Anda di halaman 1dari 15
PERSPEKTIF TRANSKULTURAL DALAM KEPERAWATAN KELOMPOK 5: RENA YUNITA, — (1914201019) RISKA, (1914201030) SENJA NITA, (1914201031) SITI KHODIJAH, (19142010) SINTIA REZA, (19142010 32) SYAHDAN, (1914201035) DOSEN PEMBIMBING : IRMA SARTIKA, S.Kep,Ns,M.Kep STIKES FLORA MEDAN $1 KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2019/2020 KATA PENGANTAR Assalammualaikum wr.wb Alhamdulillah, puji syukur kami persembahkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Shalawat dan salam tak lupa kami junjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Makalah ini kemi buat agar dapat membantu teman-teman dalam belajar. Harapan dari kami adalah semoge makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat untuk teman-teman semuanya. Kami sangat mengharapkan tegur sapa dari pembaca sebagai bekal kami untuk memperbaiki isi makalah ini, semoga kritik dan sarannya dapat membantu. Karena mungkin masih banyak kekurangan di dalamnya. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat di semua pihak Wassalammualaikum wr.wb. Medan, 23 November 2020 Kelompok 5 DAFTAR ISI Kata Pengantar..... Daftar Isi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. 4 1.2 Rumusan masalah. 4 1.3 Tujuan. BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Keperawatan Transkultural dan globalisasi dalam pelayanan kesehatan., 6 2.2 Diversity Masyarakat. 7 2.3 Teori Cultur Care Leininger. 2.4 Pengkajian Budaya.... 2.5 Aplikasi transkultural nursing sepanjang daur kehidupan manusia... 10 2.6 Aplikasi keperawatan transkultural dalam berbagai masalah kesehatan.. 10 BAB 3 PENUTUP 12 3.1Kesimpulan. DAFTAR PUSTAKA. 13 BABI PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap manusia memiliki kebudayaannya masing-masing yang saling berbeda. Kebudayaan ini sangat berpengaruh dalam tindakan keperawatan yang dibahas dalam transkultural_keperwaten. Keperawatan transkultural didefinisikan oleh Leininger (2002) sebagai penelitian perbandingan budaya untuk memahami persamaan (budaya universal) dan perbedaan (budaya tertentu) di antara_kelompok manusia. Budaya adalah keyakinan dan perilaku yng diturunkan ateu diajarkan manusia kepada generasi berikutnya (Taylor, 1989). Menurut Sir Edward Taylor (1871) dalam andrew & Boyle (1995), budaya adalah suatau yang kompleks yang mengandung pengetahuan , keyakinan, seni, moral, hukum, kebiasaan, dan kecakapan lain yang merupakan kebiasaan manusia sebagai anggota komunitas setempat. Perawat dalam memberikan tindakan keperawetan diharapkan menggunaken transkultural keperawatan untuk mengatasi perbedaen budaya antara klien maupun menyesuaikan pola aktivitas sehari-hari kien yang dipengaruhi budayanya dengan tindakan keperawatan 1.2 RUMUSAN MASALAH a) Bagalmana Globalisasi dan Perspektif Transkultural b) Bagaimana Diversity dalam Masyarakat ©) Bagaimena culture care leininger d) Bagaimana Pengkajian Budaya e) Bagaimana aplikasi Transkultural Nursing sepanjang aur kehidupan manusia f) Bagaimana aplikasi keperawatan transkultural dalam berbagal masalah kesehatan pasien 1.3 TUJUAN op oD Menjelaskan Globalisasi dan Perspektif Transkultural Menjelaskan Diversity dalem Masyarakat Menjelaskan culture care leininger Menjelaskan Pengkajian Budaya Menjelaskan aplikasi Transkultural Nursing sepanjang daur kehidupan manusia Menjelaskan aplikasi keperawatan transkultural dalam berbagai masalah kesehatan pasien BAB Il PEMBAHASAN 2.1 Keperawatan Transkultural dan globalisasi dalam pelayanan kesehatan Office of Minority Health (OMH) (n.d) menggambarkan budaya sebagai ide-ide, komunikasi, tindakan, kebiasaan, kepercayaan, nila-nilai, adat istiadat dari kelompok ras, etnik, agama, atau sosial. Budaya meliputi segala aspek kehidupan di dalam manusia. Budaya menunjukkan cara pandang seseorang dalam mengambil keputusan. Keperawatan transkultural didefinisikan oleh Leininger (2002) sebagai penelitian perbandingan budaya untuk —memahami persamaan (budaya universal) dan perbedaan (budaya tertentu) di antara kelompok manusia. Tujuan keperawatan transkultural adalah bentuk pelayanan yang sama secara budaya atau pelayanan yang sesual pada nilai kehidupan individu dan arti yang sebenarnya Mengetahui nilai-nilat pelayanan budaye klien, arti, kepercayaan, dan praktiknya sebagai hubungan antara perawet dan pelayanan kesehatan mewajibkan perawat untuk menerima aturan pelajar atau teman sekerja dengan klien dan keluarganya dalam