KELOMPOK 4
Anggota :
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Perkembangan dan
pengembangan teknologi di Era industry 4.0” . Karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki, kami yakin masih banyak
kekurangan di dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
2.7 Langkah yang Ditempuh Indonesia dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
robotika, kecerdasan buatan (Artficial Intelligence/AI), nanoteknologi,
komputasi kuantum (quantum computing), bioteknologi, Internet of
Things (IoT), industrial internet of things (IIot), teknologi nirkabel
generasi kelima (5G), adiptif manufaktur/pencetakaan 3D dan industri
kendaraan otonomi penuh (fully autonomous vehicles).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dimana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan
sepenuhnya.Tidak hanya dalam proses produksi, melainkan juga di seluruh
rantai nilai industri sehingga melahirkan model bisnis yang baru dengan
basis digital guna mencapai efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang
meningkat tajam dan kualitas terbaik.
Industri 1.0
Ditemukannya mesin uap dan kereta api tahun 1750-1930. Temuan akan
mesin uap mendorong peningkatan ekonomi yang drastis di abad ke-18
sehingga dapat meningkatkan pendapatan perkapita negara-negara di dunia
menjadi enam kali lipat. Beberapa perkembangan yang lain adalah
pemanfaatan tenaga uap untuk mekanisasi industri serta teknik menenun
dengan mesin.
Industri 2.0
Ditemukannya listrik, alat komunikasi, kimia dan minyak tahun 1870-
1900. Pada masa revolusi industri kedua atau lebih dikenal sebagai revolusi
industri teknologi, pada masa ini penggunaan produksi besi dan baja semakin
meluas juga penggunaan telegraph serta pemanfaatan minyak bumi menjadi
periode awal dimanfaatkannya listrik. Beberapa perkembangan industri yang
dapat dirasakan seperti penggunaan energi listrik untuk menggerakan mesin
dan produksi masal yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi listrik
pada ban berjalan dalam pabrikasi.
Industri 3.0
Ditemukannya komputer, internet dan telpon genggam tahun 1960 sampai
sekarang. Pada revolusi industri ke tiga industri manufaktur yang dulu
memanfaatkan mesin-mesin berubah memanfaatan listrik dan kemudian
menjadi industri digital. Pola komunikasi dengan teknologi digital
mendorong percepatan akses informasi dan komunikasi. Perkembangan
4
industri yang dapat dirasakan seperti otomatisasi produksi dengan
memanfaatkan peralatan elektronik dan komputer.
Industri 4.0
Istilah industri 4.0 pertamakali tahun 2011 di Jerman yang ditandai dengan
dimanfaatkannya teknologi digital dan informasi sepenuhnya. Model bisnis
yang digunakan juga ikut berubah sehingga mempengaruhi industri di masa
sekarang yang tidak hanya berfokus pada proses produksi akan tetapi juga
mempengaruhi rantai nilai perusahaan. Perkembangan yang dapat dirasakan
seperti integrasi pemanfaatan jaringan dengan teknologi internet dan
cybernetika.
5
Pada dewasa ini perkembangan industri telah ada pada puncaknya. Di
seluruh belahan dunia manusia berlomba-lomba meningkatkan
perkembangan industri mulai dari industri jasa hingga industri manufaktur.
Sebelum adanya perkembangan teknologi, manusia harus dituntut bekerja
dengan menggunakan kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif
pekerjaan manusia sudah bisa digantikan dengan perangkat mesin-mesin
otomatis. Perkembangan teknologi seolah-olah mampu menggeser
kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas.
Perkembangan teknologi yang telah kita capai saat ini tidak bisa
dipungkiri telah menyumbang banyak kemudahan dan kenyamanan bagi
kehidupan manusia.
6
remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi yang
ada di masyarakat , seperti gotong-royong dan tolong-menolong telah
melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam
menciptakan kesatuan sosial. Selain itu, pola interaksi manusia menjadi
berubah. Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan
menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Keluarga yang
disambungkan dengan telepon telah membuka peluang bagi siapa saja
untuk berhubungan dengan dunia luar. Program Internet Relay Chatting
(IRC), Internet, dan E-mail telah membuat orsng asyik dengan dunianya
sendiri. Melalui program Internet Relay Chatting (IRC) anak-anak bisa
asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.
7
mengalami nomophobia, yaitu tidak bisa hidup tanpa telepon selulernya.
