KGD 9A Dyah Sulistianingtyas PPOK
KGD 9A Dyah Sulistianingtyas PPOK
Disusun oleh:
DYAH SULISTIANINGTYAS
P17221173040
Mengetahui,
Kepala Ruangan
LAPORAN PENDAHULUAN PPOK
I. DEFINISI
Pengertian Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah
klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronkitis kronik,
bronkiektasis, emfisema dan asma yang merupakan kondisi ireversibel
yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran
masuk dan keluar udara paru-paru. Penyakit Paru Obstruktif Kronik
adalah suatu penyakit yang menimbulkan obstruksi saluran termasuk
di dalamnya adalah asma, bronkitis kronis dan emfisema pulmonum.
Penyakit Paru Obstruktif Kronik adalah kelainan paru yang di
tandai dengan gangguan fungsi paru berupa memanjangnya periode
ekspirasi yang di sebabkan oleh adanya penyempitan saluran napas
dan tidak banyak mengalami perubahan dalam masa observasi
beberapa waktu. Penyakit paru obstruktif menahun merupakan suatu
istilah yang di gunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang
berlangsung lama dan di tandai oleh peningkatan risistensi terhadap
aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya.
PPOK adalah sebuah istilah keliru yang sering dikenakan pada
pasien yang menderita emfisema, bronkitis kronis, atau campuran dari
keduanya. Ada banyak pasien yang mengeluh bertambah sesak napas
dalam beberapa tahun dan ditemukan mengalami batuk kronis,
toleransi olahraga yang buruk, adanya obstruksi jalan napas, paru
yang terlalu mengembang dan gangguan pertukaran gas.
II. PATOFISIOLOGI
1. ETIOLOGI
Menurut Eisner penyebab dari Penyakit Paru Obstruksi Kronik
adalah :
1. Kebiasaan merokok
3. Pemeriksaan Laboratorium
6. Pemeriksaan Bronkhogram
7. EKG
Kelainan EKG yang paling awal terjadi adalah rotasi clock wise
jantung. Bila sudah terdapat kor pulmonal, terdapat deviasi
aksis ke kanan dan P-pulmonal pada hantaran II, III, dan aVF.
Voltase QRS rendah. Di V1 rasio R/S lebi dari 1 dan di V6 V1
rasio R/S kurang dari 1. Sering terdapat RBBB inkomplet.
IV. PENATALAKSANAAN
a.Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan pada PPOK dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
terapi non farmakologis dan terapi farmakologis. Tujuan terapi
tersebut adalah mengurangi gejala, mencegah progresivitas penyakit,
mencegah dan mengatasi ekserbasasi dan komplikasi, menaikkan
keadaan fisik dan psikologis pasien, meningkatkan kualitas hidup dan
mengurangi angka kematian. Terapi non farmakologi dapat dilakukan
dengan cara menghentikan kebiasaan merokok, meningkatkan
toleransi paru dengan olahraga dan latihan pernapasan serta
memperbaiki nutrisi. Edukasi merupakan hal penting dalam
pengelolaan jangkan panjang pada PPOK stabil. Edukasi pada PPOK
berbeda dengan edukasi pada asma. Karena PPOK adalah penyakit
kronik yang bersifat irreversible dan progresif, inti dari edukasi
adalah menyesuaikan keterbatasan aktivitas dan mencegah kecepatan
perburukan penyakit.
b. Medis
e. Exposure
- Disini semua pakain yang menempel di badan pasien
dilepas, hal ini akan sangat membangtu untuk memudahkan
pemeriksaan lebih lanjut. Harus tetap diingat pasien dijaga
agar tidak terjadi hipotermia dengan pemberian selimut
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan suplai O2 yang tidak
adekuat
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan suplai O2 yang tidak
adekuat
Tujuan : sirkulasi darah kembali normal sehingga pertukaran
gas dapat berlangsung
Kriteria hasil :
- Nilai GDA normal
- Tidak ada distress pernapasan
No Intervesi Rasonal
.
1. Berikan O2 sesuai Meningkatkan
indikasi konsentrasi O2 alveolar
dan dapat memperbaiki
hipoksemia jaringan
2. Pantau GDA pasien Nilai GDA yang normal
menandakan pertukaran
gas O2 semakin membaik
3. Pantau pernapasan Untuk evaluasi distress
klien pernapasan
VI. REFERENSI
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.M
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat/No. Telp. : Pasuruan/-
Pekerjaan : Wiraswata
Agama : Islam
x Pasien tidak
ada riwayat
DM
x Pasien tidak
memiliki
riwayat TBC
x Pasien tidak
memiliki
riwayat
penyakit
menular
laiinya. Ex:
HIV
v Pasien
memilikili
riwayat sesak
napas
5. Usaha Pengobatan yang telah dilakukan (pre hospital)
Untuk penyakit saat ini tidak ada pengobatan khusus apapun
6. Alergi Obat
Tidak ada riwayat alergi obat apapun
b) Breathing (Pernafasan)
□x cyanosis pada kuku dan bibir
□x penetrating injury,
□x flail chest,
□x sucking chest wounds,
□v penggunaan otot bantu pernafasan.
□x pergeseran trakea
□x suara abnormal pada dada.
□x lain-lain
Frekuensi: lemah
RR 27x/menit
Irama: ( x ) Teratur ( v ) Tidak
Kedalaman: ( x ) Dalam ( v ) Dangkal
(pengembangan paru tidak maksimal)
c) Circulation (Sirkulasi)
□ TD 130/80 mmMhg
□ takikardia : px mengalami taki kardi nadi cepat dan tidak teratur
124x/menit
□ takipnea
□ suhu 36,3 C
□ pucat : kulit tampak pucat
□ ekstremitas : dingin
□ CRT > 2 detik
4. Abdomen :
Inspeksi : tidak ada odema
Auskultasi : bising usus 12x/menit
Palpasi : tidak ada respon nyeri tekan
Perkusi : Suara timpany
5. Ekstremitas/muskuloskeletal
Rentang gerak : normal semua
Kekuatan otot : 1 (pasien tidak sadar)
Edema : tidak ada edema pada ekstremitas atas dan
bawah
Nyeri : tidak ada respon pada nyeri tekan
Krepitasi : tidak ada krepitasi atau fraktur apapun
6. Kulit/Integumen
Turgor Kulit : jelek CRT >2 detik
Mukosa kulit : pucat dingin
B. Assesment (masalah)
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
DS :
DO:
- K/U: lemah
- TTV: TD: 130/80 mmHg
N : 124x/menit
RR: 27x/menit
S : 36C
Saturasi: 94%
GCS: 4,5,6
Kes : CM
Klien tampak gelisah
2. Implementasi Keperawatan
4. Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium
Tes darah
b) ECG
D. EVALUASI
Airway : nafas lemah, terdapat snoring, tidak ada sekret
Breathing : pergerakan dinding lemah, pengembangan dada tidak
maksimal
Circulation : nadi 180x/menit, crt > 2 detik, saturasi O2 94%
Disability : GCS ( E4 V5 M6) kesadaran composmentis
AVPU (A) alert
Mengetahui, Malang, 15 Maret 2021
Pembimbing Klinik Mahasiswa
(Dyah Sulistianingtyas )
(.........................................) NIM. P17221173040