Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Pengantar Manajemen MANAJEMEN

PROSES PERENCANAAN MANAJEMEN


DOSEN PENGAMPU : RAHMAT JUNAIDI,S.E.,MM

KELOMPOK I
DEDE SAPUTRA
MARNI SRIHARTATI HAREFA
IVAN KEVIN SITUMEANG
NAZARUDDIN ILHAM
MARCHELA NATASYA SESTYA

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS RIAU
RIAU
2020
PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN

1. Pengertian Perencanaan

Perencanaan Adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan


pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan,kapan, bagaimana, dan
oleh siapa. Secara umum, pengertian perencanaan adalah suatu proses
menentukan hal-hal yang ingin dicapai (tujuan) di masa depan serta
menentukan berbagai tahapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut. Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan
keputusan (decision making.

Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen yang


paling penting di mana di dalamnya terdapat aktivitas mendefinisikan
tujuan organisasi, membuat strategi, serta mengembangkan rencana
kerja organisasi. Perencanaan adalah tahap awal dalam kegiatan suatu
organisasi terkait dengan pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Pengertian Perencanaan Menurut Para Ahli


Agar lebih memahami apa arti perencanaan, maka kita dapat merujuk
pada pendapat para ahli berikut ini:

1. Erly Suandy
Menurut Erly Suandy , pengertian perencanaan adalah suatu proses
penentuan tujuan organisasi dan kemudian menyajikan dengan jelas
strategi-strategi, taktik-taktik, dan operasi yang diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasi secara menyeluruh.

2. Barbara Becker
Menurut Becker, pengertian perencanaan adalah suatu cara rasional
untuk mempersiapkan masa depan.
3. Jaqueline Alder
Menurut Alder, pengertian perencanaan adalah suatu proses menentukan
apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang serta menetapkan
tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya.

4. John Douglas
Menurut Douglas, definisi perencanaan adalah suatu proses kontinu dari
pengkajian, membuat tujuan dan sasaran, dan mengimplementasikan
serta mengevaluasi atau mengontrolnya.

5. George Steiner
Menurut Steiner, pengertian perencanaan adalah suatu proses memulai
dengan sasaran-sasaran, batasan strategi, kebijakan, dan rencana
terperinci untuk mencapainya, mencapai organisasi untuk menerapkan
keputusan, dan termasuk tinjauan kinerja dan umpan balik terhadap
pengenalan siklus perencanaan baru.

2. Alasan alasan perlunya perencanaan

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan di


lakukan untuk mencapai: (1) ”protektive benefits” yang dihasilkan dari
pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan
keputusan, dan (2) “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya
sukses pencapaian tujuan organisasi.

Adapun manfaat adanya perencanaan sebagai berikut :


 Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan.
 Memungkinkann manajer memahami keseluruhan gambaran
operasi lebih jelas
 Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai
bagian organisasi
 Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah
dipahami
 Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
 Menghemat waktu, usaha dan dana
PENGERTIAN PERENCANAAN DAN JENIS JENIS
PERENCANAAN

3.      Pengertian Perencanaan
1.    Prajudi Atmosudirdjo
      Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu
yang kan di jalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa
yang melakukan, bilamana, dimana, dan bagaimana cara
melakukanya.
2.      S.P. Siagian
            Perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran secara
matang menyangkut halhal yang akan di kerjakan dimasa dating
dalam rangka mencaoai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
3.      G.R.Terry
      Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan
membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa
datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
4.      Louis A.Allen
            Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan
untuk mencapai hasil yang diiginkan
5.      Billy E.Goetz
            Perencanaan adalah pemilihan yang fundamental dan
masalah perencanaan timbul,jika terdapat alternatif-alternatif.
6.      Drs.H.Malayu S.P Hasibuan
Perencanaan adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan
berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan itu.

7.      Harold Koontz dan Cyril O’Donnel


            Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang
berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan,
prosedur-prosedur, program-program dari alternatif-alternatif yang
ada.
8.      R. Schermerhorn
            Perencanaan adalah proses penetapan tujuan dan penentuan
apa yang harus dikerjakan untuk merealisasikannya.
9.      Samuel Certo
Perencanaan adalah proses penentuan bagaimana sistem
manajemen (organisasi) akan mencapai atau merealisasikan
tujuannya.
10.    Menurut Prof. Bintoro Tjokroamidjojo :
     Perencanaan dalam arti luas : suatu proses
mempersiapkansecarasistematiskegiatankegiatanyang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Olehkarena itu
pada hakekatnya terdapat pada tiap jenis usaha manusia.
 Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan
sebaik-baiknya dengansumber-sumber yang ada supaya lebih
efisien dan efektif. Perencanaan adalah penentuan tujuan yang
akan dicapai atau yang akan dilakukan,bagaimana, bilamana dan
oleh siapa.