Teknologi layar mampu membius manusia untuk tunduk pada layar dan
mengabaikan yang lain. Jika manusia tidak sadar akan hal ini, maka dia
akan kesepian dan kehilangan sesuatu yang amat penting dari dalam
dirinya, yaitu kebersamaan, hubungan kekeluargaan, dan sosialisasi yang
hangat. Secara psikologis, mata manusia lebih betah menatap gambar
animasi bergerak dari pada membaca buku. Teknologi ini akan berbahaya
jika diberikan pada anak kecil. Apa yang terjadi, yang terjadi adalah anak
kecil akan lebih suka bermain handphone dari pada belajar.
8
manusia. Terlepas dari itu sisi negatif dari perkembangan teknologi tidak
dapat cegah. Seseorang harus dapat menghindari sisi negatif tersebut
dengan penuh ketegasan dan keberanian karena dampak negatif dari
perkembangan teknologi tersebut dapat mempengaruhi pola pikir dan
sosial budaya kita, maka dari itu kita harus tegas untuk menghindarinya.
Namun kita harus tetap mengembangkan teknologi, karena jika tidak
seseorang akan termakan oleh zaman dan menghambat suatu bangsa untuk
maju akan tetapi seseorang harus menjadi pengembang teknologi yang
tetap mempunyai hati nurani dan rasio yang sehat serta berpegang teguh
pada agama. Agama dapat membantu seseorang sedikit lebih banyak
menghindari sisi negatif dari perkembangan teknologi.
1. Interoperabilitas
Objek, mesin, dan orang-orang harus dapat berkomunikasi melalui Internet of
Things dan Internet of People. Ini adalah prinsip paling esensial yang benar-benar
membuat pabrik menjadi pandai.
2. Virtualisasi
CPS (Cyber-Physical Systems) harus dapat mensimulasikan dan membuat salinan
virtual dunia nyata. CPS juga harus dapat memantau objek yang ada di
lingkungan sekitarnya. Sederhananya, harus ada salinan virtual untuk semua hal.
3. Desentralisasi
Kemampuan CPS untuk bekerja secara mandiri. Ini memberi ruang untuk produk
yang disesuaikan dan penyelesaian masalah. Ini juga menciptakan lingkungan
yang lebih fleksibel untuk produksi. Dalam kasus kegagalan atau memiliki tujuan
9
yang bertentangan, masalah ini didelegasikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Namun, bahkan dengan teknologi tersebut diimplementasikan, kebutuhan untuk
jaminan kualitas tetap menjadi kebutuhan di seluruh proses.
4. Kemampuan Real-Time
Pabrik yang cerdas harus mampu mengumpulkan data secara real-time,
menyimpan atau menganalisisnya, dan membuat keputusan sesuai dengan temuan
baru. Ini tidak hanya terbatas pada riset pasar tetapi juga proses internal seperti
kegagalan mesin di lini produksi. Objek pintar harus dapat mengidentifikasi cacat
dan mendelegasikan tugas ke mesin operasi lainnya. Ini juga sangat berkontribusi
pada fleksibilitas dan optimalisasi produksi.
5. Orientasi Layanan
Produksi harus berorientasi pada pelanggan. Orang dan objek / perangkat pintar
harus dapat terhubung secara efisien melalui Internet untuk membuat produk
berdasarkan spesifikasi pelanggan.
6. Modularitas
Di pasar yang dinamis, kemampuan Smart Factory untuk beradaptasi dengan
pasar baru sangat penting. Dalam kasus yang khas, mungkin diperlukan waktu
seminggu bagi perusahaan rata-rata untuk mempelajari pasar dan mengubah
produksinya. Di sisi lain, pabrik pintar harus dapat beradaptasi dengan cepat dan
lancar terhadap perubahan musiman dan tren pasar.
a. Inovasi
10
persaingan sehat yang berdasarkan inovasi, sehingga memberikan nilai
tambah bagi masyarakat.
b. Efisiensi
c. Inklusivitas
11
pembiayaan di berbagai geografi dan kelompok sosial yang berbeda.Dan sebagian
besar eksekutif melihat bisnis — baik publik (74 persen) dan swasta (67 persen)
—sebagai yang paling berpengaruh pada bagaimana Industri 4.0 akan membentuk
masyarakat, bersama dengan dukungan pemerintah.Namun banyak eksekutif tidak
percaya organisasi mereka sendiri memegang kendali atas isu-isu seperti
pendidikan dan pembelajaran bagi karyawan, kelestarian lingkungan, atau
mobilitas sosial dan geografis. Kesenjangan ini digemakan oleh harapan
Milenium, yang percaya bisnis multinasional tidak sepenuhnya menyadari potensi
mereka untuk meringankan tantangan terbesar masyarakat.Jika bisnis benar-benar
memainkan peran utama dalam implikasi sosial yang luas dari Industri 4.0,
organisasi harus merangkul perubahan transformatif — sebelum terlambat.
