Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III

BAB III
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk Kota Langsa

Berbagai macam perencanaan pembangunan telah dilaksanakan


dengan baik meskipun masih belum dapat dikatakan sempurna. Banyak
permasalahan muncul selama proses perencanaan yang ikut
mempengaruhi proses perencanaan itu sendiri. Permasalahan utama
perencanaan pembangunan sebagian besar disebabkan oleh keterbatasan
sumber-sumber dana pembangunan ditambah lagi dengan inkonsistensi
dokumen induk perencanaan dengan implementasi di lapangan. Berikut
adalah beberapa permasalahan utama yang telah dirangkum berdasarkan
tugas dan fungsi bidang-bidang perencanaan Dp3adalduk & KB Kota
Langsa.

Bidang Keluarga Berencana Ketahanan dan Kesejahteraan


Keluarga.

Kualitas Dokumen Perencanaan Masih Rendah

Pembangunan yang baik dimulai dari perencanaan yang baik pula.


Semenjak Dp3adalduk & kb Kota Langsa terbentuk, terdapat beberapa
permasalahan utama dalam penyusunan dokumen perencanaan.
Sebagian besar permasalahan yang muncul dalam proses penyusunan
dokumen perencanaan berada dalam lingkungan internal Dp3a dalduk
dan kb khususnya terkait dengan kualitas SDM perencana. Selain faktor
internal, faktor eksternal juga ikut mempengaruhi kualitas dokumen
perencanaan.

29
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III

Isu Strategis
1. Masih Rendahnya kesadaran masyarakat untuk secara aktif
mengikuti program KB;
2. Masih Kurang Optimalnya peran Tabina Keluarga dalam
meningkatkan partisipasi keluarga berencana dan peningkat ekonomi.

Bidang Pengendalian Penduduk Penyuluhan dan Penggerakan.

Selama lima tahun berturut-turut pengendalian penduduk


,penyuluhan dan penggerakan Kota Langsa masih tinggi. Perekonomian
Kota Langsa pada tahun 2016 dengan menggunakan penghitungan
metode baru tahun dasar 2016 mencapai 4,72%. Pada tahun tersebut
pertumbuhan merata di segala kategori, mulai dari kategori pertanian
hingga jasa-jasa. Perekonomian Kota Langsa mulai melambat di tahun
2017 dan tahun 2018 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pada tahun 2018 pertumbuhan ekonomi Kota Langsa melambat sebesar
4,43%. Meskipun demikian, melambatnya pertumbuhan ekonomi Kota
Langsa pada tahun 2017 dan 2018 tidak menyebabkan pertumbuhan
ekonomi Kota Langsa kembali melambat pada tahun 2017 yang mencapai
4,42%, dan tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Kota Langsa kembali naik
dengan persentase sebesar 4,50 persen. Pertumbuhan ekonomi yang
rendah berimplikasi terhadap tingkat pengangguran dan tingkat
kemiskinan yang tinggi. Tingkat pengangguran terbuka di Kota Langsa
tahun 2017 tercatat sebesar 8,55 persen, sedangkan tingkat kemiskinan
di Kota Langsa pada tahun 2017 sebesar 11,62 persen.

Penduduk yang berada pada garis kemiskinan sebagian besar


bekerja di sektor pertanian, dan permasalahan utama di sektor pertanian
adalah belum optimalnya pemanfaatan sumberdaya pertanian, kelautan
dan perikanan. Peranan sektor primer terutama pertanian terhadap PDRB
Kota Langsa tidak sebesar sektor sekunder dan tersier. Namun sub sektor
pertanian, kelautan dan perikanan memiliki sumber daya yang besar
untuk dapat dimanfaatkan secara maksimal misalnya dengan menjadikan

30
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III

hasil sub sektor pertanian sebagai bahan baku (input) terhadap sektor
sekunder dan tersier.

