Anda di halaman 1dari 20

Politeknik Negeri Sriwijaya

A. PENDAHULUAN

A.1 Latar Belakang

Di masa sekarang, kebutuhan energi listrik semakin meningkat seiring


dengan berkembangnya teknologi. Perkembangan yang pesat ini harus diiringi
dengan perbaikan mutu energi listrik yang dihasilkan, yaitu harus memenuhi
kualitas dan keandalam yang tinggi.
Gangguan terbesar yang terjadi dalam system tenaga listrik biasanya
terjadi di area penyaluran (tranmisi dan distribusi). Dari sekian banyaknya
gangguan yang terjadi pada area penyaluran, petir merupakan salah satu
penyebabnya. Hal ini dikarenakan letak Indonesia ada pada daerah Khatulistiwa
dengan iklim tropis dan memiliki kelembaban yang tinggi, sehingga menyebabkan
kerapatan sambaran petir diIndonesia jauh lebih besar dibandingkan dengan
negara lainnya.
Komponen terpenting pada system distribusi adalah trafo. Trafo tersebut
berfungsi sebagai penurun tegangan (step down transformer) yang gunanya
menurunkan tegangan 20 kV (tegangan menengah) menjadi 400/230 V (tegangan
rendah). Karena trafo terhubungan dengan saluran udara 20 kV dan ditempatkan
didaerah terbuka maka dapat terjadi gangguan tegangan lebih akibat sambaran
petir baik secara langsung maupun secara tidak langsung (induksi). Sambaran
petir akan menimbulkan tegangan lebih yang sangat tinggi, melebihi kemampuan
isolasi trafo sehingga dapat menyebabkan kerusakan isolasi yang fatal.
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut maka setiap pemasangan trafo
distribusi 20 kV pada setiap gardu selalu dilengkapi dengan proteksi, lightning
arrester. Pemasangan lightning arrester berbeda di setiap penempatan atau
kedudukannya. Penempatan lightning arrester tersebut dapat mempengaruhi
kinerjanya dalam memproteksi trafo dan peralatan lainnya yang ada pada gardu
proteksi distribusi tersebut.
Oleh karena itu berdasarkan pemaparan latar belakang diatas membuat hal
tersebut menjadi alasan dalam megajukan laporan akhir dengan judul “Analisis
Karakteristik Kerja Dan Jarak Maksimum Lightning Arrester Dengan

1
Politeknik Negeri Sriwijaya

Peralatan Pada Jaringan Distribusi 20kv Di PT. PLN (Persero) A.Rivai


Palembang”.

A.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka penulis
merumuskan permasalahan yang penting untuk dibahas dalam laporan akhir ini,
yaitu:
a) Bagaimana karakteristik kerja arrester dalam memproteksi peralatan yang
ada pada saluran distribusi 20 kV di PT. PLN (Persero) A. Rivai?
b) Berapa jarak maksimum keefektifan proteksi lightning arrester dengan
peralatan yang terdapat pada saluran distribusi 20 kV di PT. PLN (Persero)
A. Rivai?
A.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang meluas,maka penulis membatasi
permasalahannya yaitu sebagai berikut :
a) Menganalisis karakteristik kerja lightning arrester pada saluran distribusi
20 kV di PT. PLN (Persero) A. Rivai.
b) Menghitung jarak maksimum lightning arrester dengan peralatan pada
jaringan distribusi 20 kV di PT. PLN (Persero) A. Rivai.
A.4 Tujuan dan Manfaat
A.4.1 Tujuan
Dalam penulisan laporan akhir ini, tujuan yang ingin dicapai adalah:
a) Untuk menhetahui karakteristik kerja lightning arrester dalam
memproteksi peralatan pada saluran distribusi 20 kV di PT. PLN (Persero)
A. Rivai.
b) Untuk mengetahui jarak maksimum lightning arrester dengan peralatan
yang terdapat pada saluran distribusi 20 kV di PT. PLN (Persero) A. Rivai.
A.4.2 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

