Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TEORI AKUNTANSI

ASET
Disusun oleh :
Joshua Hendry
Dwi Ichwan
Fresya Shabrin
Ester Monica

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 

FAKULTAS EKONOMI 

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI 

BANDUNG 

2020
Pengertian Aset
Menurut FASB :
Mendefinisikan aset sebagai manfaat ekonomis masa depan memungkinkan diperoleh atau
dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu
Menurut AASB :
Mendefinisikan aset sebagai Potensial jasa atau manfaat ekonomis masa depan yang
dikendalikan dengan pelaporan entitas sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu
Menurut APB dan Ijiri :
Mendefinisikan asset sebagai sumber ekonomik karena adanya unsur kelangkaan sehingga suatu
entitas harus mengendalikannya dari akses pihak lain melalui transaksi ekonomik.
Definisi aset yang dinyatakan oleh FASB dan AASB ini cukup representatif karena aset
dinilai memiliki sifat sebagai manfaat ekonomis dan bukan sebagai sumber ekonomis
(resources) karena manfaat ekonomis tidak membatasi bentuk atau jenis sumber ekonomis yang
dapat dikategorikan sebagai aset.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga karakteristik utama yang harus
dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat disebut asset yaitu : (a) manfaat ekonomik, (b) dikuasai
atau dikendalikan entitas, (c) timbul akibat transaksi masa lalu.

Manfaat Ekonomik
Aset harus memiliki nilai manfaat ekonomis di masa depan yang cukup pasti. Ini
mengisyaratkan bahwa manfaat tersebut terukur dan dapat dikaitkan dengan kemampuannya
untuk mendatangkan pendapatan atau aliran kas di masa datang. Misalkan seperti kas memiliki
manfaat atau potensi jasa karena memiliki daya beli atau daya tukar dalam unit moneter.
Kemampuan ini disebut dengan daya beli atas sumber ekonomik (command over resources).
Objek selain kas lainnya harus memiliki nilai manfaat ekonomis yang dapat ditukarkan dengan
kas, barang, atau jasa, sehingga dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa, atau dapat
digunakan untuk melunasi kewajibannya. FASB mengajukan dua hal yang harus
dipertimbangkan dalam menilai apakah pada saat tertentu suatu pos atau objek masih dapat
disebut asset yaitu :
a) Apakah suatu pos yang dikuasai oleh suatu kesatuan usaha pada mulanya mengandung
manfaat ekonomik masa datang
b) Apakah semua atau sebagian manfaat ekonomik tersebut masih tetap ada pada saat
penilaian
Dikuasai oleh Entitas
Aset harus dimiliki dan dikendalikan oleh entitas. Namun, konsep penguasaan atau
kendali lebih penting daripada konsep kepemilikan. Penguasaan disini mengandung arti
kemampuan entitas untuk mendapatkan, memelihara, menahan, menukarkan, menggunakan
manfaat ekonomis serta mencegah pihak lain menggunakan manfaat tersebut. Hal ini dilandasi
oleh konsep substance over form. Pemilikan (ownership) hanya mempunyai makna yuridis atau
legal.
Most (1982, hlm. 341-342) mengemukakan bahwa penguasaan atau kendali terhadap
suatu objek dapat diperoleh dengan cara :
1) Pembelian
2) Pemberian
3) Penemuan
4) Perjanjian
5) Produksi/transformasi
6) Penjualan
7) Lain-lain seperti pertukaran, peminjaman, penjaminan, pengkonsignaan, dan berbagai
transaksi komersial yang diakui hukum atau kebiasaan bisnis
Pendefinisian asset lebih difokuskan pada manfaat ekonomik masa datang yang dikuasai
oleh entitas dan baru kemudian pada objek fisis dan pihak yang menyediakan manfaat.

Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu


Aset harus timbul sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria
untuk memenuhi definisi. Kepemilikan atau penguasaan suatu aset harus didahului oleh transaksi
atau kejadian ekonomis yang telah terjadi. FASB memasukkan transaksi atau kejadian sebagai
kriteria aset dengan alasan transaksi atau kejadian tersebut dapat memengaruhi jumlah aset, baik
menambah maupun mengurangi. Contohnya adalah pembayaran tunai atas penjualan
sebelumnya, penjualan kredit, asuransi yang dibayar di muka, dan lainnya. Dengan kata lain,
transaksi atau kejadian masa lalu merupakan syarat perlu tetapi tidak merupakan syarat cukup
untuk pengakuan asset.
Karakteristik Pendukung
Selain tiga karakteristik yang dijelaskan di atas, FASB juga memberikan beberapa karakteristik
pendukung yaitu :
a) Melibatkan kos
Pemerolehan aset akan melibatkan kos atau biaya. Apabila kos timbul akibat perolehan
suatu objek dengan pertukaran maupun pembelian, objek tersebut dapat dikategorikan
sebagai aset walaupunn nilai kos teresbut harus ditaksir secara layak sebagai dasar
pencatatan awal. Esensi utama terletak pada nilai ekonomis yang akan diperoleh dimasa
mendatang
b) Berwujud
Wujud bukanlah merupakan kriteria yang baku untuk mengidentifikasi aset. Objek
seperti hak paten, goodwill dan pos-pos tak berwujud lainnya dapat dikategorikan sebagai
aset lancar dan tidak masuk dalam aset tidak berwujud karena objek-objek tersebut
memiliki nilai tersendiri
c) Tertukarkan
Banyak pendapat yang mengatakan dalam memenuhi definisi sebagai aset, suatu sumber
ekonomis harus dapat ditukarkan dengan sumber ekonomis lainnya. Syarat ini diajukan
untuk melihat seberapa jauh manfaat ekonomi akan menjadi cukup pasti dan terukur
dengan handal apabila suatu aset tersebut memiliki nilai ukur maupun nilai tukar
d) Terpisahkan
Syarat dari suatu aset untuk dapat ditukarkan harus dapat dipisahkan ddengan sumber
ekonomis lain atau berdiri sendiri,akan tetapi argument lain menyatakan keterpisahan dan
dan ketertukaran hanyalah merupkan syarat untuk memperoleh manfaat aset. Dengan
argumen diatas FASB tidak memasukkan keterpisahan sebagai kreteria untuk
mendefinisikan aset
e) Berkekuatan hukum
Penguasaan atas aset tidak harus didukung dengan cara yuridis. Klaim atas piutang tidak
harus diidukung oleh dokumen yang mempunyai daya paksa secara hukum untuk
memenuhi definisi asset

