.
5. Pengobatan TBC

F. Media
Leaflet

G. Organisasi
1. Penyaji : Erma Vitasari
2. Audiens : Pengunjung Puskesmas Gesi

H. Setting Tempat
1

2 2 2

Keterangan:
1. Penyaji
2. Audiens

I. Susunan Acara
No Tahap Waktu Kegiatan Sasaran Media
Kegiatan Penyuluhan
1. Pembukaan 2 menit a. Mengucapkan Menjawab Kata-kata/
salam salam Kalimat
b. Memperkenalkan Mendengarkan
diri dan menyimak
c. Menyampaikan Bertanya
tentang tujuan mengenai
pokok materi perkenalan
d. Menyampaikan dan tujuan jika
pokok bahasan ada yang
e. Kontrak waktu kurang jelas
f. Persepsi
2. Pelaksanaan 13 Penyampaian Materi: Mendengarkan Leaflet
menit a. Menjelaskan dan menyimak
tentang Bertanya
pengertian TBC mengenai hal-
b. Menjelaskan hal yang belum
tanda dan gejala jelas dan
TBC dimengerti
c. Menjelaskan
tentang cara
penularan TBC
d. Menjelaskan
Pengobatan TBC
e. Menjelaskan
Pencegahan
tertularnya TBC.
3. Penutup 5 menit a. Melakukan Sasaran dapat Kata-kata/
evaluasi menjawab Kalimat
b. Menyampaikan tentang
kesimpulan materi pertanyaan
c. Mengakhiri yang diajukan
pertemuan dan Mendengar
salam Menjawab
salam

J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap 3 hari sebelum penyuluhan.
b. Media Leaflet dan Lembar pertanyaan dan tempat sudah siap
c. Pengorganisasian sudah tersusun.
d. Penyaji sudah menyiapkan study case.
e. Peserta siap mengikuti penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan kesehatan mengenai Penyakit TBC berlangsung lancar dan klien
mengerti tentang materi penyuluhan yang diberikan.
b. Selama penyuluhan dilaksanakan diharapkan terjadi interaksi yang positif
antara penyuluh dengan klien, ditandai dengan keaktifan klien dalam bertanya
dan kemauan klien untuk mendengarkan dengan baik.
3. Evaluasi Hasil
Jangka Pendek
Peserta penyuluhan mengerti setidaknya 85% dari semua materi yang telah
disampaikan dengan kriteria:
a. Menjelaskan pengertian TBC.
b. Menyebutkan penyebab TBC.
c. Menyebutkan cara penularan TBC.
d. Menjelaskan pengobatan TBC
e. Menjelaskan Pencegahan TBC
Lampiran

MATERI PENYULUHAN TBC

A. Pengertian TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
TBC atau dikenal juga dengan Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh
basil tahan asam disingkat BTA, nama lengkapnya Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini pada umumnya menyerang paru-paru, namun terkadang juga dapat
menyerang organ lain seperti ginjal, tulang, limpa, dan otak.
Tuberculosis berasal dari bahasa Latin “Tuberkel” yang artinya tonjolan kecil dan
keras yang terbentuk sewaktu sistem kekebalan tubuh membangun dinding pengaman
untuk membungkus bakteri Mycobacterium tuberculosis di dalam paru-paru.

B. Penularan TBC
Tuberculosis ditularkan melalui droplet (percikan dahak) atau titik-titik air dari bersin
atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, Bakteri TBC terhisap melalui
saluran pernapasan masuk ke dalam paru, kemudian bakteri masuk lagi ke saluran limfe
paru dan dari ini bakteri TBC menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Melalui
aliran darah inilah bakteri TBC menyebar ke berbagai organ tubuh. Anak-anak sering
mendapatkan penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di
fasilitas umum seperti kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah.

