OLEH
KELOMPOK III
NAMA :
Devih Hardiyanti
Mardiah Jumarni
Febrianti b
1. Definisi :
Hipnotika atau obat tidur (yun: hypnos = tidur) adalah zat zat yang dalam dosis tertepi
diperuntukan untuk meningkatkan keinginan untuk tidur dan mempermudah atau
menyebebkan tidur. Lazimnya obat ini diberikan pada malam hari.Bila mana zat zat ini
diberikan pada siang hari dalam dosis yang lebih rendah bertujuan untuk menenangkan maka
dinamakan Sedative (obat pereda).Oleh karena itu tidak ada perbedaan tajam antara kedua
kelompok obat ini.
Hipnotika dan sedativa merupakan golongan obat pendepresi Susunan Saraf Pusat(SSP).
Efeknya bergantung dosis, mulai dari ringan, yaitu menyebabkan tenang atau kantuk,
menidurkan, hingga berat yaitu kehilangan kesadaran, keadaan anestesi, koma, dan
mati.Obat-obatan hipnotika dan sedativa adalah istilah untuk obat-obatan yang mampu
mendepresi sistem saraf pusat. Sedativa adalah substansi yang memiliki aktivitas moderate
yang memberikan efek menenangkan, sementara hipnotika adalah substansi yang dapat
memberikan efek mengantuk dan dapat memberikan onset, serta mempertahankan tidur
a. Kombinasi dari dua atau lebih obat hipnotika dapat memberikan efek adisi (hasil penambahan) atau
potensiasi (kekuatan atau kemampuan).
c. Efek antikoagulan diperkuat oleh obat tidur, kecuali golongan benzodiazepin dan glutetimide relatif
tidak mempengaruhi efek antikoagulan.
Efek Samping
Kebanyakan obat tidur memberikan efek samping umum yang mirip dengan morfin,antara lain
sebagai berikut:
a.Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, maka perlu hati-hati pada pasien asma. Contohnya
flurazepam, kloralhidrat,dan paraldehida.
d. Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya yang dapat berupa mual, perasaan ringan di kepala
dan pikiran kacau. Hal ini disebabkan oleh hampir semua hipnotika ‘long acting’.Contohnya golongan
benzodiazepine dan barbiturat.
f. Lain-lain, seperti toleransi dan ketergantungan dan bahaya bunuh diri, contohnya glutetimid dan
derivatnya, metaqualon dan derivatnya, serta golongan barbiturat.
Obat Generik
a. Diazepam
Indikasi : Hipnotika dan sedativa, anti konvulsi, relaksasi otot dan anti ansietas (obat epilepsi) Efek
Samping: Merusak mukosa lambung usus dan ketagihan
b. Nitrazepam
Indikasi : Hipnotika dan sedativa, anti konvulsi, relaksasi otot dan anti ansietas (obat epilepsi)
Efek samping : Pada pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang- over), gangguan
koordinasi dan melantur
c. Flunitrazepam
Indikasi : Hipnotika, sedativa, anestetik premedikasi operasi
d. Kloralhidrat
e. Luminal
Efek samping : Adiksi dan habituasi ( proses pembiasaan atau penyesuaian)
Penertian Stimulan adalah zat yang merangsang sistim saraf pusat sehingga mempercepat proses
proses dalam tubuh, seperti meningkatnya detak jantung, pernapasan dan tekanan darah. Stimulan dapat
membuat orang lebih siaga dan menyembunyikan kelelahan.
Efek-efek jangka pendek zat stimulan termasuk keletihan, apati dan depresi—rasa “jatuh” yang
menyusul rasa “high”.Keletihan yang segera dan yang berlangsung lama yang dengan cepat
berakibat si pengguna untuk membutuhkan narkobanya lagi.Dalam waktu tidak lama dia tidak
lagi ingin mencapai “high”, dia ingin merasa “enak”—merasa memiliki energi lagi.
Zat-zat stimulan bisa adiktif.Pemakaian stimulan dosis tinggi secara berulang dalam waktu yang
singkat dapat menyebabkan perasaan bermusuhan atau paranoia.Dosis tersebut mungkin juga
mengakibatkan suhu tubuh tinggi yang berbahaya dan detak jantung yang tidak teratur.
Obat-obat tersebut yang termasuk dalam kelompok ini digolongankan ke dalam jenis obat
terlarang karena mengakibatkan pengguna menjadi orang yang bersifat dan berkelakuan
melawan hukum dan ketagihan
Saat mengkonsumsi stimulan, Stimulan akan diserap dalam tubuh (darah), diiringi
dengan pelepasan Adrenalin dan pemblokade-an hormone insulin. Adrenalin lebih
dikenal sebagai hormon “Fight or Flight”. Efek dari kerja adrenalin, detak jantung yang
sangat cepat, meningkatnya tekanan darah, tarikan nafas yang berat dan cepat.
Saat Adrenalin dilepas tubuh kita pun akan melepaskan cadangan glukosa ke dalam darah.
Kemudian, insulin akan memerintahkan sel tubuh untuk menyerap kelebihan glukosa dalam
darah. Efek ini sering disebut sebagai hyperglycaemic, yaitu tingginya kadar gula dalam darah.