Industri 4.0 memerlukan pembelajaran berkelanjutan untuk:
Keamanan
12
Permodalan
Ketenagakerjaan
Privasi
Mungkin aspek yang paling menantang dari penerapan teknik Industry 4.0
adalah risiko keamanan TI terhadap sistem Industri. Integrasi online ini akan
memberi ruang untuk pelanggaran keamanan dan kebocoran data. Pencurian dunia
maya juga harus dipertimbangkan. Dalam kasus ini, masalahnya bukan masalah
perorangan, tetapi dapat, dan mungkin akan, membebani para produser uang dan
bahkan dapat merusak reputasi mereka. Oleh karena itu, penelitian dalam
keamanan sangat penting.
13
Kemudian dilanjutkan dengan penemuan radio dimana informasi dan
komunikasi untuk pertama kalinya dapat disebarluaskan secara real
time namun masih terbatas jarak hingga penemuan telepon dimana
paradigma komunikasi jarak jauh yang pada masa awal perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi masih hanya bersifat satu arah
berubah drastis menjadi komunikasi dua arah sehingga memungkinkan
dua orang dapat bertukar informasi dan berkomunikasi di saat yang
sama.
14
Integrasi horizontal akan menurunkan biaya untuk menangani jaringan
rantai pasokan yang kompleks
Integrasi saluran yang mulus akan bergantung pada pengiriman last-mile
yang nyaman dan hemat biaya
Transparansi pada kualitas dan asal akan membantu perusahaan untuk
membedakan di pasar dan memenuhi permintaan konsumen.
===================================================
======
15
2.7 Langkah Indonesia Menghadapi Revolusi Industri
Sebagai langkah awal dalam menjalankan Making Indonesia
4.0, terdapat lima industri yang menjadi fokus implementasi industri 4.0 di
Indonesia, yaitu:
1. Makanan dan minuman
2. Tekstil
3. Otomotif
4. Elektronik
5. Kimia
Lima industri ini merupakan tulang punggung, dan diharapkan membawa
pengaruh yang besar dalam hal daya saing dan kontribusinya terhadap ekonomi
Indonesia menuju 10 besar ekonomi dunia di 2030. Kelima sektor inilah yang
akan menjadi contoh bagi penerapan industri 4.0, penciptaan lapangan kerja baru
dan investasi baru berbasis teknologi.
Industri 4.0 di Indonesia akan menarik investasi luar negeri
maupun domestik di Indonesia, karena industri di Indonesia lebih
produktif dan sanggup bersaing dengan negara-negara lain, serta berusaha
semakin baik yang disertai dengan peningkatan kemampuan tenaga kerja
Indonesia dalam mengadopsi teknologi. Revolusi mental juga harus
dijalankan, mulai dari mengubah mindset negatif dan ketakutan terhadap
industri 4.0 yang akan mengurangi lapangan pekerjaan atau paradigma
bahwa teknologi itu sulit.
Dengan segala potensi yang ada kita harus menjadi pelaku aktif
yang mendapat manfaat atas perubahan besar itu. Tantangan ke depan
adalah meningkatkan skill tenaga kerja di Indonesia, mengingat 70%
angkatan kerja adalah lulusan SMP. Pendidikan sekolah vokasi menjadi
suatu keharusan agar tenaga kerja bisa langsung terserap ke industri.
Selain itu Pemerintah perlu meningkatkan porsi belanja riset baik
melalui skema APBN atau memberikan insentif bagi Perguruan Tinggi
dan perusahaan swasta. Saat ini porsi belanja riset Indonesia hanya 0,3%
16
dari PDB di tahun 2016, sementara Malaysia 1,1% dan China sudah
2%. Belanja riset termasuk pendirian techno park di berbagai daerah
sebagai pusat sekaligus pembelajaran bagi calon-calon wirausahawan di
era revolusi industri 4.0.
