DISUSUN OLEH :
DEVI OKTAVIANA (17050534017)
S1 PTB 2017
1
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Sekolah merupakan sebuah lembaga yang harus mampu melakukan proses edukasi
(proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses
interaksi (proses bermasyarakat terutama bagi siswa / anak didik), dan wadah transformasi
(proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik). Salah satu jenjang pendidikan
diantaranya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
2
Berdasarkan hasil observsi dengan guru mata pelajaran RAB di SMK Negeri 3
Boyolangu, siswa kurang mampu memahami maksud dari materi yang disampaikan oleh
guru kelasnya. Hal ini mampu terjadi dikarenakan kurangnya perhatian siswa terhadap
materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Siswa cenderung sibuk sendiri di kelas
sehingga kurang memperhatikan materi dalam kelas. Selain itu siswa kurang tertarik
terhadap materi pelajaran dikarenakan siswa belum menyadari manfaat dibidang teknik
sipil. Dalam hal ini, guru harus mampu membuat variasi model dan metode untuk
mendukung proses pembelajaran di kelas agar siswa mampu memahami mata pelajaran
yang disampaikan dan penerapan di bidang teknik sipil.
3
tentang “Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning Menggunakan Alat
Peraga pada Kompetensi Dasar Bekisting Beton Sloof, Kolom dan Balok.”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran Contextual Teaching Learning
menggunakan alat peraga bekisting beton pada kompetensi dasar menghitung
rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi bangunnan gedung.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan
pembelajaran Contextual Teaching Learning menggunakan alat peraga bekisting
beton pada kompetensi dasar menghitung rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi bangunnan gedung.
3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran sebelumnya dan setelah
menerapkan model pembelajaran Contextual Teaching Learning menggunakan alat
peraga bekisting beton pada kompetensi dasar menghitung rencana anggaran biaya
pekerjaan konstruksi bangunnan gedung.
4
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi pendidik, penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning
diharapkan mampu memberikan sumbangan bantuan dalam proses pembelajaran
2. Bagi peserta didik, implementasi model pembelajaran Contextual Teaching
Learning diharapkan mampu memberikan pemahaman yang kuat dalam proses
pembelajaran.
3. Bagi peneliti lain, diharapkan adanya pengembangan model pembelajaran
Contextual Teaching Learning dengan variasi lain.
E. Batasan Penelitian
1. Agar penelitian ini bisa lebih fokus, mendalam, dan tidak melenceng dari hal- hal
yang tidak diperlukan, maka diperlukan batasan variabel. Oleh sebab itu,
diperlukan adanya pembatasan penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran
Contextual Teaching Learning dengan media alat peraga bekisting beton pada
kompetensi dasar menghitung rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi
bangunnan gedung mata pelajaran estimasi biaya konstruksi
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pembelajaran
Dalam Undang – Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Pembelajaran merupakan
suatu perangkat yang dibuat untuk memudahkan siswa dalam hal memahami materi
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
6
Guru dituntut memiliki kemampuan inovatif, kreatif, dinamis, efektif dan efesien
dalam mengimplementasikan pendekatan kontekstual dengan baik, hal ini mampu
menciptakan pembelajaran menjadi lebih kondusif. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya
narasumber dalam pembelajaran dan beralih kepada siswa sebagai pusat kegiatan
pembelajaran serta peran guru hanya sebagai motivator dan fasilitator. Dengan kondisi
tersebut, semangat siswa dapat meningkat dengan menggunkan metode, materi, dan media
yang bervariasi (Hasnawati, 2006 : 53).
Mardapi (2004: 14) mengemukakan bahwa kegiatan dan strategi yang ditampilkan
dalam pembelajaran kontekstual dapat berupa kombinasi dari kegitan berikut :
7
2. Pembelajaran berbasis inquiri, yaitu memaknakan strategi pengajaran dengan
metode sains, sehingga diperoleh pembelajaran bermakna.
3. Pembelajaran berbasis masalah, yaitu pendekatan pembelajaran yang menggunakan
masalah didunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah, dan untuk memperoleh konsep utama suatu
mata pelajaran.
4. Pembelajaran layanan, yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan layanan
masyarakat dengan struktur sekolah untuk merefleksikan layanan, menekankan
hubungan antara layanan yang dialami dan pembelajaran akademik di sekolah.
5. Pembelajaran berbasis kerja, pendekatan pembelajaran yang menggunakan konteks
tempat kerja, dan membahas penerapan konsep mata pelajaran di lapangan.
8
3. Bertanya (questioning): Mendorong siswa untuk mengetahui sesuatu,
mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, sekaligus mengetahui
perkembangan kemampuan berpikir siswa.
4. Masyarakat belajar (learning community): Melakukan sharing antar teman
(kelompok belajar)
5. Pemodelan (modelling): pembelajaran keterampilan dan pengetahuan tertentu
diikuti dengan model yang ditiru siswa.
6. Refleksi (reflection): Perenungan kembali atas pengetahuan yang baru
dipelajari
7. Penilaian yang sebenarnya (authentic assesment) : Proses pengumpulan
berbagai data yang bisa memberikan gambaran (informasi) tentang
perkembangan pengalaman belajar siswa.
