Anda di halaman 1dari 7

A.

Tujuan Pembelajaran Berbasis Inkuiri

Penekanan utama dalam proses belajar berbasis inkuiri terletak pada kemampuan
siswa untuk memahami, kemudian mengidentifikasi dengan cermat dan teliti, lalu diakhiri
dengan memberikan jawaban atau solusi atas permasalahan yang tersaji. Sekilas, metode ini
tampak seperti metode strategi pemecahan masalah (problem solving), namun sesungguhnya
metode ini berbeda; titik tekan yang menjadi perhatian utama dalam pembelajaran berbasis
inkuiri bukan terletak pada solusi atau jawaban yang diberikan, tetapi pada proses pemetaan
masalah kedalaman pemahaman atas masalah yang menghasilkan penyajian solusi atau
jawaban yang valid dan meyakinkan; siswa bukan hanya mampu untuk menjawan ‘apa’ tetapi
juga mengerti ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’. Sehingga ketika siswa ditanya hewan apa yang
dapat hidup di dua alam misalnya, mereka bukan hanya akan memberi jawaban nama-nama
hewan yang dimaksud (apa), tetapi mampu memberi jawaban atas ‘mengapa’ dan
‘bagaimana’ hewan-hewan yang dimaksud tersebut dapat hidup di dua alam.

Selain itu, pembelajaran berbasis inkuiri bertujuan untuk mendorong siswa semakin
berani dan kreatif dalam berimajinasi. Dengan imajinasi, siswa dibimbing untuk menciptakan
penemuan-penemuan, baik yang berupa penyempurnaan dari apa yang telah ada, maupun
menciptakan ide, gagasan, atau alat yang belum pernah ada sebelumnya. Dalam metode ini,
imajinasi di tata dan dihargai sebsagai wujud dari rasa penasaran yang alamiah. Hal ini
disebabkan oleh bukti yang menunjukkan bahwa banyak penemuan penting yang ada saat ini
hanya bermula dari imajinasi. Oleh karenanya, siswa didorong bukan saja untuk mengerti
materi pelajaran, tetapi juga mampu menciptakan penemuan. Dengan kata lain, siswa tidak
akan lagi berada dalam lingkup pembelajaran telling science akan tetapi didorong hingga bisa
doing science.

B. Kelebihan-kelebihan Metode Inkuiri

 Real life skills: siswa belajar tentang hal-hal penting namun mudah dilakukan, siswa
mendorong untuk ‘melaukan’ bukan hanya ‘duduk, diam dan mendengarkan’
 Open ended topic: tema yang dipelajari tidak terbatas, bisa bersumber dari mana saja;
buku pelajaran, pengalaman siswa/guru, internet, televisi, radhio dan seterusnya. Siswa
akan be;ajar lebih banyak.
 Intuitif, imajinatif, inovatif: siswa belajar dengan mengerahkan seluruh potensi yang
mereka miliki, mulai dari kreativitas hingga imajinasi. Siswa akan menjadi pembelajar
aktif, out of the box, siswa akan belajar karena mereka membutuhkan, bukan sekedar
kewajiban.
 Peluang melakukan penemuan: dengan berbagai observasi dan eksperimen, siswa
memiliki peluang besar untuk melakukan penemuan. Siswa akan segera mendapat hasil
dari materi atau topik yang mereka pelajari.

Selain yang sudah disebutkan, bruner, seorang psikolog dari Harvard University di Amerika
Serikat juga menegaskan metode inkuiri memiliki kelebihan sebagai berikut:

 Siswa akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik


 Membantu dalam menggunakan daya ingatdan transfer pada situasi-situasi proses belajar
yang baru
 Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri
 Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik
 Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang

C. Tingkatan Inkuiri

a. Inkuiri Terkontrol
Inkuiri terkontrol merupakan kegiatan inkuiri di mana masalah atau topik pembelajaran
berasal dari guru atau bersumber dari buku teks yang ditentukan oleh guru. Dalam tahap ini,
guru memegang kontrol penuh atas seluruh proses pembelajaran. Meski demikian tidak
berarti bahwa guru sama sekali tidak memberi kesempatan pada siswa untuk terlibat, guru
harus tetap memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran, hanya saja porsinya masih sedikit, mungkin hanya sebatas mengajukan
pertanyaan yang sifatnya closes ended.
b. Inkuiri Terbimbing
Pada tahap ini siswa bekerja (bukan hanya duduk, mendengarkan lalu menulis) untuk
menemukan jawaban terhadap masalah yang dikemukakan oleh guru dibawah bimbingan
yang intensif dari guru. Tugas guru lebih ke ‘memancing’ siswa untuk melakukan sesuatu.
Guru datang ke kelas dengan membawa masalah untuk dipecahkan oleh siswa, kemudian
mereka dibimbing untuk menemukan cara terbaik dalam memecahkan masalah tersebut.
Beberapa tokoh seperti Bonnstetter, (2000); Marten Hansen, (2002) dan Oliver-Hoyo, et al
(2004) menyebut tahapan ini sebagai inkuiri terbimbing (guided inquiry). Sementara Orlich,
et al (1998) menyebutnya sebagai pembelajaran penemuan (discovery learning), karena siswa
dibimbing secara hati-hati untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapkan
kepadanya.
Inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran konsep-konsep dan prinsip-
prinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu. Orlich, et al (1998) menyatakan ada
beberapa karakteristik dari inkuiri terbimbing yang perlu diperhatikan yaitu:
 Siswa mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi spesifik hingga
membuat inferensi atau generalisasi
 Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atu objek kemuadian
menyusun generalisasi yang sesuai
 Guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnyakejadian, data, materi
dan beberapa sebagai pemimpin kelas.
 Tiap-tiap siswa berusaha untuk membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil
observasi di dalam kelas.
 Siswa diharapkan berfungsi sebagai laboratorium pembelajaran
 Biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari siswa
 Guru memotivasi semua siswa untuk mengomunikasikan hasil generalisasinya
sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh siswa dalam kelas.
c. Inkuiri Terencana
Dalam inkuiri terencana, siswa di fasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah dan
merancang proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan
merancang cara untuk menguji gagasan tersebut. Untuk itu siswa perlu memiliki perencanaan
yang baik dalam melatih keterampilan berpikir kritis seperti mencari informasi, menganalisis
argumen dan data, membangun dan mensintesis ide-ide baru, memanfaatkan ide-ide yang
awalnya untuk memecahkan masalah serta mengeneralisasikan data. Guru berperan dalam
mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan tentatif yang menjadikan kegiatan belajar
lebih menyerupai kegiatan penelitian seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.
d. Inkuiri Bebas
Tahap terakhir adalah inkuiri bebas, siswa diberi kebebasan untuk menentukan masalah
lalu dengan seluruh daya upayanya memecahkan masalah tersebut. Pada tahap ini, siswa
didorong untuk belajar secara mandiri dan tidak lagi hanya mengandalkan instruksi dari guru.
Oleh karenanya siswa-selain-harus responsif, juga tertuntut harus tetap teliti. Guru hanya
akan berperan sebagai fasilitator selama proses pembelajaran berlangsung, berperan pasif.
Namun pada akhir pembelajaran, guru akan memberikan penilaian serta masukan-masukan
yang membangun, sehingga kedepanya siswa dapat menjalani proses pembelajaran secara
lebih baik.
Beberapa karakteristik yang menandai kegiatan inkuiri bebas ialah:
 Siswa mengembangkan kemampuannya dalam melakukan observasi khusus untuk
membuat inferensi
 Sasaran belajar adalah proses pengamatan kejadian, objek dan data yang kemudian
mengarahkan pada perangkat generalisasi yang sesuai
 Guru hanya mengontrol ketersediaan materi dan menyarankan materi inisisasi
 Dari materi yang tersedia siswa mnegajukan pertanyaan tanpa bimbingan guru
 Ketersediaan materi di dalam kelas menjadi penting agar kelas dapat berfungsi
sebagai laboratorium
 Kebermaknaan didapatkan oleh siswa melalui observasi dan inferensi serta melalui
interaksi dengan siswa lain
 Guru tidak membatasi generalisasi yang dibuat oleh siswa
 Guru mendorong siswa untuk mengkomunikasikan generalisasi yang dibuat sehingga
dapat bermanfaat bagi semua siswa dalam kelas.

D. Prinsip-prinsip Inkuiri
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan pertama dari pembelajaran menggunakan strategi inkuiri adalah pengembangan
kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pengembangan inkuiri ini selain berorientasi
pada hasil belajar juga berorientasi pada peroses belajar. Oleh karena itu, keberhasilan dari
proses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh
mana siswa dapat menguasai materi pembelajaran, akan tetapi sejauh mana beraktivitas dan
berproses dalam menemukan sesuatu.
b. Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antar siswa,
interaksi siswa dengan guru maupun interaksi siswa dengan lingkungan. Pembelajaran
sebagai proses interaksi, artinya menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi
sebagai pengatur lingkungan atau penatur nteraksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan
(directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi
mereka.
c. Prinsip bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam melakukan strategi pembelajaran inkuiri adalah guru
sebagai penanya. Dengan demikian kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan
pada dasarnya sudah merupakan bagian proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru
untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
d. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, tetapi juga merupakan proses berpikir,
yaitu proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan.
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan oenggunaan otak secara maksimal. Belajar
yang hanya cenderung menggunakan otak kiri dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan
rasional, akan membuat anak dalam posisi “kering dan hampa.” Oleh karena itu, belajar
berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan.
e. Prinsip keterbukaan
Belajar merupakam suatu proses mencoba berbagai kemungkinan, yakni dengan prinsip:
segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberi kebebasan untuk
mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang
bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis
yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