4.       Jenis-Jenis Perencanaan
1.      Perencanaan Abstrak
Perencanaan abstrak adalah perencanaan yang masih berada di
dalam pikran atau masih dalam angan-angan manusia. Perencanaan
abstrak ini belum tertuang dalam wujud perencanaan nyata dan
belum tertuang dalam sebuah dokumen.
2.      Perencanaan Rill
Perencanann riil adalah perencanaan yang telah tersusun secara
sistematis. Perencanaan ini juga telah tertulis dan tertuang dalam
sebuah kertas atau dokumen.
3.      Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan ini meliputi jangka waktunya 1 tahun.
Perencanaan ini di sebut juga perencanaan operasional tahunan .
Contohnya: Perencanaan Operasional Tahunan (POT) ► APBN,
yang berisikan :
a.    Rencana Sektor; Sub Sektor; Program; dan Proyek ( DIP ►
PO)
b.    Paket Kebijaksanaan
c.    Perencanaan Pembangunan Di Tingkat Daerah, yaitu Daerah
Propinsi dan Kabupaten/Kota ► REPELITA DAERAH ►
APBD
d.   Perencanaan Pembangunan Tingkat Desa ► Kepala Desa +
BPD
4.      PerencanaanJangka Menengah
Perencanaan ini meliputi jangka waktunya 3 sampai 8
tahun.  Di Indonesia umunya 5 tahun. Ini merupakan penjabaran
atau uraian perencanaan jangka panjang, walaupun perencanaan
jangka menengah ini masih bersifat umum tetapi sudah di
tampilkan sasaran yang di proyeksikan secara kuantitatif.
Contohnya REPELITA, yang berisikan :
a.    Strategi Dasar Pembangunan
b.    Kerangka Rencana atau Kerangka Makro
c.    Rencana Daerah-daerah (Regional)
5.        Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan ini meliputi jangka waktu hingga 10 tahun keatas
dalam perencanaan ini belum di tampilkan sasaran sasaran yang
bersifat kuantitatif tetapi lebih kepada proyeksi atau perspektif atas
keadaan ideal yang di inginkan dan pencapaian keadaan yang
bersifat pundapental.
Contohnya:  GBHN ► Pola Umum Pembangunan Nasional
( PUPN ) yang berisikan :
a.    Pola Pembangunan Nasional ( PDPN )
b.    Pola Dasar Pembangunan Jangka Panjang (PDPJP)
c.    Pola Dasar Pembangunan Jangka Menengah (PDPJM)
5. Faktor waktu dan Perencanaan
Perencanaan atau planning adalah sebuah proses yang dimulai dari
penetapan tujuan organisasi,menentukan strategi untuk pencapaian
tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh,serta merumuskan system
perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya
tujuan organisasi (Robbins dan Coulter,2002)

Fungsi dan manfaat dari perencanaan


Perencanaan merupakan suatu proses pengambilan keputusan tentang
tujuan apa yang harus dicapai pada kurun waktu tertentu di masa
mendatang dan harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Perencanaan ini berfungsi untuk merencanakan program
kepegawaian,seperti
pengorganisasian,pengarahan,pengendalian,pengadaan,pengembangan,k
ompensasi,integrasi,pemeliharaan,kedisiplinan dan pemberhentian
karyawan.

Persyaratan perencanaan
-Berdasarkan alternatif
-Realistis
-Fleksibel
-Ekonomis
-Rencana harus dilandasi partisipasi

Jenis jenis rencana


-Perencanaan strategis (Strategic plans)
-Perencanaan Taktis (Tactical Plans)

6. Masalah Masalah
Problem manajemen adalah proses yang bertanggungjawab dalam
mengelola siklus hidup semua masalah yang terjadi atau bisa saja terjadi
atau bisa saja terjadi pada layanan teknologi informasi.
Jenis jenis masalah
1.Masalah terstruktur yaitu masalah yang jelas factor penyebabnya.
2.Masalah yang tidak terstruktur yaitu penyimpangan dari suatu masalah
organisasi yang bersifat umum.