2
Politeknik Negeri Sriwijaya

a) Sebagai pengembangan penulis terkait karakteristik kerja lightning arrester


dalam memproteksi peralatan pada saluran distribusi 20 kV di PT. PLN
(Persero) A. Rivai.
b) Dapat menjadi referensi tambahan dalam menentukan jarak maksimum
lightning arrester dengan peralatan yang terdapat pada saluran distribusi 20
kV di PT. PLN (Persero) A. Rivai.
A.5 Metodologi Penulisan
Untuk mempermudah dalam penyusunan Laporan Akhir maka penulis
menggunakan metode-metode sebagai berikut:
A.5.1 Metode Referensi
Dalam metode ini, penulis melakukan penelaahan terhadap buku-buku dan
jurnal literature dan mengkajji teori-teori yang berhubungan dengan tema laporan
yang di bahas. Selain itu, penulis juga melakukan penelusuran internet untuk
mencari informasi-informasi yang valid dan teori-teori pendukung lainnya.
A.5.2 Metode Interview/ Wawancara
Dalam metode ini, untuk mendapatkan informasi dan data-data ayng
diperlukan penulis melakukan wawancara dengan beberapa pihak yang terkait
laporan yang dibahas, diantaranya para dosen, dosen pembimbing I, dosen
pembimbing II, mentor PLN dan para ahli terkait.
A.5.3 Metode Observasi
Dalam metode ini penulis melakukan pengamatan dan pengambilan data
dilokasi tempat penelitian sehingga dapat mengetahui secara langsung situasi
maupun kondisi yang sebenarnya, yaitu di saluran distribusi 20 kV PT. PLN
A.Rivai.
A.5.4 Sistematika Penulisan
Laporan ini terbagi menjadi lima bab yang saling berhubungan satu sama
lain. Adapun rincian untuk setiap bab adalah:
- BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat, pembatasan masalah, metodologi penulisan serta sistematika
penulisan.

3
Politeknik Negeri Sriwijaya

- BAB II TINJAUAN UMUM


Bab ini berisikan tentang teori – teori dasar dan teori penunjang lainnya
yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
- BAB III TEORI DASAR
Bab ini berisikan tentang lightning arrester dalam hubungannya dengan
metode penentuan tingkat proteksi lightning arrester pada jaringan
distribusi 20 kV.
- BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang analisis kinerja dan perhitungan lightining
arrester pada jaringan distribusi 20 kV.
- BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran mengenai hal-hal penting yang
berkaitan dengan judul penelitian.
- DAFTAR PUSTAKA

4
Politeknik Negeri Sriwijaya

B. TINJAUAN PUSTAKA
B.1 Tegangan Lebih Surja Petir
B.1.1 Umum
Listrik adalah salah satu bentuk energy. Banyak peristiwa-peristiwa listrik
yang terjadi diseluruh ala mini, salah satunya adalah petir. Petir adalah bunga api
listrik tegangan tinggi yang terjadi di atmosfer bumi, dalam artian sebenarnya
adalah pembebasan muatan listrik. Salah satu sifat dari muatan listrik adalah sifat
saling tarik menarik antara muatan positif dan muatan negatif. Sifat ini digunakan
untuk memahami proses terjadinya petir dan salah satu upaya untuk memperkecil
bahaya dari sambaran petir dengan cara menggunakan penangkal petir yang
sesuai.
B.1.2 Proses Terjadinya Petir
Petir merupakan gejala alam yang biasa dianalogikan dengan sebuah
kapasitor raksasa yang dimana lempeng pertama adalah awan (bisa berupa
lempeng positif atau lempeng negatif) dan lempeng yang kedua adalah bumi
(dianggap sebagai netral). Kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada
rangkaian listrik yang bisa menyimpan energy listrik (energy storage). Petir juga
bisa terjadi dari awan ke awan (intercloud), dimana salah satu awan bermuatan
positif dan awan lainnya bermuatan negatif.
Muatan dari pusat muatan mengalir ke dalam kanal yang terisolasi,
mempertahankan gradien tegangan tinggi pada ujung kanal dan melanjutkan
proses tembus listrik. Sambaran petir ke bumi bermulai ketika suatu muatan
sepanjang pinggir awan mendiskusikan suatu muatan lawan ke bumi (lihat gambar
B.1).
Kemudian akan timbul lidah petir arah awan menyebar dari awan ke bumi
(lihat gambar B.2).