E. Model Pembelajaran Inkuiri


Dalam pembelajaran berbasis inkuiri, model pembelajarannya terbagi kedalam dua jenis,
induksi dan deduksi.
a. Inkuiri deduksi
Guru menentukan tema dan (tidak tertutup kemungkinan) model pembelajaran.
Meskipun dalam konteks ini siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaranya, namun
guru masih memegang peranan penting dalam menentukan arah pembelajaran.
b. Inkuiri induksi
Siswa menentukan tema dan model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan mereka. Dalam model ini, model pembelajaran lebih berupa project-
oriented learning dimana proses pembelajaran yang dimaksudkan untuk menemukan dan
memecahkan masalah dengan segera.
F. Mempereknalkan Pembelajaran Berbasis Inkuiri (PBI)
1. Jelaskan tujuan pembelajaran
Sebelum siswa belajar suatu materi pembelajaran tertentu pastikan bahwa mereka telah
mengerti alasan dan tujuan mempelajari materi tersebut. Jelaskan pula arti penting dan sisi-
sisi menarik dari materi pelajaran tersebut bagi siswa. Dengan mnegrti tujuan dan alasan
mempelajari sesuatu materi pelajaran tertentu, siswa telah dibantu untuk memiliki susunan
perancanaan dan persiapan tertentu yang akan mereka lakukan selama proses pembelajaran.
Untuk melakukan hal ini, guru harus mengerti apa yang disukai dan dibutuhkan oleh siswa.
2. Tentukan pembagian peran dalam proses pembelajaran
Baik guru maupun siswa harus sama-sama telah mengerti porsi peran masing-masing. Guru
dapat memulai melakukan pembagian peran ini dengan menanyakan kepada siswa tentang
apa yang ingin mereka lakukan selama proses pembelajaran, hak dan kewajiban apa yang
akan dibebankan kepada siswa (dan juga guru), dan hal-hal terkait “boleh dan tidak boleh”
dalam proses pembelajaran. Dengan mengetahui porsi peran, baik guru maupun siswa akan
terbantu untuk menjalankan porsi mereka secara maksimal, sehingga suasana belajar aka
begitu menyenangkan dengan sendirinya.
3. Menyusun rencana pembelajaran
Rencana yang disusun antara lain adalah kegiatan kelas dan penugasan. Guru dan siswa
secara bersama-sama menyusun jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan selama proses
pembelajaran. Hal terpenting dari kegiatan ini adalah pelibatan siswa dalam penyusunan
rencana pembelajaran. Siswa harus ambil bagian dalam perencanaan tiap tahapan proses
pembelajaran yang akan mereka lakukan. Dikemudian hari, siswa tidak akan protes apabila
ada kegiatan kelas atau penugasan yang ‘tiba-tiba’ terasa terlalu berat, karena kegiatan
tersebut awalnya juga berasal dari ide mereka.
Untuk mengatisipasi membludaknya ide atau masukan untuk rencana pembelajaran,
guru sebaiknya menyediakan pilihan-pilihan kegiatan dan penugasan dalam proses
pembelajaran. Siswa kemudian tinggal memilih mana yang akan mereka gunakan.
4. Mengembangkan jenis penugasan
Sangat penting memberi siswa penugasan, dan lebih penting lagi untuk membuat mereka
merasa bahwa penugasan yang diberikan bukanlah beban. Mengembangkan jenis penugasan
yang diberikan kepada siswa merupakan hal penting untuk dilakukan. Siswa akan jenuh jika
penugasan yang diberikan begitu-begitu saja. Memanfaatkan media merupakan salah satu
terbaik untuk mengembangkan jenis penugasan. Misalnya, jika semua siswa telah memiliki
HP, maka mintailah mereka menggunakan salah satu fasilitas yang ada pada HP mereka
(kamera) untuk mengambil foto tentang keindahan alam. Atau jika semua siswa adalah
pengguna media sosial, mintalah mereka untuk berlomba membuat update status yang
inspiratif selama satu minggu penuh.
f. Berhubungan lebi dekat dengan siswa
Mulailah bergaul lebih dekat dengan siswa, tunjukkan bahwa guru bisa menjadi teman yang
sangat menyenangkan. Perlu diingat, bahwa guru yang baik bukanlah guru yang ditakuti
siswa, tetapi sosok yang sangat disegani dan disukai oleh siswa.

Anda mungkin juga menyukai