Anda di halaman 1dari 18

10.

1 Kalkulus Variasis

Kalkulus variasi berkaitan dengan keadaan ekstrim. Geodesic adalah garis


lengkung pada permukaan bumi yang menghubungkan dua titik dimana penggal
lengkungan tersebut mempunyai panjang minimum. Hal ini dapat dilihat pada
gambar 10.1 berikut ini :

y Maka elemen
ds  dxî  dyˆj

x2y2 atau ds 2  dxi 2  dy 2

 dy 2 
ds 2  1  2  dx 2
 dx 
x1y1
x
2
Gambar 10.1 Jarak terpendek dua   dy  
ds  1     dx (10-1)
buah titik   dx  

Persamaan (10-1) akan diambil sebagai fungsi ini yang diminimumkan, dan sebut
misalnya I, sehingga :
  dy  2 
I  ds  1     dx (10-2)
  dx  
 

Persamaan (10-2) diintegralkan sehingga sehingga :


2( X 2 ) X2 2
  dy  
I  ds  
1( X 1 ) X1
1     dx
  dx  
(10-3)

Masalah : Jika diberikan y = f (x) suatu garis lengkung di mana

X2 2
 dy 
I 
X1
1    dx
 dx 
adalah suatu fungsi yang diminimumkan , maka :

Misalkan terdapat suatu fungsi :

148
( x )  x1  x  x 2
di mana
( x1 )  ( x 2 )  0

d 2
  ( x) adalah kontinu , x1  x  x 2
dx 2
Didefenisikan :
y ( x )  y ( x )   ( x )

dan turunan keduanya kontinu, maka :


x2

I 
x1
1  y' ( x ) 2 dx

x2

 1   y' ( x )  ' ( x ) dx
2
I
x2

Jika  = 0, maka Y(x) = y(x)


dI
Minimum  0 , untuk  = 0
d
dan diperoleh :

d  y  y
   0   tetapan  C
dx  1   y   1   y 
2 2
 

Jadi secara umum ditulis:

F  x , y , y  dx
x2
I  
x1

Y(x) = y(x) +   (x)


dan diperoleh :

d  F  F
  0
dx  y   y (10-4)

Persamaan (10-4) disebut sebagai Rumusan Euler-Lagrange.

149
Bingkai 1 : Buktikan bahwa berdasarkan azas fermat, lintasan sinar cahaya di
dalam medium yang homogen adalah lurus !
Azas fermat mengatakan bahwa lintasan sinar cahaya adalah
sedemikian hingga waktu tempuh dari satu titik ke titik lain adalah
minimum.
Cara pertama : Tuliskan waktu tempuh dengan kecepatan v seperti berikut :

   
B
ds 1 B 2 12 1B 12
t     dx  dy 2   1  y '2 dx (10-5)
A v vA vA
Jadi dalam hal ini, I = t dan F = (1/V) (1+y’2)1/2 , maka persamaan Eulernya
seperti pada persamaan (10-4) dapat dinyatakan dalam bentuk :

0
1 d  1  y '2  
12

0
v dx y '

dan memberikan
(1+y’2)-1/2y’ = C atau y’ = A dengan A2 = C2/(1+C2)
yang penyelesaiannya berupa garis lurus
y = Ax + B (10-6)
Cara kedua : Perhatikan, bahwa F tidak mengandung x secara eksplisit, sehingga
dapat diselesaikan dari hubungan

1  y' 2 12
 y'

d 1  y' 2  12

C
dy'

dan memberikan (1 + y’2)-1/2 = C


dan penyelesaiannya memberikan persamaan garis lurus
y = Ax + B dengan A2 = (1 – C2)/C2

Bingkai 2 : Hendak dibuktikan bahwa berdasarkan azas potensial minimum,


rantai yang digantungkan pada kedua ujungnya akan melengkung dengan bentuk
Catenary.
Langkah I : Ambil azas potensial minimum, sehingga
B
I    ds gy (10-7)
A

Persamaan (10-7) adalah mínimum. Dimana  adalah massa per satuan panjang
rantai dan g ialah percepatan gravitasi.