Penyelesaian masalah
1.Problem avoiders,Yaitu mengabaikan informasi yang mungkin
member tanda adanya masalah
2.Problem solvers,Memecahkan masalah setelah masalah itu timbul
3.Problem seekers,Proaktif dalam mengantisipasi permasalahan
sehingga dimungkinkan langkah langkah prefentif.

Buku pengantar manajmen karangan T.Hani Handoko


Bab 5
Kriteria penilaian efektivitaivitas rencana yanag dapat digunakan untuk
menilai efektivitas perencanaan,yaitu mencakup :
1.kegunaan
2.ketepatan dan obyektivitas
3.ruang lingkup
4.efektivitas biaya
5.akuntabilitas
6.ketepatan waktu

7.Perencanaan yang efektif


Walaupun efektiviitas sangat penting ,pastinya juga mengalami sebuah
hambatan,antara lain:
Penolakan dari diri perencana terhadap penetapan dan pembuatan
rencana untuk mencapainy.Alasan manajer ragu atau gagal dalam
menetapkan tujuan organisasi :
1.kewenangan melepaskan tujuan alternatif
2.ketakutan akan kegagalan
3.minimnya pengetahuan tentang organisasi
4.minimnya pengetahuan tentang lingkungan
5.kurang percaya diri
Keengganan yang lazim dari para anggota organisasi untuk menerima
rencana karena perubahan yang akan ditimbulkan.Terdapat tiga alasan
mengapa anggota organisasi dapat menolak perubahan-perubahan yang
akan terjadi:
1.ketidakpastian mengenai sebab dan akibat dari perubahan
2.keengganan untuk melepaskan keuntunan yang ada
3.kesadaran akan kelemahan dalam perubahan yang diusulkan

Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut,maka penting bagi


seorang manajer puncak maupun manajer yang lain untuk melakukan
tindakan-tindakan konkrit
1.Langkah-langkah yang ditempuh agar tujuan yang sulit dapat dicapai;
a.memberikan pelatihan dan bimbingan mengenai cara untuk mencapai
tujuan tersebut
b.penghargaan dan imbalan atas tercapainya tujuan itu
c.memberikan tanggapan yang membangun serta menunjang,apabila
tujuan seringkali tidak tercapai
2.Langkah-langkah dalam menghadapi penolakan terhadap perubahan
sebagai berikut;
a.melibatkan para tenaga kerja dan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan organisasi dalam proses perencanaan
b.memberikan informasi yang lebih banyak kepada para tenaga kerja
menegenai rencana dan akibatnya yang mungkin timbul
c.mengembangkan suatu pola perencanaan yang efektif
d.menyadari akan dampak dari perubahan yang diusulkan terhadapa para
anggota dan memperkecil kekacauan yang tidak perlu

8.Kriteria penilaian efektifitas rencana

Sesuatu rencana yang baik,haruslah mengandung sifat-sifat sebagai


berikut:
1.pemakaian kata-kata yang sederhana dan terang
2.fleksibel
3.mempunyai stabilitas
4.ada dalam perimbangan
5.meliputi semua tindakan yang diperlukan
Suatu rencana yang fleksibel artinya renacan tersebut harus dapat
menyesuaikan diri dengan kedaan yang berubah yang tidak diduga
sebelumnya.Dengan kata lain,suatu rencana tidak perlu diubah
seluruhnya kalau terjadi perubahn keadaan melainkan hanya perubahan
sedikit saja yang dimungkinkan oleh rencana sebelumnya.
Akhirnya rencana tersebut haruslah cukup luas untuk meliputi semua
tindakan yang diperlukan,artinya haruslah rencana tersebut meliputi
segala-galanya,sehingga dengan demikian terjamin koordinasi dari
tindakan-tindakan seluruh unsur organisasi.

Buku pengantar manajemen karangan.

9.Materi lain terkait dengan Perencanaan dalam Manajemen


 Macam-Macam Perencanaan

Macam-macam perencanaan dalam pengantar manajemen dibagi


menjadi 3 yaitu :
1. Perencanaan Organisasi
Antara lain:
 Perencanaan strategis

Rencana strategis yaitu rencana yang dikembangkan untuk mencapai


tujuan strategis.Tepatnya, rencana strategis adalah rencana umum yang
mendasari keputusan alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah-
langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.

