Anda di halaman 1dari 67

-

15 ·
(

.. ~
sarana Berpikir Ilmiah
.......

. I

rl

Perbe.daan utama antara manu~ia dan binatangterletak pada kernampuan


manusia untuk mengarnbil jalan melingkar ·qa.t~m rnencapai tujuannya.
Seluruh piki~a~ binatang .dipenuhi oleh .._.~~b,U_;~-µ1lan .. yang menyebabkan
rnereka secaralangsung mencari ~kyek_. yangdiinginkannya atau mem- ,
- :s ~ ~,_ . - ,l ... - ·- .... - .

buang benda .::Yang mengliala!1giny~ Dengaa' demikian sering kita meli-


hat seekor:~o-nyet"·yang::~enfaiigkaµ_§;.~q~Ji.§._i~a..-si~ benda yang diaingin•
kan; sedangkan manusia ~y~itfg\4J:aJ\ngJirt!}itif-pup telah tahu mempergu•
nakan bandringan.ilasoatau :nieli~Pit:,{iinian ~-batu.1) Manusia sering
disebut .sebagai -HonioJa-~ir:;:r:nJlk:U!ll~ y~n&.=:_membuat alat; dan kemarn•
puan membuatalat itu dirnungkinkan oleh .penget?huan.
Berkembang-
nya pengetahuan tersebut.iuga memerlukan.alat-alat. _
Untuk rnelakukan kegiatan .ilrniah secara baik diperlukan sarana her-
pikir. Tersedianya sarana tersebut mernungkinkan d_Hakukannya ~n:•
laahan ilmiah secara teratur dan · cermat, Pengu:asaan sarana berpikir
ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersif~t im~er~tif bagi
ilmuwan. Tanpa menguasai hal ini maka keg1atan ilmiah yang baik tak
~~:ang
dapat dilakukan. . . ..
·1 - . h d de sarnya merupakan y ang n1embantu egiat-
S arana 1 m1 pa .a a .
alat
a ·
an ilmiah dalam berbagai' langkah yang harus ditempuh p da 1 ng~ h
· . di r 1 k s arans yang tertentu pula. h se_bab nu-
tertentu biasanya 1pe u
01 an . ., . . . . . .
· . pelaj ari sarana-sarana b rpi ir _tlrmah 1n1
lah maka seb elum k ita mern . . , -1 · l
. h asai langk -langkah dala rn k t . .in l mi a 1
·
egi
seyogyanya kita te~a. m~n~~aka kita a a sarnpai pada hakikat sarana
- tersebut. Deng_
.
an . jalan mi . pak an , I· t. yang rn mbantu kita da-
,·ebab sarana mer u ,, .., 4 •.
yang sebenarnya, " . t ntu; , t, u 1 ngan perkat: a I' in, s . ana
. . tr tu1uan ter c ,
lam mencepai sua. f; ·i-fungsi yang has dalam k itan kegis tan ilrniah
- ilrriiah mernpunyat ungs
secara menyelurub.

1
. na berpikir ilmiah ini dalam pre se~- pend1d
' .i. L
... ~ · ki · ·
idang studi tersendiri, Artinya kita mern ~- . ixan ita, merupakan
ini '"eperti kita mempelajari berbagai c:b npe 1~Jan sarana berpikir ilmiah
r us memperhatikan .dua . hal · ~P '"...' rtamaa.,
·
at"1g.-i ~u~ D~am hal ini kita ha-
' sarana ilmiah buk
ilmu dalam .
pengertian •
bahwa sarans a........ iah in .
~ ~"'""' .lllllJ 1 u .mer up k
an merupakan
k
P.engetahuan yang d1dapatkan berdasar L--~. . d ~. an. -~mpula.n
. · . - .L(ln meto e ilmi h · . .
d1ketahu1
b salah satu· k ara.ktenstik dari ilmu u . · ,a. ~ _ Seperti
· 1 • • d • · . ~· - - mpa-manya adalah penggu
naan erp1 K1T t n uxtzf Clan ded ukrif-dalam m nrl - . k . .,__.: _ ., . _ . - - ·
·~ iki ·1 . ., . ' encapat an -p e n get -
Sarana er f .r a ahuan.
mempergunakan
o p1 I 1 n1 11 tidak y ·, - - .
.J car · · d
, .a1 pc- ng._ciahuan, i,e• bih1 tt1n1as·0Lapa· dikas im·1 k. a a· bm
r. 1 c "
• . . :,- ::cara
nv a
Jt, . .,
• • • . •
hm·enda. pat-
• · .a a an a- 1wa xarana
- ·" 1 1
bcrpikir Jinnah n1cmr:,unya,·rn,.1odi>
, , • ... ~
t· rsendiri
- ... ,1.J
dala
c, < m nicn
daparkan
· ncngc-
ahuan: ya yar.g berbeda dengan mciodc ilrniah. ·

Kedua, tujuan mernpelajari sarana ilrniab adalah


• • cl untuk memung
. k1-n-
· C4 .

kan kitaI ·rnelakuk


· ·1 an
di pene1aahan ilrniah secara baik , sedangkan t ujuan
·
mempe aJ_an J m~ 1 maksu~kan untuk mendapatkan pengetahuan yang
mernungkinkan kita untuk bisa mernecahkan rnasalah kita sehari-hari. Da•
lam hal ini maka sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-ca•
bang pengetahuan untuk mengernbangkan materi pengetahuannya ber•
dasarkan metode ilrniah. A tau secara lebih sederhana, sarana berpikir
ilmiah merupakan alat bagi metode ilrniah dalam rnelakukan fungsinya
secara baik. Jelaslah sekarang kiranya mengapa sarana berpikir ilrniah
mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilrniah dalarn
mendapatkan pengetah uannya, sebab fungsi sarana ilmiah adalah mem•
bantu proses metode ilmiah, dan bukan merupakan ilmu itu sendiri. .
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka
. diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, rnatematika danstatis•
tika . Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam se•
luruh proses berpikir flrniah di mana · bahasa merupakan alat berpikir
dan alat komunikasi untuk m-enyarnpaikan jalan pikiran tersebut kepada
orang lain. Ditinjau dari pola _berpikirnya maka ilmu · merupakan
sabungan antara berpikir deduktif · dan. berpikir induktif. Untuk it~
maka penalaran ilmiah -menyadarkan. diri l(_epada-·proses logika deduktif
dan 1ogika induktif. Matematika mempunyai peranan yang_ penting d.a-
lam berpikir deduktif ini ·sedangkan statistika mempunyai--~~ranan pen ..
ting dalam berpikir induktif. Proses pengujian d_alam kegiatan ilmia~
mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang p~da haki•
katnya merupakan pengumpulan f akta untuk mendukung at~u men ala~
hipotesis yang diajukan: Kemampuan berpikir-ilmiah yang ba1k harus d1-
du k ung oleh penguasaan sarana berpikir ini dengan Qaik pula. Salah satu
1 n kah ke ara~ penguasaan i:u. adalah mengetahul dengan benar peran•
an masing-mas1ng sarana berpikir tersebut dalam keseluruhan proses ber-
pikir ilmiah tersebut: .
1 . . . - . ·.
BerdasarKan pernikiran rm maka tidak sukar untuk dimengerti menga•
pa mutu kegiatan k~il:11~an_ tidak mencapai taraf yang mernuaskan
sekiranya sarana berpikir ilrniahnya memang kurang dikuasai. Bagaima•
na mungkin seseorang bisa rnelakukan penalaran yang cermat tanpa
menguasai struktur bahasa yang te~at?' Demikian juga bagaimana sese•
orang bisa melakukan generalisasi tanpa menguasai statistika? Memang
- betul tidak sernua masalah membutuhkan analisis statistik, namun hal
ini bukan berarti, bahwa kita tidak peduli terhadap statistika sama sekali
. dan berpaling kepada cara-cara yangjustru tidak bersifat Ilmiah. Sering
kita rnelakukan rasionalisasi . untuk membela kekurangan kita; atau
bahkan kompensasi, seperti dikatakan Kerneny, dengan menggunakan
kata-kata muluk untuk rnenutup ketidaktahuan.P Untuk seorang tiran
maka dalih apa pun jadilah, menurut · dongeng Aesop tentang Serigala
dan Anak: Domba, danmemangtidak ada penalaran yang lebih mudah
selain berdalih untuk tiran y~ng bernamakebodohan.
Logis, kan? -
Banas

Dapatkah Anda bayangkan seandainya binatang dapat berbicara


manusia? Jika si Didi sedang ~erilakan pisang, rnaka monyet
tidak sekedar cuma mengernyit-ngernyitk~n dahinya dalam frustrasi,
:~~i~, rf·

melainkan dengan lantang akan berkata, "Bagi-bagi dong, Di, pisang•


nya.!"l) Dan bukancuma berhenti di situ saja, dia pun mungkin akan
be• lajar menanam pisang itu sendiri, sebab dengan menguasai bahasa
maka dia akan menguasai pengetahuan .. Mungkin tak ada yang· lebih
.meaya• dari kebenaran pernyataan Wittgenstein ·selain monyet si
Didi, Die Grenzen meiner Sprachebedeuten die Grenzen meiner
Welt." (Batas bahasaku adalah baras duniaku)_:!) .·, -
Keunikan manusia sebenarnya bukanlah terletak pada ·. kemampuan
berpikimya melainkan terletak pada kemampuannya berbahasa. Dalam
hal ini maka Ernst Cassirer rnenyebut manusia sebagai Animal symbo-
licum, rnakhluk yang mempergunakan simbol, yang secara generik
mempunyai cakupan yang Iebih luas daripada Homo sapiens yakni
makhluk yang berpikir, sebab dalam kegiatan berpikirnya manusia
mempergunakan simbol ". Tanpa mernpunyai kernarnpuan berbahasa ini
maka kegiatan berpikir secara sisternatis dan teratur tidak 1nung~i~
dapat dilakukan. Lebih lanjut lagi, tanpa kemampuan berbahasa rm
maka manusia tak rnungkin rnengembangkan kebudayaannya, sebab
tanpa mernpunyai bahasa maka hilang pulalah keman1puan untu~
meneruskan nilai-nilai budaya dari generasi yang satu kepada ge_neras1
selanjutnya. "Tanpa bahasa," simpul Aldous Huxley, "rnanusta tak
berbeda dengan anjing atau monyet .' '4)
_ -..1_, •.. : •.• "" Anr
Manusia dapat berpikir dengan baik karena ct· · .·
-·· k · . . ia mempunya1 bahasa.
Tanpa bahasa ma a manusia
. · t1dak akan be rpiiki1r secara
· · .: ..
· · · dapat rurnit dan
abstrak seperti apa yang kita lakukan dalarn kcgiatan ii · h iki
k i ,. rrua . O errn ran
·J uga tanpa b ah asa ma k a .ua tak dapat mengkon1un·k1 ik . .: ·
· . . as1 an pcngctahuan
. kita kepada orang I . tidak dibe kahi
. am k.Binatang r denga n b ah asa yang
r • b . . . .
sempurna se_ agairnana ita miliki, oleh sebab itu maka bi t .d k
· k· d b ·k ma ang ti a
dapat berpi .ir iengan
ik .
ai dan mengakumuJasikan penget h
. ki a uannya
lewat proses k ornurn
.
.a si seperti rta mengembangkan ilmu ''M
d i . . ..
k.
ung 1n
saja terdapat gen~us 1 _antara para gorila," sambung Aldous Huxley,
''tetapi kar.en~m~rek~ t1~ak mernpunyai bahasa maka buah pikiran dan
penemuan genius rtu tidak tercatat dan menghilang begitu saia. ,,s)-
. Bahasa memungkinkan .manusia · berpikir secara abstrak di rnana
obyek-obyek yang faktual ditransformasikan. menja~ simbol-simbol
. . . .
bahasa yang- bersifat ab strak, D engan adanya transformasi ini maka
berpikir mengenai sesuatu obyek tertentu meskipun
manusia dapat
obyek terse but secara f aktual tidak berada di tempat di mana
kegiatan
berpikir itu dilakukan. Binatang rnampu berkomunikasi dengan bina•
tang lainnya namun .hal .irri terbatasselaraa obyek yang clikomunikasikan
'itu berada secara f aktual waktu proses komunikasi itu dilakukan.
Tan pa kehadiranobyek secara faktual .maka komunikasi tidak bisa
dilaksana-
kan. -
Adanya - simbol bahasa yang bers if at abstrak ini memungkinkan
manusia untuk memikirkan sesuatu secara berlanjut, Demikian juga
bahasa memberikan kemampuan untukberpikir secara teratur dan siste•
matis .. Transf ormasi obyek . faktual menjadi sirnbol abstrak yang di•
wujudkan lewat perbendaharaan kata-kata ini dirangkaian oleh _tata
bahasa untuk mengemukakan suatu jalan pernikiran atau ekspresi pera•
saan. Kedua aspek bahasa inf yakni aspek inf ormatif dan emotif kedua•
nya tercermin dalam bahasa yang kita pergunakan. Artinya, kalau kita
berbicara maka pada hakikatnya inf ormasi yang kita sampaikan me•
ngandung unstir-unsur ernotif, demikian juga kalau kita menyampaikan
· perasaan maka ekspresi itu mengandung unsur-unsur inf'ormatif. Ka•
d~ng-k~dang hal ini dapat dipisahkan dengan jelas seperti ''musi~ ~apat
dianggap sebagai bentuk dari bahasa, di mana emosi terbeb~s dan inf or~
rnasi, sedangkan buku telepon memberikan kita inforrnasi sama sekali
tanpa ernosi'". 6)
Kalau kita ielaah lebih ·Janj-ut, bahasa men k .· · ik · ·' .· ·.
aknt
. . ikir ·
buah pr tran, perasaan,
· .
dan stkap
g _omun1
Ata
askan uga hat
. . . .
Y . d l k . . -_ . . . u sepen1 dinyatakan.
_ ·oleh. Kneller . bahdasa a f am ehidupan manusia 'memp
k . f 7) . . . ..
f . .-. .
unya1. ungs1 sim-
bolik, emotlf, an a e tt . Fungs1 simbolik dari bah . · .,
.
dala ko
ik . · ·1 . h d . .
a si 1 rrua s e a ngkan fungs t cmotif m
asa menonJol ·
. . .. . . · .. a 1 am ko-
m murn .· _d
. ,enonJ_ o_ 1
mun1kas1 esictik. K~mun1_kas1 dengan mcn1pcrgunakan .bahasa -akan
mengandung unsur simbolik dan ernotif ini. Dalarn -koniun'k · :1 · h
. k ik . . . l as1 1 m1a .
scbcnarnya ~roses. on1un_1 ast uu harus tcrbcbas dari unsur emotif ini
- agar ~e~n_yang d1sampa1k~n.~isa diterirna sccara_reproduktif, artiny~
identik dengan .pesan yang dikirirnkan, Namun dalarn praktcknya ha1
ini sukar untuk dilaksanakan kecuali .informasi yang- terdapat dalam
buku pcdoman telepon .. _I nilah _yang_: merupakan .salah satu kelemahan
bahasa sebasai sarana komunikasi ilrniah di . mana -menurut
.·KeJlleny bahasa mempunyai kecenderungan ern.osionaJ.R) - ·
- • • - =- .• • • •