150
Langkah II : Tuliskan I dalam bentuk
B
I  g  y 1  y' 2 
12
dx
A

kita dapat mengambil


F = y (1 + y’2)1/2 dx
yang karena ternyata tidak mengandung x secara eksplisit, dan memberikan
persamaan Eulernya dalam bentuk


y 1  y' 2  12
 
 y'  y 1  y' 2  12
 / y'  C
yang penyelesaiannya berupa persamaan catenary, seperti yang diinginkan
x  C2
y  C1 cosh (10-8)
C1

dengan C1 dan C2 ditentukan dari persamaan syarat batas di mana A = A (x1, y1)
dan B = B (x2, y2) yang diketahui.

Bingkai 3 : Dengan dua contoh pada bingkai 1 dan bingkai 2 di atas, maka
buktikan hukum Snellius untuk pembiasan dengan menerapkan
azas Fermat ?
Langkah I : Sketsalah bentuk tersebut dalam satu bidang batas, di mana pada
bidang batas terjadi pembelokan arah sinar.
Apakah gambarmu sama dengan gambar berikut :
A

1

1
B1
A1
2

2
B

Gambar 10.2 Prinsip pembelokan arah sinar jika melewati


mediun yang berbeda kerapatannya

Langkah II : Minimisasi selang waktu t dari A ke B menuntut sudut datang

151
1 dan sudut bias 2
Anda akan memperoleh :
AO OB 1 cos  1 1 cos  2
B
1 1
t   dt      
A v1 v2 v1 v2 v1 cos  1 v 2 cos  2

dan ini harus diminimumkan


 1 1 
d     0
 v1 cos 1 v2 cos 1 
apakah anda peroleh :
sin  1 cos 2  1 sin  2 cos 2  2
d 1  d 2  0
v1 v2

Langkah ke-3 : Hubungkan 1 dan 2, dengan persamaan :


A1O + OB1 = tetap atau tan 1 + tan 2 = tetap
Yang dengan mendiferensialkannya memberikan
1 1
d 1  d 2  0
cos  1
2
cos 2  2

dan syarat ekstreminasi t menjadi :


sin 1 sin  2
 0
v1 v2

Sehingga
n1 sin  1  n2 sin  2

atau dengan
n1 1 v1

n2 1 v 2

Cara lain ialah yang dengan menerapkan metode Lagrange, yaitu dengan menulis
syarat ekstremisasi dalam bentuk
t1  t 2 
  0 dan   0 dengan  = tan 1 + tan 2
 1  1  2  2

apakah memberikan bentuk :


sin  1
   0 serta
v1

152
sin  2
 0
v2

lanjutkan dengan bingkai berikut dengan menyamakan persamaan di atas :


menghasilkan
n1 sin 1 = n2 sin 2 (10-9)
dengan
n1 1 v1
 (10-10)
n2 1 v2

Bingkai 4 : Dengan memakai pengali Lagrange, carilah jarak terpendek dari pusat
koordinat ke garis yang memotong bidang :
2x – 3y + z = 5
3x – y - 2z = 11
Langkah I : Masukkan harga tersebut dalam bentuk :
F = x2 + y2 + z2 + 1 (2x – 3y + z – 5) +2 (3x – y - 2z – 11)
Langkah II : Cari harga
F F F
 ………  ………… 
x y z
………..
F F
 ………  …………
1 2

Lanjutkan dengan bingkai berikut dengan mengambil hasil persamaan tersebut.


Apakah kamu peroleh :

2 = 4 1 - 2 dan - 1 – 5 2 = 8

Lanjutkan ke bingkai berikutnya, dengan memasukkan ke persamaan awal tadi.


49 24 35
Diperoleh : x= ; y= - : z=-
21 21 21
Lanjutkan ke bingkai berikutnya dengan memasukkan ke persamaan :
d= x 2  y2  z2

dan diperoleh d = 2,94 yang merupakan jarak terpendek dari pusat

153
koordinat seperti yang ditanyakan.

