Anda di halaman 1dari 34

OLEH : Alvin Azwan Amirullah/ 19710046

KSM ILMU PENYAKIT THT-KL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIDOARJO
TAHUN 2021
RHINOREA

Baru Saja Lama

Sekret

Encer Kental

Berdarah Berbau

Ya Tidak Ya Tidak

Pemeriksaan : Pemeriksaan : Umur


Beslag pada Sekret di dasar Dewasa+sefalgi
dinding kavum nasi kavum nasi Anak sore
Sekret di meatus
medius, tes
Corpus
transiluminasi hasilnya
Alienum
gelap

Rhinitis Akut
DIFTERI RHINITIS CORPUS SINUSITIS stadium
NASI AKUT ALIENUM MAKSILARIS Penyembuhan
RHINOREA

Lama

Sekret?

Encer Kental

Selalu Berbau
Buntu
Umur
Tidak
Anak Dewasa
Kadang Selalu
progresif
Sekret? Sebelah Sebelah
Sekret? mana? mana?
Banyak Sekret?
residif Sedikit bilateral
bilateral unilateral unilateral
Banyak residif

RHINITIS RHINITIS Foto: Foto: Gelap Foto: CORPUS Sekret hijau Sekret meatus
ALERGI VASOMOTOR Gelap terang ALIENUM diatas medius

Polip (+) Polip (-)

ADENODITIS CORPUS OZAENA SINUSITIS


POLIP SINUSITIS ALIENUM MAKSILARIS
KRONIS
MAKSILARIS KRONIKA
Radang akut yang spesifik mukosa cavum nasi
disebabkan oleh Coryne Bacterium Diptheri
Ciri khas : Pseudomembran
GAMBARAN KLINIS: DIAGNOSA PASTI:
Keluhan : pilek campur darah ➢Nose swab
➢Kultur kuman
PEMERIKSAAN:
a. Pseudomembran (beslag) mudah TERAPI:
berdarah di konka inferior, 1. Isolasi
septum nasi anterior, dasar 2. A.D.S 20.000 U
kavum nasi 3. Antibiotik:
b. Krusta kecoklatan di cavum nasi Penicillin Procain
dan nares 300.000-600.000 U
c. Kadang-kadang bau busuk selama 10 hari

PROGNOSIS:
umunya baik karena aliran lymphe cavum nasi sedikit sehingga penyebaran
minimal
RHINITIS AKUT
(Coryza Akut,
Common Cold)
Definisi
Keradangan atau infeks
mukosa rongga hidung
yang dapat di sebabkan
oleh infeksi virus atau
bakteri yang ditandai
dengan Rhinorea, bersin
dan buntu hidung.
Patofisiologi
VASOKONSTRIKSI Vasodilatasi , edema &
Infiltrasi lekosit dan
↑ aktivitas kelenjar
degenerasi epitel
seromucios dan sel
goblet

Sekret mula-mula encer, jernih (sereus) kemudian berubah


menjadi kental dan lekat (mucoid) berwarna kuning
mengandung nanah dan bakteri (mukepurulent). Toxin yang
terbentuk terserap dalam pembuluh darah dan lymphe,
menimbulkan gejala-gejala umum.

Pada stadium resolusi terjadi profilerasi sel epithel yang telah


rusak dan mukosa menjadi normal kembali.
STADIUM STADIUM STADIUM
PRODROMAL AKUT RESOLUSI
hari ke 1 hari ke 2 – 4 hari ke 5 – 7
KELUHAN: KELUHAN: KELUHAN:
• Rasa panas dan kering • Bersin-bersin berkurang semua keluhan berkurang
pada kavum nasi • Buntu hidung bertambah
• Bersin-bersin, pilek • Pilek kental kuning
encer jernih, hidung • Malaise, subfebris
buntu

RINOSKOPI ANTERIOR: RINOSKOPI ANTERIOR : RINOSKOPI ANTERIOR :


• Kavum nasi sempit, • Kavum nasi tambah Semua tanda2 berkurang
• Mukosa oedem, hiperemis sempit
• Terdapat sekret serous • Mukosa lebih oedem,
hiperemis
• Sekret mukopurulen
Diagnosa Banding:
Rhinitis akut dapat di dahului atau disertai oleh nasofaringitis, faringitis atau
laringitis
TERAPI

• Tetes hidung, Sol. HCL Ephodrin 1%


Lokal dalam glucosa 5% atau P.Z. (fungsi :
melebarkan cavum nasi dan desinfektan )

• Hindari tubuh dariUmum


dingin :
0
• Mandi air hangat
• Makan makanan yang hangat
2
Umum • Pakaian yang hangat
• Sistemik :
• Analgesik & Antipiretik : paracetamol, ibuprofen
• Antihistamin : citirizine , loratadine
RHINITIS ALERGIKA
Gejala rinitis yang timbul setelah
pajanan/paparan alergen yang menyebabkan
inflamasi mukosa hidung yang diperantarai
oleh IgE, dengan gejala bersin-bersin
paroksismal, pilek encer, dan buntu hidung.