Pengukuran
Pengukuran merupakan salah satu kriteria pengakuan aset adalah manfaat ekonomis yang
akan datang dapat diukur (measureability). Yang dimaksud pengukuran di sini adalah penentuan
jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu objek aset pada saat perolehan, yang akan
dijadikan data dasar untuk mengikuti aliran fisik objek tersebut. Denagn konsep kontinuitas
usaha, pos atau sumber ekonomik akan mengalami tiga tahap yaitu pemrolehan, pengolahan,
penjualan/penyerahan. Secara akuntansi (aliran informasi), aliran fisis suatu sumber ekonomik
atau objek harus dipresentasikan dalam jumlah rupiah sehingga hubungan antarobjek bermakna
sebagai informasi.
Sebagai aliran informasi, kos juga mengalami tiga tahap perlakuan akuntansi mengikuti
aliran fisis yaitu :
1) Pengukuran. Pengakuan, dan klasifikasi pertama kali pada saat terjadinya. Untuk
selanjutnya seluruh kegiatan disebut pengukuran.
2) Pencatatn berikutnya dalam rangka mengikuti aliran fisis asset berupa alokasi, distribusi,
dan penggabungan untuk kepentingan internal. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan
disebut penelusuran.
3) Pembebanan ke pendapatan perioda berjalan atau perioda-perioda yang akan datang. Kos
yang belum menjadi beban pendapatan (biaya) akan tetap melekat pada objek menjadi
asset badan usaha. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan disebut pembebanan
Kos sebagai Pengukur dan Bahan Olah Akuntansi
Konsep dasar penghargaan sepakatan menegaskan bahwa pengukur asset pada saat
pemrolehan yang paling objektif adalah jumlah rupiah yang terlibat dalam transaksi pertukaran
antara dua pihak independen yang sama-sama berkehendak. Jumlah rupiah tersebut akan menjadi
pengukur asset yang diperoleh kesatuan usaha dan akan menjadi bahan olah akuntansi yang
disebut kos.
Penghargaan sepakatan dalam transaksi antarpihak independen menjadi dasar pengukuran
karena jumlah rupiah tersebut dianggap cukup terandalkan untuk mendekati nilai sebenernya
atau nilai wajar suatu objek pada saat transaksi.
Penghargaan Sepakatan sebagai Bukti
Transaksi pertukaran jual-beli dapat dijadikan landasan untuk menentukan kos yang
terandalkan karen apenghargaan sepakatannya didasarkan atas mekanisme pasar yang bebas
sehingga menjadi bukti validitas pengukuran kos lebih dalam mekanisme pasar sempurna.
Mekanisme pasar bebas menjamin dan menghendaki agar :
a. Pihak bertransaksi sama-sama kehendak dan bebas tanpa tekanan atau ancaman
b. Pihak bertransaksi sama-sama berkemampuan memperoleh informasi secara bebas
c. Barang yang dipertukarkan cukup standard an tersedia cukup banyak di pasar bebas.
Bila kondidi diatas tidka dipenuhi, penghargaan sepakatan yang terjadi tidak dapat diterima
begitu saja sebagai pengukur kos yang objektif.
Pengukuran Kos
Tiap kegiatan biasanya melibatkan pengorbanan sumber ekonomik sebagai pengukur asset
pada saat pemrolehan ditentukan oleh dua hal yaitu (1) batas kegiatan yang disebut pemerolehan
dan (2) jenis penghargaan
Batas Kegiatan
Batas kegiatan berkaitan dnegan maslaah unsur pengorbanan sumber ekonomik (kegiatan)
apa saja yang membentuk kos suatu asset. Batas kegiatan untuk memasukan unsur kos sebagai
bagian dari kos asset adalah saat dimulainya penggunaan asset.
Jenis Penghargaan
Agar penghargaan yang telah disetujui dapat dicatat dalam sistem akuntansi, penghargaan
tersebut harus dinyatakan dalam satuan uang. Persyaratan ini akan mudah dilakukan kalau
penghargaan berwujud uang tunai. Bila transaksi terjadi dalam mekanisme pasar bebas anatra
pihak independen, kos tunai adalah pengukur asset yang paling valid dan objektif.
Kos dalam Barter
Barter atau pertukaran asset adalah pemerolehan asset (biasnaya asset berwujud atau
nonmoneter) dnegan penghargaan berupa asset berwujud atau nonmoneter lainnya. Pengukuran
asset yan diperoleh bergantung pada apakah asset yang dipertukarkan sejenis atau taksejenis.
Dalam barter dapat terlibat kas sebagai tombok baik dari pihak kesatuan usaha atau dari
lawan barter. Berikut prinsip pennetuan kos asset yang diterima dalam barter atau pertukaran
1. Pertukaran taksejenis, tanpa pembayaran tombok
2. Pertukaran taksejenis, dnegan pembayaran tombok
3. Pertukaran sejenis, tanpa pembayaran tombok
4. Pertukaran sejenis, dnegan pembayaran tombok
5. Pertukaran sejenis, dnegan penerimaan tombok
Rugi dalam Pemerolehan Aset
Sebelum pendapatan terjadi yang ditimbulkan oleh upaya yang dipresentasikan oleh biaya,
kos semata-mata mengalami penghimpunan, penggabungan dan reklasifikasi. Hal-hal yang tidak
normal yang mengharuskan kos yang terjadi segera diakui sebagai rugi yang dapat terjadi pada
tahapan kegiatan usaha manapun, semua kos yang terjadi merupakan asset atau bagian dari
jumlah rupiah total asset perusahaan paling tidak dalam beberapa saat.