Gambar B.1 Muatan sepanjang pinggir awan menginduksikan muatan pada bumi

5
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar B.2 Lidah petir menjalar ke arah bumi

Begitu lidah petir mulai mendekati bumi, terbetuklah sambaran ke atas.


Biasanya, dari titik tertinggi disekitarnya, bila lidah petir mengarah ke atas dan ke
arah bawah bertemu (lihat gambar B.3), suatu hubungan awan ke bumi terbentuk
dan energy muatan awan dilepaskan kedalam tanah.

Gambar B.3 Kilat sambaran balik dari bumi ke awan

Muatan-muatan dapat terinduksi ke jaringan listrik yang ada disekitar


sambaran petir ke tanah. Walaupun muatan awan dan bumi telah dinetralisir
(seperti terlihat pada Gambar B.4).

Gambar B.4 Kumpulan muatan pada saluran distribusi

B.1.3 Tahapan Sambaran Petir


Pada saat gradien tegangan di awan sudah melebihi harga tembus udara
yang terionisasi, terjadilah pilot streamer yang menentukan arah perambatan
muatan dari awan ke udara yang ionisasinya rendah, hal ini diikuti oleh adanya
cahaya.

6
Politeknik Negeri Sriwijaya

Kemudian gerakan pilot streamer yang diikuti dengan lompatan-lompatan


dari titik-titik cahaya yang disebut lidah petir atau stepped leader (lihat pada
gambar B.5.a). Setiap sambaran petir bermula dari suatu lidah petir (stepped
leader) yang bergerak turun (down leader) dari awan bermuatan. Panjang stepped
leader kurang lebih 50μs (30μs-125μs), dari waktu ke waktu dalam
perambatannya, stepped leader mengalami percabangan sehingga akan terbentuk
lidah petir yang bercabang-cabang.
Ketika stepped leader bergerak mendekati bumi, akan terdapat beda
potensial yang makin tinggi antara ujung stepped leader dengan bumi sehingga
terbentuklah pelepasan muatan awal yang berasal dari bumi atau objek bumi yang
bergerak ke atas menuju ujung stepped leader. Pelepasan muatan ini disebut
dengan upward streamer. Apabila upward streamer telah memasuki zona jarak
sambaran (striking distance), maka akan terbentuk petir penghubung (connecting
leader) yang menghubungkan ujung stepped leader dengan objek yang disambar
(dapat dilihat pada Gambar B.5.b). setelah itu akan timbul sambaran balik (return
strike) yang bercahaya sangat terang bergerak dari objek yang menuju awan dan
kemudian akan melepaskan muatan di awan (hal ini dijelaskan pada Gambar
B.5.c).
Sambaran susulan tidak memiliki percabangan dan bisa disebut lidah
panah (dart leader) sebagaimana diperlihatkan pada gambar B.5.d. pergerakan
dart leader ini sekitar 10 kali lebih cepat dari leader yang pertama (first strike).

a. stepped leader b. connecting leader

7
Politeknik Negeri Sriwijaya

c. return strike d. dart leader


Gambar B.5 Tahapan proses sambaran petir

B.1.4 Gelombang Berjalan Pada Saluran Udara


Sampai saat ini sebab-sebab gelombang berjalan yang diketahui adalah:
a) Sambaran kilat secara langsung pada kawat
b) Sambaran ilat tidak langsung pada kawat (induksi)
c) Busur tanah (arching grounds)
d) Operasi pemutusan (switching operation)
e) Gangguan-gangguan pada sistem oleh berbagai kesalahan
f) Tegangan mantap sistem
Dari sudut energi dapat dikatakan bahwa surja pada kawat disebabkan oleh
penyuntikan energi secara tiba-tiba pada kawat. Energi ini merambat pada kawat,
yang terdiri dari arus dan tegangan.
Kecepatan merambat gelombang berjalan tergantung dari
konstantakonstanta kawat. Pada kawat di udara, kecepatan merambat ini kira-kira
300 m/µs jadi sama dengan kecepatan cahaya. Pada kabel tanah kira-kira 150 m/
µs.
a) Kecepatan merambat
Kecepatan rambat gelombang berjalan pada kawat udara sama dengan
kecepatan cahaya dalam hampa udara, yakni sebesar 300 cm/s. Sedangkan
untuk kabel konduktor padat dengan jari-jari r dan isolasi pembungkus
berjarijari R serta permitivitas E, maka cepat rambat gelombang pada
kabel menjadi,
10
3.10
cm/s…………………………………………………………...(B.1)
√∈
Untuk kabel-kabel yang tersedia, umumnya harga E = 2,5-4.