10.2 Transformasi Koordinat


Perhatikan sepasang sumbu koordinat cartesius siku-siku, OX dan OY.
Jika melalui titik asal yang sama dipilih dua garis yang saling tegak lurus, OX’
dan OY’ sebagai sumbu koordinat baru, maka setiap titik P di bidang (x,y) dan
(x’, y’). Koordinat semula (x,y) adalah proyeksi P pada OX’ dan OY’, dan
koordinat baru (x’, y’) adalah proyeksi P pada OX’ dan OY’ sumbu yang baru.

y
y’

P(x,y)=P(x’,y’) x’
r = r’ y’
β
y’
x’ (α-β)


x
x

Gambar 10.3 Koordinat siku-siku OXY dan OX’Y’

Misalkan  dan  adalah sudut antara vektor OP dengan sumbu x dan


sistem koordinat (x,y) dapat dituliskan.

x  r c os α 

 .
y  r s in α 


x'  r' co s 
y'  r' s in 

(10-11)
Bila sudut β = ( - ) maka persamaan (10-11) dapat dituliskan :

x'  r' co s  α  θ  
 r co sα co s θ  r s in α s in θ 


y'  r' si n  α  θ  
 r co sα s in θ  r s in α 
co s θ 

(10-12)
Dengan mensubtitusi persamaan (10-11) ke persamaan (10-12) diperoleh
x'  x cos θ  y sin θ
y'   x sin θ  y cos θ

Persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk matriks yaitu

154
 cos θ sin θ 
R 
  sin θ . .(10-
 cos θ 

13)
Persamaan (10-13) di atas disebut matriks transformasi
Jika sebuah titik (x,y) ditransformaikan menjadi (x’,y’) menurut
x'  ax  by
y'  cx  dy
(10-

14)
maka dapat dituliskan dalam bentuk umum
 x'  a b   x 
       (10-15)
 y'  c d   y 

a b
matriks transformasi dengan M  
c 
d
 

 x' x
   r' dan    r
 y'  y

dengan r’ = M
M merupakan matriks transformasi yang memiliki
- Proses rotasi
- Proses pemanjangan/pemendekan dari vektor yang ditransformasikan.
Dari gambar (10-3) juga diperoleh :
x 2  y 2  x 12  y12 (10-
16)
Persamaan (10-16) di atas disebut transformasi orthogonal.
Dengan mensubtitusi persamaan (10-14) ke persamaan (10-16) maka diperoleh
   
x 12  y12  a 2  c 2 x 2  b 2  d 2 y 2  2  ab  cd  xy

agar memenuhi persamaan (10-16) maka :


a2 + c2 = 1
b2 + d2 = 1 dan ab + cd = 0
sehingga diperoleh :
a c a b
MT M  
b d c
 d

 a 2  c2 ab  cd  1 0
   
 
 ab  cd b 2  d 2   0 1

Atau MTM = I = MT = M-1

155
dapat pula dikatakan transformasi M = invers dari M
Jika M matriks orthogonal dan determinan M = 1 maka M disebut ortonormal
atau rotasi murni.
Matriks rotasi R diperoleh
 cos θ sin θ 
R  
  sin θ 
 cos θ 

cos θ  sin θ  cos θ sin θ 


RTR  
sin θ cos θ   sin θ
 cos θ 

 cos 2   sin 2   sin  cos  cos cos 


 
 cos (sin  )  sin  cos sin 2   cos2  
1 0

0 
 1

Misal sebuah vektor r ditransformasikan seperti gambar, maka :



r

r
r r  M
Jika M berbentuk tertentu dan secara umum dituliskan :
 a 11 2a 12 
M  
 2a  (10-17)
 12 a 22 

Maka persamaan (10-17) merupakan matriks rotasi untuk suatu bentuk pada
koordinat lama menjadi bentuk lain pada koordinat baru.

