Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 1 :

Dalam contoh kasus tertulis bahwa “pelaku usaha yang ditunjuk sebagai pemungut PPN produk
digital diharapkan semakin bertambah”. Apa langkah yang usdah dilakukan pemerintah terkait
peningkatan pelaku usaha ?
- Ppn ekspor bahan baku
KELOMPOK 5:
Kita tahu bahwa marketplace tidak hanya shopee dll tetapi marketplace pun terdapat di facebook
mungkin pengenaan PPN di platform shopee dll sudah ditetapkan oleh platformnya. Bagaimana
tentang marketplace di fb/ig dalam pengenaan PPN nya? Karena banyak sekali penjual di
platform tersebut sesekali tidka ada PPN yang dibebankan pada saat COD pun harga tetap sama
sebagaimana diiklankan
KELOMPOK 6:
Jika menjual barang sesekali (bukan menjadi penghasilan utama) seperti menjual kendaraan
bermotor melalui marketplace dikenakan pajak e-commerce juga?

Jawab : Pokok-pokok pengaturan dalam Nomor 210/PMK.010/2018 ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pedagang dan penyedia jasa yang berjualan melalui platform marketplace:

a. Memberitahukan Nomor Pokok Wajib Pajak kepada pihak penyedia platform


marketplace;
b. Apabila belum memiliki NPWP, pengusaha dapat memilih untuk (1) mendaftarkan diri   
untuk  memperoleh NPWP, atau (2) memberitahukan Nomor Induk Kependudukan
kepada   penyedia platform marketplace;
c. Melaksanakan kewajiban terkait PPh sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti
membayar pajak final dengan tarif 0,5% dari omzet dalam hal omzet tidak melebihi
Rp4,8 miliar dalam setahun, serta
d. Dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dalam hal omzet melebihi Rp4,8 miliar
dalam setahun, dan melaksanakan kewajiban terkait PPN sesuai ketentuan yang berlaku.

KELOMPOK 10:
Seorang pengusaha membuka usaha online di e-commerce lebih dari 1. Bagaimana perhitungan
pajaknya dan pelaporan SPT tahunannya?
Jawab : Objek pajak penghasilan adalah penghasilan itu sendiri baik yang didapat secara
transaksi online maupun offline.

Ketentuannya adalah setiap tambahan penghasilan yang diterima Wajib Pajak, yang menambah
kekayaan Wajib Pajak harus dikenakan pajak penghasilan.
Pengenaan kewajiban pajak jual beli secara online juga disamakan dengan transaksi jual beli
secara konvensional, dengan demikian ketentuan pajak yang berlaku bagi bisnis online tidak
berbeda dengan bisnis konvensional.

Bagi pelaku bisnis online akan dikenai Pengusaha Kena Pajak (PKP), kewajiban untuk


membayar pajak muncul ketika mendapatkan penghasilan melebihi Rp600.000.000 per tahun.

Bagi pengusaha e-commerce atau para pelaku bisnis online shop dengan penghasilan hingga


Rp4,8 Miliar dalam setahun, selama ini dikenakan PPh Final sebesar 1% dari omzet. Aturan
tersebut termasuk dalam Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berdasarkan PP Nomor 46
Tahun 2013. Namun dalam RPMK Pajak E-commerce, Pemerintah menerapkan PPh Final yang
lebih rendah yaitu sebesar 0,5%.

Pokok-pokok pengaturan dalam Nomor 210/PMK.010/2018 ini adalah sebagai berikut:


1. Bagi pedagang dan penyedia jasa yang berjualan melalui platform marketplace:
a. Memberitahukan Nomor Pokok Wajib Pajak kepada pihak penyedia platform
marketplace;
b. Apabila belum memiliki NPWP, pengusaha dapat memilih untuk (1) mendaftarkan diri
untuk memperoleh NPWP, atau (2) memberitahukan Nomor Induk Kependudukan
kepada penyedia platform marketplace;
c. Melaksanakan kewajiban terkait PPh sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti
membayar pajak final dengan tarif 0,5% dari omzet dalam hal omzet tidak melebihi
Rp4,8 miliar dalam setahun, serta
8
d. Dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dalam hal omzet melebihi Rp4,8 miliar
dalam setahun, dan melaksanakan kewajiban terkait PPN sesuai ketentuan yang
berlaku.

Cara pengisian melalui djp online :

1. Buka situs DJP Online https://djponline.pajak.go.id


2. Masukkan NPWP, kata sandi, serta kode keamanan untuk login
3. Klik “Buat SPT”. Pilih “Ya” untuk wajib pajak yang menjalankan usaha bebas
4. Klik “e-Form SPT 1770”. Pilih tahun pajak kemudian klik “Kirim Permintaan”
5. Setelah itu, dokumen e-form otomatis terunduh dan kode verifikasi akan dikirim ke surel
6. Klik “Download Viewer” pada halaman unduh formulir elektronik. Lalu klik “windows
(24mb)”. Setelah proses unduh selesai, instal form viewer tersebut
7. Siapkan dokumen e-form yang sudah diunduh dan daftar peredaran bruto selama satu
tahun. Buka dokumen e-form melalui program Viewer lalu pilih “Pencatatan”
8. Isi jumlah harta yang dimiliki pada tahun pajak tersebut di lampiran 1770-IV bagian A
9. Isi jumlah utang yang dimiliki pada tahun pajak tersebut di lampiran 1770-IV bagian B
10. Isi nama anggota keluarga di lampiran 1770-IV bagian C
11. Isi PPh Final. Pada lampiran 1770-III, klik kolom PP 23. Klik box PP 23 yang muncul di
atas. Kemudian isi peredaran atau penjualan bruto setiap bulan sesuai dengan dokumen yang ada
Setelah selesai mengisi peredaran bruto, klik “Ya” kemudian klik halaman berikutnya
12. Klik halaman berikutnya pada Lampiran II dan Lampiran I. Lalu akan masuk ke halaman
induk 1770. Isi status kewajiban pajak sesuai kondisi
13. Pada bagian B, pilih penghasilan tidak kena pajak (PTKP) sesuai dengan kondisi. Setelah
itu isi kolom tanggal, lalu klik “submit”
14. Klik “unggah lampiran” pada halaman berikutnya. Pastikan ukuran berkas tidak lebih
dari 40 MB dan berbentuk PDF. Buka surel dan salin kode verifikasi
15. Kembali lagi ke form viewer. Kemudian tempel kode verifikasi, klik “submit”. Klik
“Yes” pada kotak dialog yang muncul. Tunggu proses submit sampai selesai. Setelahnya akan
ada pemberitahuan “submit SPT berhasil”
16. Bukti penerimaan elektronik akan dikirim ke surel

Anda mungkin juga menyukai