-. ..
- - -
. I. - ··~ - •

Apakab Sebenarnya Bah.asa? _


Pertama-tama bahasa dapatkitacirikansebagai serangkaian bunyi, Da•
lam hal ini kita.mempergunakaribunyi sebagai alat untuk berkomuni•
kasi. Sebcnarnya kita bisaberkornunikasidcngan .mempergunakan alat-
alat Jain, umpamanya saja dengan 'merriakai ·berbagai- isyarat. Manusia
mempergunakan bunyi sebagai . alat 'kom~nikasi yang paling. utarna.
Tentu saja, mereka yang tidak dianugrahi kemampuan .bersuara, _
harus mempergunakan alat komunikasi "yang lain, .seperti kita lihat pada
~ereka yang bisu, Komunikasi dengan mempergunakan bunyi ini dika•
takan juga sebagai komunikasi verbal, dan manusia yang bermasyarakat
dengan alat komunikasi bunyi, disebut juga sebagai masvarakat verbal.
Kedua,bahasa merupakan Iambang di mana rangkaian bunY,i· mi ?1em-:
bentuk suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata
rnelambangkan- suatu obyek tertentu umpaman_ya saja gun~ng atau
seeko~ bl:lrung merpati, Perkataan gunung dan_burung merpau sebenar•
n~a merupakan lambang yang kita berikan kepada dua obyek .tersebut.
Kir-anya patur disadari bahwa kita memberikan lambang_ kepada dua
obyek tadi secara begitu saja, di mana tiap bangsa dengan ~~hasa~ya
Yang ber~eda, rnemberikan larnbang yang berbeda pula, Ba~i kita ob,e~
tersebut kita lambangkan dengan bunyi ,, gunung" sedangkan bagi
, dilaml· ~111 rk an dcngan mountain dalarn bahasa Inggris at
bahas"1 " . . ,, au
1,..uu .
-~ba d lam bahasa Arab. Dernikian juga dengan merpati" yang ber,
ubah menjadi dove dalam babasa lnggris dan japati dalarn bahasa
Sunda. . .
Manusia ntengumpuJkan Iambang-lambang 1n1 dan menyusun apa
yang kita kenal sebagai perbendaharaan ~ata--kata. Perbendaharaan foi
pada hakikatnya merupakan akurnulasi pengalarnan dan pemikiran
mereka. Artinya dengan perbenda~ar~an kata-kata yang mer.eka punyai
maka manusia dapat rnengkomunikasikan segenap pengalaman dan pc•
mikiran mereka. Perkataan "sputnik:" atau "Iaser" belum ada p~da per•
bendaharaan kata-kata nenek moyang kita, sebab pemikiran mereka
waktu itu belurn sampai ke sana, Perkataan ini baru akhir-akhir ini saja
melengkapi perbendaharaan kata-kata kita, Demikian juga dengan per•
kataan -"asoy" dan "slebor" perkataan ini muncul untuk melambang•
kan satu pengaJaman tertentu, yang terutarna dialami oleh orang muda.
Inilah yang menyebabkan bahasaterus berkernbang yakni karena dise•
babkan pengalaman dan pemikiran rnanusia 'yang juga berkembang. Ba•
hasa diperkaya oleh seluruh rrrasyarakat 'yang rnempergunakan
Iapisan
bahasa tersebut; para 'ilmuwan, pendidik, · ahli politik, remaja dan bah•
kan tukang copet.. Lucu memang, - narnun itulah kenyataannya, tiap
profesi --b~hkan copet sekalipun, mengembangkan bahasa yang khas
untuk kelompoknya. Yang paling rnenonjol biasanya adalah para
rernaja yang- mernperkaya perbendaharaan bahasa dengan semangat me-
- reka yang kreatif dan lugu, .
Adanyalambang-lambang ini mernungkinkan manusia dapat berpikir
dan belajardengan lebih baik. Sekiranya kita tidak mempunyai perkata•
an gunung dan rnerpati, jika saya 'ingin mengatakan kepada seseorang,
"Ada seekor merpati di tepi gunung"; maka saya harus membawa orang
terse?ut kepada obyek yang dilarnbangkan dengan gunung dan merpati
itu, Jelas hal ini sangat merepotkan meskipun pekerjaan itu rnasih bisa
dilakukan. Bagaimana sekiranya saya ingin mengkomunikasikan ''Gu•
nung berapi meletus" atau. "rnakhluk Yeti hidup di puncak Gunung Hi•
mala~,a''; apalagi ~il~ saya ingin berkata , 'Bumi ini diciptakan Tuhan''
atau Sesudah ma-!1 ~Ita akan hidup lagi di hari kemudian".
Adanya bahasa 1n1 memungkinkan kita untuk memikirkan sesuatu da•
lam ~enak kepala kita, meskipun obyek yang sedang kita pikirkan terse•
b.l~t bt1?akkb. erada di dekat kita. Di karnar kecil kita bisa memikirkan soa'
a ja ar ita atau mere k ·

l . d .
mak ncana an apa yang akan kita lakukan setelah nantl
an m. al am Manu
kan untuk · iki sia engan kemampuannya berbahasa me1nungk1n-
rnerm irkan sesuatu masalah secara terus-menerus. Lain pula
dengan binatang_, karena merek~ tida~ rncmpunyai bahasa .sepertiapa
yang kita punya1, m~ka mereka _baru bis~ berpikir jika obyek itu berada
di depan mata~y~. J1ka ~eek~r tikus rnelihat makanan di atas meja baru
dia mulai berpikir, apakah dia akan rnencoba mengambil makanan itu
atau tidak, jika ya lalu bagaimana caranya. Demikian juga seekor tikus
kalau melihat kucing maka biasanya dia akan lari. Bagaimana dia tahu
bahwa kucing itu berbahaya? Dari pengalaman atau sesamanya tentu
saia dan bahkan seeker tikus pun sampai tahap tertentu mengajar anak•
nya. Perbedaan pendidikan antara manusia dengan binatang terutarna
t-erletak dalam tujuannya: manusia belajar agar berbudaya sedangkan
binatang belajar untuk mernpertahankan jenisnya. · Karena tikus tidak
mempunyai bahasa seperti kita, maka seekor ibu tikus tidak bisa menga•
jar anaknya ·di depan papan tulis, atau bercerita sambil meninabobok•
annya. · Dia harus membawa anaknya kepada seeker kucing dan menun•
jukkan pada wale tu Hu juga bahwa makhluk itu berbahaya,
Jadi dengan bahasa bukan saja manusia .dapat berpikirsecara teratur
namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan
'~- kepada orang Jain! .Narnun bukan itu saja, dengan bahasa kira pun dapat
mengekspresikan .sikap dan. perasaan -kita, · Seorang bayi bila clia· sudah
kenyang dan hatinya pun-sangat .senang, dia rnulai membuka suara.
Tidak terlalu enak rnemang,' tetapi ·fi~ak .apa, sebab kalau dia mulai be-
. sar. kelak dan .sudah belajar .do-re-mi-Ia-sol.. bunyi yang dihasilkannya
mungkin akan jauh lebih menyenangkan. Lew at seni suara dia alcan
rnengekspresikan perasaannya, - kedukaan, _dan kesukaan lewat liku
nada kata-kata.· Seorang yang berbakat sastra mungkin akan meng•
ekspreslkan perasaannya · dengan · cara · Iain, ·men~lis novel yang tebal
yang mencakup puluhan ribu kalirriat, atau .menulis puisi yang terdiri
dari·beberapa bait. _ .
.Dengan adanya bahasa maka manusia hidup dalam dunia yakni duni~
peng~laman yang nyata dan dunia sirnbolik yang dinyatakan dengan ba•
hasa. Berbeda dengan binatang maka manusia mencoba mengatur
pengalaman yang nyata ini dengan berorientasi kepada manusia
simbolik. Bila binatang hidup menurut naluri mereka, dan hidup dari
waktu ke waktu berdasarkan fluktuasi biologis dan fisiologis rnereka,
maka manusia mencoba rnenguasai sernua ini, Pengalarnan mengajarkan
kepada manusia bahwa hid up seperti ini kurang bisa diandalkan di mana
e~sistensi hidupnya sangat tergantung kepada faktor-faktor yang sukar
~ikontrol dan diramalkan, Manusia rnempunyai pegangan yang menga•
Jarkan manusia agar rnengekang hawa nafsu clan tidak mengikutinya
seperti kuda tanpa kendali. Menurut Sigmund Freud, kebudayaan mem ..
be) tuk manusia dengan rnenekan dorongan-dorongan alann mere-k ,
en bl. asi·kannya meniadi sesuatu yang berbudaya yang kemuct· a,
mensu un : . · . · 9 1an
merupakan dasar bagi pen1b_ent~kan kebudayaan, .) Kebu~ayaan rnem~
unyai landasan-landasan etika yan~ menyatakan rnana t1ndakan Ya
P · k· · n
b aik rnana yang tidak. yang sedang di arnu ge1a i·a· · kemarahan g-
·
Manusia
nya, sebelum terlanjur menurut haw~ nafsunya, rnau tidak mau akan
rn·endengar suara yang mengandung amanat.rnoral ,., Janganl membunuh
itu tidak baik!" Demikian juga sekiranya -: · kelelahan fisik meru.pab""~
penghalang bagi usaha mereka, .: ':1~au .ekses .hormonal m.engurangi ~e•
rnangat hidup rnereka, rnanusia rnempunyai penuntun .yang mengata•
kan, "Kau harus tetap bersikeras sebab.. }tulah. - yang -lebih ·baik- bag:
kita ". Dalam haf ini rnaka rnanusia aj(a.i1:Je~ap, berusaha tidak sepern bi-
natang sepenuhnya dikuasa'i pro,es.1.fi~.iql,~gis~ya·~; : ·_ . - _
Demikian juga .htdup--. dal~~-· '.g~~~~j:a·· -.:fisHi.-.;_y~ng kejam clan sukar
diramalkan maka manusia -bang:kit :_qaii 'n*elawannya. Manusia Ialu -~l_.,,_:i-:-,,\ · -..!:-_:',!, ."

rnengembangkan pengetahuaa l):JJ.tµJ(··n1engu~~Jnya:~ tanah diolahnya,


- ., _ "' •. ,:-·: .../,·. ' ... :..,·1,' . ,.·-' ~.}·,

belantara dit ebangnya, .air ,d~:n~_:\k.Hui._,:·ctfku~s~ :·-.dan:~ .dimanfaatkannya,