Bingkai 5 : Tentukan bentuk dan skets dari permukaan lengkung


2x2 + 4xy – y2 = 24
Langkah-langkah yang dilakukan adalah seperti berikut :
1) Ubah persamaan di atas menjadi bentuk matriks
2 2 x
     24
 2  1  y 

2) Tentukan harga eigen dan vektor eigen


2 2  x x
 2  1  y     y 
    

156
2 2  x  x
         0
 2  1  y   y

 2 2  x

 2 
 
 y
  0
  1-    

kemudian mencari determinan matriks :


 2  λ    1 λ  4  0

 2  2λ  λ  λ 2  4  0

λ2  λ 60

 λ  3  λ  2 = 0

λ1 3 λ 2  2
3) Tentukan vektor basis dengan memasukkan kedua harga eigen tersebut
untuk λ 1 =3
2 3 2  x
  0
2  1  3   y 

 1 2  x
 2  0
 4   y 

-x1 + 2y1 = 0
2y1 = x1
 1 
e  
 2

 

 1

  5

Vbi   2 
 
 5 

untuk 2 = -2
2  2 2  x2 
  0
2  1  2   y 2 

4 2  x 
  0
2 1   y 

2x2 + y2 = 0
2x2 = -y2
atau
-2x2 = y2
   2
e 
1 

 

 2 
Vb2   
5
 1 
 5 

157
4) Tentukan matriks rotasi dan persamaan basisnya
3 0   x 
 x' y'      24
 0  2  y 

3x’2 – 2y’2 = 24
2 2
 x'   y' 
     1
 8  12 

5) Berikan bentuk kanoniknya


berbentuk hiperbola dimana z = 0

Bingkai 6 : Tentukan bentuk dan skets dari permukaan lengkung


x2 + 6xy – 2y2 – 2yz + z2 = 24
Lakukan langkah-langkah seperti pada bingkai 5
1) Ubah persamaan di atas menjadi bentuk matriks
Dalam bentuk matriks
 a xx a xy a xz  1 3 0 x
     
 a yx a yx a yx    3  2  1   y   24
  0 1 1 z 
 a zx a zx a zx    

2) Tentukan harga eigen dan vektor eigen


1 3 0 x x
     
3  2 1  y    y
0 1 1  z  z 
     
1 3 0  x  x
     
3  2 1  y   y0
0 1 1    z 
  z   

1 -  3  0  x
   
 3  2 -  1   y  0
 0  1 1 -   z 
   

Determinan matriksnya
2 1 3 1
1    3 =0
1 1  0 1 

(1 - ) ((-2-) (1 - ) – 1) – 3 (3(1 - )) = 0


(1 - ) (-2 + 2 -  + 2 – 1) – 3 (3 - 3) = 0
{(1 - ) (2 +  - 3)} – 9 + 9 = 0
(1 - ) (2 +  - 3) – 9(1-) = 0
(1 - ) {(2 +  - 12)} = 0
(1 - ) ( + 4) ( -3) = 0
1 = 1, 2 = -4 3 = 3
3) Tentukan vektor basis dengan memasukkan kedua harga eigen tersebut

158
untuk 1 = 1
1  1 3 0   x1 
  
sehingga diperoleh bentuk  3  2  1  1   y1   0
 0 1 1  1  z1 

0 3 0   x1 
  
hasilnya adalah 3 3  1  y1   0
0 1 0   z1 

baris kedua memberikan persamaan 3x1 – 3y1 – z1 = 0
dengan menyelesaikan baris pertama dan hasilnya y1 = 0
akibatnya 3x1 – z1 = 0
disederhanakan menjadi 3x1 = z1
dan z1 = 3 untuk x1 = 1
1
 
vektor basisnya menjadi e   0
 3
 

 1 
 10 
atau Vb1   0 
 
3 
 10 
Untuk 2 = 4
1  4 3 0   x2 
  
sehingga diperoleh  3  2  4  1   y2   0
 0 1 1  4   z 2 

5 3 0   x2 
  
menghasilkan 3 2  1  y 2   0
0  1 5   z 2 

5 3 0   x2 
1   
untuk menyederhanakan bentuk di atas, maka b1  3 2  1  y 2   0
5 
0 1 5   z 2 