Etiologi:
Spesifik / sensitive terhadap allergen yang biasanya berupa protein
berberat molekul , seperti :
• Pollen ( tepung sari bunga )
• Debu rumah
• Kapuk
• Bulu hewan
• Makanan
Gejala Klinis Pemeriksaan Rinoskopia
• Serangan timbul bila terjadi kontak
dengan alergen penyebab.
Anterior
• Serangan bersin berulang • mukosa pucat kebiruan
• Didahului rasa gatal pada hidung, • ditemukan eosinophilia
mata, palatum mole
• Pilek encer, hidung buntu
• Tidak ada tanda infeksi

Terapi
• Hindari alergen
• Medikamentosa :
- Antihistamin : Chlortrimeton, Loratadine, Cetirizine
- Kortikosteroid : Dexamethasone, Betametason
- Dekongestan lokal : Tetes hidung Ephedrine ½-1 %,
Oxymethazoline 0,025%-0,05%
-Dekogestan oral : Pseudoefedrin
RHINITIS VASOMOTOR
Buntu hidung oleh karena gangguan keseimbangan
fungsi vasomotor atau bertambahnya aktivitas
parasimpatis.
Keluhan :
• Pilek encer Terapi :
• Bersin-bersin • Antihistamin
• Buntu hidung • Tetes hidung vasokontriktor
• Kambuh waktu pagi (dingin), mendung • Meningkatkan kondisi badan
(kelembaban tinggi) → Hilang waktu siang hari
RINOSKOPI ANTERIOR :
• Bila obstruksi → Kaustik
• Konka udem
pinggir konka inferior
• Konka hiperemis / merah muda / kadang-
(conchotomia)
kadang pucat
• Sekret seromukus
OZAENA
(Rhinitis Kronika Atropikan Foetida)

Faktor Predisposisi :
• Bakteri : Coccobasilus ozaena Klebsiella ozaena
• Herediter
• Malnutrisi / Avitaminosis A
• Gangguan hormonal (wanita, umur)
• Defisiensi Fe

INSIDEN : perempuan : laki → 5:1


PATOLOGI
Terdapat endarteritis dan peri arteritis
arteriole → obliterasi → atropi
mukosa konka nasi, kelenjar, saraf

GEJALA KLINIS
1. Nafas bau (anamnesis dari orang
lain oleh karena pasien sendiri
anosmia)
2. Hidung buntu (krusta, gangguan
aliran udara)
3. Faring kering
RHINOSKOPI ANTERIOR
1. Cavum nasi luas → atrofi mukosa
2. Mukosa licin, sekret kental
3. Krusta kering kehijauan
4. Bau busuk
TERAPI
• Cuci Hidung
• Antibiotik R/ Na Bicarbonas
Konservatif • Vitamin A (150.000 U – Na Chlorida
200.000 U) Amonium Clorida aaa5
• Estrogen (estradiol in Aqua ad 200
arachis oil 10.000 U/cc)
• Preparat FE

1 sendok cairan cuci


hidung + 9 sendok air
hangat → cawan. Sedot
• Menebalkan septum
→hidung dan buang →
Pembedahan nasi
mulut ( 2 kali sehari)
• Membesarkan konka
nasi
SINUSITIS MAKSILARIS AKUT

Proses infeksi dari


mukosa sinus
maksilaris kurang
dari 4 minggu yang
disebabkan oleh
mikroorganisme.
Anamnesis Pemeriksaan Penatalaksaan
Didahului oleh rhinitis akut, Inspeksi : Pipi udem, hiperemis Terapi konservatif:
sakit gigi, post ekstraksi gigi Umum:
RA: istirahat, makan lunak
Pilek satu sisi/bilateral - vestibulum nasi hiperemis Analgetika, antibiotika
mukopurulen, hemoragis + , - sekret (+) di meatus medius Amoxycillin,
bau (+) - mukosa kavum nasi udem, Cotrimoxazole atau
hiperemis → sempit Erythromycin
RP: lokal :
Batuk2 karena krn banyak - post nasal drip perbaiki drainase dengan
lendir di tenggorok tts hidung sol effedrin 1%
tidur miring heterolateral
-pipi kemeng / sakit Palpasi fossa canina :
-sefalgia di sisi sakit sakit bila ditekan Terapi aktif(kl perlu)
(sore maksimal → pagi reda) irigasi percobaan : pus /
mukopus → sekaligus
sakit telinga sisi sakit + MT retraksi (terjadi oklusio tuba sbg terapi
akibat udem mukosa) → lakukan tiap minggu
bila sakit hebat smp
Px penunjang: pus (-)
Transiluinasi: gelap di sisi yg sakit
Ft Waters: perselubungan / cairan +
TERAPI
1. Perbaiki drainage :
Ephedrin 1%
Konservatif
2. Umum :
Istirahat
Analgetik