Lewat .pengetahuan .ini rnaka ~~jibsJ~\~~~J.:~d~ penguasa -:dunia. .Mereka
rnencoba mengerti -s~qiu·~· ' gejaj(~-:¥an,g~:~~Jh¥~ap~y·a: -clan membuahkan .
pengetahuan yang - memberi~~~*;:_p~nfeJ~.~a:~~~,J<~adanya~·- Berbekal penge•
tahuan _ini rnaka matiusi~·--.-{id~J(: .~i~~~'.lii'.t.- ~ lagi ·_ terhadap .alam. M.ereka
menguasai alam karena rnereka mengetahiii.iral).asian-ya~. Alam tidak Iagi
berrahasia dengan ujud fisik .YaQg ,tie~-~ k~tkan seperti kilat yang me•
yang.
1

nyarnbar-nyam bar dan jerarn menggelegar ._ Lewat bahasa manusia


rnenyusun sendi-sendi yang mernbuka rahasia alam dalam berbagai teori
seperti elektronik, terrnodinarnik.. relativitas, dan quantum. , 'Pengeta-
huan adalah kekuasaan,' seru Francis Bacon, dan dengan kekuasaan ini
$

rnanusia ·mencoba mengerti hidupnya, Manusia tidak .mau Iagi dikuasai


alam, dia bangkit dan menguasainya, .
Di ~a1:1ping pengetahuan manusia mencoba mernberi arti kepada se•
mua geiala fisik yang dialarninya, Keiadian sehari-hari 'yang penuh
den·c"a, n k· etawa d· "a'ir rn:a k· e J a d an pert· dar 1
an t'
a, ln·ran kernatian· emuan
pe- rpisahan . , ·semuany d'iran k'a1· nya dengan bahasa, enjadi . sesuat u
a g m'
yang koheren dan
yangmem . · · M. · a·
- punya1 art1. · . · anus1a lalu mempertanyakan Jll
sa
k" ~ga t h a k"1 ?
At k h "'. · apakah hidup ini
- . ·
ada tujuannya.
au a sekadar _perma1nan.: s.emaca1n sabut terlelripar ke.faut? Apakah··
' ', L ·, .,,
. itu rnerdeka untuk men ntulcan hidu
111anusia ?
makhluk yang terbel nggu d n n n sib m . . pn7a. Ataukah dia
. . . . . ' eranta1 kaki mereka?
De~gan 1n1 ma?us1~ m ':1b n arti kepada hidu n .· ,
paten dalam dunia · irnbolik yang diwuJ·ud" . P ya. Arti tcr-
Yang -
• 1c
"an wat kata-kata K tr
kata IaJ u mernpunyai arn bahkan kekuatan. Kekua t ds
1 tuah· man
I

a a-
· . · · · a an a am
tera d jampi-jarnpi. K kuatan dalam kepercayaan d k . -
an . an eyakinan
aJ K k
mor . mee uatan yang dorongan dan arah dal b
id s mbennya
· am erke-
hi upan. ernacarn pegangan yang mcmbedakan mana yang suci dan
luhur, mana yang rendah dan menghinakan. Tanpa bahasa rnak . "
. "T k
m ta k ..mung k in a d a. a .~nah ada binatang yang membikin
a sern ua
.
t
perang, kata Aldous Huxley, karena mereka tak mempunyai sesuatu
yang dianggapnya luhur. Apakah yang lebih luhur lagi bagi seeker
harimau selain daging segar dan betinanya? Mereka tak mempunyai me•
kanisme verbal untuk mengernukakan dan mempertahankan apa yang
dianggapnya luhur ... uJQ) Demikian juga manusia memberi arti
bagi
yang indah dalam hidup ini dengan bahasa. Kita membaca puisi dan
karya-karya sastra yang mengungkapkan nilai-nilai estetik dalam hidup
kita. Atau kita memadukannya dengan seni suara, di mana kita menya•
nyi, menangisi, dan rilerayakan hidup kita lewat kata-kata. Tanpa
estetika ini maka semua kehidupan akan.menjadi steril. Bulan hanyalah
tumpukan gersang yang didarati astronot. Manusia hanyalah tumpukan
daging dan tulang, Kemanusiaan · tidak lagi mernpunyai · pe~~aan.
"Pengetahuan dan perasaan adalah sama pentingnya dalam kehidupan
individual dan masyarakat," ujar Bertrand Russell ". · · .dunia tan pa ke-
. ·1 . ,, t 1)
sukaan dan kemesraan adalah dunia tanpa n1 ai,

Seni merupakan kegiatan dtetik yang banyak mempergu~an as~~


· · t
emotif dari bahasa baik itu seni suara maupun seru sas ra.
Dalarn hal 1n1 · .
mukakan perasaan itu
b ahasa bukan saja dipergunakan untu k menge .
. . . . ntuk menJelmakan penga-
send1n melainkan juga merupakan ramuan u t.k· seperti
. • di . unakan secara P 1as 1 ,
aman
Jyang
g
Bahasa
ekspresif tadi. ipe~ ik yang
kiHa membuat patung dari . tana h 1·ta t , d t mana
· -
as1• · •
komun1
mempuriyai kecenderungan emotif · ·
Mau baca "poesie pure"?
Carilah dalam depresi
Melankoli
Atau kantung baju
Para lunatik arnatir ... 12)

Komunikasi'"il~iah mensyaratkan bentukilmko ik . .


ik · . mun1 as1 yang sanga ]r ·
dengan k omuru estet Komunikasi
. ast ik. iah b . r; untuk arr
ik . f . ertuj
. ua me
nyampai an in orrnasi yang berupa penge A . <~ -
1

tahu
· ilrniah ini berjalan
.
dengan. baik maka
.
bahasa yanag.n.dperguna
1. gar .kokmu~:
~r: r :r
terbebas ~ar1 u~sur-u~sur. ~mot!f: Komunikasi ilmiah harus b::, .: , _
~eproduk_t1f, artmya bila si pengmm komunikasi rnenyampaikan suau,
inforrnasi yang katakanlah berupa x, maka si penerima kornunikasi ha•
rus menerima informasi yang berupa x pula, Inf ormasi x yang diterirna
harus merupakan reproduksi yang- -benar-benar sama dari inf ormasi x
yang dikirimkan. H_3:l .ini dimaksudkan _untuk mencegah apa yang dina•
makan sebagai suatu salah informasi, yakni suatu proses kornunikasi
yang mengakibatkan penyampaian informasi ·yang tidak sesuai dengan
apa yang dimaksudkan,' di .manasuatu informasi 'yang berbeda akan
menghasilkan proses berpikir yang berbeda pula. Oleh sebab itu maka
proses komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan obyektif yakni terbe-
- bas dari unsur-unsur emotif. -
Berbahasadengan jelas·aftinya-ialah bahwa makna yang terkandung
dalam kata-kata yang dipergunakan diungkapkan secara tersurat
(eksplisit) untukmencegah pemberian makna yang lain. Oleh sebab i~~
maka dalam komunikasi ilmiah kita sering sekali mendapatkan definisi
dari kata-kata. yang dipergunakan. Ump_amanya jika dalam seb~ah ko•
munikasi ilmiah kita ~empergunakan kata seperti '''epistemologi" at~u
"optimal" maka kita harus menjelaskan lebih lanjut apa yang kita
maksudkan dengan kata-kata itu, Hal ini harus kit~ lakukan untuk
. b akna lain yan° berbed:
mencegah
·
si penerima komun1 mem
·
m, e, ,

kas1 en
· ·ata at· g 'U· ,·
dengan makna yang kita maksudka . Tentu s ja -~" - - '- .~ 111
·
jelas dan kecil kernungk . inannya untu J.c t"id
··-1'}, a 11 rtik'u1 tan rid k lagi rn-
bu luhk an penjelasaa lebi h lanj, t. . . . , · _
. . ·ix·~t 1~- ·r P n apat :11Ja
Berbahasa dengan jelas ~ ·tu Y · Jug· - 01.e~ ~ ,_ - ka kat \. ar-ka-
1 ·1 · · l
ran perm c iran secara J e as. K
sr rit· .c icli.i I· btl 1, Jlll kan suatu ner-
1, 11~ "
a
a. au . . . h p· d·< J· .arnya 121erup"1 c ~
limat dalarn sebuan karya drn1a L ~ - · "

.
£~"' 1

·p yataan itu melambangkan suatu pengetahuan yang ing·


nyataan. ern - 1 . Kali . ,, in
kita komunikasikan kepada orang am, kik mat seperti Logam kalau
. k kan memanjang" pada ha 1 atnya merupakan suatu P
1\
dipanas an a . h b er..
ng· mengandung peng etahuan tentang u ungan sebab
nyataan Ya .
akibat I

antara panjang logam dan kenwkan suhu.


\
Karya ilmiah pada dasarnya merupakan kumpulan ~rnyataan
Yang mengernukakan inf ormasi ten tang pengetahuan maupun jalan
pemikiran dalam mendapatkan pengetahuan tersebut. Untuk mampu
mengkomu• nikasikan suatu pernyataan dengan jelas maka seseorang
harus mengua• sai. tata bahasa yang baik. Hal ini berlaku baik bagi
kegiatan ilmiah mau.. pun nonilmiah. "Tata bahasa," menurut
Charlton Laird, "merupakan alat dalam mempergunakan aspek
logis dan kreatif dari pikiran untuk mengungkapkan arti dan emosi
dengan mempergunakan aturan-aturaq tertentu. "13) Penguasaan
tata bahasa dengan baik _ merupakan syarat mutlak bagi suatu
komunikasi ilmiah yang benar. Dalam masyarakat kita hal ini
sering kita .kurang .sadari, di mana bahkan'terdapat bahwa berbahasa
yang benar dan baik hanya patut . dilakukan oleh orang-orang bukan
. . '

ilmuwan .. Hal ini adalah salah Sama sekali, dan bahkan sebalik- nya,
untuk mampu berkomunikasi secara benar ma.ka seorang ilmuwan
harus menguasai bahasa dengan lebih baik.
Karyailmiah jugamempunyai gaya.penulisan yang pada
hakikatnya merupakan usaha untuk mencoba menghindari
kecenderungan yang ber• sifat emosional bagi kegiatan seni namun
merupakan kerugian bagi ke• giatan ilmiah. Oleh sebab itu . gaya
penulisan ilmiah, di mana tercakup di dalamnya penggunaan tata
bahasa. dan penggunaan kata-kata, harus diusahakan sedemikian
.mungkin untuk menekan unsur-unsur emotif mi
semini al mu ngkin. Di itu karya ilmiah memp · f
m . s amping
. t unya1 orma
. · ·. '"
format penulisan tertentu seperti car a meletakkan ca ta tan kaki a tau
me-
nyertakan daftar bacaan, Kesernuanya lni harus dik · d b
1 h ·
ik 1 uasai engan
ai
?·e seorang ilmuwan agar dapat berkomunik . d .
ilrnuwan secara benar, · asr engan sesama
kau:m

.Beberapa Kekurangan Bahasa


Sebagai sarans komunikasi ilrni h .
kekurangan. l<ekurangan . . ra inak~ bahasa mempunvai beberapa
ba.hasa itu sendlrt yang ber sif pada ~1ak1katnya terl ta . I ada
peranaI1
nik · · Sl at mult1f ung · k · ·
o
asi emotif, afektif, dan sirnbol'k D S1 ya m sebagai sarana kofll
..
1, ,.... - i. • alarn komunikasi ilrniah kita
j11gJil
pergunakan aspek simbolik saja t 1 ket HH Inn ~1·t 1 ,., • ,·t,
. . . .k an
.k . ·f . "'
n
.. ll 1 I 1\ II I I
1
rnana kita mengkomu as 1·1. , ,
1ng1n n1 t ( r t n: I ,1
. . id k ~ n I <I·
afektif. Dalam kenyataannya h a I 1 n1 t1 . 1 un h f t \l . t ,t11
tidak mau tetap mengandung ketiga unsur y OR ,1
1
th\1
1
dan simbolik tadi. Inilah salah sa tu kek 1 n _ n ~ t,
komunikasi ilmiah, yang dikatakan oleh K m ny
kecende:ungan emosional. 14> Bahasa llmiah I
bersif at obyektif tan pa rnengandung mosi d n I I ;
kataan lain, bahasa ilmiah haruslah bersif t nti. _ptik
Kekurangan yang kedua terletak pada arti y n ti tk
yang dikandung oleh kata-kata yang mernban un b h
mengetahui arti dari istilah ilmu umpamanya, y. n nJ
bicaraan kita selama ini, rnaka sukar sekali bagi kit untu
kan ilmu tersebut dengan sejelas dan seeksak mu n kin, . . ... - .
hal itu kita coba. Di pihak lain usaha untuk menyi ik mp
dan seeksak mungkin dalam suatu proses komunlkasi mun ki
nyebabkan proses penyarnpaian informasi itu mal h tid
lagi disebabkan bahasa yang bertele-tele dan membo nlc n.
nya saja kita bisa mendefinisikan ilmu sebagai ,, n t hu y n
disusun secara konsisten dengan mcmpergunakan I i d du n
teruji secara empiris dengan mempergunakan lo ik in uklif y· n rn ·
nyangkut kebenaran faktual dari dunia cmpiris yan dituiuk n unt 1k 1,
ningkatkan kemampuan manusia untuk men ua i duni fi ·i n r
guna bagi kemaslahatan hidupnya ". Defini i yan panjang ini , t·
memberikan arti yang jelas dan eksak rerhadap hakikat ilmu · n
narnya.
Mengambil contoh dari kehldupan · hari-hari m il1 h 1