Isu Strategis
1. Tingginya pertumbuhan penduduk;
2. Kurangnya Kuantitas dan Kualitas Penyuluh keluarga berencana;

Bidang Perlindungan Hak Perempuan,Perlindungan Khusus Anak


dan Pemenuhan Hak Anak

Permasalahan yang di hadapi pada bidang Perlindungan Hak


Perempuan,Perlindungan Khusus Anak dan Pemenuhan Hak Anak Antara
Lain :

Isu Strategis
1. Tingginya Kasus kekerasan terhadap perempuan,terlihat dari jumlah
kasus kekerasan terhadap perempuan dan jumlah kasus KDRT;
2. Perempuan banyak menjadi objek pornografi, menjadikan perempuan
sangat rentan terhadap kekerasan;
3. Rendahnya perlindungan terhadap tenaga kasus-kasus perlakuan
buruk terhadap buruh migran;
4. Belum Optimalnya peran kelembagaan perlindungan hak perempuan;
5. Tingginya kerentanan perempuan pada situasi konflik dan bencana;
6. Terjadinya berbagai praktik buruk yang mengancam hak-hak
anak,seperti pekerja anak perkawinan anak, dan anak berhadapan
dengan huku (ABH);
7. Munculnya berbagai tindak kekerasan di media online seperti
pornografi,pelecehan seksual,dan penipuan,terlihat dari kasus
pornografi dan cyber crine;
8. Belum semua puskesmas termasuk katagori Puskesmas Ramah Anak;
9. Belum semua sekolah termasuk katagori sekolah ramah anak;

Bidang Kualitas Hidup perempuan dan Kualitas Keluarga

Masih Rendah nya Kualitas Hidup Perempuan dan Kualitas


Keluarga

31
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III

Beberapa masalah penting dalam peningkatan sumber daya


manusia di bidang Kualitas hidup perempuan dan kualitas keluarga.
Selain masalah peningkatan sumber daya manusia, bidang
perencanaan pembangunan keistimewaan Aceh dan sumber daya
manusia dp3adalduk dan kb juga dihadapkan pada pelaksanaan syariat
Islam yang belum sepenuhnya dipahami sesuai dengan syariat Islam.
Isu Strategis

1. Tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan,terlihat dari


jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan jumlah Kasus
KDRT;
1. Perempuan banyak menjadi objek pornografi,menjadikan
perempuan sangat rentan terhadap kekrasan;
2. Belum optimalnya peran kelembagaan perlindungan hak
perempuan;

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Walikota Langsa Periode 2017-
2022

Berdasarkan rapat pleno terbuka penetapan rekapitulasi hasil


perolehan suara Pemilukada, pada tanggal 4 Juli 2017 Komisi
Independen Pemilihan (KIP) Kota Langsa telah menetapkan pasangan
calon Tgk. Usman Abdullah, SE dan Drs. Marzuki Hamid, MM, sebagai
calon terpilih dan dilantik sebagai Walikota dan Wakil Walikota Langsa
periode 2017-2022 pada tanggal 28 Agustus 2017 oleh Gubernur Aceh
atas nama Menteri Dalam Negeri melalui sidang paripurna istimewa
DPRK Kota Langsa.

Sesuai amanah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa visi dan misi dari
Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah terpilih, ditetapkan menjadi dasar
visi dan misi pembangunan Kota Langsa Periode 2017-2022. Dalam
rangka untuk mengedepankan penyelenggaraan pemerintahan yang
amanah, Pemerintah Kota Langsa menetapkan visi Pembangunan Kota
Langsa Tahun 2017-2022 sebagai berikut :
32
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III

“ Langsa Kota Jasa yang Berperadaban dan Islami”