159
1 3 0   x 2 
 5  
dan b2  3b1  0 1  1  y 2   0
 5  
 0  1 5   z2 
 
selanjutnya untuk b1 dan b2 dikali 5
5 3 0   x2 
  
akibatnya lebih sederhana untuk menentukan  0 1  5  y2   0
0  1 5   z 2 

pada akhirnya baris pertama memberi bentuk 5x2 + 3y2 = 0
atau 5x2 = -3y2 (*)
baris kedua y2 – 5z2 = 0
atau y2 = 5z2
subsitusi y2 ke pers (*)
5x2 = -3(5z2)
sehingga 5x2 = -15z2
pada akhirnya x2 = -3z2
  3
1  
vektor basis kedua diperoleh e  5 
 1 
 

 3 
 
1  35 
atau dalam bentuk V b2   5 
 35 
 1 
 35 
Untuk 3 = 3 maka
1  3 3 0   x3 
  
diperoleh bentuk  3  2  3  1   y3   0
 0 1 1  3   z 3 

 2 3 0   x3 
  
sehingga hasilnya menjadi  3 5  1   y3   0
 0 1  2   z 3 

160
1 2  1   x3 
  
untuk menyederhanakan elemen-elemennya b1  b2  3 5  1   y3   0
0 1  2   z3 

1 2  1   x3 
  
begitu juga b2  3b1  0 1 5   y3   0
0 1  2   z3 

baris ketiga memberikan hasil y3 + 2z3 = 0
sehingga y3 = -2z3
dan pada akhirnya y3 = -2 z3
baris pertama memberikan bentuk x3 – 2y3 – z3 = 0
masukkan harga z3 hasil di atas dan diperoleh x3 – 2(-2z3) – z3 = 0
diperoleh x3 + 4z3 – z3 = 0
x3 + 3z3 = 0
atau x3 = -3
untuk z3 = 1
  3
1  
vector basis ketiganya dapat dituliskan seperti e    2
 1 
 

 3 
 
1  14 
atau V b3    2 
 14 
 1 
 14 
4) Tentukan matriks rotasi dan persamaan basisnya

1 3 3 
 
1 
10 35 14 
R  0 5 2 
 35 14 
3 1 1 
 10 35 14 
Persamaan basisnya

161
1 0 0   x' 
  
 x' y' z'  0 4 0   y '   24
0 0 3  
   z' 

x’2 – 4y’2 + 3z’2 = 24


5) Berikan bentuk kanoniknya
2 2 2
 x'   y'   z' 
        1 berbentuk hiperbola
 24   6  8

Kalkulus variasi berkaitan dengan keadaan ekstrim. Geodesic adalah garis


lengkung pada permukaan bumi yang menghubungkan dua titik dimana penggal
lengkungan tersebut mempunyai panjang minimum. Sehingga
ds  dxî  dyˆj yang harus diminimumkan
2
  dy  
ds  1     dx
  dx  

dan sebut misalnya I, sehingga :


  dy  2 
I  ds  1     dx
  dx  
 

sehingga diperoleh :
2( X 2 ) X2 2
  dy  
I  ds  
1( X 1 ) X1
1     dx
  dx  

Misalkan terdapat suatu fungsi :


( x )  x1  x  x 2
di mana
( x1 )  ( x 2 )  0

d 2
  ( x) adalah kontinu , x1  x  x 2
dx 2
dan diperoleh
x2

 1   y' ( x )  ' ( x ) dx
2
I
x2

162
dI
Jika  = 0, maka Y(x) = y(x). Minimum  0 , untuk  = 0
d
dan diperoleh :

d  y  y
   0   tetapan  C
dx  1   y   1   y 
2 2
 

Secara umum ditulis:

d  F  F
  0
dx  y   y

sebagai Rumusan Euler-Lagrange.