contoh sebuah kata yang mungkin tcrrnasu p lin p ul d: l . ,


bendaharaan bahasa Indonesia yakni kata " ii ta". Kit cint i · · in ,
dipakai dalam ling}cup yan sangat Ju ump: m: t y d :ll 111 hu un u1
antara ibu dan anak, ayah d 11 an • ki ck nu 1 • dua orane ~ ~u·
sih, dua orang saudara, p • as: an pa · t· 11·,h air, dart i 1t n p·, · a s: ,
kemanusiaan yang besar , alarn hal ini su · i i·u untuk m -n ~ -ri
batasan yang tepat dan bersif t m 1 luruh. ·leu al n lain t ·rl -ra
pada sifat majemuk (pluralistik) dari aha ; . ·, bu ah knt: ulan -k '.
dang mernpunyai lebih dari satu arti yan b rb d l u1np:un4.u1 u. - t . ilusi
dalamKamus Umum Bahasa Indonesia m mpunyai aru eba ru b rik ut:
J/usi: angan .. angan: khayal; l . scsuatu Yang
memb~rikan ke an ~ang pal u (~ .pcrt~;:erdaya Pikiran denzan
cong di padang pa - rr y n meli hat eb h Yda dengan para pelan-
nya tJid a k a d a ) 2- • suatu- gagasan yang uka a. n- au van_ g ebenar..
; r 1::
,
yang tidak berda ar; k~adaan pikiran e uatu kepercayaan
seorang. Y g mempe-rdaya e-
Di samping it baha sa unya i beberapa kata yang rnem •1, a •
u memp~ ·
-
yang sama. mpamanya _ pengertian tentang "u aha keria sarna 1 ~an rti
· d J • • yang er-
koor .di.nas i . ia am
. mencapai
. suatu
.
tuju an tertentu': di ebut an - a .
adrninistrast, rnanajemen, pengelolaan) dan tatalaksana. Suku ".·ar: in.. v
dari Filipina mempunyai 92 buah kata untuk berasl.S} sedang an bahasa
Eskimo mernpunyai perbendaharaan kata yang sangat banyak sekali
untuk saJju16>. Sifa! _majemuk dari bahasa ini sering menimbulkan apa
yang dinamakan kekacauan sernantik, di mana dua orang yang berkom .
nikasi mempergunakan scbuah kata yang sarna namun untuk pengertiai
yang berbeda, a tau sebaliknya, mereka mempergunakan. dua kara yang
berbeda untuk sebuah pengertian yang .sama. Kelemahan keti ga bahasa
sering bersifat berputar-putar
(sirkular) dalam mernpergunakan ka a•
kata terutama dalam mernberikan definisi. Umparnanya kata "pengelo•
laao" didefinisikan scbagai "kegiatan yang dilakukan dalaro sebuah or•
ganisasi ''. Sedangkan "organisasi" didefinisikan sebagai "suatu bentuk
keria sama yang merupakan wadah dari kegiatan pengelolaan " ·
la-i·n" yang sering kita temukan adalah per
=: ,
"d at a " Y ang _ dia,,.rtik
kataan
scbagai "bahan yang diolah menjadi infor~si"; sed~g::a"~ ~
masi" diartikan sebagai "keterangan yang didapat. ~ _., buah
. d 1 mberikan def im l m a x a
dapat dihindarkan lagi bahwa a am me al . . ben a rn y a
tak ada
kata tergantung kepada kata-lcata y~ng lain. kH :~~ s,:dah mempunyai
salahnya selama kata-kata yang diperguna an . utar eperti tampak
J>Cngcrtian yang jelas dan bukan ber if~tl ber~Jutuar-opIaa l masalah de_ finisi
. . bidang. 1 rnu-i rn
pada contoh ki ta di atas. Da1 am 1 - dikatakan Max Weber.
ini makin tambah rumit, sebab seperti apat~ngmembikin d fini i baru
ahli-ahli ilrnu sosial cenderung untuk. ea u ial sebab mereka meng•
mengcnai suatu obyek penelaahan ilmu-tl~u sosb_~ ~i "sikat gigi bekas" ·
I h O rang lain se ag
anggap definisi yang o e
. . . -
di bi ki n
Kelemah~n yang. ~ain ~ari bahasa adalah konotasi .· . .

Masalah b~hasa ini menjadi bahan pemikira: y::·


oal sepertl telah kita bicarakan pada bagian terdi h ~ang berstfat emos1o-

dari para ahli filsafat modern. Kekacauan dalam fil gf ngguh-sungguh


su
1
g enstein, disebabkan karcna "kebanyakan da . sa at menurut Witt-
. . . . . n pernyataan dan ·
nyaan ahli filsafat tirnbul dari kegagalan mereka u t k _ perta-
1,, 17) p k ... r·1 n u menguasa1 logjka
bahasa . eng ajian I safat, termasuk pengkaJ~ian h kik .
k . . . a I at ilmu
pada d asarnya . merupa . an ana
1.is /og1co-hnguistik Bag· 1. Iil '
· . . is1 · · 1 a uan I safat

tertentu: sepe~t1 filsafat anal~h~, 8> maka.bahasa bukan saja mernpakan


alat bagi berfilsafat dan berpikir, namun juga merupakan "bahan dasar
dan dalam ~al tert~ntu merupakan basil akhir dari Iilsafat". t9; Ahli fi1-
safat seperti Henn Bergson (185.9-1941) membedakan antara pengeta.
huan yang bersifat absolut yang didapat tanpa melalui bahasa clan
pengetahuan yang bersifat relatif yallg didapat lewat perantaraan
bahasa. 20) Pengetahuan yang hakiki bukan didapat lewat penalaran me•
lainkan lewat intuisi; tanpa diketahui kita sudah .sampai di sana, dengan
kebenaran yang membukakan pintu, entah dari mana datangnya. Dan
bahasa, menurut Whftehead, "berhenti di belakarig intuisi".
Mungkin ·ada baiknya ki-ta menutup pembahasankita mengenai ba&asa
. ini .dengan mendengarkan nyanyian Ritta -Sugi~o-dibingj Orkes
~da~
Soneta; dengan dangdutnya yang instinktif merangsang proses ~
kita (debar jantung dan hen'*
kaki); melodinya yang menyentuh enng
kita; dan syairnya yang berfilsafat tentang bahasa:2l> -
17
Matematika

Sebuah pasangan muda yang sedang berbulan madu kar - al


- be k d ·
sepe le, rteng ar · a n
· • · ena so
m au berbi cara satu den yang la s ya·ng
tiidak ga•n
. dil k k h . kb d . in. etiap .
k, al1 1 a u an usa a untu er usaha ini kandas di
·k · amai ma b bk
.ka . ,sc a an
komum asi yang· selal1u menjurus kepada emosi yang· sedang
·k
Iah · · - pc a,
maklum te1 ters1nggun~ per-nya. Diam-diam kedua orang muda da-
tang kepada orang tua, satu-satunya tamu yang Iain di hotel tempat
mereka berbulan rnadu, dan mengadukan halnya. Orang tua itu, yang ke•
betulan adalah dosen filsaf at ilmu, membuka buku indeks diktat yang
dikarangnya dan berfatwa, "Bicaralah dengan bahasa matematika!"
Syahdan, ketika malam pun tiba dan S3:I}g rembulan menampakkan
rona, suami muda itu .mulai membuka ofensif bulan pumama. Dengan
mata yang menatap tajam-tajam mata hitam istrinya, mata itu mengata•
kan segalanya, dia mengacungkan telunjuknya yang membentulc angka
satu. · Sang Istri diam sejenak, terperangah dan terpana, perlahan-lahan
- menjawab dengan mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
Kini sang Suami, rnelihat angka satunya dijawab dengan dua, terbung•
kam seribu bahasa. Mukanya mulai tampak mernerah, matanya makin
bertambah nyalang, kelihatan dia ragu-ragu. Namun pelahan-lahan di•
angkatnya tangan kanannya yang membentuk angka tiga dengan !elun•
juk, jari tengah · dan jari manisnya. Sang Istri .berteriak, lan dan
menyusup di pelukannya, kasih sayang telah kernbali ke sarangn~. .
Keesokan harinya sang Istri datang pada ora~ tu~ yang ?tJ~~~
untulc mengucapkan terima kasih. Biasanya, begitu dia mulai. bic. '
selciranya kami ingin berdamai maka kata-kata pertama sel~u d~ar~kan
salah, yang rnenyebabkan kami kernbali bertengkar. Kemarm dia tida~
berkata apa-apa, sekadar menatap saya tajam-tajam dan berk~ta, ''Di•
kaulah satu-satunya yang kucintai." Hali saya tersentuh dan rrenyuh,
;-:J
· naluri kewanitaan saya luluh, jawab saya, "Kau pun satu-sa:?:
kucintai, kita berdua adalah sepasang gunting, y~ng kal~u ~ . ~ ~uka
ada artinya.,, ·Eh, mendengar jawaban saya itu, dia menjadi bina '
saya merah mendengarnya, :'Marilah kita bikin belahan ketiga.'•
Sore harinya sang Suami datang, membusungkan dada dan b .
seri, rnenjabat tangan profesor itu dan berkata, "Matematika rn~sen.
bahasa yang eksak, cermat dan terbebas dari ernosi. Seiak hari in~:ng
akan secata sungguh-sungguh rnernpelajari filsafat maternatika .. i{a
pun lalu menceritakan halnya, bagaimana perselisihan dengan i~tri ra
disel~ik~ dengan sempu:na, berkat kemuJiuaban maternatika. »ia~
rena d1a. tidak mau mengerti saya, karena seuap kata-kata saya selalu di.
salahartikan olehnya, maka langsung saja sayaberi ultimatum: satu ,,,
"Lalu bagairnana jawabnya?" tanya profesor itu, ·
"Dia memang perernpuan keras kepala, Dia tidak takut, atau pura•
pura tidak takut, terhadap ultimatum saya, malahan menantang: Dua!"
"Hah?" desis profesor itu sambil mernbuka kacamatanya.
"Ya, dua. Dia menantang dengan dua. Artinya, melakukan kontra•
ofensif terhadap ultimatum saya, Saya jadi serba salah. Saya meniadi
serba ragu. Bagaimana kalau ultimatum-ultimatuman ini berakhir
dengan tragis? Tetapi, kelelakian saya tersinggung dengan tingkahnya
itu, serta mungkin saja dia pun pura-pura berani, dalam hatinya siapa
tahu. Benar juga, ketika ultimatum saya habis, bersama kesabaran dan
harapan saya: Tiga! dia pun menyerah dan memeluk saya. Eureka.
Semoga Tuhan mernberkati matematika!"

Matematika sebagai Ballasa


Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dan
pernyataan yang- ingin kita sampaikan. Lambang .. lambang rnatematika
bersif at "artifisial" yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna
dibcrikan padanya. Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kum•
pulan rumus-rumus yang rnati. Yang paling sukar u tuk rnenjelaskan
-kepada seseorang yang baru belajar matematika, keluh lfred North
Whitehead, ialah bahwa x itu sama sekali ti dak her ti.1)
Bahasa verbal seperti telah kita lihat
ebel umnya m mpunyai beberap3
kekurangan yang sangat m .nggan gu. Suami i tri . ng edang berbula11
madu itu mengalami sendiri betapa sengs: ra jadi .y, is .b bkan komu,
nikasi yang buntu. Perkataan "setan"; .u arnanya, bi a edengaran
sangat "sip,, bila ditafsirkan secara a yik; 2) nan n bagairnana kalall
sua Sa na sedang out. dunia lantas terbalik? (Tid
1 a
k b" .
isa toh ki
a
n seseorang karena menyeb.ut kita "babi''· b .. . ita mengadu-
k . h · · · . , aga1n1ana k al au perkata-
itu diucapkan penu puisr: babiku my babi
an mengatas1· k kurangan
. , , mon cher s ayang.) ,
Untuk
· e . yang terdap at pada baha
,
.
berpaling kepada matematika, Dalam ha! ini dapat kita . sa maka kita
matematika adalah bahasa yang berusaha unt k k~takan bahwa
kubur. majemuk dan ernosional dari bahasa ve~bal~~nghilangkan sifat
dari matemati a dibikin secara artifisal dan ind1'v·d·
1
lambang-lambang
· ·· b ua yang merupaka
perJanJ1an yang erlaku khusus. untuk masalah yang 5ed ang kiHa kaji-~
Sebuah obyek yang sed ang kita · telaah dapar kita ·
·. · d . . lamb 1 ,, d
.. angK"4n engan
apa saja . sesuark engan. perjanjian
": I ' . kita, TJmpamanya b·1I a kita . d ang~
l se
1
memperaren a ecepatan ja an kaki seorang anak maka oby ek "kec
t= ... epa an
t . • ,, 4,

jalan kak1.s~orang anak tersebut dapat . kita lambangkan dengan x.