8
Politeknik Negeri Sriwijaya

Jadi, kecepatan merambat dalam kabel kira-kira ½ sampai 2/3 dari kecepatan
cahaya.
b) Impedansi surja
Untuk hantaran udara:
2h
z=60 ln ohm ………………………………………………...……..…….
r
(B.2)
Sedangkan untuk kabel:
60
z= ohm
R ………………………………………………………..………
√ ∈ln
r
(B.3)
Besar impedansi surja untuk kawat udara = 400 ohm - 600 ohm, dan untuk
kabel = 5 ohm - 60 ohm.
B.1.5 Gangguan Sambaran Petir Pada Saluran Distribusi Tegangan
Menegah

Bila petir mengenai langsung ke penghantar SUTM, kemungkinan besar


penghantar tersebut akan putus karena gelombang petir yang menimbulkan
tegangan impuls meebihi BIL (Basic Insulation Level) dari penghantar. Kalau
petir yang mengenai SUTM sembaran langsung tetapi induksi dari petir, gerak
dari gelombang petir itu menjalar ke segala arah dengan perkataan lain terjadi
gelombang berjalan sepanjang jaringan yang menuju suatu titik lain yang dapat
menetralisir arus petir tersebut yaitu menuju ketitik pentanahan.
Kelebihan tegangan yang disebabkan petir disebabkan oleh hal sebagai
berikut:
a) Sambaran Langsung
b) Sambaran tak langsung atau sambaran induksi
B.2 Proteksi Jaringan
Tujuan dari suatu sistem proteksi pada saluran udara tegangan menengah
(SUTM) adalah mengurangi sejauh mugkin pengaruh gangguan pada penyaluran
tenaga listrik serta memberikan perlindungan yang maksimal bagi operator,

9
Politeknik Negeri Sriwijaya

Lingkungan dan peralatan dalam hal terjadinya gangguan yang menetap


(permanen). Sistem proteksi pada SUTM memakai:
a) Relai hubung tanah dan relai hubung singkat fasa-fasa
b) Pemutus Balik Otomatis PBO (Autumatic Recloser)
c) Saklar Seksi Otomatis SSO (Automatic Sectionaizer).
d) Lightning Arrester (LA)
e) kabel Tee-Off (TO)
f) Pembumian bagian konduktif terbuka dan bagian konduktif extra dengan
nilai pertanahan tidak melebihi 10 Ohm.
g) Kawat tanah (shield wire)
h) Fused Cut-Out (FCO)
i) Sela tanduk (Arcing Horn)
B.3 Lightning Arrester Pada Saluran Distribusi Tegangan Menengah
Saluran udara yang keluar dari pusat pembangkit listrik merupakan bagian
instalasi pusat pembangkit listrik yang paling rawan sambaran petir dan karenanya
harus di beri lightning arrester. Selain itu, lighting arrester harus berada di depan
setiap transformator dan harus terletak sedekat mungkin dengan transformator .
Hal ini perlu karena pada petir yang merupakan gelombang berjalan menuju ke
transformator akan melihat transformator sebagai suatu ujung terbuka (Karena
transformator mempunyai isolasi terhadap bumi/tanah) sehingga gelombang
pantulannya akan saling memperkuat dengan gelombang yang datang. Berarti
transformator dapat mengalami tegangan surja dua kali besarnya tegangan
gelombang surja yang datang.
B.3.1 Prinsip Kerja Arrester
Lightning arrester bekerja pada tegangan tertentu di atas tegangan operasi
untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroperasi pada
tegangan tertentu di atas tegangan operasi agar tidak terjadi arus pada tegangan
operasi.
Pada prinsipnya arrster membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir,
Sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi
normal arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja, arrester berlaku

