Anda di halaman 1dari 40

LaboratoriumElektro DAYA LISTRIK ARUS SEARAH Semester II

Jur. TeknikElektro Waktu:04-04-2020

I. TUJUAN
Selalu melaksanakan percobaan praktikan diharapkan dapat :
-Menetukan daya dari tahanan-tahanan yang di hubungkan secara seri maupun
pararel.
-Menganalisa grafik karakteristik P = f(I) suatu tahanan.
-Menganalisa grafik karakteristik P = f(v) suatu tahanan.

II. PENDAHULUAN

Sebuah suatu tahanan listrik (resistor) digunakan dalam rangkaian listrik maka kita
harus lebih dahulu mengetahui berapa ohm nilai dan daya tahanan tersebut.Kedua
besaran ini harus di ketahui, karena arus listrik yang melalui tahanan akan
menghasilkan arus (daya disipasi).
Dalam pemakaiannya, daya disipasi tidak boleh melebihi dari rating daya maximum
yang telah di tentukan nominalnya.
Daya di sipasi pada tahanan dapat dihitung dengan rumus :

P=V . Iatau

V2
P= atau
R

P=I 2 . R

Dimana :

P =Daya Listrik (watt)

V = Tegangan Listrik (volt)

I = Arus Listrik (ampermeter)

R = Tahanan Listrik (ohm)


III. PERALATAN YANG DIGUNAKKAN
 Pencatu daya DC 0-60 Volt

 Tahanan 2 x 100 ohm / 5 W

 Volt meter DC

 Ampere meter DC

 Saklar

 Papan percobaan

 Kabel penguhubung

IV. LANGKAH KERJA


4.1 Teliti semua peralatan sebelum digunakan

4.2 siapkan table untuk data percobaan ini

4.3 buat rangkaian seperti gambar 4.1

4.4 hitung harga tegangan maximum yang digunakan data dalam percobaan ini
berdasarkan data tahanan
4.5 tentukan 5 macam hargaVs dengan catatan tidak lebih dari tegangan maximum yang
di perbolehkan 4.4
4.6Tutup saklarS,catatarustegangansesuaitabel

4.7 Ubah rangkaian menja digambar 4.2


4.8 Lakukan langkah 4.4 sampai dengan 4.6

4.9 Rangkailah 4.2 ubah menjadi rangkaian parallel seperti gambar 4.3

V .TUGAS DAN
PERTANYAAN

5.1 Bandingkan ketiga percobaan ini dan analisa bila R1 = R1


5.2 Analisa gambar karakteristik P = f (1),dan P = f (V) pada tahanan dari ketiga percobaan
5.3 Jelaskan! Apa yang terjadi pada lampu L1 dan
L2,dan S rangkaian ini ditutup

5.4 Suatu sumber dengan ‘’name plate ‘’ 20 V , 0,2 A akan di operasikan dengan sumber
tegangan 220V .
Di sediakan component tahanan yang lengkap (dengan nilai/harga yang ada dipasaran)
yang masing-masing mempunyai rating daya 5 W .Bagaimana caranya agar motor
tersebut dapat bekerja dengan daya nominal!
HASIL PRAKTIK DAYA LISTRIK ARUS SEARAH

 Baterai

Sumber tegangan DC

V Rb A
tanpabeban
9V 220Ω 12MA
9V 470Ω 20MA
9V 470Ω 20MA

 Aki

V Rb A
tanpabeban
45,6Ω 0,25A
22,8Ω 0,5A
11,40V 15,2Ω 0,75A
11,4Ω 1,0A
9,30Ω 1,225A
7,6Ω 1,5A
KESIMPULAN:

Setelah melakukan praktek kami dapaat menentukan daya dari tahanan –tahanan
yang di hubungkan seri pararel dan dapat mencobanya secara langsung selain itu juga
kami dapat menganalisa yaitu karakteristik P=(f(1)) dan karakteristik P=E(V) pada
suatu tahanan
A .Setelah melakukanpercobaanDaya Arus Searah dan
melakukananalisisterhadaphasilpercobaandapatditarikkesimpulanbahwa:

 Setelah melakukan praktek kami dapaat menentukan daya dari tahanan –


tahanan yang di hubungkan seri pararel dan dapat mencobanya secara
langsung selain itu juga kami dapat menganalisa yaitu karakteristik P=(f(1))
dan karakteristik P=E(V) pada suatu tahanan
B.Saran

Setelah melakukanpraktikumlaboratoriumpengukuranlistrikdasar.
makapraktikaninginmembahasbeberapahal yang bisamenjadiperhatian oleh praktikan dan
dosenpembimbing:

 Dosen pembimbing di harapkan lebih memperhatikan praktikannya agar tidak


terjadi kesalahan yang dapat membahayakan praktikan dan juga dapat membantu
menghindari kerusakan pada alat ukur.
Laboratorium Elektro Semester II
HUKUM OHM DAN
Jur.Teknik Elektro KIRCHOFF Waktu : 04-04- 2020

I. HUKUM OHM
Tujuan Selesnikan percobann praktikan yang dapat diharapkan: Membuktikan
kebenaran hukum ohm dengan percobaan Menganalisa hubungan antara tegangan dan
arus listrik pada stiatu pelindung khusus Menganalisa hubungan arus listrik dan
tahanan pada tegangan tertentu