Dalam hal rm rnaka x .hanya·mempunyai satu arti yakni ''kecepatan
jalan kaki seorang anak' ", Lam bang rnatematika yang berupa x ini
kiranya mempunyai arti yang jelas yakni , 'kecepatan jalan kaki seorang
anak".
Di samping itu lambang x tidak bersifat majemuk sebab x hanya dan
hanya melambangkan "kecepatan jalan kaki seorang anak" dan tidak
mempunyai pengertian yang lain. Demikian juga jika kita hubungkan
"kecepatan jalan kaki seorang anak" dengan obyek lain umpamanya
"iarak yang ditempuh seorang anak" (yang kita lambangkan dengan Y)
maka kita dapat melambangkan hubungan tersebut sebagai z ;: y/x di
mana z melambangkan "waktu berjalan kaki seorang anak". Pernyata•
an z = y/x kiranya jelas tidak mempunyai konotasi emosiona1 dan ha-
nya rnengemukakan informasi mengenai hubungan ~nt~a x, Y, ~n z:
Secara ini maka pernyataan mat-ematik mempunyat s1fat. yang J~·
spesifik dan inf ormatif dengan tidak menimbulkan konotasi yang_ bersi-
fat emosional.
Bahkan juga sebuah saiak di bawah ini:3>

Selamat jalan c
Selamat jalan v
Selamat jalan x
Selamat jalan y
Selamat jalan.
+-.
t A
2 i
j r

LJl G

s 6
~.

t*-'
t
4 ·• h
9 I 4>
Angka yan~ dipergunakan bangsa Goth

-=+~ '-r 7.J_ ? cc ex: a'


1 i 4 - 6 9 10 10 10

o 1 OJ 1-J Tf. H ff ,r
20 60 80 100 100 _ 100 200

-~ ·!!7 T(KYJT !!~ ~ ~


Angka yang dipergunakan orang Hindu pada abad ke-2
dan ke-3 sebelum Masehi.

VI/II/Iii Tulisan suku Indian Dakota yang melambangkan 30


l /1/ll/l orang suku Dakota dibunuh suku Crow (1800-01 ).
- - /I ll/If!

. ·.
.ir. ~,
. ~ Tulisan suku Indian Dakota rnelambangkan rnusirn
• .

: -. : = # dingin di mana berjangkit wabah cacar (1801-02).


•:•
,. ..

s.
..

• • 4il •

0
• .. • • I •
Tul~san
suku
Indian
Dakota
metamb
angkan
rnereka
melihat
untuk
pertama
kali
kuda
yang
mernaka
i _
sepatu
kuda
(1802-
03).
Sifat Kuantita t.if
dnri Matematika

M atcmatika mernpunyai
.
kelebihan lain dibandingk an dengan bah
bal. Matema tJka t. mengembangkan bahasa nunierik Y as~ ver•
.. I k k . a ng mem ungkmkar 1
kita untuk me a.11 - u an UI an secara kuantitatif D b
pengu
· · · d. . · engan ahasa ver-
bal a k a mem ngkan dua obyek yang ~
b1 it TlUt ban i ber\ i""'
ki . iainan , urnpamanya
ajah dan se k
ma a ita hanya bisa mengatakan gaj ah .eo1
1 ih b .
ki . . . . esar dari
~emut. Kalau Ha mgin rnenelusur lebih lanjut beraoa besar · h dib ..,
k ki gaja • 1 a.11-
dingkan d engan semut ma a rt a mengalami kesukaran dal
. . .. menge-
am.
m~kakan hubungan itu. Kemud1a~n J1k.a sekiranya kita ingin mengeta-
hui secara eksak berapa besar gajah bila dibandingkan dengan sernut
maka dengan bahasa verbal kita tidak dapat mengatakan apa-apa.
Bahasa verbal hanya mampu mengemukakan pernyataan yang bersif at
kualitatif. Demikian juga maka penjelasan dan ramalan yang diberikan
oleh ilmu dalam bahasa verbal semuanya bersifat kualitatif. Kita bisa
mengetahui bahwa .logam kalau ·clipallaskan akan memanjang, Namun
pengertian kita hanya sampai di situ. Kita tidak bisa mengatakan dengan
tepat berapa besar pertambah;.11 panjangnya. Hal ini menyebabkan penje•
lasan dan ramalan yang diberikan oleh bahasa verbal tidak bersifat eksak,
mcnycbabkan daya predik tif dan k ontrol ilrnu kurang cermat dan iepar.
Untuk mengatasi masalah ini matematika mengernbangkan konsep
pengukuran, Lewat pengukuran, · maka kita dapat mengetahui dengan
tepat berapa panjang sebatang logam dan berapa pertambahan panjang•
nya kalau logarn itu dlpanaskan. Dengan mengetahui hal ini maka
pernya• taan ilmiah yang berupa pemyataan kualitatif .seperti "Seba
tang logam kalau dipanaskan akan memanjang" dapat diganti dengan
pemyataan
matematik yang lebih eksak umpamanya :

P1 = P0(1 + l'll)
. . . da ten1peratur l , Po merupakan
di rnana P 1 merupakan panjang Iogarn pa l d ~ erupakan koefisieu
panjang logam tersebut pada ·tempcratur no an rn_ L

pernuai logam lerscbut. . . . . k tkan dava prediktif dan


1~
Sifat kuantitatif dari niatemau~a me~°! :ang lebih bersifat
eksak kontrol dari ilrnu, Ilmu membenkan jawa a · lebih tepat dan
cermat.
. alah secara . .
yang memungkinkan pemecahan mas . rkembangan_ dari tahap
1
M atematika memungkin k an ilmu menga armmpecrupa. kan suatu yang
l
1ha • ,•
1~1
kualitatif ke kuantitatif. P-erkembangan • d· kontrol yang lebih te-
. · d
· . kita menghen a 1 k i da va p red1ks1 an
1 m eratif bila · · · ·
.
p q1

1
pat dan cermat dari ilmu. Beberapa disiplin k .1
osial agak mengalarni kesukaran dalam peck, muban, terutama ilmu-ilmu
S , k . . r em anga
ada proble.ma te ms dan dalam pengukuran K k n ~a.ng bcrs~mber
P . d d" . . esu aran m1
hap telah m u1 at apat iatasi, dan akhir-akhi ki .. secara berta-
. rim ita m Iih
bangan yang rnenggernbirakan, di mana ilmu-ilm . e 1 at perkem-
rnasuki tahap yang bersifat kuantitatif. Pada das u sosial telah ~ulai mc-
. · 1-
1s1p · arnya matemat1ka d"
lukan oI e h sernua d in kcilmuan untuk menin Jc k iper-
dan kontrol dari ilmu tersebut, g at an daya prediksi

Kita semua kiranya telah mengenal bahwa jumlah sudut dalam sebuah . _
gitiga adalab 180 derajat. · Pengetahuan ini mungkin saja ki a da set
dengan jalan. mcngukt.µ" ;.- : . -~ dalam sebuah segitiga dan
kemudian me_njumlahkannya. • .' · ;;{ . :: 9#1l&etahuan ini bisa
didapatkan secara deduktif dengan mempe_~ · -- · matematika.
Seperti diketahui berpikir
deduktif adaJah proscs·t)engambilan kesimpulan yang didasarkan kepada
premis-premis yang kebenarannya telah ditentukan. Untuk rnenghitung
jumlah sudut dalam segitiga tersebut kita mendasarkan kepada premis
bahwa kalau terdapat dua garis sejajar maka sudut-sudut yang dibentuk
kedua garis sejajar tersebut dengan garis ketiga adalah sama. Prernis
yang kedua adalah bahwa jumlah sudut yang dibentuk oleh sebuah garis
lurus adalah 180 derajat.
Kedua premis itu -kemudian kita terapkan dalam berpilcir deduktif
· untuk menghitung jumlah sudut-sudut dalam seb~ se~tiga .. Dalam h~
ini kita melihat bahwa dalam segitiga ABC kalau kita tarik gans P melalui
titik A yang sejajar dengan BC maka pada titik A dapat didapatkan tig_a
.sudut yakni, J. I, J.. 2, dan .,(_3, yang ketiga-tiganya me~ben~k suatu
~
1W1ls. Mempergunakan premis yang pertama maka kita bisa mengam
kesimpulan -

(I)ck. 3 = ,B 1
demikian juga dengan premis yang pertama dapat disimpulkan

<2)~2 = al .. . ABC adalah 5 di mana


sedangkan jumlah sudut-sudut dalam segittga ·
(3) 6 == ~ + /"'Jl~ 1 + v~ 1
- 1
>8c 3i d , ditulis sebagai
Karena c,(_ 3 dan o( 2 maka persamaan (3) apat
(4) 6 :::: o< I +~2 + rJ..3
195
. a B membentuk sebuah garis S d
d1 an e angka b
m lurus k. bah .
- ua yang mengata an
.
wa Jumlah d n erdasarkan pr ..
ke d o _alam b -
sud enus d se uah garis
ut lurus
aJah
J·umlah 1800 maka o- yang merupakan SU I
ad
egitiga - • 180 d . Ut-sud t d .:,
at. Dengan u a
,
dem·k·
eraj am
. 1ran
adalah · sebuah
maka
s
juga
sh .
b
dap at clibuktikan a wa jurnlah sudut-sudut dal · ecara deduktif
sebuah · ·
am
1 BO derajat. segitiga
adalah
Jadi dengan contoh .seperti di atas secara ded
kt_'f matem tik u
1
mukan pengetahuan yang baru berdasarkan premis- , . a mene-
ai
. rah di k . . . prem1s yang
tertentu
Penge uan yang temu an iru sebenarnya hanyalah .
·
.d . merupakan . .
konsc-
kuensi an pernyataan·pe. rnyataan ilrniah yang telah kita ternuk _
bel
nya. 1"•11es "tak pern ah a d a k-ej· utan dalam an seoe um-
kiipun Jnaika"4)
. . •_ _ . • • • ""o- . narnun
pengeta-
huan ~g did3:pa~k~ secara d~duk11f nu sungguh sangat berguna
dan
membenkan. kejutan :Y~g sangat menyenangkan, Dari beberapa
premis
yang telah kita_ ketahui kebenarannya ·-dapat diketemukan
pengetahuan•
pengetahuan lainnya yang memperkaya perbendaharaan ilmiah kita,