10
Politeknik Negeri Sriwijaya

sebagai konduktor yang berfungsi melewatkan aliran arus yang tinggi ketanah.
Setelah surja menghilang arrester harus membuka dengan cepat kembali, sehingga
pemutus daya tidak sempat membuka.
Pada dasarnya arrester terdiri dari dua bagian yaitu : sela api (spark gap)
dan tahan kran (valve resistor). Keduanya di hubungkan secara seri. Batas atas
dan bawah dari tegangan percikan di tentukann oleh tegangan sistem maksimum
dan oleh tingkat isolasi peralatan yang di lindungi. Untuk penggunaan yang lebih
khusus arrester mempunyai satu bagian lagi yang di sebut dengan tahanan katup
dan sisitem pengaturan atau pembagian tegangan (grading sistem). Jika hanya
melindungi isolasi terhadap bahaya kerusakan karena gangguan dengan tidak
memperdulikan akibatnya terhadap pelayan, maka cukup dipakai sela batang yang
memungkinkan terjadinya percikan pada waktu tegangan mencapai keadaan
bahaya. Dalam hal ini, tegangan sistem bolak-balik akan tetap mempertahankan
busur api sampai pemutus bebannya dibuka. Dengan menyambung sela api ini
dengan sebuah tahanan, maka kemungkinan api dapat dipadamkan. Tetapi bila
tahanannya mempunyai harga tetap , maka jatuh tegangannya menjadi besar sekali
sehingga maksud untuk meniadakan tegangan lebih tidak terlaksana, dengan
akibat bahwa maksud melindungi isolasi pun gagal. Oleh sebab itu di sarankan
memakai tahanan kran (valve resistor), yang mempunyai sifat khusus, yaitu
tahanannya kecil sekali bila tegangannya dan arusnya besar. Proses pengecilan
tahanan berlangsung cepat yaitu selama tegangan lebih mencapai harga puncak.
Tegangan lebih dalam hal ini mengakibatkan penurunan drastis pada tahapan
sehingga jatuh tegangannya di batasi meskipun arusnya besar. Bila tegangan lebih
habis dan tinggal tegangan normal, tahanannya naik lagi sehingga arus susulannya
dibatasi kira-kira 50 ampere. Arus susulan ini akhirnya di matikan oleh selah api
pada waktu tegangan sistemnya mencapai titik nol yang pertama sehingga alat ini
bertindak sebagai sebuah kran yang menutup arus, dari sini di dapatkan nama
tahanan kran.
B.3.2 Karakteristik Arrester
Karakteristik arrester adalah sebagai berikut :
a) Mempunyai tegangan dasar (rated) 50 c/s yang tidak boleh di lampaui.

11
Politeknik Negeri Sriwijaya

b) Mempunyai karakteristik yang di batasi oleh tegangan (voltage limiting)


bila di lalui oleh berbagai macam arus petir.
c) Mempunyai batas termis.
Berhubungan dengan hal yang diatas , maka agar tekanan pada isolasi
dapat di buat serendah mungkin, suatu sistem perlindungan tegangan lebih perlu
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Dapat melepas tegangan lebih ketanah tanpa menyebakan hubung singkat
ketanah (saturated ground fault).
b) Dapat memutuskan arus susulan
c) Mempunyai tingkat perlindungan (protection level) yang rendah, artinya
tegangan percikan sela dan tegangan pelepasannya rendah.
Karakteristik perlindungan dari arrester sudah mengalami
perubahanperubahan. Yang paling menonjol dalam perubahan ini adalah tegangan
gagal sela dan tegangan pelepasan maksimumnya sebanding dengan tegangan
dasarnya untuk suatu bentuk surja tertentu. Gambar B.7 menunjukkan variasi
tegangan gagal sela terhadap kecuraman gelombang, sedangkan gambar B.8
menyatakan berubahnya tegngan pelepasan terhadap besarnya dan kecepatan
naiknya arus surja. Dari kedua gambar tersebut dapat diperkirakan karakteristik
perlindungan untuk segala macam tegangan dasar lighting arrester, dalam bentuk
tegangan gagal dan tegangan pelepasan.

Gambar B.7 Karakteristik tegangan gagal sela arrester

12
Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar B.8 grafik tegangan pelepasan dari arrester

Besarnya pengaruh arrester terhadap sebuah surja tegangan lebih


dinyatakan dengan jelas sekali pada gambar B.9. efisiensi dari perlindungan
ditentukan terutama oleh tegangan pelepasan. Tegangan percikan untuk impuls
curam mungkin lebih tinggi dari tegangan sisa. Hal ini dianggap kurang penting
karena waktunya yang sangat singkat sebelum kegagalan terjadi.