bentuk karakteristik arti dan keuntungan dalam pelayanen (Leininger, 2002). Pelayanan kompeten secara budaya adalah kemampuan perawat menghilangkan perbedaan dalam pelayanan, bekerJa sama dengan budaya yang berbeda, serta membuat klien dan keluarganya mencapai pelayan yang penuh arti dan suport, Contohnya, perawat yang mengetahui tentang kebudayaan kliennya, maka perawat memerlukan dukungan dalam menyesuaikan keadaan klien, Klien juga membutuhkan informasi, perundingan, dan permintaan Kompetensi budaya adalah proses perkembangen kesadaran budaya, pengetahuan, keterampilan, pertemuan, dan keinginan. Perawat harus bisa mengintrospeksi tentang latar belakang dirinya. Perawat juga harus memiliki pengetahuan yang merupakan perbandingan antar kelompok. Keterampilan budaya termasuk pengkajian social maupun budaya yang mempengaruhi pengobatan dan perawatan Klien. Pertemuan sebagai mediapembelajaran. Keinginan sebagai motivasi dan komitmen pelayanan. Konflik budaya juga dapat muncul dalam proses keperawatan. Konflik budaya yang muncul dapat berupa etnosentrisme, pemikiran bahwa cara hidup yang dianut lebih baik dibandingkan dengan budaya lain. Hal ini menyebabkan adanya pilihan untuk mengabaikan budaya dan menggunakkan nili-nili dan gaya hidup mereka sebagai petunjuk dalam berhubungan dengan klien dan menafsirkan tingkah laku mereka Globalisasi_ menyebabken tuntutan asuhan keperawatan semakin besar. Perpindahan penduduk dan pergeseren tuntutan keperawatan dapat terjadi. Perawat yang tidak mampu menyesuaikan asuhan keperawatan terhadap kondisi yang ada akan menyebabkan penurunan kualitas pada _pelayanan keperawatan, Oleh karena itu, hal ini menyebabkan dibutuhkannnya peningkatan terhadap profesi__keperawatan. —_Peningkatan pengetahuan, koordinasi antar profesi atau tenaga kerja kesehatan lain sangat diperlukan. Perawat harus lebih aktif dalam menghadapi globalisasi terutama dalam pelayanan kesehatan. 2.2 Diversity dalam Masyarakat © Makna Diversity (keragaman) Keragaman berasal dari Kata ragam yang menurut kamus besar bahasa indonesia artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik langgan, wama corak ragi, laras, Sehingga keragaman bearti perihal beragam-ragam berjenisjenis perihal ragam hel jenis keragaman yang dimaksud disini suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapet perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan serta situasi ekonomi 2;3 Teori Cultural Care Leininger 1. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarge, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia. 2. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung, dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia. 3, Kebudayaan merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan transmisis nilai, keyakinan, norma-norma, dan gaya hidup dalam suatu kelompok tertentu yang membarikan arahan kepada cara berpikir mereka, pengambilan keputusan dan tindakan dalam pola hidup. 4, Cultural care diversity (perbedaan perawatan kultural) mengacu kepada variabel-variabel, perbedaan-perbedaan, pola, nilai, gaya hidup, etaupun simbol perawetan didalam maupun diantara suatu perkumpulan yang dihubungkan terhadap pemberian bantuan, dukungan atau memampukan manusia dalam melakuken perawatan 5. Culture care universality (kesatuan perawatan kultural) mengacu kepada suatu pengertian umum yang memiliki kesamaen ataupun pemehaman yang paling dominan, pole-pola, nilai-nilai, gaya hidup atau simbol-simbol yang dimanifestasikan diantara banyak kebudayaan serta mereflesikan pemberian bantuan, dukungan, fasilitas atau memperoleh suatu cara yang memumgkinkan untuk menolong oranglain _ (Terminlogy universality) tidak digunakan pade suatu cara yang absolut atau suatu temuan statistik yang signifikan 2.4Pengkajian Budaya Prinsip-prinsip pengkajian budaya : Jangan menggunakan asumsi + Jangan membuat streotip bisa terjadi konflik misal : orang padang pelit, orang jawa halus « Menerima dan memahami metode komunikasi © Menghargai perbedaan individual ‘* Menghargai kebutuhan personal dari setiap individu «Tidak leleh membeda-bedakan keyakinan klien ‘© Menyediakan ptivacy terkait kebutuhen pribadi 2.5 Aplikasi Transkultural Nursing sepanjang daur kehidupan manusia a) Perawatan Kehamilan dan Kelahiran b) Perawatan dan Pengasuhan Anak c) Perawatan pada Lansia d) Perawatan menjelang dan saat kematian 2.6 Aplikasi transkultural pada beberapa masalah