P.erkeml>anpn
Matematiks
Ditinjau dari perkembangannya maka ilmu dapat dibagi dalarn tiga
tahap yakni tahap sistematika, komparatif dan kuantitatif. Pada
tahap sistema• tika maka ilmu mulai menggolong-golongkan obyek
empiris ke da1~ kategori-kategori tertentu. Penggolongan ini
memungkinkan kita untuk
rnenemukan ciri-ciri yang. bersifat um um dari angg ta-a~ggota
yang
menjadi kelompok tertentu, Ciri-ciri yang bersif at umum ini
mcrupakan pengetahuan bagi manusia dalam mengenali dunia
fisik. Dalam tahap Yang lcedua kita mulai melakukan perbandingan
antara o~yek ~
:a~
dengan obyek yang lain, kategori yang satu dengan lcategon yang am,
seterusnya. Kita mulai meneari hubungan yang didasarkan kep_ al ~
tnper-
. k ·· Tahap se anju
bandingan antara di berbagai obyek Y
yang kjt~ aji. bah
akibat
adalah tahap kuantitatif di mana kita mencan hubungan se
ukuran
tidak lagi berdasarkan perbandingan melainkan berda.urkan ~fungsi
Yang eksak dari obyek yang sedang lcita sclidiki. Bahas:;:n tahap
yang dengan baik dalam kedua tahap yang pertama n~kunLambang-
laJJlbang
k · - hkan matemau a. -
.
etiga m~ka pengetah~a~ membutu . eksak dengan mengandung
in·
matemattka bukan saja jelas namun J~ga nsi-dimensi pengukuran.
f0nnasi tentang obyek tertentu daJam dime
. .. ·'
Di s~~ sebagai bahasa maka matcmatika ju cl . .. . .
aJat berpddr. Ilmu merupakan ,pe:igetabuan · . . . . g berfunf$1 sebagai
anaiisis d~ rnenarik k~mpulan mc11urot ~ P~e;das:y~n
kepada
Matematika, menurut Wittgenstein, tak lain adalah berpikjr tcrteniu:
Iogjs.S) Berdasarkan perkembangannya maka asa1 hmetode ~erpilcir
Jo~ka makin lama makin rumit ~- ~~butnhk:
leb1h sempurna. Dalam pcrspekttf inilah maka 1 ik - ber
str:kt!~~:tlapi
yang
. di t tik . dis· • - . . ogi a . kembang
me~Ja ma cma ..~_ a, .sepern . . unpu!~~Ul' -~~ Bertrand Russell~ "mate-
manka adala~ masa kedewesaaa Iogika, sedangkan · Iogika adalah .
kecil matematika", 6) · masa
Matema~a pada garis besarnya merupakan pengetahuan yang disusun
secara k011S1Sten berdasarkan logilca deduktif .. Bertrand Russell dan
Whitehead dalam karyanya yang monumental yang berjudul
Principia Mathematika mencoba membuktikan bahwa dalil-dalil mate
· ~ dasarnya adalah pernyataan logika~> meskipun tidak seluruhnya
berhasil, Pierre de Fermat (1(,()1-1665) mewariskan teorema yang - .
l yang merupakan teka-teki [enigma) yang menantan.g pemilir-pemikir
mate• matik yang paling ulung 9) dan tak knnjung terpecah.kan. Dia
menyata-
- kan bahwa xn · + yn -: "zri. ·de.ngan x, y,. zdan n adalah biiangan bulat
positif yang tidak mempunyai jawaban bila:.n: = 2.· Atau dengao perkata•
an lain hanya bilangan I ~ml yang memenuhi persyaratan,ini~ .
31 + 41 = 71 (penjumlahanbiasa)·danl2 + 42 = 52. Fer~atsendinme•
ngaku bahwa dia dapat membuktikan run:ius ini namun disebab~an ~•
pal yang terbataslO) (sic.') maka sayang sekali bukti itu t~ dapat disamp»-
kannya.11) Sayang sekali memang mengapa Fermat tidak men tan-
. · sekaran& tctap -
pembuktian rumus tersebut yang_sam~ ·, · . da . t di~trasi-
tangan bagi logika deduktif mesldpun secara mudah pa
kan kebenarannya.
. . ,. rnang tidak semua ahli filsafat setuju dengan pernyataan bah
1ne
matika adalah pengetahuan . yang bersif at deduktif Im wa ma-
te17...,A-t 804) umpamanya berpendapat bahwa mate~at·k manuel Kant
( ~ . 'k . . di l a merupakan
ngetahuan sinteti a prior, mana eksistensi materriark
peepada dunia pengalaman kita.12) Namun pada dasarnys de1waasate~g~ntung
k ·k · · 1ru orang
berpendapat b ah wa ma t emat~ a merupakan pengetahuan yang bersif at
rasional yang . enarannya tida. tergantung kepada pembukt" 1an secara
ke k
·
b
.
empiris. rh1tung. an maternatika suatu , 13) k ata
Pe. bukanlah. ekspp·~rimen
Wittgens~e1~,sebuah pernyataan matematika tidaklah mengekspresikan
produk pikiran (ten tang obyek yang faktual).14) Selanjutnya Wittgenstein
membuktikan bahwa 2 x 2 = 4 merupakan suatu proses deduktif dengan
penalaran sebagai berikut: J 5)
(Ct)j4'_x= OV)C,..,v xDef .•
n2·)C2'x=(02)2'x:=(fl2)1+1•x
=02•02'x·= (ll+1..•01+1'x=(O'O)' (0'0)' x
=n·n·n'O' X= 0 1+1+1+1'x=n~·x .
.
Memang, menurut akal sehat.sehari-hari, kebenaran matematika tidak
ditentukan olehpembuktian secaraempiris.jnelainkan kepada proses pe•
nalaran dedukrif, Jika seseorang memasukkan bebek dua ekor pada pagi
hari, kemudian dia memasukkan bebek dua ekor lagi pada siang bari,
maka pada malam dia akan mengharapkan jumlah bebek semuanya
menjadi empat ekor. Sekiranya pada malam hari dia melakukan "verifi•
kasi" dan jumlahnya hanya tiga ekor, segera dia menyimpulkan ada
sesuatu yang salah secara empiris dibandingkan dengan aran
rasionalnya, sebab apa pun yang terjadi jumlahnya harus empat ekor
· Kecuali tentu saja: bebeknya ada yang lari lewat kolong rumah: ada pen•
curi yang datang selagi dia tidur; atau ada bebek yang ngumpet belum .~e.
temu, demikian juga jika bebek-bebek itu beberapa bulan. kemudian
bukan lagi empat melainkan lima maka masalah itu bukan lagi termasuk
matematika melainkan ilrnu beternak bebek dan sebangsanya. . ·
Di samping sarana berpikir deduktif yang merupakan aspek es!ett~, ma...
te mattik a j· uga merupakan kegunaan pra k d alam kehidupan sehan·han.
ti. s
S emua masalah kehidupan yang membutu hk pernecahan secara cerrnat
an
dan teliti rnau tidak mau. harus berpaling kepada matematika .
m e pelajari bihtang~bintang di langit ~sampai mengukur pan] ang · Dai;
- Papan
untuk membuat rumah orang memerlukan pengukuran dan pcnghitunga
matematik. Dal8:111 ~~k~~bangann!a maka kedua aspek _estetik dan Prak~
tis dari maternatika 1~ silih berg~t1 mendapatkan perhatian terutama bila
dikaitkan dengan kegiatan pendidikan, .
Griffits dan Howson 0974) membagi sejarah perkembangan matema•
tika menjadi empat tahap. l6) Tahap yang pertama dimulai dengan matc•
matika yang berkembang pada peradaban Mesir Kuno dan daerah sekitar. ·
nya sepcrti Babylonia dan Mesopotamia. Waktu itu matematika telah
dipergunakan dalam · perdagangan, pertanian, bangunan dan
usaha
mengontrol alam seperti banjir. Para pendeta Mesir Kuno mempunyai ke•
ahlian dalam bidang matematika yang sangat dihargai dalam masyarakat
yang mengaitkan aspek praktis dari matematika dengan aspek mistik dari
keagamaan. Di.samping kegunaan praktis ini maka aspek estetik juga di•
perkembangkan di mana matematika merupakan kegiatan intelektual da-
1~ kegiatan berplkir yang penuh kreatif. Walaupun demikian dalam ke•
budayaan Mesir Kuno ini maka aspek praktis dari matematika inilah yarig
merupakan tujuan utama. Hal yang sarna juga berlangsung dalam per•
adaban di Mesopotamia dan Babylonia yang turut mengembangkan kegu•
naan praktis dari matematika.
Matematika mendapatkan momentum baru dalamperadaban Yunani
yang sangat memperhatikan aspek estetik dari matematika. Dapat dikata•
kan bahwa peradaban Yunani inilah yang meletakkan dasar matematika
sebagai cara berpikir tasional dengan menetapkan berbagai langkah dan
definisi tertentu. Euclid pa.da 300 S.M. mengumpulkan semua pengeta•
huan ilmu ucur dalam bukunya Element~-dengan penyajian secara -siste•
matis dari berbagai postulat, definisi dan teorema. Kaum cendekiawan
Yunani, terutama mereka yang kaya, mempunyai budak· belian yang
mengcrjakan pekerjaan kasar termasuk hal-hal yang praktis seperti mela-
- kukan pengukuran. Dengan demikian maka kaum cendekiawan ini dapat
memusatkan perhatiannya kepada aspek estetik dari matematika yang me•
- rupakan simbol status dari golongan atas waktu itu,
Orang Junani sangat memperhatikan ilmu ukur sebagairnana tercermin
dalam bukunya Euclid tersebut di atas. Babak perkernbangan matematika
selanjutny~ terjadi di Timur_ di mana pada sekitar tahun 1000 bangsa
Arab, India, dan Cina mengembangkan ilmu hitung dan aljabar. Merek~
c1apatkan angka nol dan cara penggunaan d
.rnen . . serr
k1 d . · es1ma1
k eounaan pra tis an I mu hitung dan al1"ab a
n m engernbang
ka . .. ar tcrsebut
w,;, . · d
gan antara Timur an Barat berkembang . d ·
aktu l)erda-

g:a ilmU bitung dan aljabar ini telah dipergun:ka ~dAbad


P~rtenga,ian
rn · an alam transaks·
tukaran. Ga~~~-gag~~n orang Yunani dan penemuan il . 1
per-
alJ'abar itu dikaJt kembali dalam zaman Renaissance yan m1u hitung
dan_
. - tika g me etakkan rbsa
bagi od se~anjutnya. Dite
m
kemaJ~ mate~a mukanlab di an~
em
nya kalkulus diferensial .Y~g m~m~gkinkan kemajuan ilmu .
.
abad k~17 dan revolust mdustn di abad ke-:ts.17) . yang cepat
di
Bagi dunia - k_eilmuan ma~ematika· berperan sebagai bahasa
simbolik yan~ me?1ungk1nkan terwujudnya ·komunikasi yang cermat
dan tepat, Matematika ~am hubungannya dengan komunikasi ilmiah
mempunyai peranan ganda, kata Fehr, yakni sebagai ratu dan
.sekaligus pelayanan ilmu. Di satu pihak, sebagai ratumatematika
mernpakan
.
bentuk tertjnggl dari Jogika, sedangkan · di Iain pihak,

. - . .
sebagai' pelayan matematika mem-
berikan bukan · saia sis-tent pengorganisasian ilmu yang bersifat ~
.na-
mun juga- pernyataan-pernyataan 'dalam bentuk model
matematik.18>
Matematika bukan saia menvampafkaninformasisecare jelas dan
tepat namun juga singkat, Suatu rumus yang jik~· ditulis dengan
babasa verbal memerlukan kalimat yang banyak sekali, di mana
makin banyak kata• kata yang dipergunakan maka makin besar pula
peluang untuk terjadin~~ salah inf ormasi .dan salah . interpretasi,
maka dalam bahasa matematl~ cukup ditulis dengan mod-el yang
sederharia sekali. ~1~tem~tik~ seb~ai
bahasa mempunyai ciri, sebagaimana dikatakan Morns Kime,
bersifat
ekonomis dengan kata-kata.Pl . . du itidak
mengan-
Sebagaimana sarana ilmiah maka matematika itu sen n . dunia
dung kebenaran tentang sesuatu yang bersifat f~-~
empiris. Matematika merupakan alat Y~ ~emung
disiplin sei:ia dikornunikasikannya ke~naran t~ah
m=annya
111
:bagai
le=~onsistensi
dari t,_er· ketlmuan. Kriteria kebenaran dari matemattka ~
Jainnya. Untuk itu bagai postulat, definisi dan berbagai _aturan
perma;;a~ juga Jogika. me- maka matematika sendiri tidak bers1fat
tunggal, pe .
l · inkan bersifat jamak. Dengan mengubah salah satu
umpamanya maka dapat dikembangkan sistem matematika postulatnya
sekali bila dibandingkan dengan sistem sebelumnya. Semula
anggap bahwa hanya terdapat satu b
z
baru
.sistem matematika di mana peemang 1-di
dari postulat-pestulatnya alcan mengakibatkan terjadinya inkon~ tha~
Namun hal ini ternyata tidak benar sebagairnana terjadi dengan ilm: e~sl.
EUclid. Perubahan salah satu postulat Euclid tersebut yang semula ~b~'.
nyi dari satu titik 'di luar sebuab garis hanya dapat ditarik satu garis sejaJar
dengan garis tersebut menjadi dari satu titik di luar sebuan garis dapat
ditarik garis-garis sejajar dengan garis tersebut yang jumlohnya tak ter•
hingga, temyata tidak menimbulkan inkonsistensi malahan menimbulkan
sistem matematika baru yang sama. sekali berbeda dengan ilf!lu ukur Eudid.
Sistem matematika yang baru ini dikenal sebagai llmu Ukur Non..Euclid
yang sudah dikcmukakan oleh Gauss (1777-18S5) pada tahun 197C)211) dan
dilcembangkan oleh Lobaehevskii (1793·1856), Bolyai (1~1860) dan
Riemann (1826-1866).21) Ilmu Ukur Non-Euclid ini muJanya hanya rneru•
pakan sesuatu yang bersifat akademis clan baru rnenemukan kegunaannya
wakru Einstein menyusun Teori Relativitas.

E instein
- ' neraka ke surga?
Berapajarak
- Sctengah inci c11ma ... -
Mcnurut sistem Lobachevskii
- Jarak adaJah garis lengkung
Kurva bibirnya~
k d ya bersifat konsist n iai bu-
Adanya dua sistem ilmu ukur yang Ee ::atau Ilrnu U ur Non-Eu "d
kan berarti bahwa sistem Ilmu Ukur .u~ harus dilihat dalarn ru lin -
ini bersifat benar atau salah seba~ hal;n~ Iah m ru n pe t u·
kupnya masing-masing. Mate~uka u rb ikir u tuk in d . tk n
mengenai. obye k terten t u melain.kan
. aradit el h itu 1 m ur . ~. in-. . in.
pengetahuan tersebut. Kalau oby~k yan l, '., i·1f am hidang n1 ~·1ni~j
> . rular E lt un~1 arn n , '-' :· . . . . . ~ d: p:.:it
yang cocok derigan po~ , . b: hwa iln u u 'Hf n I - :,urhd rt I 1 it
!dasik Newton maka jelas a
dipakai.
Sedangkan dalam pengkajian mengenai alam sernesta, di mana cab
menjadi garis lengkung bersama tarikan gravitasi dan jarak terd
antara dua obyek tidak lagi merupakan Saris lurus, maka dalam h; .a:
fa
kita berpaling kepada ilmu ukur non-Euclid. Jadi kedua sistern ilmu utu
ini berlaku tergantung dari postulat yang dipergunakannya. · ur ·