II. PENDAHULUAN

Ohm adalah salah satu tahanan listrik yang ditulis dengan simbol dalam suatu
rangkaian listrik ohm yang menyatakan hubungan antara tegangan, arus dan tahanan
yang rumuskan sebagai berikut:

R = V / I Dimana:

R = resistor / tahanan ()

V = Tegangan yang diberikan pada tahanan (Volt)

1 = Arus yang mengaalir pada tahanan (Ampere)

III. PERALATAM YANG DIGUNAKAN

Sumber tegangan DC: ACCU 12 V


Tahanan (ohm) / 5 watt: 47, 100, 220, 470, 680
Voltmeter DC: 1 buah
Ampermeter DC: I buah
Papan percobaan
IV. LANGKAH KERJA
4.1 Meneliti semua peralatan sebelum digunakan
4.2 buat gambar seperti dibawah :

Gambar 1.1

4.3 lakukan pengamatan sesuai dengan gamabar.

V. TUGAS DAN PERTANYAAN

5.1 gamabar grafik tegangan fungsi arus dari data percobaan


5.2 jelaskan hubungan antara tegangan danarus listrik pada tahanan yang konstan
5,3 jelaskan hubungan arus listrik dan tahanan pada tegangan yang konstan
5.4 bandingan hasil percobaan dengan teori

II. HUKUM KIRCHOFF

I. TUJUAN
Selesaikan praktikan percobaan diharapkan dapat:
-Membuktikan kebenaran hukum kirchoff dengan percobaan
-Menentukan harga arus yang mengalir pada suatu cabang, jika cabang yang lain
diketahui
-kebenaran hukum kirchoff dengan percobaan
II. PENDAHULUAN
Hukum Kirchlhoff ada dua hukum Kirchhoff yang membahas tentang arus listrik.,
Dan huktm Kirchhaff dan yang membahas tentang teyangan strik.
Hukum Kirchhof yang menyatakan, jumlah, aljabar, arus memunju kesuatu titik
cabang
adalah nol (=0)Dalam perjanjian arus yang arahnya masuk kesatuan titik diberi tanda
Positif sedang yang keluar tanda negative

Hukum Kirehhoff ini digabungkan untuk menganalisis ragkaian listrik, menganalisis


rangkaian elektronika, perencanaan instalasi dan sebabagianya.

III. PERALATAN YANG DIGUNAKAN

-Sumber tegangan: Accu 12 volt; baterai 9 V


-Tahanan (ohm) / 5 W: 82, 100, 150, 1IK2, 1k8, 3k3
-Volt meter DC: 3 buah
-Amper meter DC: 3 buah
-Papan percobaan: 1 buah
-Kabel penghubung: secukupnya

III.
IV. LANGKAH KERJA

4.1 Buat rangkaian seperti gambar 11.1 dibawah ini

Gambar11.1

42 Lakukan pengamatan sesuai dengan tabel 11.1


4.3 Ubah rangakaian diatas menjadi seperti gambar 11.2

4.4Lakukan pengamatan sesuai dengan tabel 11.2


4.5Buat rangkaian seperti gambar dibawah ini 11.3

4.6Lakukan pengamatan sesuai tabel 11.3 a dan 11.


V. TUGAS DAN PERTANYAAN
5.1. Jelaskan maksud percobaan gambar
a.Gambar 11.1
b.Gambar 11.2
c.Gambar 11.3
5.2. Sesuaikan percobaan – percobaan yang telah saudara lakukan dengan
Terorii
5.3. Mengapa Baterai V2 dibalik polaritasnya menyebabkan berubahnya
peununjukkan tegangan pada setiap tahanan

Hasil Pratikum Hukum Ohm & Hukum Kirchoof

Gambar 11.1
Tenganan A V R
sumber
12V 0,13 6 47
12V 0,07 7 1OO
12V 0,035 7 220
12V 0,015 7,2 470
12V 0,011 7,5 680

Gambar 11.1 & 11.2


V5 A V1 V2 V3 A
12V 0,030 8,8 8,8 8,8 82
12V 0,014 8,8 8,8 8,8 100
12V 0,030 8,8 8,8 8,8 150
12V 0,0008 8,8 8,8 8,8 1,2k
12V 0,0009 8,8 8,8 8,8 1,8k
12V 0,0017 8,8 8,8 8,8 3k3

Gambar 11.3
V3 R V A
12&9 R1 4 1k2
12&9 R2 3,4 1k
12&9 R3 10 3k3

Jawaban Pertanyaan Hukum Ohm ( Halaman 2 )

5.1 Grafik tegangan

300

250

200

47 Ω
100 Ω
150
220 Ω
470 Ω
680 Ω
100

50

0
4V 6V 8V 10 V 12 V

5.2 Hubungan antara tegangan dan arus listrik pada tahanan yang konstan adalah
semakin besar tegangannya, maka arus yang mengalir juga semakin besar
5.3 Hubungan antara arus listrik dan tahanan pada tegangan yang konstan adalah
semakin besar arus maka hambatannya lebih kecil pada tegangan yang sama
5.4 Perbandingan hasil praktek dan hasil teori tidak terlalu jauh berbeda
Jawaban Pertanyaan Hukum Kirchoff ( Halaman 5 )

5.1 Penjelasan gambar :


a. Gambar 4.1 : untuk membuktikan teori tentang hukum kirchoff yaitu Imasuk = Ikeluar
b. Gambar 4.2 : untuk membuktikan ∑V = V1 + V2 + V3
c. Gambar 4.3 : untuk membuktikan ∑V = 0

5.2 Ya sesuai, karna hasil percobaan dan teori tidak berbeda jauh

5.3 Karena hubungan positif yang ada berubah menjadi negatif, begitu pun sebaliknya
yang negatif menjadi postif

Kesimpulan

Setelah melakukan praktek, kami dapat menyimpulkan :

 Membuktikan kebenaran hukum ohm dengan melakukan percobaan, mengenai


hubungan antara arus , tagangan, dan tahanan, arus listrik berbanding lurus dengan
tegangan pada tahanan tertentu, dan arus berbanding terbalik dengan tahanan pada
tegangan tertentu.