Transformasi koordinat menyatakan hubungan antar variabel pada sistem
koordinat lama dengan sistem koordinat baru yang dinyatakan dalam persamaan.
Persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk matriks yaitu :
 Cos θ sin θ 
R 
  sin θ .
 cos θ 

Persamaan di atas disebut matriks transformasi.


Jika sebuah titik (x,y) ditransformaikan menjadi (x’,y’) menurut
x'  ax  by
y'  cx  dy

maka dapat dituliskan dalam bentuk umum


 x'  a b   x 
      
 y'  c d   y 

a b
matriks transformasi dengan M  
c 
 d

 x' x
   r' dan    r
 y'  y

dengan r’ = M
M merupakan matriks transformasi yang memiliki
- Proses rotasi
- Proses pemanjangan/pemendekan dari vektor yang ditransformasikan.
Dari gambar (10-3) juga diperoleh :
x 2  y 2  x 12  y12

163
Persamaan disebut transformasi orthogonal.
Juga diperoleh :
a c  a b
MT M  
b d c d

 a 2  c2 ab  cd  1 0
   
 
 ab  cd b 2  d 2   0 1

Atau MTM = I = MT = M-1


dapat pula dikatakan transformasi M = invers dari M
Jika M matriks orthogonal dan determinan M = 1 maka M disebut ortonormal
atau rotasi murni.
Matriks rotasi R diperoleh
 cos θ sin θ 
R  
  sin θ 
 cos θ 

cos θ  sin θ  cos θ sin θ 


RTR  
sin θ cos θ   sin θ
 cos θ 

cos 2 θ  sin 2 θ  sinθinθc  cosθosθs


  
  cosθ  sinθ  sinθinθc
 sin 2 θ  cos 2 θ 

1 0

0 
 1

1. Carilah jarak minimum dari pusat koordinat dari xy = 6 dengan 7 x + 24 z = 0


dengan menggunakan metode Lagrange ?
2. Sebuah kelereng meluncur ke bawah karena gaya beratnya tanpa gesekan
dengan lintasan y (x) dengan kecepatan awal 0, x1 = 0, y1 = 0, Dengan

d  F   F 
menerapkan prinsip Euler-Lagrange       0 , tentukan
dx  y '   y 

lintasannya dan lintasannya berbentuk apa ?

3. Suatu permukaan kuadrik mempunyai persamaan :


x2 + 4 xy + 3 y2 + 4 xz + 3 z2 = 60

164
a) Susunlah persamaan di atas dalam bentuk matriks ?
b) Cari harga eigen yang bersesuaian dengan matriks tersebut ?
c) Cari vektor eigen yang bersesuaian dengan matriks tersebut ?
d) Apakah C-1 = CT ?
e) Skets bentuk sederhana permukaan tersebut (bisa hanya dengan
mendeskripsikan bentuk matematikanya saja) ?
4. Skets dan tentukan parameter ventuk untuk persamaan berikut :
a) 3 x2 + 8 xy - 3 y2 = 8
b) 5x2 + 3y2 + 2z2 + 4xz = 14
c) 3 x2 - 3 y2 + 8 xy = 60
5. Gelombang merambat di dalam satu medium dengan kecepatan V, di mana V
bergantung pada jenis mediumnya. Prinsip Fermat menyatakan bahwa
gelombang akan mengambil lintasan dari satu titik ke titik yang lain dengan
waktu terpendek. Jika x adalah sumbu horisontal dan y adalah sumbu vertikal
untuk dua titik 1 dan 2 di dalam satu medium berlaku :
V (x) = k/x dengan k adalah tetapan.
Bagaimana bentuk lintasan gelombang tersebut ?
6. Turunkan hukum pantulan optik dengan mengikuti Prinsip Fermat yang
menyatakan bahwa gelombang menempuh jarak dengan waktu terpendek, jika

ds c
kecepatan cahaya dalam medium dengan indeksbias n adalah v = 
dt n
sehingga sudut datang sama dengan sudut pantul !

165

Anda mungkin juga menyukai