Bebempa Aliran
daiam
Fllsafat Matematika

Dalam bagian terdahulu telah disebutkan dua pendapat tentang matemati•


ka yakni dari Immanuel Kant (1724 - 1804) yang . berpendapat bahwa
matematika merupakan pengetahuan yang bersifat sintetik apriori di
mana eksistensi matematika tergantung dari pancaindera serta pendapat
dari aliran yang. disebut logistik yang berpendapat bahwa matematika me•
rupakan - cara berpikir logis yang salah atau benarnya dapat ditentukan
tanpa mempelajari dunia empiris. Akhir-akhir ini filsafat Kant tentang
matematika - ini mendapat momentum baru. dalam aliran yang disebut
intuisionis dengan eksponen utamanya adalah seorang ahli matematika
berkebangsaan Belanda bernama Jan Brouwer (1881-1966).
,. Di samping . dua aliran ini ierdapat pula aliran ketig;a yang dipelopori
oleh David Hilbert (186~-1943)_ dan · terkenal dengan sebutan kaum
formal~ - .
. Tesis utama kaum logistik adalah bahwa matematika murni mcrupakan
cabang dari logika, Tesis ini · mula-mula dikembangkan oleh Gottlob
Frege ·(1848-1925) yang rnenyatakan bahwa hukum bilangan (the law of
nwn~) dapat direduksikan ke dalam proposisi-proposisi logika. Ru~~ll
dart Whitehead dalam bukunya Principia Mathematica, melangkah Iebih
jauh- dari Frege dan mencoba untuk membuktikan bahwa matematika se•
luruhnya dapat direduksikan ke dalam proposisi logika, Russell dan
Whiteb~d berhasil menyelesaikan pembuktian ini, meskipun di luar
sistem bilangan mereka dituduh mengembangkan berbagai asurnsi yang
kurang dapat diterima. 23>
· · um f orrnalis mcnol~ k angg: pan kaurn logistik ini , .
bahwa konsep matcrnatika dapat direc.luksit.a r ; Y~g m ·nyatakan
· ... n menJad1 kon ep I . ika
Mereka berpendapat bahwa banyak m .
.. . k . . a~alah . asa h · ogi i.t
1a
d
Iogtka yang sama se ali tidak ada hubung . --rn alam bida
. n~
anya den . Bagi
ik gan ,matcma
t1ka
mereka matemati a merupakan pengctahuan tentang t k · .
r ali s rut tur formal dari
Jambang. Kaum rorrn is menekankan kepada aspek· forma Lda.. n matema-
.
tika sebagai bahasa perlarnbang (sign-language) dan m nm,ff~~ L. ... -
. . dal Cu..6 JaAA.n u..>aJ
konsistens1 am penggunaan matematika sebagai bahasa la ba
Usaha kaum rorm aliis r· ru· b e l um banyak membawa m ng.
basil.
~cngetahuan ki~a tent~g ?ilangan:. kata Frege, rnerupakan pengertian
rasional yang bersif at apnon, yang kita pahami lewat "mata penalaran"
(the eye of Reason) yang memandang jauh ke dalam struktur hakikat
bi•
langan. 24>. Hal ini ditentang oleh kaum intuisionis yang menyatakan
lewat Brouwer bahwa intuisi.murni dari berhitung merupakan titi1: tolak
tentang matematika bilangan. Hakikat sebuah bilangan harm dapat
di• bentuk melalui kegiatan intuitif ~alam berhitung (counting) dan
menghi• tung· (calculating)~ Dengan demikian rnaka pemyataan
George Cantor (1845-1918) yang menyatakan bahwa lebih banyak bilangan
nyata (real number) dibandingkan bilangan asll (natural number) ditolak
oleh kaum intuisionis.2S) Hal ini menyebabkan banyak sekali bagiao dari
matema a yang secara kumulatif telah diterima harus ditolak, dan
matemarika itu (

sendiri harus ditulis kernbali secara rumit sekali.


· Kiranya dari pernbahasan di atas nampak jelas bahwa tidak saru ~
dari · ketiga aliran dalam filsafat matematika ini sepenuhnya berhasil
dalam usahanya. Walaupun demikian perbedaan pandangan ini ~ me•
lemahkan perkembangan matematika malah justru sebaliknya ~- ~~a
satu aliran mcmberi inspirasi kepada aliran-aliran lainnya dal~ atik~~
. k · yang bersifat eklekuk
-. pertemuan yang disebut Black se bagai ompronu
(eclecl'i~ compromise).26) Kaum logistik ~emperguoak~
.
sistci:/1:ya.
. . bol

Yang diperkembangkan oleh kaum formahs dalam kegia_t~ tika


· }'au~ intuisionis memberikan titik tolalc dalam mempelaJan ma:ng-
dalam perspektif kebudayaan suatu masyarakat tertentu. yaDJ-. · .
·
kinkan diperkembangkannya filsafat pen did' 1k . atematika yang sesuai.
.
Kettga . . . I at pc:maham nnya m
pendekatan dalam matemauka uu, ew .

an m asing-
masing, memperkukuh matematika sebagai sarana kegiatan ber ik·
duktif. · · P . lr de..

Matematika d.an Peradsban


Matematika dapat dikatakan hampir sama tuanya dengan peradaban
nusia itu sendiri. Sekitar 3500 tahun S.M. bangsa Mesir Kuno telah m:a:
punyai simbol yang melarnbangkan angka-angka. Para pendeta mere;
merupakan ahli matematika yang pertama, yang melakukan pengukur~
pasaog surutnya _sungai Nil d~ mer~alkan timbulnya banjir, seperti apa
yang sekarang kita lakukan di abad kedua puluh di kota metropolitan Ja•
karta. Bedanya adalah bahwa pengetahuan tentang matematika pac1a
waktu itu dianggap keramat. Tu ne quaesieris; scire nefasl-(Jangan ber•
tanya, pengetahuan itu bukan untuk kita!) Para pendetadengan sengaja
menyembunyikan pengetahuan tentang matematika· untuk mempertahan-
kan kekuasaan mereka. Hal- ini pun tidak jauh bedanya dengan situasi
peradaban kita, seperti apa yang pernah dikeluhkan Soedjatmoko, bahwa
seorang pegawai sering menyimpan informasi tertentu, karena dalam ang•
gapan tradisional "monopoli atas informasi merupakan sumber kekuasa•
an". Informasiitu dengan demikian tidak diberikan kepada pihak-pihak
lain yang membutublran.27> - - ·
Matematika - merupakan bahasa . artifisial yang dikembangkan untuk
menjawab kelrnrangan bahasa verbal yang bersifat alamiah. Untuk iru
maka diperlukan usaba tertentu untuk menguasai matematika dalam ben•
tuk kcgiatao bclajar. Jurang antara mereka yang belajar dan mereka yang
tidak (atau enggan) belajarternyata makin lama makin lebar. Matematika
makin lama makin bersifat abstrak dan esoterik yang makin jauh. dari
tangkapan orang awam; magis dan misterius seperti mantera-rnantera
, pendeta Mesir Kuno. Siapa bilang sejarah tidak berulang? · .
Matematika tidak dapat dilepaskan dari perkembangan peradaban
manusia. Penduduk kota yang pertama adalah "rnakhluk yang ber•
bicara" (talking animal), kata Lancelot Hogben, dan penduduk kota ku•
run teknologi ini adalah "rnakhluk yang berhitung" (calculating animal)
yang hidup dalam jaringan angka-angka: takaran resep rnakanan, jadwal
kereta api, angka penganggur.an, rilang, pajak, parnpasan perang, uang
lembur, taruhan, skor biljar, kalori, tirnbangan bayi, ternperatur klinis,
r: \1 h j , ccrah rnatahari, .spedometer 1·nd'k
l ator bat
t'
.. d i
iku bunga b k k ' .
an , ong .o s angkut kapal k
. L • I b . , , n g at k crna , . meteran gas'
erai
lo tere panJang ge om ang dan tekanan ban ' 28) B
' . ·1 llan, potongan
lTIU '
. ag1 1 .
r T 'latika
,menyebabkan
1 ,, . perkembangan yang
s~ ngat
cep aj TaHu sendiri matc-
.
"'
niaka pengetahuan akan berhenti pada tahap k · . npa n1atematika
c • ua 1.1tat1f yang ·d
rnungkinkan unruk men1ngkatkan penalarannya I b'·h . '"'. u ak me-
·1 e s1 Iauh S1ngk
b agi bidang kei muan modern, matematika adalali
, 1
·
esuatu yang ·
atnya,

tif· sebuah sarana unt uk rncn1ngkatkan kemampuan P 1 · rrnpera.
• . • . • • - c ena aran deduktif
Suatu bidang keilmuan, apa pun juga bidang pengkajianny bil ·
. . k k edewasaan mau
,ncng1nJa . taidak ma u aka n kuarnu
a, ifl a telah
. . . 1 au ,
bersifat. sepen1.
pengamatan seorang a_i;,ak-an~k dalam ·buku Pangeran kecil dariAntoin-
de Saint-Exupcry:29> -

Orang· dewasa senang sekali kepada angka-angka, Bila kau


katakan
_ kepada mereka bahwa. kau mempunyai seorang kawan baru
mereka tak pernah · bertanya tentang hal ihwal yang penting
Mereka talc pernah bertanya "Bagaimana merdu suaranya?
Permainan apayang paling disenanginya? Apakah dia _ suka
rnengumpulkan kupu• kupu?" Sebaliknya mereka bertanya
'~Berapa umurnya? Berapa
orang saudaranya? Berapa kil~grarn beratnya? Berapa besar peng•
hasilanayahnya? ''

Matematika tanpa kita sadari memang bisa menjadi tujuan dan bu~ ~at
itu sendiri seperti pengamatan anak kecil itu y~g menggerutu, "Dikira•
nya hanya angka-angka saja merelca bisa mengetahui sesuatur•30> ~jala_
ini kemungkinan besar disebabkan karena kita kurang ,~e?getahw ten•
tang hakikat yang· sebenarnya dari matematika. Tulisan ilmiah ~~a•
nya lalu berubah men] adi kumpulan rumus dan tabel yang tidak ~r~t~
apa-apa. 3 u Namun pihak lain ketidaktahuan tentang ma emat1ka
· · · t
re
1m se-
k ali·ta·;f
· - · k da tahap u ·~ '
n~g_ menyebabkan suatu bidang keilmuan terpa_ u adanya tetap me·
di mana tanpa mengurangi rasa. pengh.argaan kita P · L 'at pengka-
r. . aka n bidan
t
. . bub sempurna. ew
g kei lmuan yang belum tum · p . eran
up. .
Keci l
Jk~ ~ualitatif clan kuantitatif inilah, meminjam perkatAaanaioga:ngan per-
· 1ta- , 1Im u sampai . kepada· penget a· h uan Yang asa. n ·
dew·
rt.rand Russell tentang hubungan antara logika dan
::t~~tika
t
. · in kita bisa berkata, "Ilrnu kualitatlf adalah masa-k
· tit atif, ilrnu kuantitatif merupakan rnasa dewasa ilmu :uai/~ llmu
mana ilmu yang sehat, seperti juga kita manusia, adalah terns tu~~tif'•; di
mendewasa. · . uh dan
Sernoga perkembangan matematika tidak menimbulkan dikh .
. irki d . b
dalam cara berpi an men gem angkan dua pola kebudayaan
o to llli
d a l mas!arakat. 32) Kerangka pemikiran seoi~g ~uw~ -
bagaimanap:
rumit clan dalamnya seyogyanya mampu dikomunikasikan dengan ·kaia•
kata yang sederhana. tidak seperti ilmuwan dalam sajak Tauflq IsmaiJ:33)
. . . .

Sang kambing, di seminar itu


membawakan sebuah makalah ··
yang karena banyak tabel clan angkanya, kelihatan
ilmiah
Angka tidak bertuj-uan menggantikan kata-kata; pengukuran sekadar
unsur dalam mcnjelaskan persoalan yang menjadi pokok analisis utama.
Teknik . matematika y~ng tinggi bukan merupakan penghalang untuk
mengkomunikasikan ·pernyataan yang dikandungnya dalam kalimat-kali•
mat yang sederhana, Kebenaran yang merupakan fundasi dasar dari tiap
pengetahuan; apakahitu ilmu, filsafatatau agama semuanya mempunyai
karakteristik yang · sama: sederhana dan jelas; transparan bagai kristal
kaca. -
. Apa yang sedang profesor baca? tanya seorang mahasiswa, ketika be~·
temu di koridor kampus dengan guru besarnya, yang berjalan µmJ;,il
membaca34). Prof csor yang sangat menggemari Hamlet Itu, biar bagaima-
· napun keragu-raguan adalah ciri utama seorang ilmuwan, 35> me!1jawab
·sambil menatap tabel-tabel yang tak berguna, •'Angka-angka . Angka-
angka. Angka~angka''36)
suatu hari seorang anak kecil disuruh ayahnya membeli' seb k
. . · . . ung us korelc
.1 . -m. endapatkan korek api yang je. 1e k .
apt dengan pesan agar tidak terkecoh
Tidak lama k e~u di an ana k kecr itu datang kembali denga .ah·
· menyer ahk k k k n w aj
bersen - an ota · orek api yang kosong, d an
· y g
sen, berk ata
"Korek api ini benar-benar bagus.pak, semua batangnya telah saya coba
dan ternyata menyala. ,~ . . .
. . '