Salah satu permasalahan yang ditemui oleh pendidik diantaranya peserta didik
kurang memperhatikan materi yang diajarkan oleh pendidik. Hal ini biasanya dikarenakan
siswa kurang tertarik terhadap materi yang sedang diajarkan, sehingga siswa tidak
memperhatikan materi selama belajar didalam kelas. Dengan adanya permasalahan
tersebut, pembelajaran Contextual Teaching Learning mampu menciptakan pembelajaran
menjadi lebih kondusif. Dengan beralihnya siswa sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan
guru sebagai motivator dan fasilitator.
Mardapi (2004 : 14) prinsip pembelajaran kontekstual diarahkan agar siswa mampu
mengembangkan cara belajaranya sendiri dan selalu mengaitkan dengan apa yang ada
dimasyrakat, yaitu aplikasi dari konsep yang dipelajarinya. Terdapat beberapa prinsip
dasar yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual, yaitu sebagai berikut :
9
2. Mengenal kegiatan mengajar terjadi pada berbagai konteks seperti rumah,
masyrakat, dan tempat kerja (multiple contex)
3. Membantu siswa belajar bagaimana memonitor belajaranya sehingga menjadi
individu mandiri (self-regulated learned)
4. Menekankan pengajaran dalam konteks kehidupan siswa (life skill education)
5. Mendorong siswa belajar dari satu dengan yang lainnya dan belajar bersama-
sama (cooperative learning)
6. Menggunakan penelitian autentik (athentic assesment)
Apabila siswa telah mengetahui maksud (makna) dari suatu mata pelajaran, maka
siswa akan mampu menerapkan konsep – konsep yang telah dipelajari terhadap masalah –
masalah yang barkaitan dengan mata pelajaran lain, atau permasalahan kehidupan yang
lain.
10
Tabel 1.1
11
3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowladge), yaitu dengan cara menyusun
konsep sementara atau hipotesis, melakukan sharing kepada orang lain agar
mendapat tanggapan atau validasi dan atas dasar tanggaapan itu konsep tersebut
atau dikembangkan.
4. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowladge).
5. Melakukan refleksi (reflecting knowladge) terhadap strategi pengembangan
pengetahuan tersebut.
12
4. Sandy, Mahardika. 2015. Pengembangan Media Miniatur Bekisting Pasa
Kompetensi Dasar Melaksanakan Acuan /Bekisting. Surabaya: Skripsi Unesa
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini mengembangakan pre experiments the one group pretest – posttest
design, dimana dilakukan pengukuran variabel kepada subjek sebelum dilakukan
perlakuan untuk jangka waktu tertentu (pretest) dan dilakukan pengukuran ke-2 (posttest)
terhadap variabel bebas, dan hasil pengukuran pretest dibandingkan dengan hasil
pengukuran posttest.
B. Lokasi Penelitian
14
Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 3 Boyolangu, yang merupakan sekolah yang
dikenal menghasilkan lulusan peserta didik dengan standar kelulusan yang tinggi. Waktu
penelitian dilaksankan pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa program keahlian Gambar
Bangunan SMK Negeri 3 Boyolangu. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas X GB 2
sebanyak 30 siswa dan kelas X GB 3 sebanyak 32 siswa
D. Variabel Operasional
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah :
1. Analisi kelayakan Media Pembelajaran dengan Alat Peraga
Lembar validasi media dengan alat peraga diberikan kepada dosen dan guru
sebagai validator, untuk divalidasi apakah media dan alat peraga yang digunakan
sudah layak atau tidak
15
Sumber: Riduwan, 2007: 15
2. Analisis kelayakan Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunkan terdiri dari : Silabus, RPP, materi, dan soal
tes (pretest dan posttest).
3. Analisis Hasil Belajar
Analisis hasil belajar siswa mengunakan uji-t satu pihak kanan.
16
Angket digunakan sebagai media studi kelayakan terhadap perangkat pembelajaran
dan alat peraga, yang sudah divalidasi oleh dosen dan guru pengampu mata pelajar
selaku validator
Keterangan :
Fo = frekuensi/jumlah data hasil observasi
Fh = frekuensi/jumlah yg diharapkan
Fo-Fh = selisih data Fo dengan Fh
2. Uji Homogenitas
Untuk menguji varians sampel homogen atau tidak homogen, digunakan uji
F dengan rumus sebagai berikut :
VariansTerbesar
F=
Varians Terkecil
3. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan hipotesis deskriptif dengan pengujian hipotesis
uji satu pihak kanan (one tail test), karena untuk meyakinkan apakah nilai rata-rata
yang didapat dari hasil belajar sudah berhasil atau belum
Penelitian relevan
Wibowo, Rika Ayu. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Konstekstual Menggunakan
Media Maket Pada Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Bangunan. Surabaya: Skripsi
Unesa
17
Sandy, Mahardika. 2015. Pengembangan Media Miniatur Bekisting Pasa Kompetensi
Dasar Melaksanakan Acuan /Bekisting. Surabaya: Skripsi Unesa
18