Kalimat visi di atas memiliki arti, “ Langsa Kota Jasa “ sebagai


sebuah kota yang bergerak dan memiliki keunggulan di sektor jasa, dan
perdagangan, berbagai industri atau pabrik berskala menengah dan kecil,
termasuk sentra-sentra UKM dapat berkembang dengan baik dengan
tetap memperhatikan kualitas ruang terbuka hijau (RTH) sebagai pusat
interaksi warga. “ Langsa Kota Berperadaban “memiliki makna sebuah
kota yang memiliki jati diri, harga diri, berbudaya, dan mandiri dalam
upaya mencapai kemakmuran masyarakat Kota Langsa, berlandaskan
tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa, ekonomi lokal yang
tangguh, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Sementara itu, “ Langsa Kota Islami “ Memiliki arti sebagai kota yang
masyarakatnya beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak
karimah dengan melaksanakan kewajiban sesuai Syariat Islam serta
senantiasa memelihara hubungan yang harmonis antarummat beragama.
Visi tersebut baru akan terwujud asalkan terdapat beberapa asumsi
antara lain:
1) Dukungan dan partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat Kota
Langsa, termasuk jajaran eksekutif dan legislatif, maupun kalangan
dunia usaha (swasta);
2) Tersedianya anggaran pembangunan daerah yang memadai setiap
tahun serta difokuskan pada program pembangunan prioritas;
3) Terciptanya keberlanjutan perdamaian di Aceh secara keseluruhan,
termasuk di Kota Langsa, selama terciptanya kondisi keamanan
dan ketertiban dalam masyarakat;
4) Kestabilan makro ekonomi serta kondusifnya kondisi sosial dan
politik secara nasional;
5) Syariat Islam yang implementasinya didukung oleh masyarakat.

33
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III

Misi
Misi dari Walikota dan Wakil Walikota terpilih dalam Pemilukada
Kota Langsa tahun 2017 adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelaksanaan syariat Islam secara kaffah dengan
lebih mendorong inisiatif dan partisipasi warga;
2. Melanjutkan penataan birokrasi pemerintahan, sinkronisasi dan
harmonisasi kerjasama pembangunan yang lebih responsif,
efektif dan efisien, transparan serta akuntabel yang berbasiskan
smart city dalam rangka mendukung pelaksanaan e-government;
3. Melanjutkan penataan kota untuk menciptakan lingkungan yang
bersih, hijau, sehat, indah dan nyaman;
4. Meningkatkan kualitas pendidikan di semua tingkatan;
5. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat;
6. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
7. Melanjutkan pembangunan infrastruktur guna mendukung
percepatan pembangunan dan pengembangan wilayah;
8. Meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat;
9. Mengembangkan olah raga, kesenian, dan kepemudaan; dan
10. Memelihara serta meningkatkan keamanan, ketertiban umum
dan stabilitas politik.

Faktor-Faktor Penghambat

Terdapat beberapa faktor penghambat terhadap implementasi dari


visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota terpilih di tingkat Dinas
Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana Kota Langsa , antara lain:
1. Pelaksanaan Perencanaan dan Penggaran responsif gender belum
optimal;

2. Keterbatasan anggaran program untuk mendukung PUG dan


perencanaan dan penggaran responsif gender;

3. Terbatasnya personil yang melayani penanganan kasus kekerasan


terhadap perempuan dan anak;

34
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III

Faktor-Faktor Pendorong

Faktor pendorong terhadap implementasi dari visi dan misi


Walikota dan Wakil Walikota terpilih di tingkat Dinas Pemberdayaan
Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kota Langsa, antara lain :

1. Adanya komitmen Kepala Daerah untuk meningkatka


pemberdayaan perempuan;

2. Adanya kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dan


instansi ter

3. kait melalui lembaga P2TP2A; dan

4. Adanya Komitmen Kepala Daerah untuk mengembangkan Kota


Layak Anak.