 Membuktuikan hukum kirchoff 1 dengan percobaan. Dapat mengetahui besar arus


yang melewati sebuah titik pencabangan, berapa arus yang masuk dan berapa arus
yang keluar yang seharusnya sama.

 Dapat membuktikan kebenaran hukum kirchoff 2 dengan percobaan, mengetahui besar


tegangan yang jatuh pada sebuah beban, sehingga besar tegnagan sumber sama dengan
jatuh tegangan pada beban.

 Pada analisis kami diatas ada beberapa data yang perbandingan antara hasil praktek
dengan teorinya yang agak besar yang kemungkinan terjadi karena kesalahan kami
ataupun kesalahan alat ukur yang kami gunakan.

Laboatorium Elektro Semester II

Jur. Teknik Listrik SUMBER TEGANGAN DC Waktu:


I. TUJUAN

Setelah selesai percobaan diharapkan dapat:


a. Menggambarkan karakterisktrik sumber tegangan DC
b. Menghitung besamya penahanan
c. Membandingkan sumber tegangan DC dalam penggunaan yang ditinjau dari
hapasitaas san tahanan dalamanya.

II. PENDAHULUAN

Suatu peralatan elektroteknik akan dapat bekerja ketika perlatan tersebut disambungkan
dengan sumber daya / tegangan, baik sumber tegangan DC maupun tegangan AC.
Tegangan khusus DC dapat digolongkan atas 2 macam:

1. Macam polaritasnya
a. Polaritas tunggal
Sumber tegangan DC yang memiliki dua terminal berpolaitas positif dan
negatif,dengan salah satu polaritas dianggap nol (tergantung keperluannya yang dalam
praktiknya sering digunakan ke tanah)
b. Polaristas ganda Sumber tegangan DC memiliki tiga terminal berpolaritas
positif, nol, negatif.

2. Macam prosesnya
Ditinjau dari proses banyak sekali, diantarranya adalah:
a. Proses kimia, contoh baterai dan aki.
b. b. Proses penyearah sumber AC, contoh adaptor AC-DC

Besar tegangan dan kapasitas dari masing-masing sumber tegangan DC sudah tertentu
tergantung dari besar dan bahan yang dibutuhkan kapasitas dari bateral dan aki dinyatakan dalam
amper jam jadi kemampuan mengalırkan pengaturan waktu olch. Sementara untuk AC DC
adaptor, kemampuannya tidak disetujui olehwaktu yang dikeluarkan oleh haatas, arus maksimum
dalam amper yang diperoleh.
Karakteristrik VI dari sumber tegangan DC dapat digambarkan sebagai berikut:

Dimana:

Rd = Tahanan dalam sumber

Vs = Tegangan sumber tanpa beban

Vb = Tegangan beban

Ib = Arus beban

III. ALAT DAN BAHAN

1. Voltmeter ( 0-60 ) : 1 Buah


2. Amper meter :1 Buah
3. Baterai 2x9 V :1 Buah
4. Aki 12 V / 5,5 Ah :1 Buah
5. Power Supply DC : 1 Buah
6. Saklar togel 6 A : 1 Buah
7. Resistor
8. Papan Percobaan
IV. LANGAKAH PERCOBAAN

A. Percobaan Baterai
1. Rangkailah seperti gambar berikut
2. Ukur tegangan sumber tanpa beban
3. Lakukan percobaan dengan menghubungkan saklar S dan Rb
4. Catat semua hasil pengukuran dalam tabel data

B. Percobaan Aki
1. Lakukan seperti percobaan dengan Vs adalah aki 12 V / 5,5 Ah dan beban Rb adalah
resistor gambar 47/2 A
2. Atur Rb hingga mengalir 0,25 A, 0,5 A, 0,75 A, 1,0 A, 1,225 A, 1,5 A
3. Catat hasil pengukuran dan dalam tabel data

C. Percobaan AC – DC adaptor
1. Rangkai seperti gambar 2 dengan Rb seperti percobaan dan sumber Vs adalah AC-
DC adaptor
2. Atur tegangan sumber hingga 12 V dan lakukan percobaan
3. Catatan semua hasil pengukuran pada tabel data
4. Lepas A+ B+ ukur besar tegangan ketiga terminal pada AC-DC adaptor
5. Matikan AC-DC adaptor, pindah “jamper” dari terminal common ke terminal negative
dan ukur tegangannya
6. Matikan AC-DC adaptor, pindah “jamper” dari terminal negative ke terminal positif
dan ukur tegangannya

V. TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Gambarkan Karakteristik V-1 dari masing-masing sumber tegangan DC beri komentar