Gambar B.9 Pengaruh Arrester terhadap Surja Tegangan

B.3.3 Jenis-jenis Arrester


a) Lighting Arrester Jenis Katup (Valve)
Arrester katup ini dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
i) Arrester katup jenis gardu
ii) Arrester katup jenis saluran
iii) Arrester katup jenis gardu untuk mesin-mesin
iv) Arrester katup jenis distribusi untuk mesin-mesin
b) Lightning Arrester Jenis Explusi
B.3.4 Pemilihan Arrester
Hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a) Kebutuhan perlindungan, hal ini berhubungan dengan kekuatan isolasi dari
alat yang harus dilindungi dan karakteristik impuls dari arrester.

13
Politeknik Negeri Sriwijaya

b) Tegangan sistem ialah tegangan maksimum yang mungkin timbul pada


jepitan arrester.
c) Arus hubung singkat sistem, hal ini hanya diperlukan untuk arrester jenis
aksplusi.
d) Faktor ekonomi.
B.3.5 Data Pengenal Arrester
a) Tegangan pengenal
b) Arus peluahan nominal
c) Frekuensi pengenal
d) Tegangan percik frekuensi daya
e) Tegangan percik impuls maksimal
f) Tegangan peluahan atau tegangan sisa
g) Tegangan dasar (Cut-off voltage)
h) Tegangan gagal sela
i) Karakteristik Volt-Waktu (V-t)
j) Margin
k) Arus peluahan maksimal
B. 4 Isolasi Peralatan Listrik
B.4.1 Bahan dan Jenis Isolasi
Di tinjau dari bahan pembuatannya, isolasi digolongkan menjadi tiga
golongan, yaitu:
a) Isolasi bahas gas : seperti N2, SF6
b) Isolasi bahan cair : seperti minyak CB, diala B
c) Isolasi bahan padat : seperti porselen, keramik
B.4.2 Peristiwa Tembus Pada Bahan Isolasi
Ada tiga gejala tembus pada bahan isolasi padat, yaitu :
a) Intrinsic Breakdown
b) Thermal Breakdown
c) Tembus Erosi
B.4.3 Karakteristik Isolasi Peralatan Listrik
Tiga karakteristik umum, yaitu:

14
Politeknik Negeri Sriwijaya

a) Tegangan flashover kering pada frekuensi daya


b) Tegangan flashover basah pada frekuensi daya
c) Karakteristik tegangan waktu pada gelombang impuls standar
B.4.4 Tingkat Isolasi Dasar (TID)
Level isolasi peralatan harus lebih tinggi dari level isolasi ditentukan
dengan pertimbangan dasar sebagai berikut:
a) Memilih level isolasi yang optimal
b) Jaminan bahwa breakdown dan kekuatan flashover seluruh isolasi
peralatan lebih besar atau sama dengan level yang di pilih.
c) Penggunaan alat proteksi yang cukup baik dan ekonomis.

15
Politeknik Negeri Sriwijaya

C. METODOLOGI PENELITIAN
C.1 Langkah-langkah Penyusunan Karya Tulis
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
MULAI

Studi Pendahuluan

Identifikasi dan Perumusan

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Apakah Tidak
Data
Valid Ya

Analisis Data

Penulisan Laporan Akhir

SELESAI

16
Politeknik Negeri Sriwijaya

C.2. Waktu dan Tempat Penelitian


Kegiatan penelitian dalam penyusunan laporan akhir ini dilaksanakan di
saluran distribusi area PT. PLN A. Rivai Palembang. Penelitian ini dilaksanakan
pada sistem pengaman peralatan pada saluran distribusi 20kV. Penelitian
dilakukan selama bulan Mei sampai Juni 2021.
C.3. Peralatan Penelitian
Dalam melakukan pekerjaan, peneliti menggunakan fasilitas berupa
peralatan kerja yang dapat membantu selama proses pengumpulan data serta agar
pekerjaan yang dilakukan lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Dalam hal ini
peneliti menggunakan alat sebagai berikut:
C.3.1 Alat uji
Dalam melaksanakan kegiatan peneliti menggunakan peralatan guna untuk
mempermudah dalam pengambilan data.
No. Peralatan Penelitian Jumlah
1. Arrester Tester 1
2. Earth Clamp Tester 1
3. Tang Ampere 1
C.3.2 Alat pelindung diri
Dalam melakukan pekerjaan peneliti menggunakan alat pelindung diri
sebegai standar keselamatan yang harus dipatuhi guna untuk meminimalisir resiko
kecelakaan kerja.
No. Peralatan Pelindung Diri Jumlah
1. Helm 1
2. Wearpack 1
3. Sepatu Safety 1
4. Kacamata Safety 1
5. Sarung Tangan Safety 1

