ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia dan kelamin terhadap angka
kejadian rhematoid arthritis di Puskesmas Ngoro, Kabupaten Mojokerto. Desain penelitian
yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini berasal dari rekam medis pasien
rhematoid yang memeriksakan diri ke Puskesmas Ngoro pada bulan Juli sampai September
2020 sebanyak 1190 pasien. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Simple
random sampling dan didapatkan sampel sebanyak 300 responden. Analisis data penelitian
ini menggunakan uji chi square. Dari uji statistik chi-square didapatkan p= 0,027( < 0,05),
ada hubungan antara jenis kelamin perempuan dengan angka kejadian Rheumatoid Arthritis
di wilayah kerja Puskesmas Ngoro Kabupaten Mojokerto. Dari uji kontingensi didapatkan C
=0,129 yang artinya keeratan hubungan diantara variabel dikatagorikan dangat rendah (C =
0,00-0,199).
Kata Kunci: Rhematoid, Usia, Jenis Kelamin
ABSTRACT
This study aims to determine the relationship between age and sex on the incidence of
rhematoid arthritis at Ngoro Public Health Center, Mojokerto Regency. The research design
used in this study was an analytic observational study with a cross sectional approach. The
population in this study came from the medical records of rhematoid patients who went to the
Ngoro Public Health Center from July to September 2020 as many as 1190 patients. The
sampling technique used simple random sampling technique and obtained a sample of 300
respondents. The data analysis of this study used the chi square test. From the chi-square
statistical test, it was found that p = 0.027 ( <0.05), there was a relationship between female
sex and the incidence of Rheumatoid Arthritis in the work area of the Ngoro Public Health
Center, Mojokerto Regency. From the contingency test, it was found that C = 0.129, which
means that the closeness of the relationship between the variables was categorized as very
low (C = 0.00-0.199).
Keywords: Rhematoid, Age, Gender
gejala 24,7 persen (Defebrianasusda dida cross sectional yaitu penelitian dengan
2015).Di wilayah kerja puskesmas ngoro Populasi dari penelitian ini berasal
sendiri pada tahun 2020 hingga saat ini dari data rekam medis seluruh pasien
pasien yang datang dengan keluhan rhematoid yang memeriksakan diri ke
Puskesmas Ngoro pada bulan Juli sampai
September 2020 yaitu sebanyak 1190 Dari analisis data didapatkan juga
pasien. Teknik pengambilan sampel sebesar 32,3% responden (97 responden)
menggunakan teknik simple random menderita Rheumatoid Arthritis dengan
sampling dan didapatkan sampel sebanyak responden sebesar 20,6% berusia dewasa,
300 responden. dan sebesar 79,3% (119 responden)
berusia lansia. Hal ini mengkin dapat
Analisis Data
terjadi karena Bertambahnya usia,
Data dari rekam medis yang diperoleh, mempengaruhi toleransi antigennya
dimasukan ke dalam komputer dan berkurang dan meningkatnya reaksi
dianalisis dengan menggunakan SPSS terhadap self antigen (Agrawal, Sridharan,
versi 16, kemudian diuji dengan Prakash, & Agrawal, 2012). Radikal bebas
menggunakan uji chi square, jika nilai p dapat merusakan biomolekul Senyawa
<0,05 maka artinya Ho ditolak, dan H1 Oksigen Reaktif (SOR) sebagai pemicu
diterima atau ada hubungan antara jenis penyakit degeneratif, misalnya RA dimana
kelamin perempuan dengan angka kejadian menyebabkan perubahan viskositas cairan
Rheumatoid Arthritis di wilayah kerja sinovial (Suhartono, 2016).
Puskesmas Ngoro Kabupaten Mojokerto.
Dan dari uji statistika untuk kategori
HASIL PENELITIAN DAN jenis kelamin didapatkan p value = 0,027
PEMBAHASAN (α = 0,05), yang berarti ada hubungan
Dari hasil penelitian dengan total antara jenis kelamin perempuan dengan
responden sebesar 20,6% berjenis kelamin didapatkan C=0,129 yang artinya keeratan
kelamin perempuan. Hal ini dapat terjadi dangat rendah (C = 0,00-0,199). Hal ini
karena ada faktor mengapa wanita lebih disebabkan oleh hormonal, dimana
banyak diperkirakan karena sistem imun (DHEA), yang merupakan substrat penting
lebih kuat dan lebih reaktif dalam sintesis estrogen plasenta. Stimulasi
KESIMPULAN
American Autoimmune Related Diseases 10, NO. 1, JUNI 2006: 47-5. Diakses