 Perencanaan taktis
Adalah rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan
untuk mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana
strategis.Rencana strategis pada umumnya melibatkan manajemen
tingkat atas dan menegah dan jika dibandingkan dengan rencana
strategis, memiliki jangka waktu yang lebih singkat dan suatu fokus
yang lebih spesifik dan nyata.

 Perencanaan operasional

Adalah rencana yang menitikberatkan pada perencanaan rencana taktis


untuk mencapai tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer ingkat
menegah dan tingkat bawah, rencana operasional memiliki fokus jangka
pendek dn lingkup yang relatif lebih sempit. Masing- masing rencana
operasional berkenaan dengan suatu rangkaian kecil aktivitas.Kami
menjelaskan perencanaan dengan lebih mendekati pada bagian
selanjutnya.

2. Perencanaan Operasional
Antara lain:

 Rencana sekali pakai : dikembangkan untuk melaksanakan


serangkaian tindakan yang mungkin tidak berulang di masa
mendatang
 Proyek : rencana sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit dan
lebih tidak kompleks dibandingkan dengan program
 Perencanaan tetap : dikembangkan untuk aktivitas yang berulang
secara teratur selama suatu periode waktu tertentu.
 Kebijakan : rencana tetap yang merinci respons umum organisasi
terhadap suatu masalah atau situasi tertentu.
 Prosedur operasi standar : rencana tetap yang menguraikan
langkah-langkah yang harus diikuti dalam situasi tertentu
 Aturan dan peraturan : rencana tetap yang mendeskripsikan dengan
tepat bagaimana aktivitas tertentu dilaksanakan

3. Perencanaan Kontinjensi
Jenis perencanaan lain yang juga penting adalah perencanaan kontinjensi
(contingency planning) yaitu penentuan serangkaian tindakan alternatif
jika suatu rencana tindakan secara tidak terduga tergganggu atau
dianggap tidak sesuai lagi.

Unsur-Unsur Perencanaan
Dalam menetapkan suatu rencana harus lah mengandung unsur-unsur
sebagai berikut:
 Tujuan. Suatu rencana yang akan dilaksanakan harus mempunyai
tujuan yang jelas dan mempunyai batasan akan tujuan tersebut
(fokus). Dalam batasan ini dirinci tentang limit waktu yang akan
dipakai, bagaimana cara pencapaian tujuan tersebut dan lain
sebagainya.
 Politik.
Yang dimaksud dengan politik ini adalah kewenangan, delegasi
dan pertanggung jawaban dalam pelaksanaan sebuah rencana.
Sehingga tujuan yang telah direncanakan akan berhasil.
 Prosedur, merupakan urutan tindakan atau kegiatan yang
terorganisir dalam rangka pencapaian tujuan tersebut.
 Anggaran atau budget merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam pencapaian tujuan. Anggaran ini harus dibuat serealistis
mungkin, sehingga beban dari pelaksanaan ini tidak tidak lah
begitu berat.
 Program, merupakan gabungan dari politik, prosedur dan anggaran
serta perlu adanya alternatif tujuan bilamana tujuan utamanya tidak
tercapai sebagaimana yang diharapkan.
 Proses Perencanaan

Berikut dibawah ini terdapat beberapa proses perencanaan, antara lain:

1. Menentukan tujuan perencanaan


2. Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan
3. Mengembangkn dasar pemikiran kondisi mendatang
4. Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan
5. Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya

 Seleksi sasaran
1. Penilaian dampak lingkungan
2. Mengadakan ramalan tentang perubahan
3. Evaluasi kekuatan internal perushaan
4. Mempertimbangkan berbagai alternatif tindakan bersama resiko
dan imbalannya
5. Pilihan alternatif terbaik
6. Penentuan program spesifik, rencana dan prosedur pelaksanaan

Evaluasi bersama hasil dan akibat perencanaan dalam rangka mengambil


tindkaan perbaikan dan mengadakan perubahan sesuai dengan apa yang
diharapkan
Hambatan Dalam Penetapan Perencanaan
Berikut ini terdapat beberapa hambatan dalam penetapan perencanaan,
antara lain:

