Abstrak
Nuklida yang memiliki kelebihan energi di dalam intinya dibanding nuklida stabilnya
mengakibatkan nuklida tersebut menjadi tidak stabil. Energi ikat (B) beberapa nuklida pada
umumnya makin besar dengan masing-masing besarnya nuklida dari Z terendah. Namun
dilihat dari kestabilannya, dapat dilihat makin besar harga B tidak memperlihatkan makin
stabilnya suatu nuklida. Kestabilan nuklida di antara seisotop dicerminkan dengan harga B
rata-rata per nukleon (B/A). Metode yang digunakan adalah perhitungan nilai energi ikat inti
dengan rumusan semi-empiris menggunakan model tetes cairan kemudian hasil tersebut
digunakan untuk menentukan nilai energi ikat inti per nukleon. Besarnya energi ikat inti per
nukleon dapat digunkan untuk memperoleh grafik kestabilan inti.
Kata Kunci: Energi ikat inti, energi ikat inti per nukleon, kestabilan inti, model tetes cairan
konstan, mencari pengaturan yang lebih pada proses peluruhan deret uranium
stabil. disajikan pada tabel berikut.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan Mardiana (2019), energi ikat inti
Tabel 3.1 Energi Ikat Inti Unsur Deret Uranium
Nuklida A Z EB (MeV) EB/A (MeV)
U 238 92 1805,1 7,5845
Th 234 90 1781,2027 7,6079
Pa 234 91 1780,257 7,6079
U 234 92 1781,4268 7,6129
Th 230 90 1758,2355 7,6445
Ra 226 88 1734,3755 7,6742
Rn 222 86 1709,8352 7,702
Po 218 84 1684,6023 7,7508
Pb 214 82 1658,6636 7,7508
Bi 214 83 1659,1224 7,7529
Po 214 84 1661,7589 7,7652
Pb 210 82 1636,5905 7,7933
Bi 210 83 1635,5446 7,7883
Po 210 84 1636,6894 7,7938
Pb 206 82 1612,2747 7,8266
Berdasarkan hasil perhitungan energi paling kecil senilai 7,5845 MeV. Energi ikat
ikat inti yang telah dilakukan, dalam satu inti pada proses peluruhan uranium
deret uranium, inti memiliki energi mengalami penurunan secara linear, namun
ikat inti paling besar yaitu 1805,1 MeV energi ikat per nukleonnya mengalami
namun memiliki energi ikat inti per nukleon kenaikan secara linear.
Gambar 3.2 Grafik Energi Ikat Inti Per Nukleon Unsur Deret Uranium
(Sumber: Mardiana, 2019)
Pada gambar 3.2 grafik energi ikat inti Penelitian yang dilakukan oleh
per nukleon unsur deret Uranium terlihat Ghahramany (2012) memperoleh data
bahwa unsur dengan inti yang lebih stabil energi ikat inti per nukleon (B/A) dalam hal
memiliki energi ikat inti per nukleon lebih nomor massa untuk sebagian besar inti
besar daripada unsur dengan inti yang stabil yang diketahui seperti berikut.
kurang stabil.
Gambar 3.3 Grafik Energi Ikat Inti per Nukleon terhadap Nomor Massa
(Sumber: Ghahramany, 2012)
Grafik yang ditampilkan di atas Energi ikat inti per nukleon maksimum
berdasarkan dengan LDM (Liquid Drop pada A = 56 yang mana dimiliki oleh besi
Model) Data atau data perhitungan semi- (Fe) sehingga inti besi adalah inti yang
empiris model tetes cairan. Berdasarkan paling stabil. Energi ikat rata-rata per
grafik yang disajikan, terlihat bahwa energi nukleon untuk inti yang memiliki nomor
ikat per nukleon meningkat dengan nomor massa berkisar antara 40 dan 120 adalah 8,5
massa A hingga 20. MeV. Oleh karena itu, unsur-unsur pada
Kurva menjadi hampir datar untuk rentang nomor massa tersebut relatif lebih
nomor massa 40 hingga 60. Setelah nomor stabil dan tidak radioaktif.
massa 120, kurva perlahan menurun seiring
membesarnya nomor massa.
V. Daftar Pustaka
Ghahramany, N., Gharaati, S., dan
Ghanaatian, M. 2012. New
Approach to Nuclear Binding
Energy in Integrated Nuclear
Model. Journal of Theoretical
and Applied Physics. 6 (3): 1-5.
Krane, K.S. 1988. Introductory Nuclear
Physics. United States of
America: John Wiley & Sons.
Mardiana, I., Prihandono, T., dan Yushardi.
2019. Kajian Kestabilan Inti
Unsur-Unsur Pada Proses
Peluruhan Zat Radioaktif Dengan
Pendekatan Energi Ikat Inti
Model Tetes Cairan. Jurnal
Pembelajaran Fisika. 8 (2): 101-
106.
Nambung, N., Tampa, M.T., dan Hakim, A.
2020. Pendahuluan Fisika Inti.
Makassar: Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar.
Sirma, K. K., Chelimo, L. S., dan Khanna,
K. M. 2020. A Modified Nuclear
Model for Binding Energy of