KGD 7a Apririn Dwi Arini Colic Abdomen
KGD 7a Apririn Dwi Arini Colic Abdomen
Disusun Oleh :
NIM : P17221173028
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
PASIEN DENGAN COLIC ABDOMEN
Disusun Oleh :
Apririn dwi arini
NIM : P17221173028
( ) ( )
Kepala Ruangan
( )
LAPORAN PENDAHULUAN
COLIK ABDOMEN
1. Defenisi
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga atau organ yang
abdomenadalah kolik bilier, kolik renal dan kolik karena sumbatan usus halus
(Gilroy,2009).
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
(Reeves, 2001).
Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan
kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan sampai yang
a. Secara mekanis :
radang)
2. Karsinoma
usus)
1. Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak
dapat bergerak)
3. Enteritis regional
Gaster terletak melintang dari kiri ke kanan melintasi abdomen bagian atas antara
hati dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster berbentuk huruf J, gaster akan
berakhir pada pylorus yang mempunyai sebuah otot sphincter yang berfungsi
berlanjut kedalam duodenum yang berjalan secara anatomis dan visual sulit
dibedakan dan jejunum dan ileum, hanya saja panjang duodenum kira-kira 25cm
dan berakhir pada ligament-ligamen treltz berupa sebuah ligament yang berjalan
dari sisi kanan diafragma dekat dengan hiafus esophagus dan melekat pada
perbatasan duodenum dan jejunum sisa dari usus halus adalah jejunum ¾ bagian
akhir disebut ileum. Secara anatomis letak jejenum adalah diperut bagian kiri,
mencegah berbaliknya makanan dari usus besar kedalam usus halus. Pada ujung
caecum terdapat appendix vermicularis. Colon (usus besar) lebih besar dari usus
halus yang terdiri dari ceacum, colon pars desendens, colon pars aseenden, colon
transversum dan rectum, lapisan usus besar terdiri dari tunika serosa tunika
4. Patofisiologi
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba – tiba atau sudah
berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh pasien
tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari organ dalam
abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot, lapisan dari dinding perut (nyeri
berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan berlangsung akut
biasanya menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung berubah, pucat dan
berkeringat dan disertai fenomena viseral yaitu muntah dan diare. Lokasi dari
nyeri abdomen bisa mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri
tempat lain. Oleh karena itu nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri
ada – kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat,
kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus
minimal.
5. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir;
tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau
(Reeves, 2011).
6. Klasifikasi
Berasal dari organ dalam, visceral di mana intervasi berasal dari saraf
memiliki respon terutama terhadap distensi dan kontraksi otot, bukan karena
iritasi lokal, robekan atau luka karakteristik nyeri visceral diantaranya sulit
Nyeri yang dirasakan jauh dari sumber nyeri akibat penjalaran serabut saraf
(Reeves, 2011).
7. Komplikasi
2. Kolik biliaris
8. Pemeriksaan penunjang
f. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan
peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pannkreas oleh lipatan khusus.
h. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik
9. Penatalaksanaan
e. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu beresiko
d) Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus ke area
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
b. Sirkulasi
Gejala : Tachikardi ( respons terhadp demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan
nyeri )
/maal nutrisi)
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, misal : merasa tidak berdaya/tak ada
harapan.
e. Eliminasi
Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk sampai bau dan berair. Episode diare
berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat dikontrol
Tanda : Menurunnya bising usus, tidak adanya peristaltik ataw adanya peristaltuk
f. Makanan/cairan
g. Higien
h.Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah ( mungkin hilang dengan
defekasi ).
Masalah keperawatan
1. Nyeri Akut
5. Ansietas
6. Defisiensi pengetahuan
Diagnosa Keperawatan
cairan dalam tubuh ditandai dengan mukosa bibir kering, turgor kulit jelek
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. Hj. S
Umur : 71 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat :, Pasuruan
No. Telpon :-
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Keluhan utama :
Nyeri perut
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang di IGD Masyitoh bangil pada pukul 17.00 WIB dengan dibwa
keluarga pasien. Kleuarga pasien mnegatakan bahwa pasien mngekuh sakit
pada bagian perut disetai dengan mual, tidak mau makan dan minum sama
seklai selama satu hari. Pasien juga mengeluh pusing dan lemas
Riwayat Penyakit Dahulu :
√ Hipertensi
Diabetes Melitus
CVA
IMA
Tidak ada riwayat
penyakit
Hipotensi
Takikardia
Takipnea
Hipotermia
√ Pucat
√ Ekstremitas dingin
Penurunan Capilary Refill
Penurunan Produksi urin
√ Tidak ada perdarahan, nadi
teraba normal
D (Disability) : GCS
E 4
V 5
M 6
AVPU :
Alert : Klien terjaga, responsive, berorientasi, dan berbicara
dengan petugas
Vocalises : .-
Responds to Pain only :-
Unresposive to pain : -
2. Implementasi Keperawatan
Dx 1 :Nyeri akut b.d agen pencedera biologis
DO :
a. TTV
-TD=144/81 mmHg
-N= 84x/menit
-RR=19x/menit
-S=36,4℃
-SpO2=98%
b. Memberi obat analgesic
inj santagesik 1000mg melalui iv
b. Mengukur TTV
TD=144/81 mmHg
N= 84x/menit
RR=19x/menit
S=36,4℃
SpO2=98%
c. Mengajarkan dan menganjurkan pasien teknik relaksasi & distraksi
Dx 2 : Ansietas berhubungan dengan krisis situasi dan perubahan status
kesehatan
Ds: pasien mengatakan ketidakpahaman penyakit yang idderita pasien
Do: pasien Nampak gelisah
Wajah grimace
TTV :
TD=144/81 mmHg
-N= 84x/menit
-RR=19x/menit
-S=36,4℃
-SpO2=98%
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor skala nyeri
3. Menganjurkan pasien melakukan teknik reksasi distraksi
Tanda Tangan