2. Hitung tahanan dalam Rd dari masing-masing sumber dan jelaskan tentang masing-
masing Rd
3. Apa fungsi terminal ground terhadap ketiga terminal lainnya pada percobaan C
4. Bila ditinjau dari Rdnya sumber tegangan manakah yang baik dari 3 percobaa

HASIL PERCOBAAN
- Baterai

V Tanpa Beban Rb A
9 Volt 220 Ohm 40mA
9 Volt 470 Ohm 20mA
9 Volt 470 Ohm 20mA

- Aki

V Tanpa beban Rb A

43,6 Ohm 0,25A


22,8 Ohm 0,5A
15,2 Ohm 0,75A
11,40V 11,4 Ohm 1,0A
9,30 Ohm 1,225A
7,6 Ohm 1,5A

JAWABAN TUGAS dan PERTANYAAN

1. Gambarkan Karakteristik V-1

2 . Baterai
Rd=V/I=Vs-Vb/Ib
220-9/40=5,275

Aki
Rd=V/I=Vs-Vb/Ib
15,2-11,40/0,75=5,06

1. Tidak melakukan percobaan karna kami tidak memiliki alatnya untuk melakukan
percobaan
2. Menurut kelompok kami sumber yang terbaiknya itu sumber baterai,kenapa kami
memilih baterai karna batrai memiliki tegangan yang stabil.
KESIMPULAN

A. Setelah melakukanpercobaanSumberTegangan DC
dan melakukan analisis terhadap hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
 Setelah dilakukan percobaan ditemukan bahwa apabila suatu beban dipasang
dengan tahanan atau resistor maka sumber dari tegangan setiap percobaan dari
AKI BATERAI akan turun bila sumber dikasih beban atau sumber dibebani.
Laboratorium Elektro Semester II

Jur. Teknik Listrik HUBUNGAN SERI, PARALEL, DAN Waktu:


KOMBINASI SUATU TAHANAN

I.TUJUAN

Selesai praktikum percobaan diharapkan dapat :


- Membuktikan bahwa tahanan seri (Rs) dapat dicari dengan rumus Rs = R1 + R2 + R3…. Rn
- Membuktikan bahwa nilai tahanan pararel (Rp) dapat dicari dengan rumus I/Rp = I/Rp1 +
I/Rp2 + I/Rp3…. + I/Rn
- Menghitung nilai tahanan yang dihibungkan secara kombinasi berdasarkan rumus Rs dan Rp
- Menentukan nilai tahanan penggati pada hubungan seri, pararel, dan kombinasi

II.PENDAHULUAN

Dalam rangkain listrik, biasanya tidak terdapat satu buah tahanan saja pada rangkaian tersebut,
tetapi dihubungkan dengan tahanan lain, yang dapat dirangkai tersebut, tetapi dihubungkan
dengan tahanan lain, yang dapat dirangkai dengan tahanan lain, yang dapat dirangkai dalam
beberapa cara antara lain :

1. Tahanan yang dihubungkan secara seri


2. Tahanan yang dihubungkan secara pararel
3. Tahanan yang dihubungkan secara kombinasi

2.1 Hubungan seri

Gambar 2.1 memperlihatkan rangkaian 3 buah tahanan yang dihubungkan secara seri.
Dari hokum kirchoff II didapatkan E = IR1 + IR2 + IR3
Dari hokum ohm bahwa E = Rs
IRs = I (R1+R2+R3)
Jadi Rs= R1+R2+R3

Dari persamaan diatas terbukti bahwa tahanan total dari rangkaian seri adalah jumlah dari
masing masing tahanan/dalam rumus umumnya ditulis.

2.2 Hubungan Pararel

Gambar 2.2 adalah rangkaian 3 buah tahanan dalam hubungan pararel

Berdasarkan hokum kirchoff I maka besar arus I = 11 + 12 + 13


E/Rp = E/R1+E/R2+E/R3
Sehingga I/RP = I/R1+I/R2+I/R3….I/Rn
Khususnya untuk dua tahanan yang dihubungkan pararel dapat digunakan
Rumus : Rp = R1.R2/R1+R2

2.3 Hubungan Kombinasi

Dalam hubungan kombinasi (campuran seri pararel) biasanya tahanan penggati dapat diberi
dengan menggunakan rumus – rumus pada hubungan seri dan pararel (tergantung susunan
rangkaian). Sebagai salah satu contoh adalah 2.3 yang merupakan rangkaian 3 buah tahanan
yang dihubungkan seri pararel

Berdasarkan rumus rumus seri pararel maka


RAB = R1.R2/R1+R2
III.PERALATAN YANG DIGUNAKAN

- Sumber Tegangan DC : 10 watt


- Ampermeter AC
- Tahanan / 0,5 W : 3x 1K, 2K2, 3K2
- Tahanan / 5W : 330
- Saklar
- Kabel penghubung