kesehatan A. Aplikasi transkultural pada masalah penyakit kronik Penyakit kronik adalah penyakit yang timbul bukan secara tiba-tiba, melainkan akumulasi dari sesuatu penyakit hingga ekhirnya menyebabkan penyakit itu sendiri, (Kalbe medical portal) Penyakit 10 kronik ditandai banyak penyebab. Contoh penyakit kronis adalah diabetes, penyakit jantung, asma, hipertensi dan masih banyak lainnya. ‘Ada hubungan antara penyakit kronis dengan depresi. Depresi adalah kondisi kronis yang mempengaruhi pikiran seseorang, perasaan dan perilaku sehingga sulit_ untuk mengatasi peristiwa _kehidupen sehari-hari Pengobatan terhadap penyakit kronik yang telah dilakukan di masyarakat saat ini amat beragam. Tidak dapat dipungkiri bahwa sistem pengobatan tradisional juga merupakan sub unsur kebudayaen masyarakat sederhana yang telah dijadikan sebagai salah satu cara Pengobatan. Pengobatan inilah yang juga menjadi aplikasi dari transkultural dalam mengobati suatu penyakit kronik. Pengobatan tradisional ini dilakukan berdasarkan budaya yang telah diwarisken turun-temurun B. Aplikasi transkultural pada gangguan nyeri Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang actual atau potensial. Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Selanjutnya, definisi nyeri menurut keperawatan adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikataken individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya. Peraturan utama dalam merawat pasien nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya belum diketahui, Keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien bahwa nyeri itu ada. Aplikasi transkultural pada gangguan nyeri balk yang dilakukan oleh u pasien berdasarkan apa yang dipercaya olehnya atau yang dilakuken oleh perawat setelah melakukan pengkajian tentang latar belakang budaya pasien adalah sebagal berikut a. Dengan membatasi gerak dan istirahat. b. Mengkonsumsi obat-obatan tradisional. ¢. Dengan dipijat atau semacamnya. C. Aplikasi transkultural pada gangguan kesehatan mental Berbagai tingkahlaku luar biasa yang dianggap oleh psikiater barat sebagai penyakit jiwa ditemukan secara luas pada _berbagal masyarakat non-barat. Adanya variasi yang luas dari kelompok sindroma dan nama-nama untuk menyebutkannya dalam berbagai masyarakat dunia, Barat maupun non-Barat, telah mendorong para ilmuwan mengenal tingkahlaku untuk menyatakan bahwa penyakit jiwa adalah suatu ‘mitos’, suatu fenomena sosiologis, suatu hasil dari angota-anggota masyarakat yang ‘beres’ yang merasa bahwa mereka membutuhkan sarana untuk menjelaskan, memberi sanksi dan mengendalikan tingkahlaku sesama mereka yang menyimpang atau yang berbahaya, tingkahlaku yang kadang-kadang hanya berbeda dengan tingkahlaku mereka sendiri. Penyakit jiwa tidak hanya merupakan ‘mitos’, juga bukan semata-semata suatu masalah sosial belaka. Memang benar-benar ada gangguan dalam pikiran, eraseen dan tingkahlaku yang membutuhkan pengaturan pengobatan. BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan : 1 Keperawatan transkultural didefinisikan oleh Leininger (2002) sebagai penelitian perbandingan budaya untuk memahami persamaan (budaya universal) dan perbedaan (budaya tertentu) di antara kelompok manusia. 2 Tujuan keperawatan transkultural adalah bentuk pelayanan yang sama secara budaya atau pelayanan yang sesuai pada nilai kehidupan individu dan arti yang sebenarnya. 3. Teori Culture Care Leininger terdapat care, caring, kebudayaan, cultural diversity cultural care universality 4 Aplikasi Transkultural dalam masalah penyakit kronik, ganguan nyer! dan ganguan mental dalam masyarakat adalah pengobatan tradisional yang diajarkan secara turun temurun yang dipercaya oleh masing-masing penganut dan tidak ada juga yang menggunakan tanaman sebagai obat herbal. DAFTAR PUSTAKA SUDIHARTO, (2010). Asuhan Keperawatan Kelvarga dengan Pendekatan Keperawatan TranskulturalPenerbit Buku Kedokteran EGC. Yuudi.blogspot.com/2011/05/teori-keperawatan-medeleine-leininger. html2m=1 https://www.google.co. id/url?sa=t&source-web&rct=)&url=https://b302fikul.files. wordpress.com/2011/11/fg-3.doc&ved=2 ac.id/system/files/users/afifah/material/transkulturalnursing. https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&ret=[&url=http://nsa315 weblog.esaungqul.ac. id/wp-content/uploads/sites/6195/2017/08/Psikososial-dan-Bud aya-dalam-Keperawatan-Pertemuan-10.pptxaved=2 14 15

Anda mungkin juga menyukai