• Irigasi Sinus (1x seminggu)


Aktif • Perawatan gigi

Text Here
Easy to
Antibiotik
change • Amoksisilin 3-4x 500mg/hr oral (10-15
colors, hari)
photos and • Doksisiklin 2x100mg (5 hari)
Text.
SINUSITIS
MAKSILARIS KRONIS

Disebabkan karena :

1. Drainage kurang baik


2. Sinusitis maksilaris
akut yg tidak diobati
3. Faktor gigi geraham
anamnesis pemeriksaan penatalaksaan
RA: - Menghilangkan faktor
o Rhinorea kronik - sekret (+) mukopus di meatus
dengan secret medius penyebab (cabut
mukopurulen/kekuning - konkha udem + geraham bila
an
o Sekret pada satu sisi RP: dentogen)
(tergantung - post nasal drip - Irigasi sinus 1x
anterior/posterior)
o Obstruksi nasi Palpasi fossa canina : seminggu
o Foetor sakit bila ditekan ± - Tetes hidung
o Nyeri +
adanya caries gigi geraham - Functional
Endoscopic Sinus
Px penunjang:
-Riwayat ada masalah pada Transiluinasi: gelap di sisi yg sakit Surgery (FESS)
gigi geraham atas Ft Waters: - Operasi (ekstranasal):
perselubungan / air-fluid level (+)
Caldwell luc
Polip Nasi
Benjolan patologis pada mukosa cavum nasi yang panjang dan bertangkai
tetapi bukan neoplasma, melainkan pseudotumor.
Polip berupa massa yang lunak dan licin, bening/pucat (translusent),
kadang-kadang berwarna kekuningan, abu-abu, atau kemerahan.

Gejala : Bentuk :
• Buntu hidung : bisa parsial atau
total tergantung besar dan MULTIPLE :
Paling sering dijumpai, sering berasal dari
banyaknya polip
cellulae ethmoidalis yang melalui ostium
• Rhinorrhea : terus menerus bisa kemudian keluar memenuhi kavum nasi
sedikit atau banyak, sekret bisa
serous atau mucus SOLITER :
Biasanya berasal dari sinus maksilaris,
Gejala lain : kemudian melalui ostium meluas ke arah
Suara bindeng, Caries gigi, Batuk. koane (choanal polyp)
Patofisiologi

Faktor alergi Penonjolan mukosa makin


1 04
Bakteri (berulang & lama)01 lama makin panjang &
.
bertangkai

2 a. Degenerasi mukosa 05 a. Polip


b. Periphlebitis
b. Kiste sebagai akibat
c. Perilymphangitis penyumbatan saluran
limfe
3 Odema.
Pemeriksaan :
▪ Inspeksi : Dorsum nasi tampak
melebar, hidung gepeng, Frog-
face deformity
▪ Rhinoskopi anterior : Tampak
polip multipel/ soliter, jenis
seromucous /fibrooedematous
Caranya : masukkan kapas yg
dibasahi vasoconstrictor,
sehingga konka nasi akan
mengecil karena mengandung
pembuluh darah sedangkan
polip tetap tidak mengecil.
▪ Rinoskopi posterior : Polip
dapat tampak di choane
(choanal polyp)
Terapi

 Ekstraksi polip dengan local anastesi


 Ethmoidectomi kalau polip berasal dari
sinus etmoidalis
 Operasi Caldwell luc kalau polip berasal
dari sinus maxilaris
CORPUS
ALIENUM

Mineral: Biji-bijian: Binatang:


Kertas, spon, Kacang , biji
plastik asam dll Pacet, larva dll
Patofisiologi

Benda asing masuk ke rongga Nekrosis mukosa


hidung

Radang mukosa hidung Nekrosis tulang rawan


.

Sekret mukopurulen dan berbau Benda asing diliputi


terkadang disertai darah granulasi
.