IV.LANGKAH KERJA

4.1 Hubungan Seri

1. Teliti semua peralatan komponen sebelum diguanakan


2. Buat rangkaian sperti gambar 4.1

3.Lakukan pengukuran seperti table I

4.2 Hubungan Pararel

1. Ubah rangkaian menjadi 4.2

2. Lakukan Pengukuran sesuai table


II

4.3 Hubungan Kombinasi

1. Ubah rangkaian menjadi 4.3

2. Lakukan pengukuran sesuai table


II
V.TUGAS DAN PERTANYAAN

5.1 Dari hasil percobaan kita. Tunjukkan bahwa hubungan seri suatu tahanan merupakan
penjumlah dari tahanan
5.2 Sesuai percobaan dari rangkaian 4.2 yang telah kita lakukan dengan teori ? jelaskan
5.3 Pada percobaan rangkaian 4.3 bandingkan hasil pengukuran antara VR2 dab VR3 ? mengapa
demikian ? jelaskan
5.4 Ada 7 buah tahanan masing masing 3x18 ohm, 2x10 ohm, 2x1 ohm rangkailah tahanan
tersebut agar diperoleh tahanan 13 ohm
5.5 Tentukan nilai tahanan total pada rangkaian ini

R1 = R2 = R3 = R4 = R5 = 18 ohm

JAWABAN :

1.Dari hokum kirchoff II :

E = IR1 + IR2 + IR3

E = 1K + 2K + 3K = 1000 + 2000 + 3000

= 6000 ohm

2. Gambar 4.2 adalah hubungan pararel pada rangkaian pararel tegangan yang melewati
komponen adalah sama. Total jumlah arus yang melewati tiap komponen adalah arus tetap

3. Karena rangkain tahanannya ( VR2 dab VR3 ) terhubung pararel dari sesuai hokum ohm, bila
rangkaian tahanan terhubung pararel maka nilai tegangan sama.

4.
R1 = R6 = R7 = 18 ohm
R2 = R3 = 1 ohm
R4 = R5 = 10 ohm
1/ Ra = 1/ R1+R2+R3 +1/R4 + 1/R5 Rb = R6.R7/ R6+R7
1/Ra = 1/18+1+1 + 1/10 + 1/10 Rb = 18x18/18+18
1/Ra = 1/20 + 1/10 + 1/10n Rb = 324/36 = 9 A

-
5. R1 = R2 = R3 = R4 = R5 = 18 ohm
R1 = 3 ohm
R2 = 6 ohm
R3 = 4 ohm
R4 = 3 ohm
R5 = 2 ohm
Rs = R1+R2+R3+R4+R5
Rs = 3+6+4+3+2
Rs = 18 ohm

DATA PERCOBAAN

TABEL I

R = (Ohm) R= Teganga Arus I Tahanan Total (ohm) Ket


N Menurut (Ohm n VR (mA)
O Kode ) Vtol diukur dihitung
diukur
1 R1 = 1k 1K 11 1,6
R2 = 2k2 2K2 3,4 1,6
R3 = 3k3 3K2 5,2 1,6
R1 = 330 330 0,6 1,8
2 R2 = 2k3 2K2 3,8 1,8
R3 = 3k3 3K3 5,8 1,8

TABEL II

R = (Ohm) R= Teganga Arus I Tahanan Total (ohm) Ket


N Menurut (Ohm n VR (mA)
O Kode ) Vtol diukur dihitung
diukur
1 R1 = 1k 1K 9.5 0,20
R2 = 2k2 2K2 9,5 0,4
R3 = 3k3 3K2 11 1,5
R1 = 330 330 11 0,6
2 R2 = 2k3 2K2 11 0,4
R3 = 3k3 3K3 11 1,5

TABEL III

R = (Ohm) R= Teganga Arus I Tahanan Total (ohm) Ket


N Menurut (Ohm n VR (mA)
O Kode ) Vtol diukur dihitung
diukur
1 R1 = 1k 1K 2,4 3
R2 = 2k2 2K2 2,4 3
R3 = 3k3 3K3 18 3
R1 = 330 330 11 3
2 R2 = 2k3 2K2 11 8
R3 = 3k3 3K3 11 8

Kesimpulan

Kami bisa mengetahui secara langsung bagaimana hubungan seri, paralel, dan kombinasi suatu
tahanan. Ketika hubungan seri menggunakan rumus E = IR1 + IR2 + IR3, ketika hubungan
paralel menggunakan rumus RP = R1.R2/R1+R2, dan hubungan kombinasi menggunakan rumus
RAB = R1.R2/R1+R2, sehinga dengan rumus tersebut kita bisa mengetahui besar tahanan di
setiap rangkaian tersebut
Dokumentasi

Laboratorium Elektro Semester II


PENGUKURAN TAHANAN
Jur. Teknik Listrik Waktu:04-04-2020
SECARA TIDAK LANGSUNG

I. TUJUAN
- Mengenal dua macam rangkaian untuk
mengukur arus tegangan
- Mengenal pengaruh tahanan dalam alat ukur serta ikut memperhitungkan pengaruh itu
kedalam hasil ukur
- Mengerti cara menggambar dan menulis system kordinat
- Mengerti cara-cara menunjukan hubungan fungsional dalam table maupun dalam grafik
lengkung

II. TEORI
II.1Pencantuan Tahanan Secara Tidak Langsung
Tahanan (dan daya) dari hambatan yang hanya terdiri atas hambat murni dapat
dihitung berdasarkan hasil pengukuran tegangan dan arus yang dipasang atau
mengalir dalam hambatan itu.
1. Pengaruh tahanan dalam alat ukur atas hasil ukur
Bila tegangan yang dipasang pada suatu hambatan dan arus yang mengalir
didalamnya harus diukur, ada 2 (dua) macam rangkaian pengukuran.
Rangkaian ini ditinjau terhadap