17
Politeknik Negeri Sriwijaya

C.4. Langkah Kerja Penelitian


C.4.1 Langkah kerja
Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam penulisan laporan akhir
adalah sebagai berikut:
 Tahap Persiapan
 Tahap Pengumpulan Data
 Tahap Pengolahan Data
 Tahap Penyusunan dan Penulisan Laporan Akhir
 Tahap Penggandaan Laporan Akhir
C.4.2 Jadwal Kegiatan
Penulisan laporan akhir ini dijadwalkan akan selesai dalam jangka waktu
lima bulan dengan jadwal sebagau berikut:
No. Kegiatan Tahun 2021
Maret April Mei Juni Juli
1. Tahap
Persiapan
2. Tahap
Pengumpulan
Data
3. Tahap
Pengolahan
Data
4. Tahap
Penyusunan
dan Penulisan
Laporan Akhir
5. Tahap
Penggandaan
Laporan Akhir

18
Politeknik Negeri Sriwijaya

Estimasi Biaya
Adapun perincian biaya yang dibutuhkan penulis dalam penyusunan
laporan akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Kertas putih A4 70 gr 2rim @Rp.45.000,- Rp. 90.000,-
2. Tinta printer hitam dan warna Rp. 300.000,-
3. Map plastik 5 buah @Rp.7.000,- Rp. 35.000,-
4. Jilid dan penggandaan proposal
a. Biaya fotocopy 5 rangkap @Rp. 10.000,- Rp. 50.000,-
b. Biaya jilid 5 rangkap @Rp. 4.000,- Rp. 20.000,-
5. Biaya transportasi Rp. 200.000,-
6. Jilid dan penggandaan laporan akhir
a. Biaya fotocopy 5 rangkap @Rp. 20.000,- Rp. 200.000,-
b. Biaya jilid 5 rangkap @Rp. 20.000,- Rp. 100.000,-
7. CD RW 5 Buah @Rp. 8.000,- Rp. 40.000,-

TOTAL BIAYA Rp. 1.035.000,-

19
Politeknik Negeri Sriwijaya

DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, A., (2007). “Teknik Tegangan Tinggi”, Jakarta : Pradaya
Paramitha.

Hutauruk, T. S., (1991). “Gelombang Berjalan dan Proteksi Surja”, Jakarta :


Erlangga.

L. Tobing, B., (2003). “Peralatan Tegangan Tinggi”, Jakarta : PT. Gramedia


Pustaka Utama.

Parera M. Lory, Permana Ari., (2009) “ Analisis Perlindungan Transformator


Distribusi Yang Efektif Terhadap Surja Petir” , Jurnal TEKNOLOGI, Volume 6
Nomor 2, 2009;671-678

SPLN 7 : 1978. “Pedoman Pemilihan Tingkat Isolasi Transformator dan


Penangkap Petir”. SPLN 26 :1980.

“Pedoman Penerapan Sistem Distribusi 20 kV Fasa-Tiga 3 kawat dengan tahanan


rendah dan tahanan tinggi”

Amri, Saiful, (2018, April 24), Analisis Arrester Pada Jaringan 20 kV di PT. PLN
Rayon Soppeng, Jurnal Mahasiswa UMM, Diakses pada 17 Aprl 2021 melalui
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjm
rKCym5PwAhWQbisKHW1gDLMQFjAAegQIAhAD&url=https%3A%2F
%2Fdigilibadmin.unismuh.ac.id%2Fupload%2F1632-
Full_Text.pdf&usg=AOvVaw0kVjtgk2wls2MNrTBUE9x8

20

Anda mungkin juga menyukai