Anda di halaman 1dari 4

Nama :Fera Ayudia Faisal

Nim :J011201156

Kelas :FKG D (PKN 4 SAK)

DEMOKRASI INDONESIA

Indonesia adalah Negara demokrasi. Demokrasi yang saaat ini dipahami di Indonesia
merupakan bagian dari pengaruh konsep demokrasi modern. Sejak awal kemerdekaan sampai
dengan era reformasi demokrasi mengalami perubahan dan corak yang berbeda. Praktek
demokrasi berdasar UUD mengalami perkembangan demokrasi dalam tiga masa.

a. Masa Republik Indonesia I, yaitu masa demokrasi yang menonjol peran parlemen serta
partai-partai yang pada masa itu dinamai demokrasi parlementer;

b. Masa Republik Indonesia II, yaitu demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek telah
menyimpang dari demokrasi konstitusional yang secara formil merupakan landasannya dan
menunjukkan aspek demokrasi rakyat;

c. Masa Republik Indonesia III, yaitu masa demokrasi Pancasila yang merupakan demokrasi
konstitusional menonjolkan demokrasi presidensiil, masa ini berakhir bersamaan dengan
jatuhnya rezim Orde Baru yang kemudian demokrasi Indonesia memasuki era baru yang di
sebut era reformasi, yang di awali dengan adanya perubahan UUD 1945 dengan menonjolkan
kebebasan berpolitik yang lebih nyata dan penguatan sistem presidensiil2 .

Soehino meninjau dari segi perkembangan sistem demokrasi yang dianut dalam
penyelenggaraan sistem pemerintahannya, maka dikemukakan masa masa dianutnya sistem
demokrasi di Indonesia sebagai berikut;

1) 18 Agustus 1945 - 14 november 1945 menganut sistem demokrasi konstitusional;

2) 14 November 1945 - 5 juli 1959 menganut sistem demokrasi liberal;

3) 5 Juli 1959 - 21 Maret 1968 menganut sistem demokrasi terpimpin;

4) 21 Maret 1968 - sekarang (berjalan hingga berakhirnya pemerintahan orde baru 1998
menganut sistem demokrasi pancasila).

Demikian halnya yang lain yang dinyatakan oleh Sri Soemantri3 bahwa seluruh
konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia (UUD 1945, Konstitusi RIS, dan UUDS 1950)
menganut demokrasi pancasila, karena ketiga konstitusi tersebut menjadikan pancasila
sebagai dasar negara, sehingga secara materiil berarti demokrasi yang dianut juga adalah
demokrasi pancasila, lebih lanjut Sri Soemantri mengatakan :

Kita telah mengetahui, bahwa demokrasi pancasila mempunyai 2 macam


pengertian, yaitu baik yang formal maupun material, sebagai realisasi pelaksanaan
demokrasi Pancasila dalam arti formal. UUD 1945 menganut apa yang dikatakan
indirect demokrasi dengan, yaitu suatu demokrasi dimana pelaksanaan kedaulatan
rakyat itu tidak dilaksanakan oleh rakyat secara langsung itu tidak dilaksanakan oleh
rakyat secara langsung melainkan melalui lembaga lembaga perwakilan rakyat seperti
DPR dan MPR, dan demokrasi dalam pandangan hidup atau demokrasi sebagai
falsafah bangsa.

Pernyataan senada disampaikan oleh Padmo Wahyono bahwa demokrasi secara genus
berarti pemerintahan oleh rakyat, yang dengan demikian mendasar hal ikwal kenegaraannya
pada kekuasaan rakyat sehingga rakyatlah yang berdaulat. Pelaksanaan kedaulatan rakyat
dengan mekanisme demokrasi ini dalam sejarah ketatanegaraan harus didasarkan kepada
dasar Negara sehingga timbul sebutan Demokrasi Pancasila. Dalam hal ini Padmo Wahyono
menyatakan, bahwa Demokrasi Pancasila ialah kegiatan bernegara di Indonesia, dan pemilu
dengan segala bentuk ragamnya salah satu manifestasi dari Demokrasi Pancasila”.

Indonesia merupakan negara kesatuan yang sistem politik pemerintahannya


berlandaskan pada demokrasi. Pemilu adalah konsekuensi logis atas pilihan sistem politik
demokrasi yang dianut dan dikembangkan Indonesia dalam praktiknya. Melalui
eksperimentasi pemilu, bangsa Indonesia bersepakat dan berkomitmen untuk senantiasa
membangun kualitas sistem politik demokrasinya di masa depan. Menyimak konflik politik
selama ini, tampaknya pemilu belum dapat digunakan sebagai modal mandiri dalam
membangun kualitas sistem politik demokrasi Indonesia. Karena bagaimana mungkin
demokrasi Indonesia berkualitas dan bermartabat bila pemilunya saja masih diwarnai,
dipenuhi, dan didominasi oleh ujaran kebencian, kecurangan politik, politik identitas,
diskriminasi politik atas dasar perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA),
masifnya penyebaran berita hoax, lemahnya penegakan hukum, kerusuhan politik, konflik
politik, dan lain sebagainya. Dalam kondisi carut marut seperti itu, pemilu bukan lagi menjadi
sarana implementatif bagi terwujudnya kedaulatan rakyat Indonesia, tetapi justru menjadi
sumber penyalur konflik yang keberadaannya mengancam dan membahayakan integrasi
bangsa Indonesia. Untuk itu, integrasi bangsa sudah sepatutnya dijadikan sebagai parameter
kontekstual dalam membangun kualitas demokrasi Indonesia ke depan. Untuk membangun
kualitas sistem politik demokrasi Indonesia, kebebasan sipil, hak politik, dan lembaga pemilu
haruslah diletakan dalam bingkai integrasi bangsa. Upaya pencapaian ke arah itu, dapat
dilakukan bila Pancasila sebagai dasar fasafah negara Indonesia difungsikan dalam pemilu.
Roh ideologi Pancasila dapat digunakan sebagai modal prioritas dan orientasi utama untuk
membangun kualitas sistem politik demokrasi Indonesia. Kedamaian yang merupakan roh
ideologi Pancasila dapat digunakan sebagai penuntun dalam pemilu guna membina, menjaga,
dan mempertahankan integrasi bangsa Indonesia. Dengan berorientasikan roh ideologi
Pancasila, kedamaian sebagai prasyarat integrasi bangsa akan tercipta dalam pemilu
Indonesia. Roh ideologi Pancasila dapat dijadikan sebagai modal dasar dalam mambangun
kualitas sistem politik demokrasi Indonesia di masa depan. Mulai dari penyelenggara pemilu,
peserta/kontestan pemilu, lembaga penengah konflik pemilu, dan juga rakyat sebagai pemilik
kedaulatan dalam pemilu haruslah selalu berorientasi pada roh ideologi Pancasila. Roh
ideologi Pancasila adalah pegangan terkuat bagi segenap komponen pemilu dalam menjaga
integrasi bangsa guna membangun kualitas sistem politik demokrasi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

1) NOVIATI, Cora Elly. Demokrasi dan Sistem Pemerintahan. Jurnal Konstitusi, 2016, 10.2:
333-354.
2) SANTIKA, I. Gusti Ngurah; PURNAWIJAYA, I. Putu Edy; SUJANA, I. Gede. Membangun
Kualitas Sistem Politik Demokrasi Indonesia Melalui Pemilu Dalam Perspektif Integrasi
Bangsa Dengan Berorientasikan Roh Ideologi Pancasila. In: Seminar Nasional Hukum dan
Kewarganegaraan. 2019. p. 74-85.

Anda mungkin juga menyukai