Hambatan R akan mengukur

Tegangan Arus

Dengan tepat dan teliti

Dalam rangkaian ini

Ampermeter Tegangan yang diukur

Dalam Hambatan pada rangkaian

Akan tetapi juga

Arus yang mengalir dalam jatuh tegangan

Voltmeter Ampermeter

Kesalahan pengukuran yang disesuaikan oleh hal-hal diatas


Dalam praktek dapat diabaikan bila

Iv ≤ IR / 100 VA ≤ VR / 100
Atau

Tahanan dalam Voltmeter tahanan dalam ampermeter

Rdv ≥ 100 . R Rdv ≥ R / 100

Biasanya peryaratan ini dapat dipengaruhi dengan pemilihan alat ukur dan rangkaian
pengukuran yang tepat. Bila persyaratan diatas tidak dapat dipenuhi, maka hasil ukur yang
dipegaruhi oleh tahanan dalam alat ukur tali dapat dikoreksi dengan bantuan hubungan-
hubungan berikut :

Harga

Arus yang sebenarnya tegangan yang sebenarnya

Mengalir dalam terpasang pada


Hambat adalah :

IR = I – V VR = V – VA

IV = V / RIV VR = RIA . I

IR = I – V / RDV VR = V – RDA . I

II.2Sistem salib sumbu

Untuk mengambarkan hubungan antara dua buah besaran dengam betul dan tepat
diperlukan salib sumbu tegak. Sumbu horizontal disebut obsis atau sumbu X dan
sumbu tegak disebut ordinat atau sumbu Y.

Titik potong keuda sumbu dalam titik nol atau titik awal sumbu. Pada kedua
sumbu ditulis dan diukur oleh angka besaran-besaran yang saling berhubungan.
Setiap titik dalam system salib sumbu ini selalu mempunyai dua harga, harga X
dan Y, daerah diantara dua sumbu disebut kuadrat ( I – IV ). Tidak selamanya
kuadarat keempat ini dibutuhkan. Pada umumnya, untuk menunjukan hubungan-
hubungan secara grafis diperlukan hanya 1 atau 2 kuadrat.

Tugas : gambarkan titik – titik berikut dalam system sumbu dibawah ini

P1 : X1 = 3 Y1 = 2
P2 : X2 = -4 Y2 = -2
P3 : X3 = -3 Y3 = 4
P4 : X4 = 4,5 Y4 = -2,5
Pemilihan Skala

Setiap sumbu dalam system salib sumbu masing – masing dimaksudkan untuk
dapat mengambarkan besaran – besaran fisis. Utuk dapat memenuhi tujuan ini
perlu ditentukan terlebih dahulu yang tepat pada masing – masing sumbu. Harga
dan satuannya harus ditulis dengan tepat. Dalam memilih skala ini, perlu
diperhatikan agar harga – harga antara dua harga yang tercantum dapat dibaca atau
ditaksi dengan baik.
Contoh :

Tugas : table berikut menujukan suatu contoh. Pilih dan tentukan hal yang tepat

Pemilihan Skala Penulisan

Lengka Kurang Lengka Kurang


p Lengkap p Lengkap

0 1 2 3
V

0 1 2 3
V

0 2 2
V

0 3 6 9
V
II.3Lengkungan, Karakteristik dan fungsi – fungsi
Bila harga atau nilai suatu besar fisis tergantung pada harga besar lain maka
secara matematis hal ini didefinisi sebagai hal besaran lain maka secara
matematis hal ini didefinisi sebagai besaran tadi merupakan fungsional
tergantung satu sama lain.

Hubungan dan ketergantungan fungsional ini dapat ditunjukan atau


digambarkan melalui persamaan, tabel angka atau diagram lengkung.

Contoh : luas permukaan tergantung pada besar diameter lingkaran itu.


Persamaan : . A = d2. Π . ¼

Untuk dapat menggambarkan suatu lengkung, harus diketahui terlebih dahulu


beberapa titik dalam lengkugan itu. Titik ini diperoleh dari hasil pengukuran
atau perhitungan. Besaran yang tergantung ( dalam contoh diatas luas lingkaran)
Ditempatkan sumbu Y, sedang besaran lain yang tidak tergantung ( dikenal juga
dengan sebutan variabel ) ditempatkan sumbu X, dalam suatu system sumbu
salib dapat digambarkan beberapa besaran yang masing – masing tergantung
pada suatu besaran variable yang sama.

Sesudah dalam beberapa besaran yang tergantung dalam suatu besaran variabel
dihitung atau diukur, maka perlu ditentukan harga – harga lain dari besaran itu
untuk berbagai harga fisis dari variable itu. Harga – harga yang didapat, disusun
dalam suatu tabel. Sesudah itu baru dapat digambarkan dalam system salib itu
sebagai beberapa titik tertentu. Karena suatu garis itu merupakan susunan titik –
titik yang tak terhinga jumlahnya maka harga besaran diantara dua titik yang
dihitung atau diukur tadi harus dicari dengan cara interpolasi. Jadi bila sautu
fungsi Y = t (x), maka lengkungan yang digambar harusnya menjadi suatu
lengkung yang kontinyu.
Contoh :

Tugas : tabel ini harus digambar dalam suatu system salib sumbu U = f (I)
dan R = f (I)

I(mA) 0 5 10 20 50 100 -5 -20 -20 -50 -100


U (V) 0 0,12 0,14 1,16 7,68 24,4 -0,12 -0,14 -1,16 -7,68 -24,4
R(Ohm) 22,5 25 41 80 153 224 25 41 80 153 224

