Anda di halaman 1dari 4

KELAS : 7 SMP ISLAM ALI BADAR

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan tepat!

1. Anak-anak Yunani diharuskan mempelajari bahasa Yunani selain membaca,


menulis, dan menghitung. Saat mulai dewasa, mereka dapat belajar
berbicara di tempat umum bila ingin menjadi politikus atau ahli hukum. Ini
membutuhkan waktu bertahun-tahun dan sangat mahal. Sementara itu,
anak-anak perempuan keluarga kaya diajar membaca, menulis, dan cara
mengelola rumah tangga. Beberapa di antaranya memiliki guru pribadi dan
guru musik.
Sumber: Phil Roxbee Cox,Titik Awal Sejarah Siapakah Bangsa Romawi?,Bandung,Pakar Raya,2009

Buatlah rangkuman berdasarkan kutipan buku tersebut!

2. Tentukan simpulan isi surat berikut!


Samarinda, 30 Mei 2017
Kepada ayah tercinta
di Jalan Singosari 11
Surabaya
Salam sayang,
Hai, ayah. Bagaimana kabar ayah? Nindya di Samarinda beserta bunda
dalam keadaan sehat walafiat. Yah, kapan ayah pulang? Nindya kangen
ayah. Nindya ingin bermain dengan ayah, jalan-jalan ke kebub binatang, dan
pergi berlibur di laut. Oh ya, Yah. Besok Senin, Nindya akan melaksanakan
ulangan akhir semester. Doakan Nindya ya, Yah!
Sudah dulu ya, Yah. Ini juga ada salam dari bunda untuk ayah. Kata bunda,
ayah jangan lupa makan.
Bye-bye. . . .
Putrimu yang cantik

3. Sebutkan persamaan dan perbedaan syair, pantun, dan gurindam!

Pantun berikut untuk menjawab nomor 4 dan 5.

Buah duku buah rambutan


Hasil memetik di Gunung Cermai
Rukunlah selalu sesama teman
Agar hati menjadi damai
4. Apakah tema pantun tersebut?
5. Apakah amanat yang terdapat dalam pantun tersebut?
6. Buatlah pantun yang berisi nasihat untuk bekerja sama dalam masyarakat!

Kutipan legenda berikut untuk menjawab soal nomor 7 dan 8.

Telaga Warna
Ratu melahirkan seorang bayi perempuan. Prabu dan Ratu sangat bahagia.
Seluruh rakyat juga bersuka cita menyambut kelahiran putri Prabu.
Prabu dan Ratu sangat menyayangi putrinya. Mereka juga sangat
memanjakannya. Segala keinginan putrinya pasti dituruti.
Tak terasa Putri Prabu telah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Hari itu dia
berulang tahun ke tujuh belas. Prabu mengadakan pesta besar-besaran di
istana.
Semua rakyat diundang ke pesta. Prabu dan Ratu telah menyiapkan hadiah
istimewa berupa kalung. Kalung terbuat dari untaian permata berwarna-
warni. Saat pesta berlangsung, Prabu menyerahkan kalung itu.
“Kalung ini hadiah dari kami. Lihat, indah sekali bukan? Kau pasti
menyukainya.” Kata Prabu. Prabu sia mengalungkan kalung itu ke leher
putrinya. Sungguh diluar dugaan, Putri menolak mengenakan kalung itu.
“Aku tak suka kalung ini, Ayah.” Tolak putri dengan kasar.
Prabu dan Ratu terkejut. Kemudian, Ratu berusaha membujuk putrinya
dengan lembut. Ratu mendekat dan hendak memakaikan kalung itu ke leher
putrinya.
“Aku tidak mau! Aku tidak suka kalung itu! Kalung itu jelek!” teriak putri
sambil menepis tangan Ratu .
Tanpa sengaja kalung itu terjatuh. Permata-permatanya tercerai-berai di
lantai. Ratu sangat sedih. Ratu terduduk dan menangis. Tangisan ratu
menyayat hati. Seluruh rakyat yang hadir turut menangis. Mereka sedih
melihat tingkah laku Putri yang mereka sayangi.
Tidak disangka, air mata yang tumpah ke lantai berubah menjadi aliran air.
Aliran air itu menghanyutkan permata-permata yang berserakan. Air
tersebut keluar istana dan membentuk danau. Anehnya, air danau
berwarna-warni seperti warna-warna permata kalung putri. Kini danau itu
dikenal dengan nama Telaga Warna.