Bila lama akan timbul


granulasi
• Gejala
a. Hidung berbau
b. Pilek dengan ingus kental • RA
dan bau
c. Unilateral Mukosa hiperemi, mukopus,
kadang jaringan granulasi
d. Bila benda asing adalah
binatang maka akan
dirasakan adanya iritasi dan • Terapi
gerakan-gerakan di dalam
hidung. a. Ekstraksi korpus alienum
b. Dengan anestesi lokal atau
umum (bila penderita tidak
kooperatif
ADENOIDITIS AKUT
Radang akut dari adenoid pada bayi dan
anak <12 tahun

Gejala klinis :
Keluhan ( dari ibunya ) :
• panas tinggi → konvulsi
• buntu hidung → bayi tdk dapat
menyusu → gelisah, lapar, berat
badan menurun, disertai pilek
Pemeriksaan : Antibiotika :

• RA : adenoid edem, TERAPI


Ampicillin, Amoxicillin,

hiperemi, sekret (+), Amoxiclav


fenomena palatum Simtomatis : antipiretik
mole (-)
• RP : adenoid
hiperemi (sulit)→ KOMPLIKASI
endoskopi Ke telinga > OMA
Laringitis, Trakeitis,
• Biasanya bersamaan Bronkopneumonia
dengan tonsilitis akut
• Post nasal drip – sekret cavum nasi jatuh ke
belakang
Etiologi • Sekret berasal dari sinus maksilaris & ethmoid

• Rinolalia oklusa (bindeng) karena koane tertutup


• Mulut terbuka untuk bernafas (adenoid face)
• Aproseksia nasalis
• Cephalgi
Gejala • Pilek dan batuk
• Nafsu makan menurun
• Oklusi tuba sehingga pendengaran menurun
• Tidur ngorok
RA: Adenoid membesar ,
phenomena palatum mole (-)
Pemeriksaan
RP : adenoid membesar dan
tidak hiperemi

Adenoidektomi ( ADE )

Terapi Bila disertai tonsilektomi ( TE )


→ adenotonsilektomi ( ATE )
OBSTRUKSI NASI ( BUNTU HIDUNG )
▪ Keadaan dimana masuknya udara inspirasi melalui hidung
mengalami hambatan.
▪ Sifat : buntu hidung terjadi akut atau kronis, total atau parsial,
bilateral atau unilateral

Penyebab
• Kelainan bawaan : Atresia Koane
• Radang : Rhinitis akut, Rhinitis alergi
• Kelainan anatomi : Deviasi septum nasi
• Adanya massa dalam rongga hidung : Polip, Tumor
• Corpus alienum
Akibat Yang Terjadi Pada Hidung Buntu
Mata Sinus Rongga Mulut Telinga
Paranasalis
Terjadi hambatan aliran •Terjadi gangguan Bila sesak nafas px akan Disebabkan oleh
air mata ke hidung resonansi suara bernafas melalui mulut. pembuntuan tuba
melalui duktus kemudian timbul Air liur akan menguap eustachius.
nasolakrimalis oleh rinolalia klausa sehingga dan mukosa mulut akan Menimbulkan gangguan
karena terjadi oedema timbul gangguan kering. Selain itu akan drainase dan ventilasi
sehingga terjadi epifora pengucapan huruf terjadi proses dari rongga telinga
NG,NY,M,N pembusukan sisa2 tengah maka terjadi
Aliran udara dari faring makanan oleh bakteri oklusi tuba dan timbul
kerongga hidung dan mulut akan berbau infeksi kuman dan
terganggu. Kebalikannya tidak sedap, dapat terjadinya outitis media
adalah rinolalia aperta timbul karang gigi
(huruf K,G,T,D,P) karena pengendapan
•Terjadi gangguan mineral pada gigi bawah
ventilasi dan drainase
sinus2 paranasal
TETES HIDUNG (GUTTAE NASALIS)
• Tetes hidung yang mengandung zat aktif yang bersifat vasokontriktor :
• Tujuan :
1. Menghilangkan sementara buntu hidung (simptomatis)
2.Membuka ostium sinus paranasal
3.Membuka tuba eusthacius
• Beberapa preparat yang digunakan dalam tetes hidung:
1. Efedrin
2. Oksimotazolin HCl
3. Xilomotazolin HCl
• Selain dalam tetes hidung, ada juga yang disediakan dalam bentuk
semprot. Kadang-kadang diberikan campuran antihistamin atau
kortikosteroid.
TERIMAKASIH. THANK YOU.

Anda mungkin juga menyukai