III. ALAT YANG DIGUNAKAN


1 ampermeter DC analog
1 voltmeter DC analog
1 sumbu tegangan searah, 12V,3A
1 tahanan geser 6, 8 ohm, 3A
1 tahanan 2k2 ohm, 1 w
1 saklar pindah
1 transformator, belitan untuk 3A
1 tahanan 20kΩ
IV. LATIHAN

IV.1 Arus pada voltmeter


Ukurlah tegangan v dari sumber tegangan rendah 12 v, berapa besar arus yang
mengalir dalam voltmeter. Arus I, ini diukur dengan rangkaian :

Arus I, akan makin besar dengan membesarkan menunjukan jarum voltmeter

Catatan : perhatikan bahwa arus I, dapat dihitung dan besarnya tegangan pada
voltmeter dan tahanan dalam voltmeter pada skala maksimum tertentu. Tahanan ini
ditulis pada alat ukur besarnya ditulis untuk masing – masing skala maksimum atau
harga yang disebut konstanta voltmeter ( ophm pervolt untuk skala maksimum )

L.V / Rdv

IV.2 Penurunan tegangan pada ampermeter

Dengan rangkaian berikut ampermeter dipakai untuk mengukur arus I yang


mengalir pada hambatan R, berapa besar jatuh tegangan VA pada ampermeter A?
( ukurlah VA)

Maka besar penunjukkan jarum makin besar


tegangan pada ampermeter
Catatan : jatuh tegangan VA pada ampermeter dapat pada dihitung dengan arus I
tahanan dalam ampermeter Ra
VA = Rdv . I

Biasanya jatuh tegangan pada setiap skala maksimum pada alat-alat ukur selalu
dibagikan.

IV.3Tugas

Tahanan murni dari belitan suatu tranformator harus dihitung dengan mengukur
arus dan tegangan dalam rangkaian berikut.

Saklar pemindah dipasang dalam rangkaian voltmeter sedemikian sehingga


tegangan dapat diukur sebelum dan sesudah ampermeter.

Rangkaian percobaan :

Data dan pengamatan yang harus dilakukan :

Untuk seriap saklar pemindah ukurlah 5 macam harga arus dan tegangan.
Gambarkanlah tegangan sebagai fungsi dari luas (Lihat 2.2 dan 2.3).

Berapa besaran tahanan yang dihasilkan dari kedua macam pengukuran (=


kemiringan fungsi garis lurus ) ? yang manakah lebih tepat ?

Sesuai butir 2.1 hitunglah harga sebenarnya dari :


a. Arus IR pada posisi saklar kanan (1)
b. Tegangan VR pada posisi saklar kiri ( 2 )

4.4. Tugas

Tahanan beban R harus dicari dengan bantuan pengukuran arus dan tegangan
pada rangkaian berikut. Suatu saklar pemindah pada rangkaian voltmeter akan
memungkinkan pengukuran tegangan sesudah dan sebelum ampermeter (1)
atau (2)

Rangkaian percobaan :

Data dan pengamatan yang harus dilakukan disetiap posisi saklar pemindah
ukurlah arus untuk 5(Lima) macam tegangan. Gambarkanlah arus sebagai
fungsi tegangan (lilitan 2.2 dan 2.3) dalam system salib sumbu.

Berapa besar salib tahanan yang diberikan oleh kedua garis fungsi tadi
(=kemiringan garis lurus) ? pengukuran mana yang lebih teliti ?

Hitung berdasarkan butir 2.1.1harga

a. Arus saklar pemindah posisi 1


b. Tegangan VRpada pemindah posisi 2
c. Yang sebenarnya
Laboratorium Elektro Semester II

Jur. Teknik Listrik NORTON Waktu:04-04-2020

I. TUJUAN

a. Membandingkan Hasil Perhitungan Metodethevenin dengan perhitungan langsung


b. Membandingkan hasil perhitungan Norton dengan perhitungan langsung
c. Membandingkan perhitungan pengukuran Antara metodethevenin dan metode norton

II. PENDAHULUAN

Untuk mengetahui arus atau tegangan suatu cabang rangkaian dapat dicari dengan
hukum-hukum atau teori rangkaian yang ada pada prinsipnya untuk menyederhanakan
rankaian. Diaturnya adalah metode Thevenin dan metode norton

A.Metode Thevenin.
Suatu rangkaian aktif (memakai sumber arus dan sumber tegangan tetap maupun variable
yang bersifat linier dengan dua kutub A dan B dapat diganti dengan suatu sumber
tegangan Vt dengan suatu tahanan Rt

Vt= Tegangan pada terminal A-B dalam keadaan terbuka (Tanpa beban) Rt=Tahanan
pada rangkaian diihat dari terminsl A-B dengan semua sumber tegangan diganti tahanan
dalamnya.

Contoh: Suatu ruangan litrik seprti digambar berikut ini akan dihitung arus yang
mengalir pada tahanan RL
-untuk mencari tegangan thevenin (Vt), sumber tegangan dengan tahanan dalamnya

-Untuk mencari tahanan Thevenin (RT), sumber tegangan dengan tahanan dalamnya.