Harapannya tingkat inovasi Indonesia yang saat ini berada
diperingkat 87 dunia bisa terus meningkat sehingga lebih kompetitif di era
transisi teknologi saat ini. Kesimpulannya revolusi industri 4.0 bukanlah
suatu kejadian yang menakutkan, justru peluang makin luas terbuka bagi
anak bangsa untuk berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
Semua revolusi itu terjadi menggunakan revolusi sebelumnya
sebagai dasar. Industri 2.0 takkan muncul selama kita masih
mengandalkan otot, angin, dan air untuk produksi. Industri 3.0 intinya
meng-upgrade lini produksi dengan komputer dan robot. Jadi, industri 4.0
juga pasti menggunakan komputer dan robot ini sebagai dasarnya. Jadi,
kemajuan apa saja yang muncul di dunia komputer kita akhir-akhir ini?
Pertama, kemajuan yang paling terasa adalah internet. Semua
komputer tersambung ke sebuah jaringan bersama. Komputer juga
semakin kecil sehingga bisa menjadi sebesar kepalan tangan kita, makanya
kita jadi punya smartphone. Bukan cuma kita tersambung ke jaringan
raksasa, kita jadinya SELALU tersambung ke jaringan raksasa tersebut.
Inilah bagian pertama dari revolusi industri keempat: “Internet of Things”
saat komputer-komputer yang ada di pabrik itu tersambung ke internet,
saat setiap masalah yang ada di lini produksi bisa langsung diketahui
SAAT ITU JUGA oleh pemilik pabrik, di manapun si pemilik berada!
Ponsel pintar (smartphones) yang senantiasa membuat kita terhubung dengan
dunia luar adalah instrumen penting dalam revolusi industri 4.0.
Kedua, kemajuan teknologi juga menciptakan 1001 sensor baru,
dan 1001 cara untuk memanfaatkan informasi yang didapat dari sensor-
sensor tersebut yang merekam segalanya selama 24 jam sehari. Informasi
ini bahkan menyangkut kinerja pegawai manusianya. Misalnya, kini
perusahaan bisa melacak gerakan semua dan setiap pegawainya selama
17
berada di dalam pabrik. Dari gerakan tersebut, bisa terlihat, misalnya,
kalau pegawai-pegawai tersebut menghabiskan waktu terlalu banyak di
satu bagian, sehingga bagian tersebut perlu diperbaiki. Masih ada 1001
informasi lainnya yang bisa didapat dari 1001 data yang berbeda, sehingga
masih ada 1001-1001 cara meningkatkan produktivitas pabrik yang semula
tak terpikirkan. Karena begitu banyaknya ragam maupun jumlah data baru
ini, aspek ini sering disebut Big Data.
Ketiga, berhubungan dengan yang pertama dan kedua,
adalah Cloud Computing. Perhitungan-perhitungan rumit tetap
memerlukan komputer canggih yang besar, tapi karena sudah terhubung
dengan internet, karena ada banyak data yang bisa dikirim melalui
internet, semua perhitungan tersebut bisa dilakukan di tempat lain,
bukannya di pabrik. Jadi, sebuah perusahaan yang punya 5 pabrik di 5
negara berbeda tinggal membeli sebuah superkomputer untuk mengolah
data yang diperlukan secara bersamaan untuk kelima pabriknya. Tidak
perlu lagi membeli 5 superkomputer untuk melakukannya secara terpisah.
BAB III
PENUTUP
18
Revolusi atau perkembangan teknologi industri saat ini memasuki
fase keempat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
pesat memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan manusia.
Banyak kemudahan dan inovasi yang diperoleh dengan adanya dukungan
teknologi digital. Layanan menjadi lebih cepat dan efisien serta memiliki
jangkauan koneksi yang lebih luas dengan sistem online. Hidup menjadi
lebih mudah dan murah. Serta dengan adanya Perkembangan teknologi
industri 4.0 akan memberikan penerapan dan peningkatan yang lebih baik
dari sebelumnya dengan nilai integritas didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Marsudi Almatius Setya, Yunus Widjaja. 2019. Industri 4.0 Dan Dampaknya
Terhadap Financial Technology Serta Kesiapan Tenaga Kerja Di Indonesa. Jurnal
19
Universitas Pendidikan Indonesia [Internet]. Juli 2019. Vol. 2 no. 2. Available
from : http://journals.upi-yai.ac.id/index.php/IKRAITH-
EKONOMIKA/article/download/398/280 Accesessed March 26th, 2021
GHUFRON, Ghufron. Revolusi Industri 4.0: Tantangan, Peluang, dan solusi bagi
dunia pendidikan. In: Seminar Nasional dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2018. 2018.
20
21