Penilaian
Pengukuran adalah penentuan angka satuan pengukur terhadap suatu objek untuk
menunjukkan makna tertentu objek tersebut. Makna (attribute) dapat berupa nilai, luas, berat,
volume, tinggi, unsur,indeks prestasi dan lain sebagainya. Dalam penialaian suatu pos untuk
tujuan penyajian akuntansi dapat gunakan berbagai dasar penilaian bergantung pada makna yang
ingin dipresentasi melalui pos statement keuangan.
Tujuan Penilaian Aset
Tujuan dari penilaian aset adalah untuk merepresentasi atribut pos-pos aset yang tarkait
dengan tujuan laporan keuangan dengan menggunakan basis penilaian yang sesuai. Sedangkan
tujuan pelaporan keuangan sendiri yaitu untuk menyediakan informasi yang dapat membantu
pengguna laporan keuangan dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas bersih
ke entitas.
Konsep dan Basis Penilaian
Hendriksen dan Van Breda (1992) dalam (Suwardjono 2005) membahas konsep dan
dasar penilaian aset untuk tujuan pelaporan keuangan dari dua dimensi yaitu arah aliran aset dan
waktu. Bila suatu aset telah dikuasi oleh suatu entitas, masalah penilaian yang muncul adalah
dasar apa yang digunakan untuk mempresentasikan makna atau atribut aset secara tepat. Nilai
yang diperoleh atas dasar pertukaran pemerolehan disebut dengan nilai masuak (input/entry
value) sedangkan jika dilihat dari nilai pertukaran pemanfaatan disebut nilai keluaran
(output/exit value).
Nilai masukan didasari pada jumlah rupiah yang harus dikeluarkan atau dikorbankan
untuk memperoleh suatu aset tertentu yang masuk ke dalam entitas. FASB mengidentifikasi lima
makna atau atribut yang dapat direpresentasi berkaitan dengan aset, dasar penilaian menurut
FASB (SFAC No. 5, prg. 67) dapat diringkas sebagai berikut:
• Historical cost
Tanah, gedung, perlengkapan, perlengkapan pabrik, dan kebanyakan persediaan dilaporkan atas
dasar kos historisnya. Kos historis merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang
dikorbankan untuk memperoleh aset tersebut. Kos historis ini nantinya akan disesuaikan dengan
penyusutan nilai manfaat aset tersebut.
• Current (replacement) cost
Beberapa persediaan disajikan sebesar nilai sekarang. Nilai sekarang adalah jumlah rupiah kas
atau setaranya yang harus dikorbankan apabila aset tertentu diperoleh sekarang.
• Current market value
Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan atas dasar nilai pasar saat ini. Nilai pasar
saat ini adalah jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat diperoleh entitas dengan menjual aset
tersebut dalam kondisi perusahaan yang normal (tidak akan dilikuidasi). Nilai pasar sekarang
juga digunakan untuk aset yang memiliki kemungkinan akan laku dijual dibawah nilai bukunya.
• Net realizable value
Beberapa jenis piutang jangka pendek dan persediaan barang disajikan sebesar nilai realisasi
bersih. Nilai realisasi bersih merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang akan diterima
(tanpa didiskon) dari aset tersebut dikurangi dengan pengorbanan (kos) yang diperlukan untuk
mengonversi aset tersebut menjadi kas atau setaranya.
• Present (or discounted) value of future cash flows
Piutang dan investasi jangka panjang disajikan sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa
mendatang sampai piutang terlunasi (dengan tarif diskon implisit) dikurangi dengan tambahan
kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan penerimaan tersebut.
• Fair value
Berdasarkan FAS 157, nilai wajar adalah harga yang dapat diterima untuk menjual aset atau
membayar transfer kewajiban di pasaran saat tanggal pengukuran.

Pengakuan
Pada umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi, kejadian, atau
keadaan tetentu. Adapun kondisi perlu dan kondisi cukup yang merupakan penguji yang cukup
rinci untuk mengakui aset:
• Deteksi adanya aset. Untuk mengakui aset, harus ada transaksi yang menandai timbulnya
aset.
• Sumber ekonomis dan kewajiban. Untuk mengakui aset, suatu objek harus merupakan
sumber ekonomis yang langka, dibutuhkan, dan berharga.
• Berkaitan dengan entitas. Untuk mengakui aset, entitas harus mengendalikan atau
menguasai objek aset.
• Mengandung nilai. Untuk mengakui aset, suatu objek harus mempunyai manfaat yang
dapat ditentukan besarnya secara moneter.
• Berkaitan dengan waktu pelaporan. Untuk mengakui aset, semua penguji di atas harus
dipenuhi pada tanggal pelaporan.
• Verifikasi. Untuk mengakui aset, harus ada bukti pendukung untuk meyakinkan bahwa
kelima penguji diatas dipenuhi
Penjelasan tersebut sebenarnya menjelaskan apa yang disebut dengan kaidah pengakuan
yang merupakan prosedur dalam menerapkan empat kriteria pengakuan FASB, yaitu definisi,
keterukuran, keberpautan, dan keterandalan. Masalah akuntansi yang menyangkut pengakuan
biasanya berkaitan dengan masalah apakah suatu kos atau jumlah rupiah yang terlibat dalam
transaksi atau kejadian tertentu dapat diasetkan. Hal ini biasanya berkaitan dengan eksplorasi
minyak dan gas bumi, rugi selisih kurs valuta asing, sewa guna, riset dan pengembangan,
bunga selama masa konstruksi aset tetap, dan sumber daya manusia.
Pengungkapan
Agar laporan keuangan tetap informatif, hal-hal yang harus diungkapkan sebagai penjelas
laporan keuangan adalah sebagai berikut:
• Apabila tidak ada kos bunga yang dikapitalisasi, total bunga yang terjadi selama periode
dibebankan sebagai biaya perioda tersebut.
• Apabila sebagian kos bunga dikapitalisasi, bunga total yang terjadi menjadi bagian yang
dikapitalisasi.

Penyajian
• Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun atau di bagian atas
dalam neraca berformat laporan.
• Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan tetap.
• Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling lancar
dicantumkan pada urutan pertama.
• Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan
(misalnya metoda depresiasi aset dan dasar penilaian sediaan barang).

Anda mungkin juga menyukai