-Apabila Vt dan Rt sudah diperoleh ,maka rangkaian gambar 2-2 dapat diganti menjadi

Maka arus yang melalui RLadalah IRL = VL / RL + RT

B. Metode Norton R
Pada prinsipnya metode Norton sama dengan metode Therevin, hanya pada metode Norton
rangkaian aktif liner diganti dengan sumber arus IN yang parallel dengan suatu tahanan RN

IN = arus melalui A - B keadaan hubungan singkat

RN = tahanan pada rangkaian terlihat dari terminal A - B dengan semua sumber arus hubungan
singkat

Dimana :

RN = Vo / His
IN = Ihs = VT / RT

III. ALAT DAN BAHAN

- Sumbertegangan DC 12 V
- Accu 12 V
- Ampermeter
- Voltmeter
- Potensiometer 1 K
- Tahanan 2K2, 4K7, 1K
- Kabel penghubung

IV. LANGKAH KERJA

A. Metode Therveni

4.1 Teliti semua alat atau komponen praktek dimulai.

4.2 Buat rangkaian seperti gambar.


4.3 Tutup skalar S, catat arus dan tegangan pada beban R1.
4.4 Bukalah skalar S sehingga A - B terbuka ukurlah tegangan pada terminal a - b.
4.5 Gantilah kedua sumber tegangan dengan rangkaian hubung singkat.
4.6 Ukurlah harga tahanan antara terminal A - B.
4.7 Gantilah rangkaian pada gambar 4-1 dengan rangkaian dibawah ini :

B. Metode Norton

4.9 Buatlah rangkaian seperti 4-1, harga R1 diganti dengan hubung singkat.
4.10 Ukur arus In yang melalui terminal A - B.
4.11 Ukur besar tahanan Norton Rn, cara seperti rangkaian Rt.
4.12 Gantilah rangkaian pada gambar 4-1, dengan rangkaian dibawah ini :
4.13 Aturlah tahanan variabel, sehingga sama dengan R Norton 500 ohm.
4.14 Aturlah sumber tegangan V, sehingga arus yang terbaca pada amperemeter akan
sama dengan IN
4.15 Catat besar arus dan tegangan pada Rt.

V. TUGAS DAN PERTANYAAN

5.1 Bandingkanlah hasil pengukuran secara langsung dengan :

 MetodeThervenin

 Metode Norton

5.2 Apa fungsinya R1 pada gambar 4-3?

Apa yang terjadi jika :

R1 = 1K Ω ?
R2 = 10K Ω ?
R1 = 0Ω ?

5.3 Jelaskan perbedaan metode Thervenin dan metode Norton!

HASIL PRATIKUM NORTON

X. Nilai Metode Norton


ln: 1x25/10 :2,5mA :0,0025A
Tahanan Rn: 4,70KΩ
Tegangan: 3V
Ohm: 1,48KΩ
Arus: 2,6x2,5/10: 0,65mA

X. Nilai Metode Thevenin


Arus:0,40A
Tahanan: 04,62KΩ
Tegangan: 8,92V
Tegangan2: 11,40V

JAWABAN TUGAS dan PERTANYAAN

 5.1Dari data perbandingan pada tabel, dapat dilihat bahwa metode Thevenin dan
Norton memiliki hasil yang tidak jauh berbeda. Adapun dari keduannya juga terdapat
percobaan yang memiliki kesamaan pengukuran pada resitansi yang sama.

 5.2 Jika R1:1 KΩR2: 10KΩ


R1: 0Ω

Jawab: Maka RN:1KΩ II1KΩ :500KΩ

RN:1KΩ II 10KΩ :909,10Ω

RN:1KΩ II 0KΩ : 0Ω

 5.3 Perbedaan antara metode Thevenin dan metode Norton, pada saat mencari V TH
RL pada rangkaian tersebut dilepas, sedangkan pada metode Norton RL dihubung
singkat untuk mendapatkan IN. Pada saat menggunakan rangkaian ekivalen, metode
Thevenin tidak menggunakan Rx sedangkan pada rangkaian Norton menggunakan Rx
sebagai pemicu arus untuk menciptakan In.
KESIMPULAN

A. Setelah melakukan percobaan thevenin dan norton dan melakukan analisis terhadap hasil
percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Setelah melakukan perhitungan dengan metode thevenin melalui teori dan praktek, kami
memperoleh hasil yang tidak jauh berbeda, adapun perbedaan tersebut dikarenakan adanya
faktor dalam menentukan nilai sumber tegangan.

2. Setelah melakukan perhitungan dengan metode norton melalui teori dan praktek, kami
memperoleh hasil yang tingkat errornya sangat kecil, adapun perbedaan tersebut dikarenakan
adanya faktor dalam menentukan potensiometer.

3. Setelah melakukan perhitungan dengan metode thevenin dan norton melalui teori dan
praktek, kami memperoleh hasil yang cukup berbeda, adapun perbedaan tersebut dikarenakan
sumber arus yang di ganti dengan sumber tegangan yang prinsip kerjanya di samakan dengan
sumber arus

B. Saran

Setelah melakukan praktikum laboratorium pengukuran listrik dasar. maka praktikan


ingin membahas beberapa hal yang bisa menjadi perhatian oleh praktikan dan dosen
pembimbing:

1. Dosen pembimbing di harapkan lebih memperhatikan praktikannya agar tidak terjadi


kesalahan yang dapat membahayakan praktikan dan juga dapat membantu menghindari
kerusakan pada alat ukur.

Anda mungkin juga menyukai