Inilah alasan kenapa saat mengkonsumsi, seseorang tidak merasa lapar dan akan tahan untuk
tidak makan selama berjam-jam. Lebih banyak dijumpai pengguna yang berbadan kurus
dibandingkan pengguna yang kelebihan berat badan.
Dalam jangka panjang, Stimulan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah,
mengakibatkan si pengguna, walaupun sudah lama berhenti mengkonsumsi, sangat rentan
terhadap serangan jantung dan stroke. Ini sebagai akibat dari rusaknya pembuluh arteri dalam
darah, yang salah satu fungsinya, mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Di dalam otak, sebagai respon terhadap Stimulan, otak akan memerintahkan tubuh untuk
membuat zat endorphin lebih banyak lagi. Endorphin adalah senyawa protein yang lebih tepat
disebut sebagai body’s natural pain killer.Struktur kimia Endorphin tidaklah jauh berbeda dengan
painkiller kelas atas seperti morphine.Endorhpin dapat membuat seseorang merasa relaks dan
euphoria.
Ketergantungan
Insomnia
Kehilangan nafsu makan
Tekanan darah tinggi
Sakit perut
Kematian
Rasa lelah
Perasaan terganggu
Sakit kepala
Stimulan adalah zat yang dapat meningkatkan kerja organ-organ tubuh manusia namun juga
dapat menimbulkan efek negatif jika digunakan secara berlebihan.Misalnya penurunan berat
badan, kerusakan syaraf hingga kematian.
Pemakaian zat ini (Kokain dan Amfetamin) biasanya karena mengharapkan efek euphoria,
menimbulkan rasa percaya diri, memperbaiki penampilan misalnya pada artis yang naik pentas,
mengurangi rasa lelah, mengurangi rasa ngantuk dan rasa lapar.
a. Mekanisme kerja obat sedatif diawali dengan pengikatan GABA (asam gamma
amino butirat) ke reseptornya pada membran sel akan membuka saluran klorida,
meningkatkan efek konduksi klorida. Aliran ion klorida yang masuk menyebabkan
hiperpolarisasi lemah menurunkan potensi postsinaptik dari ambang letup dan
meniadakan pembentukan kerja-potensial. Benzodiazepin terikat pada sisi spesifik
dan berafinitas tinggi dari membran sel, yang terpisah tetapi dekat reseptor GABA.
Reseptor benzodiazepin terdapat hanya pada SSP dan lokasi nya sejajar dengan neuron
GABA.Ini secara singkat mekanisme kerja hipnotika dan sedative yaitu hiperpolarisasi
sel saraf, menghambat peletupan saraf dan penghambatan presinaptik pelepasan
transmitten mengganggu transpor natrium dan kalium melewati membran sel. Ini
mengakibatkan inhibisi aktivitas sistem retikular mesensefalik.Transmis polisinaptik
SSP dihambat. Barbiturat juga meningkatkan fungsi GABA memasukkan klorida
ke dalam neuron
b. Obat yang termasuk golongan ini pada umumnya ada dua mekanisme, yaitu
3. Golongan alkohol dan aldehida, seperti kloralhidrat dan turunannya serta paraldehida,
4. Golongan bromide, seperti garam bromide ( kalium, natrium, dan ammonium ) dan
1. Ultra-shot-acting; adalah hipnotika yang cepat timbul efek dan cepat pula
hilangnya. Golongan obat ini sering digunakan sebagai anestetika umum.
Contohnya: tialbarbital, heksobarbital.
2. Shot-acting; adalah hipnotika yang kecepatan timbulnya efek sedang (sekitar 15menit)
dan bertahan agak singkat (2-3 jam). Golongan obat ini sering digunakan sebagai obat
tidur. Contohnya: siklobarbital dan sekobarbital.
1. Stimulant
1. Obat yang bersifat stimulan sedang :
Kafein dalam Kopi
Nikotin dalam tembakau
Ephedrin yang digunakan untuk mengobati asma dan bronchitis
2. Obat yang bersifat stimulan kuat :
Kokain
Amfetamin
Ektasi
Tablet diet seperti Duromine
4. Informasi obat
a. Fenobarbital
Indikasi : insomnia nevosa, epilepsi, migren
Efek samping : alergi, mengantuk.
Dosis : hipnotik/sedatif (dosis diberikan 3 kali sehari). :
Interaksi obat :-
b. Temazepam
Indikasi : gangguan tidur (insomnia)
Efek samping : Kantuk, Pusing, Mual dan Muntah
5. Soal
Kasus :
Seorang pasien 23 tahun laki laki, dirawat dirumah sakit karena penyakityang
dideritanya.Pasien dalam kondisi setengah sadar, mengigau tidak karuan, panas tinggi
oleh karena itu, keluarga membawanya kerumah sakit. Dari hasil anemnese denngan
keluarga diketahui pasien merupakan pengguna valium tampa inidikasi yang jelas dengan
cara pengatasan terhadap pasien tersebut? Baik secara farmakoterapi maupun non
fermakoterapi, kerena pasien sudah mengkomsumsi volium dosis tinggi selama 2 tahun