1. Tujuan yang Tidak Tepat


Tujuan yang tidak tepat mempunyai banyak bentuk.Membayar deviden
yang besar kepada pemegang saham mungkin tidak jika dananya
didapatkan dengan mengorbankan penelitian dan pengembangan tujuan
mungkin juga tidak tepat jika tujuan tersebut tidak dapat dicapai. Jika
Kmart menetapkan tujuan untuk memperoleh lebih bayak pendapatan
dibanding Wal-Mart tahun depan, karyawan perusahaan mungkin.
Tujuan juga tidak tepat jika tujuan itu menepatkan terlalu banyak
penekanan pada ukuran kuantitatif maupun kalitatif dari keberhasilan.

2. Sistem Penghargaan yang Tidak Tepat


Dalam beberapa lingkungan, sistem penghargaan yang tidak tepat
merupakan hambatan dalam penetapan tujuan dan perencanaan

3. Lingkungan yang Dinamis dan Kompleks


Sifat dari suatu lingkungan organisasi juga merupakan hambatan bagi
penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif.Perubahan yang cepat,
inovasi teknologi, dan persaingan yang ketat juga dapat meningkatkan
kesulitan bagi suatu organisasi untuk secara akurat mengukur
kesempatan dan ancaman di masa mendatang.

4. Keengganan untuk Menetapkan Tujuan


Hambatan lain terhadap perencanaan yang efektif adalah tujuan bagi
mereka sendiri dan untuk unit-unit yang merupakan tanggung jawab
mereka. Alasan untuk ini mungkin adalah kurangnya rasa percaya diri
atau takut akan kegagalan. Jika seorang manajer menetapkan suatu
tujuan spesifik, ringkas, dan berhubungan dengan waktu, maka apakah
ia mencapai atau tidak mencapai tujuan tersebut akan tampak nyata.

Manajer yang secara sadar atau tidak sadar berusaha untuk menghindari
tingkat tanggung jawab ini lebih mungkin untuk menghindari usaha
perencanaan organisasi.Pfizer, suatu perusahaan farmasi besar,
mengalami masalah karena manajernya tidak menetapkan tujuan untuk
penelitian dan pengembangan. Sebagai akibatnya, organisasi tersebut
jauh tertinggal di belakang karena manajer tidak memiliki cara untuk
mengetahui seberapa efektif usaha penelitian dan pengembangan mereka
sebenarnya.

5. Penolakan terhadap Perubahan


Hambatan lain dalam menetapkan tujuan dan perencanaan adalah
penolakan terhadap perubahan. Perencanaan pada intinya terkait dengan
perubahan sesuatu dalam organisasi.Avon Products hampir membuat
dirinya sendiri bangkrut beberapa tahun yang lalu karena perusahaan
bersikeras melanjutkan kebijakan pembayaran deviden yang besar
kepada para pemegang sahamnya.Ketika laba mulai turun, manajer
menolak memotong deviden dan mulai melakukan pinjaman untuk
membayar deviden tersebut.Hutang perusahaan meningkat dari $3 juta
menjadi $1, 1 miliar dalam waktu delapan tahun.Pada akhirnya, manajer
terpaksa menyelesaikan masalah dan memotong deviden.

6. Keterbatasan
Keterbatasan (constraints) yang membatasi apa yang dapat dilakukan
organisasi merupakan hambatan utama yang lain.

Solusi Mengatasi Hambatan Perencanaan


Berikut dibawah terdapat beberapa solusi mengatasi hambatan
perencanaan, antara lain:

1. Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana


Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses
perencanaan adalah dengan maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga
mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada efektivitas penetapan
tujuan dan pembuatan rencana.Penetapan tujuan dan perencanaan yang
efektif tidak selalu memastikan keberhasilan, penyesuaian dan
pengecualian diharapkan dari waktu ke waktu.

2. Komunikasi dan Partisipasi


Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana
tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam
organisasi. Setiap orang yang terlibat dalam proses perencanaan
seharusnya tahu landasan apa yang mendasari strategi fungsional, dan
bagaimana strategi- strategi tersebut diintegrasikan dan dikoordinasikan.
Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dan
mengimplementasikan rencana harus didengar pendapatnya dalam
mengembangkan strategi tersebut.