C. Penyebab TBC
Seperti yang telah dijelaskan di atas, Tuberculosis disebabkan oleh Basil Tahan
Asam, Mycobacterium tuberculosis. Di dalam jaringan tubuh, bakteri Mycobacterium
tuberculosis berada dalam keadaan dormant, yaitu tidak aktif atau tertidur dalam waktu
beberapa tahun. Mycobacterium tuberculosis akan mati dengan cepat jika terkena sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam bila berada di
tempat yang gelap dan lembab.

D. Tanda dan gejala TBC


Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas
terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara
klinik.
1. Gejala sistemik/umum
a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul.
b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). Darah
yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau
bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat
banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat
ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang
pecah.
d. Sesak Napas: Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas
atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax,
anemia dan lain-lain.
e. Nyeri Dada: Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan.
Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
f. Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
2. Gejala khusus
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafas melemah yang disertai sesak.
b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di
atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
d. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi
kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50%
anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji
tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan
penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi
berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
E. Pengobatan TBC
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga
mencegah kematian, mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta
memutuskan mata rantai penularan.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan
fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah
Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan
adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivat
Rifampisin/INH.
Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu
berdasarkan lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan
bakteriologik, hapusan dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu
pemahaman tentang strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly
Observed Treatment Short Course (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang
terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam
penanggulangan TB.
2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang
pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat
dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan
langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan
pertama dimana penderita harus minum obat setiap hari.
4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.
5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.

F. Pencegahan TBC
Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Host dan Lingkungan
dari TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif,
walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan
standar kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.
Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; (1) Imunisasi
Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah
dengan angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan
nilai proteksi yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan dan lingkungan,
(2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak dijalankan
dan tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak, (3)
Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan
pengobatan diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan mental.
2. Pencegahan Sekunder
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus
TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan Lingkungan.
Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern
kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga.
Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC
sebagai pusat, sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan
tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk
yang paling efektif.
Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC,
dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol
lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan cermat
mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa
kontaminasi lingkungan memegang peranan terhadap epidemi TBC. Melalui
usaha pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus baru harus
dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis.
3. Pencegahan Tersier
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai dengan
diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri
secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal
pasien, kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung situasi individu.
Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan penggunaan media pendidikan
untuk mengurangi cacat sosial dari TBC, serta penegasan perlunya rehabilitasi.
Pencegahan TBC bisa juga berupa :
a. Makan makanan yang baik dengan gizi yang seimbang.
b. Olahraga teratur.
c. Istirahat yang cukup.
d. Mengkonsumsi multivitamin yang membantu menjaga daya tahan tubuh.
e. Biasakan mencuci tangan.
f. Berhenti merokok, hindari minum minuman beralkohol, dan obat bius atau
penenang.
g. Mengatur sistem sirkulasi udara di rumah.
h. Membiarkan jendela terbuka agar sinar matahari dapat masuk.
i. Menggunakan masker saat kontak atau berada di dalam suatu ruangan
dengan penderita TBC.
j. Pemberian vaksin BCG ( Bacille Calmette-Guerin )

G. Nutrisi Bagi Penderita TBC


1. Makanlah berbagai macam buah segar dan sayuran setiap hari, tetapi tetap dalam
jumlah kalori yang direkomendasikan dokter.
Pilih sayuran yang berbeda dari berbagai jenis seperti sayuran hijau tua, sayuran
berwarna oranye, kacang, dll.
2. Susu atau produk susu harus dikonsumsi setidaknya 3 kali sehari.
Kalsium dalam susu sangat penting dalam membangun kesehatan tulang pasien
TBC.
3. Untuk produk daging, pilihlah daging tanpa lemak atau rendah lemak.
10 persen asupan kalori harian harus berasal dari lemak jenuh dan sekitar 200 mg
kolesterol.
4. Jagalah asupan total lemak dan minyak antara 25 – 30 persen kalori harian.
Sebagian besar lemak harus berasal dari lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh
tunggal yang ditemukan dalam makanan seperti ikan, kacang-kacangan dan
minyak sayur.
5. Makanlah berbagai macam makanan yang kaya protein seperti kacang-kacangan
dan biji-bijian. Makanlah makanan kecil sepanjang hari dengan rentang waktu yang
singkat. Pastikan agar tubuh mendapat cukup asupan cairan dan garam dalam
makanan.
6. Makanan untuk pasien TB harus sederhana, dipersiapkan dengan baik dan mudah
dicerna. Makanan yang lebih berat baru dapat diberikan kepada pasien setelah
kondisinya sangat membaik.
Selain makanan yang dianjurkan untuk para penderita penyakit TBC, ada juga
beberapa makanan yang harus dihindari bahkan merupakan pantangan bagi para
penderita penyakit tuberkulosis (TBC).
DAFTAR PUSTAKA
Laban, Yoannes Y. 2007. TBC: Penyakit & Cara Pencegahan. Yogyakarta: Kanisius
Misnadiarly. 2007. Mengenal, Mencegah, Menanggulangi TBC. Semarang: Yayasan
Obor Indonesia
Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: Sagung Seto
Widiyanto, Sentot. 2009. Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Yogyakarta: PT Pustaka
Insan Madani
LAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN PENYULUHAN TENTANG
PENYAKIT TBC DI PUSKESMAS GESI KABUPATEN SRAGEN