3.3. Telaahan Renstra Kementerian Badan Perencanaan


Pembangunan Nasional

Sesuai dengan tugas dan fungsinya mendukung pelaksanaan misi


ke 4 pembangunan nasional dalam RPJMN TAHUN 2017-2019 yaitu .
”TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT,MANDIRI,DAN
BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”

Arah kebijakan dan strategi PPPA


Dalam rangka mencapai tujuan, sasaran strategis dan taret
indikator kinerja utama kemen PPPA tahun 2017-2019, dirumuskan arah
kebijakan dan strategis kemen PPPA sebagai berikut:
1. Peningkatan pengarus keutamaan gender dan Pemberdayaan
Perempuan serta kualitas keluarga dalam rangka meningkatkn
kualitas hidup perempuan serta kesetaraan dan keadilan gender di
berbagai bidang pembangunan

2. Peningkatan dan Perlindungan hak perempuan;

35
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III

3. Peningkatan akses semua anak tehadap pelayanan yang


berkualitas untuk mengoptimalkan tumbuh kembang dan
kelangsungan hidup

4. Peningkatan perlindungan kusus anakyang mencakup pencegahan


pengurangan resiko, penanganan, dan rehabilitasi anak korban
tindak kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah
lainnya

5. Peningkatan sinergritas dan kerja sama antara kementrian PPPA


dengan lembaga dan stake holder terkait

6. Penerapan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dalam


penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaaran,
pengelolaan data, pengelolaan keuangan dan barang milik negara,
peningkatan kompotensi SDM penataan organisasi dan tata
laksana, penyusunan peraturan perundang undangan,
penyelenggaraan advokasi dan analisis hukum, publikasi dan
kehumasan pelayanan pengaduan masyarakat, serta pengawasan
dan pengendalian dikementrian PP dan PA

7. Pemenuhan hak perempuan penyandang


disabilitas,lansia,koran,bencana dan konflik;

8. Meningkatkan pemenuhan hak perempuan dalam ketenagakerjaan;

9. Meningkatkan akses semua anak terhadap pelayanan yang


berkualitas dalam rangka mendukung tumbuh kembang dan
kelangsungan hidup;

10. Menguatkan sistem perlindungan anak yang mencakup


pencegahan, penanganan, dan rehabilitasi anak korban tindak ,
kekerasan, eksploitasi,penelantaran,dan perlakuan salah lainnya;

11. Meningkatkan efektifitas kelembagaan perlindungan anak.

36
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III

Tujuan Kemen PPPA untuk mendukung capaian Visi dan Misi Kemen
PPPA adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesetaraan gender dalam pembangunan;
2. Meningkatkan kualitas perlindungan hak perempuan;
3. Meningkatkan kualitas pemenuhan hak dan perlindungan khusus
anak
4. Meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan dan pelayanan
publik di kementerian PPPA;
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan sinergitas antara
lembaga masyarakat dalam peningkatan pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak;

Faktor-Faktor Penghambat

Terdapat beberapa faktor penghambat terhadap implementasi dari


visi, misi, tujuan, dan sasaran Rencana Strategis daerah di tingkat DP3A
DALDUK dan KB Kota Langsa, antara lain:
1. Pelaksanaan perencanaan dan penganggaran responsif Gender
belum optimal;
2. Terbatasnya anggaran program untuk mendukung PUG dan
perencanaan penganggaran responsif Gender;
3. Terbatasnya personil yang melayani kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak.

Faktor-Faktor Pendorong `
Beberapa faktor pendorong terhadap implementasi dari visi, misi,
tujuan, dan sasaran Rencana Strategis di tingkat DP3A DALDUK dan KB
Kota Langsa, antara lain:
1. Adanya komitmen Kepala Daerah untuk meningkatkan pemberdayaan
perempuan;
2. Adanya kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dan instansi
terkait melalui lembaga P2TP2A;
3. Adanya komitmen kepala daerah untuk mengembangkan kota layak
anak.

37
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan


Hidup Strategis

Partisipasi Perempuan.
Telaahan Renstra K/L dan Renstra Kota Langsa dapat diketahui
faktor-faktor penghambat kinerja dari Program/Kegiatan Dinas
Pemberdayaan Perempuan,Perlindungan Anak,Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana,Adapun Telaahan kegiatan tersebut dapat dilihat
pada Tabel berikut.