Setiap orang hampir selalu memiliki informasi yang berharga untuk


disumbangkan / dan karena mereka yang akan mengimplementasikan
rencana / keterlibatan mereka sangat penting orang biasanya lebih
berkomitmer pada rencana yang pembentukannya mereka bantu .bahkan
ketika suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan staf
perencanaan, manajer dari berbagai tingkan dalam organisasi seharusnya
dilibatkan dalam proses perencanaan.

3. Konsistensi /Revsi /dan Pembaruan


Tujuan seharusnya konsisten baik secara hori zontal maupun secara
vertikal.Konsistensi horizotal berarti bahwa tujan seharusnya konsisten
diseluru organisasi/ dari satu departemen ke departemen lainnya.
Konsistensi vertikal berarti bahwa tujuan seharusnya konsisten dari atas
hingga ke bawah organisasi : tujuan stategis, taktis, dan operasional
harus selaras. Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan
proses yang dinamis, tujuan dan perencanaan juga harus direvisi dan
diperbarui secara berkala. Banyak organisasi melihat perlunya merevisi
dan memperbarui dengan frekuensi yang semakin sering.

4. Sistem Penghargaan yang Efektif


Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena
menetapkan tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil
mencapainya. Karena kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di
luar pengendalian manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa
kegagalan dalam mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki
konsekuensi hukuman.

10.CONTOH KASUS PERENCANAAN TENAGA KERJA


Contoh Kasus : Bank Century di Indonesia
Bank yang berdiri pada 6 desember 2004 tersebut, pada akhirnya harus
kolaps dan meninggalkan berbagai masalah yang sampai sekarang masih
belum tuntas, bahkan masalah tersebut seakan-seakan berangsur
menghilang. Tahun 1989 Bank ini dibuat oleh Robert Tantular dengan
nama Bank Century Intervest Corporation (Bank CIC). Dari awal
kemunculannya saja, bank ini sudah menimbulkan keraguan karena
proses perencanaannya yang tidak optimal. Terbukti pada bulan Maret
tahun 1999, Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas atau biasa
disebut rights issue pertama pada Maret 1999 kepada Bank Indonesia. Di
bawah naungan Robert Tantular, Bank ini dinyatakan tidak lolos uji
kelayakan dan kepatutan oleh Bank Indonesia. Lalu pada tahun 2002,
auditor Bank Indonesia menemukan rasio modal Bank CIC minus
83,06% sehingga menyebabkan Bank tersebut kekurangan modal
sebesar Rp. 2,67 Triliun. Bulan Maret 2003 Bank CIC melakukan
penawaran umum terbatas yang ke-3, namun lagi-lagi gagal. Alasannya,
karena pada tahun yang sama Bank CIC diketahui memiliki masalah
yang terindikasikan dengan surat-surat berharga valuta asing sekitar Rp.
2 Triliun. Atas saran dari Bank Indonesia, akhirnya pada 22 Oktober
2004 Berdiri Bank Century dari merger Bank Danpac, Bank Pikko, dan
Bank CIC dengan pengesahannya tanggal 6 Desember di tahun yang
sama. Melalui bukti ini, cukup kiranya menjadikan Bank Century
sebagai contoh dalam proses perencanaan yang kurang baik. Terlihat
dari masalah minus modal sehingga menyebabkan Bank ini ditolak right
issue_nya, seharusnya kalau memang perecanaannya itu baik, mestinya
dari awal sudah tahu kalau modal yang ada masih belum cukup untuk
membangun sebuah Bank. Ditambah kasus yang tidak kunjung selesai
dan masih menimbulkan tanda tanya besar seputar pengeluaran dana
talangan Rp 6,762 trilyun untuk membantu Bank Century dalam
mengganti uang nasabahnya yang tidak bisa dikembalikan. Terkait
masalah ini, penyebab utamanya adalah ketidaksinambungan proses
pengelolaan dan pengendalian risiko likuiditas.