Hari / Tanggal : Sabtu, 23 Januari 2021


Waktu / Tempat : 10.00 – 10.20 WIB / Puskesmas Gesi, Sragen
Sasaran : Pengunjung Puskesmas Gesi
Tempat : Puskesmas Gesi, Sragen
Penyuluh / Penyaji : Erma Vitasari

A. TAHAP PERSIAPAN
Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan pendidikan kesehatan cara
melakukan penyuluhan tentang Penyakit TBC di Puskesmas Gesi, Sragen. Tanggal
19 januari 2021 membuat kontrak waktu dengan Puskesmas Gesi Sragen. Setelah
mendapatkan persetujuan dari Puskesmas Gesi Sragen yaitu pada tanggal 21
Januari 2021 akan memberikan penyuluhan kesehatan tentang Penyakit TBC,
kemudian pada tanggal 20 Januari 2019 mahasiswa menyiapkan pra planning
kegiatan, materi dan media yang akan digunakan.

B. PELAKSANA KEGIATAN
Kegiatan pendidikan kesehatan tentang Penyakit TBC di Puskesmas Gesi
Sragen pada tanggal 23 Januari 2021.
Kegiatan pendidikan kesehatan diikuti oleh pengunjung di Puskesmas Gesi
(Pasien dan Pengantar Pasien).yang diberikan adalah cara melakukan penyuluhan
tentang Penyakit TBC.

C. KEKUATAN
1. Persiapan yang cukup matang (pra planning, materi dan media), menjadikan
kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
2. Mahasiswa dapat menyampaikan materi dengan baik.
3. Koordinasi yang baik antara mahasiswa dengan masyarakat di Puskesmas Gesi
Sragen.
4. Pengunjung di Puskesmas Gesi kooperatif dengan kegiatan penyuluhan yang
dilakukan.

D. KELEMAHAN
1. Proses tanya jawab kurang memuaskan karena keterbatasan waktu.
2. Kurang leluasa dalam pelaksanaan kegiatan karena lalu lalang pengunjung
puskesmas.

E. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Kegiatan dilaksanakan jam 10.00 WIB
Acara penyuluhan dapat berjalan lancar meskipun proses tanya jawab kurang
memuaskan.
2. Evaluasi Proses
Setting tempat sesuai dengan pre planning
Mahasiswa berperan sesuai dengan tugasnya
3. Evaluasi Hasil
Kegiatan diikuti oleh Pengunjung di Puskesmas Gesi
Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir
85% Pengunjung di Puskesmas Gesi mampu menjelaskan tetntang TBC.
90% Pengunjung di Puskesmas Gesi mengatakan sanggup untuk mematuhi
protocol kesehatan.

F. KESIMPULAN
Secara umum kegiatan pendidikan kesehatan tentang Penaykit TBC sudah berjalan
lancar.
Peserta Kooperatif selama mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan.

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

Video terlampir

Anda mungkin juga menyukai