Tabel 3.1
Partisipasi Perempuan Kota Langsa
Tahun 2015-2019

No. Uraian Satuan 2015 2016 2017 2018 2019

1 Jumlah Pekerja
Perempuan di
Lembaga Orang 2.984 2.994 3.010 2.433
Pemerintah
2 Jumlah Pekerja
Perempuan di Orang 725 740 750 700
Lembaga Swasta
3 Persentase
Partisipasi
Perempuan di Persen 53 54 80.05 61,56
Lembaga
Pemerintah
4 Persentase
Partisispasi Persen 20 20 19.95 18,82
Perempuan di
Lembaga Swasta
Sumber : DP3ADALDUK DAN KB Kota Langsa, 2019

Faktor Pendorong Partisipasi Perempuan adalah :


1. Kesadaran Perempuan untuk membangun desa;
2. Serta adanya kesempatan bagi keterlibatan perempuan .

Faktor Penghambat Partisipasi Perempuan adalah :


1. Beban Ganda yang dimiliki Perempuan;
2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan;

38
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III

Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak .

Berdasarkan jumlah kasus KDRT di Kota Langsa pada tahun 2016


sampai dengan tahun 2017, ada mengalami pasang surut, seperti pada
tahun 2016 jumlah kasus sebanyak 21 kasus, pada tahun 2017 menurun
menjadi 14 kasus, terus pada tahun 2018 kembali turun menjadi 8
Kasus, Namun pada tahun 2019 kembali turun menjadi 3 kasus,
diharapkan untuk masa yang akan datang, kekerasan pada perempuan
dan anak yang terjadi di Kota Langsa akan berkurang, dengan adanya
P2TP2A yang ada di Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.

Adapun Faktor Pendorong dari kasus Kekerasan Perempuan dan


Anak yaitu :
1.Faktor Sosial Politik;
2.Faktor Ekonomi;
3.Faktor Sosial Psikologis

Sedangkan Faktor Penghambat nya adalah :


1.Faktor Budaya;
2.Faktor Pelayanan Pengaduan;
3.Faktor Kepatuhan Hukum;
4.Faktor Trauma Psokologis;
5.Faktor Keterbatasan SDM.
6.Faktor Kepatuhan Hukum.

Upaya Penanggulangannya yaitu:


1. Disepakati nya Deklarasi Anti Kekerasan terhadap Perempuan;
2. Penghapusan kekerasan terhadap perempuan.

39
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Adapun tujuan dari pada Program Keluarga Berencana dan keluarga


sejahtera adalah untu4k meningkatkan partisipasi PUS terhadap KB .
Rasio Akseptor KB di Kota Langsa pariode 2016-2019, cenderung
mengalami sedikit penurunan, ini diakibatkan oleh melambatnya
pertumbuhan jumlah pengguna Akseptor KB dan jumlah pasangan Usia
Subur, Adapun faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam
pelaksanaan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota
Langsa adalah :
Tabel3.2
Perkembangan Rasio Akseptor KB

No. Uraian Satuan 2015 2016 2017 2018 2019


1 Jumlah Pengguna Orang 17.280 20.588 22.747 11.491
Akseptor KB
2 Jumlah Pasangan Pasang 24.270 24.147 26.751 19.985
Usia Subur
3 Rasio Akseptor KB Rasio 0,71 0,85 0,87 0,57
Sumber : DP3ADALDUK DAN KB 2019

Faktor Pendukungnya adalah :


1.Pendidikan,Pengetahuan,Mata Pencaharian,dukungan
Keluarga,Peran suami,dan Kualitas Pelayanan KB adalah sangat
berkaitan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan Keluarga
Berencana.

Faktor Penghambat nya adalah :


1.Pengetahuan,Pendidikan,Budaya,Usia,dan agama,sangat
berkaitan dengan alasan ketidak berhasilnya Pelaksanaan KB di
Kota Langsa.

40

Anda mungkin juga menyukai