Pembahasan dan Solusi Kasus :


Seharusnya pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian risiko likuiditas
tersebut dilakukan secara sistematis.Artinya dilakukan secara teratur.
Tujuan utama dari penerapan manajemen risiko likuiditas ini adalah
memastikan tercukupinya dana harian baik dalam keadaaan normal
maupun dalam keadaan krisis. Jika perencanaan manajemen risiko
likuiditas yang dilakukan Bank Century (Bank CIC kala itu) baik,
seyogyanya tidak akan ditemukan minus modal pada bank tersebut.
Namun kenyataan yang terjadi di lapangan, auditor Bank Indonesia
justru menemukan minus tersebut. Hal ini tentu saja patut dipertanyakan
keabsahannya, serta patut dikonfirmasi kebenaran pengecekan tersebut,
apa benar terdapat minus modal jikalau perencanaan yang dilakukan
Bank Century kala itu sudah baik. Tetapi, tentunya pihak Bank
Indonesia tidak akan semudah itu memutuskan kalau tidak ada bukti-
bukti yang relevan terkait Bank tersebut. Sasaran daripada manajemen
risiko likuiditas itu sendiri adalah mengidentifikasi, mengukur,
memantau, serta mengendalikan jalannya aktivitas kegiatan Bank.Masih
dalam masalah minus modal tadi, dibuat pengandaian saja bahwa pihak
Bank Century telah melakukan kegiatan manajemen risiko
likuiditas.Pertanyaannya, kenapa masih terdapat minus modal kalau
memang sudah melakukan hal tersebut? Seburuk-buruknya penerapan
manajemen risiko likuiditas, apabila dilakukan dengan benar maka
dampak negatif (apabila ada) yang akan ditimbulkan tidak akan terlalu
besar. Jawaban yang relevan dari pertanyaan tersebut adalah karena
proses pengelolaan dan pengendalian risiko likuiditas tidak dilakukan
secara sistematis dan not built control oleh setiap unit kerja. Artinya,
tidak ada koordinasi yang baik antara pihak atasan dengan bawahan
terkait dengan pengelolaan dan pengendalian risiko likuiditas yang telah
diterapkan. Mungkin saja ada faktor lain yang mempengaruhi mengapa
Bank Century kala itu mengalami minus modal. Bisa saja karena
sebagian besar uangnya telah dicuri, atau faktor-faktor lain di luar
perkiran manusia.

DAFTAR PUSTAKA

 Muchlas, Zainul. 2015. Pengantar Manajemen. Malang: Sekolah


Tinggi Ilmu Ekonomi Asia Malang
 http://legalstudies71.blogspot.com/2015/11/proses-perencanaan-
dalam-organisasi_2.html#:~:text=Proses%20Perencanaan
%20Dalam%20Organisasi%20%3A%20Alasan%20Perlunya
%20Perencanaan,-Silahkan%20Bagikan
%20Tulisan&text=Maksud%20utama%20perencanaan%20adalah
%20melihat,pembuatan%20keputusan%20yang%20lebih%20baik.
 https://www.studiobelajar.com/manajemen/
 https://triguntoroahmad.wordpress.com/2016/12/02/contoh-kasus-
perencanaan-tenaga-kerja/
Fayol, Henry. 2010. Manajemen Public Relations. PT. Elex Media,
Jakarta Follet
, Mary Parker. 2007. Visionary Leadership and Strategic Management
MCB
University Press. Womwn in Management Review Volume 14 No. 7
Griffin, Ricky W.
2004. Manajemen. Edisi ketujuh Jilid 2. Jakarta : Erlangga Koontz,
Harold dan
Cyril O’Donnel. 1980. Management. Edition VII Tokyo: McGraw Hill
, Kogakusha.Ltd Siswanto. 2009. Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi
Aksara
Stoner, James A.F. 2004. Manajemen. Jilid 1 Edisi 6, Jakarta : Salemba
Empat Terry, George. R dan Rue, Leslie. W. 2005. Dasar-dasar
Manajemen. Penerjemah Ticoalu. Jakarta: PT Bumi Aksara Usman,
Husaini. 2011. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta:
PT Bumi Akasara
Pengantar manajemen priyono
Pengantar manajeme drs.h.malayu s,p hasibuan manajemen.dasar
.pengertian dan maslah
Sumber buku: Ernie Trisnawati Sule, Kurniawan Saefullah.
Sumber buku: Malayu S.P Hasibuan
Sumber: Djati Juliatriarsa (1998)
Sumber: R.Schermerhorn (1996)
Sumber: https//:diction.id
Sumber: Noormutia.blogspot.com
Sumber: htpps//:Google.com
Buku pengantar manajemen karangan Amirullah
Buku pengantar manajeme karangan Dr.M Anang Firmansyah dan Budi
W.Mahardika

Anda mungkin juga menyukai