7. Sebutkan tokoh dan perwatakannya dalam kutipan legenda Telaga Warna


tersebut!
8. Ceritakan kembali kutipan legenda tersebut dengan bahasa kalian!
Fabel berikut untuk menjawab soal nomor 9 dan 10.

Kuda Berkulit Harimau


Seekor kuda sedang berjalan dari sebuah ladang gandum menuju sebuah
hutan yang lebat. Kuda itu telah puas makan gandum yang ada di ladang itu.
Dia tampak gembira karena tidak ada petani yang menjaga ladangnya.
Ketika menuju hutan, di tengah jalan kuda itu melihat sesuatu. “itu seperti
kulit harimau.” gumam kuda itu. Kuda itu lalu mendekatinya dan ternyata
memang benar apa yang dilihatnya adalah kulit haarimau yang tidak sengaja
ditinggalkan oleh para pemburu harimau. Kuda mencoba memakai kulit
harimau itu, “Wah, kebetulan sekali, kulit harimau ini sangat pas di tubuhku.
Apa yang akanku lakukan dengannya ya?”
Terlintaslah di benak kuda itu unuk metnakuti binatang-binatang hutan
yang melewati dirinya.
Aku harus segera bersembunyi. Tempat itu harus gelap dan sering dilalui
binatang hutan. “Dimana ya?”, tanya kuda dalam hati sambil mencari
tempat yang cocok. Akhirnya, dia menemukan semak-semak yang gelap
untuk bersembunyi, lalu masuk ke dalamnya dengan menggunakan kulit
harimau. Tak lama kemudian, beberapa domba gunung berjalan ke arahnya.
Kuda itu menggumam bahwa domba-domba itu cocok dijadikan sasaran
empuk kejahilannya.
Ketika domba-domba itu melewatinya, kuda meloncat kearah mereka
sehingga sontak domba-domba tersebut kalang kabut melarikan diri.
Mereka takut dengan kulit harimau yang dikenakan kuda itu. “Tolong, ada
harimau! Lari, cepat lari!!” teriak salah satu domba. Kuda itu tertawa
terbahak-bahak melihat domba-domba berlari.
Setelah itu, kuda kembali lagi bersembunyi didalam semak-semak. Dia
menunggu hewan lain datang melewati semak-semak itu. “Ah, ada tapir
menuju kemari, tapi lambat betul geraknya. Biarlah, aku jadi bisa lebih lama
bersiap-siap melompati!” kata kuda dalam hatinya. Tibalah saat kuda itu
meloncat ke arah tapir itu, ia terkejut dan lari tunggang-langgang menjauhi
kuda yang memakai kulit harimau. Kuda itu kembali kesemak-semak sambil
bersorak penuh kemenangan didalam hatinya.
Kali ini, kuda itu menunggu lebih lama dari biasanya, tetapi itu tidak
membuatnya bosan. Tiba-tiba seekor kucing hutan berlari sambil membawa
seekor tikus dimulutnya. Kucing itu tidak melewati semak-semak, kucing
hutan itu duduk menyantap tikus yang ia tangkap didekat pohon besar. “Ah,
ternyata kucing itu tidak melewati semak-semak ini. biarlah aku
membuatnya kaget disana.” Kata kuda itu dalam hati.
Kuda itu pun keluar dari semak-semak dan berjalan hati-hati mendekati
kucing hutan. Saat jaraknya sudah sangat dekat dengan kucing hutan, kuda itu
mengaum seperti halnya dengan seekor harimau, tetapi rupanya dia tidak sadar
bahwa bukanya mengaum, dia malah meringkik. Mendengar suara itu, kucing
menoleh kebelakang dan melihat seekor kuda berkulit harimau. Sesaat, kucing
hutan itu siap-siap mengambil langkah seribu, tetapi ia malah tertawa
terbahak-bahak sembari berkata “Saat aku melihatmu memakai kulit harimau
itu, aku pasti akan ketakutan, tapi rupanya suaramu itu ringkikan kuda, jadi aku
tidak takut. hahaha!”Kucing hutan itu juga berkata kepada kuda bahwa sampai
kapanpun suara ringkikannya tidak akan bisa berubah jadi auman.
Kuda berkulit harimau itu melambangkan bahwa sepandai-pandainya orang
berpura-pura, suatu saat nanti akan terbongkar juga kepra-puraanya itu.
Kejujuran merupkan sikap yang paling indah di dunia ini

9. Jelaskan sruktur dalam fabel tersebut!


10. Ubahlah fabel tersebut kedalam naskah drama!

“selamat megerjakan”

Anda mungkin juga menyukai