Tak seorang pun, saya kira, yang bisa · menyalahkan kesahihan proses
penarikan kesimpulan anak kecil Itu, namun bila .semua pengujian dila
u•
kan sepertiini lalubagaimananasib tukang duren? Demikian juga halnya
dengan orang ·yang-_-kecaµduatf lotere, bertanya pada a.ngin dan rum t•
rumput yang -bergoyang, "Bagaimana caranya mernenangkan alo? ,
Pertanyaan yang rumit ini ')a-wabpya ternyata sangat sederhana, beli sai a
semua karcis lotere, Namun bukan dengan jalan membeli semua
karcis lotere itu, tentu saja, yang menyebebkan orang tidak henti-hentinya
ber• pikir bagaimana caranya memenangkan perjudian yang .
an untung-untungan ini. Kita lihat di pinggir-pinggir jalan para "ahli
ma e- matika kaki lima" menguraikan rumus-rumusnya dalam e . .
an
nomor yang akan menang campuran antara metafisika, astiologt ~tral
· dan 1001 omong kosong · · (serta
' . . ·1 t sistem
banyak lagi dalil-da 1 unya r
analis!s djtn input-output Leontief). . . · r de
- Sekitar n 45 , se. g a.hli matematika m. au. urd, ac.am -.in1·
tahu. 16. oran. a- i s -m.
Mere,
epada mengajukan mbeberapa perm.asalahan
Pran mengenai J . · . .)
' '
r ahun atemattka cis · aise 16
P . . . urnur ·
asca1, seorang jeruus dalam . . ·k dalam ;O dan
dra.n.~ ~ate· a,
ma
b1 ti e agumkan
telah rnenghasilkan karya-karya tlnu~ yang, m 1:hwa karya-karya
- Descartes (1596-1650) pernah dikatakan tidak percaya
ut dihasilkan oleh anak semud~ !t~. 2) Pascal tertank
terseb yang berlatar belakang teori iru dan kemud· dengan Perma-
1ahan . . tan mengadak k
sa' densi dengan ahli maternatika Prancis lainnya p· an o-.
respon ierre de Fer
dan keduanya n1engembangkan cikal bakal mat
i
.
01_1665), 1
(l~k. ahkan bahwa Descartes, ketika m.empelaJ·ari hukeon Pd~luan~.
D1 is . . · um 1 U n1-
·tas poitters antara tahun 1612 sampru 1616, juga bergaul d
verst - k b . di engan te..
rn
an -teman yang· su a erju
h.
1, namun Descartes kebanyakan
• l)
karena dia pandai meng itung 1
J:'C uang, Pcndeta Thomas Bayes pada
tahun 1763 mengembangkan. teon peluang subycktif berdasarkan kcperca•
yaan seseorang alcan teriadinya suatu keiadian, TCOri ini berkembang
menjadi cabang khusus dalam statistika sebaaai pelengkap teori peluang
4>
yang bersifat obyektif. . . - -
Peluang yang merupakan dasar dari teori statistika, merupakan 1C01J1seD
yang tidak dikenal · dalam pemikiran Yunani Knno, Roma ·
U-W44.a.an Eropa dalam abad pertengahan. Teori mengcnai kom · ·
-
langan sudah terdapat dalam aljabaryang dikemban sarjana_Musnm
un bukan dalam lingkup teori peluang. Begitu dasar-dasar 1,1\,J.I.I~

· uskan maka dengancepat bidangtelaahan lni berkembans


Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi
itelaah dalam suatu populasi tertentu. Abraham Demoi
mengembangkan teori galat atau kekeliruan (theory of error ·
1757 Thomas Simpson menyimpulkan bahwa teraapat uatu
Yang bcrlanjut (continuous ·distribution) dari suatu_varia l QUI·111_
frekuensi yang cukup banyak, Pierre Simon ~e. aL.u•'-\. L_

rnengembangkan kensep Demoivre dan Simpson 1fll ih


nemukan distribusi normal; sebuah konsep yang mU-Pl!!l....-
dan paling banyak dipergunakan da)am analisis taus · 3'1,1.,1&..,~•-o

;1uang. Distribusi lain. yang udak . rupa kurv


emukan Francis Gallon (1822-1 11 ), dan Karl (t n J I u
Teknik kuadrat terkecil (least squar ) imp: " n b u r1 Frie-
Untuk rata-rata ithe standard error of the mean) dik m n n .
drich Gauss ( 1777 - 1855). Pearson melan] ·tk. . . · . ·
k . u an konsep k
dan menge~ bang an konsep regresi. korela .. di . . . - onsep Gallon
. ik . . ' SI, lSlrtbus1 hi •. ' dan
a nalisis staJ!SlI a untuk data kualitaur di
· .
. _c 1-~uadrat
1 samp1 ng .
m
Grammar of Science sebuah karya klasik dal fi enu 1.·~ buku The
SearlY Gosset,
. ·
yang terkenal dengan nama sama art ,,8
am ilsaf at ii w· ·:
mu. · tlham
· · r n tud~!tt,,
bangkan konsep tentang pengambilan coruoh 0. . k ·_· . , mengem ..
· · · 1sa1n e spenm d.k
bangkan .oleh Ronald Alylrner Fisher ( 1890- 1962) d.
UJ·1· • 1
. en I em-
varians .dan kovana· ns, di·strib· .anali
.. z, distribusi-t
·
s a m p1ng
i f ik
usi rsrs
.
. . - . . . ' srgru J an dan t
tentang.perk1raan (theory of eshmallon)·~ · . · eon
Demikianlah, statistilca yang relatif sangat muda dibandi kan de
matematik~, berkembang dengan sangat cepat terutama dal:!i
dasa:gan
Iima puluh tahun bclakangan ini. · Penelitian ilrniah, baik yaiig
beraursa survai maupun eksperimen, dilakukan -dengan lebih cermat
dan ~ mempergunakan teknik-teknik statistika yang_. diperkcmbangkan
sesuai dengan kebutuhan. Di Indonesia sendiri ·kegiatan yang sangat
mening . ·
, dalam bidang ·penelitian,·,:baik merupakan kegiatan akademik
maupun untuk pengambilan keputusan, - mernberikan momentum yang
baik untuk · pendidikan statistita . . Pengaiaran filsafat ilmu di beberapa
pergtµ'Uan tinggi, terutama pa~a- 'pendldikanpasea sarjana, memberi
landasan yang
~k,~t- dan peranan statistlka, Dengao memasyarakat•
lebih .jelas tentang
nya berpikir im,uah,.mungkin tjdak·-tetlalu berlebihan apa-yang dik~an
oleh n.o. Weils bahwa suatu hari-berplkirstatistik akan merupakan ke•
harusan bagi manusia .seperti ·Jug~. membaca dan menulis. ~Jkan
ingat
saja pada banyolan Alexandre Dumas (1_824-1895): A~awas. Ibo,
semua generalisasi adalah berbabaya, termasuk pernyataan 1Dl•

Statistika dan
Cara BerpUdr lnduktif telah
.
Ilm ~.secara . id fi .. k . sebagai pengetahuan yans
-s~derhana dapat di e nusi ~ . ah bersifat falctual, di
teruji kebenarann~a. Semua per~Y;~~ llmiah ~":1alan mem r an
1
mana konsekuensinya dapat <;liuJ1 balk ~eng al -al t yang
lnembantu
Pancaindera, maupun dengan m_empergunak~ . at ru ..... i. an saJah satu
• 6) ~-.:am emp111s me ~ ·--
~wr
Pancai ndera tersebut. PenguJ.~ $\1\,IU,I - . mbedakan ilmU
dari
mata rantai dalam metode ihn1ah. ~ang -:i.
lebih dalam maka pe~J1aD
huan-pengetahuan lainnya. Kalau kita tel · ta yang re~'llan densan hipo~
merupakan suatu proses pengumpulan fak .
·is yang diajukan, Sekiranya hipotesis itu didukun
. . 1 g o Ieh fak
l u s
ernpiris maka pernyataan potesi tersebut ditcrin a ata d' ta~fakt;:t
narannya. Sebaliknya jika hipotesis tersebut bcrtentanga: ~sahkan kcbe
taan maka hipotesis itu ditolak. engan kenya.
Pengujian mengharu kan kita untuk menarik kesimpulan y .
umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Umpaman;:&..~ers1'.a1
ingin mengetahui berapa tinggi rata-rata anak umur IO tahun \kita l
tempat maka nilai tinggi rata-rata yang dimaksudkan itu mer~e ~ah
sebuah kesimpulan umum yang ditarik dalam kasus-kasus anak u:Ur ~~
·tahun di tempat itu. Jadi dalam hal ini kita menarik kesimpulan berdasar.
kan logika induktif. Di pihak lain maka penvusunan hipotesis merupa.kari
penarikan kesimpulan yang bersifat khas dari pernyataan yang e .
sifat umum dengan mempergunakan deduksi. Kedua penarikan .
simpulan ini tidak sama dan tidak boleh dicampuradukkan. Logi a
deduktif bcrpaling kepada matematika sebagai sarana pena]aran penarik
an lcesimpulan sedangkan logika induktif berpaling kepada statistika, Sta•
tistika merupakan pengetahuan untuk melakukan penarikan kesimp .
induktif secara lebih seksarna.
Penarikan kesimpulan induktif pada hakikatnya berbeda dengan pe -
rikan bsimpulan secara deduktif, Dalam penalaran de · malca e•
simpulao yang ditarik adalah benar sekiranya premis-premis yang dipe •
gunakannya adalah benar dan prosedur pcnarikan kesimp~annya adaiah
sab. Scdangkan dalam penalaran induktif meskipun pranis-prem..·...-. ··•
adaJab benar dan prosedur penarilcan kcsimpulannya adalab sah mak
impulan itu belumtentu benar. Yang dapar kita katakan adalab han,n
k imp an itu mempunyai peluang untuk benar. Statistika me
pengeta ua yang memungkinkan kita untuk menghitung tinak t pe
ini deogan eksak. 7) ,
Pe kcsimpulan secara induktif menghadapkan kit
buah pc n rnengcnai banyaknya ka u y ng h ru · ira n1· ti
pai kepada ·uatu kc impulan yang b r ifat urnurn, Jika it in i me
hui berapa tinggi rata-rata anak umur 10 t hun di Jn n j • um m
lalu bagaiman . carany kita mengumpulk n pat .
simpulan tersebut? - entu aj dal h 1 m it • I tS
adalah dcngan jalan melakuk, 1 ukur . tin i b· ti t hada 51..tu
ruh anak umur 10 tahun di I do . Pen 'tun ul d: ta s perti ini ta
diragukan lagi akan m rnberik impula n 111 n> n i tin · gi rata-r3tl
an k tersebut di negara kita, Namun kegiatan sepen] ini
kita f
epada )11asalp.b lain yang·~ kurang rumitnya, Y~ghadapkan
bahwa dalam -pelaksanaannya kegiatan seperti itu membut hk kenyataan

;u
biaya, dan waktu yang banyak sekali. Sensus yang mempunu . an .tenaga,
penting dalam sejarah kernanusiaan, namun mungkin kur~ai sanga1
bagai kejadian yang rnempunyai arti dalam perkembang~ iken~ se-
an stat ·
adalah sensus penduduk yang dilakukan penguasa Romawi Y istika
ba!'kru~ Jusuf g~n :"'ana
·
~m:5 · ' ang men
p ndah ke te.~pat kelahirannya di rn:e~
kemudian Jesus Kristus dilahirkan. Dapat dibayangkan betapa k . a
pe~ujian hipotesis ak~ mengalarni harnbatan yang sukar dapa
sekiranya proses pengujran tersebut harus dilakukan dengan pen
1i:t~n
ciSl
. . Hal . . ak . . . . gumpul-
a,.~ d ata sepe tu. an me njaoi. kan ke
n ~ziara ilmt'ah m enJ· a~.
suatu yang sangat mahal yang rnengakibatkan penghalangbsjj kema.»
bi1d k e1ilrn uan. -; · e- Juan
-
ang
Untunglah dalam hal ini statistika mernberikan sebuah jalan keluar.
Statistika rnemberikan cara urituk dapat menarik kesimpulan yang ber•
sifat ·~Um dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi ~ a g
bersangkutan .. Jadi untuk mengetabui tinggi rata-rata anak umur 1
· _ tahun di Indonesia kita tidak melakukan pengukuran terhadap seluruh
anak yang berumur tersebut di seluruh Indonesia, namun cukup hanya
dengan jalan melakukan pengukuran terhadap sebagian anak saja.
Tentu saja penarikan kesimpulan seperti ini, yang ditarik berdasarkan
contoh (sample) dari populasi yang bersangkutan, tidak selalu akan sete•
liti · kesim pulan yang ditarik berdasarkan · - sensus yakni dengan
jalan mengamati keseluruhan populasi tersebut. Namun bukankah
dalam pe· nelaah -keilmuan yang bersifat pragmatis, di mana teori
keilmuan tidak
- · ditujukan ite arahpenguasaan pengetahuan yang bersifat absolut, sesuatu
yang tidak mutlak teliti namun dapat dipertanggungjawabkan adalah
· · _ sudah mernenuhi syarat '? ·
Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari
kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada pokoknya didasarkan p da
asas yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh ang diambil
- maka makin tinggi pula tingkat ketelitian kesirnpul n tersebut. S balik•
nya rnakin sedikit contoh yang diambil maka m kin r ndah pula tin._-kat
ketelitiannya. Karakteristik ini emung inkan kita untuk dapat rn ~1ili~
dengan saksarna tingkat ketelit ian yang dlbutuhkan se 'U ai d "'J1g41n 1tuk1-
kat perrnasalahan yang dihadapL Tiap permasalahan 1e1nb11tuhka1~
tingkat ketelitian yang berbeda-beda. kiranya kita it gin 1engoperasi
otak manusia rnaka kesalahan beb rapa milimet r saja dalam memotong
Jaringan yang sangat peka. tersebut mungkin akan berakib f tal
h kit . . a . at a
Penget~ uabn b1ka malenhgenai Janng.a~ te~sebut haruslah bersifat setellti
mungkin se a .es. a an yang s e ik it saja akan menyeb ·bk k .
- N . · . an erugian
d
.
yang sangat besar. ki 1n1. tidak demikian halnya bil 1 ki
amun hal b
a ta an-
dingkan dengan ~ersoa I an_ ta ~1.atas mengenai tinggi rata-rata anak
umur 10 , tahun di . Indonesia. . Sel. isih berapa sentimeter clan· ti1n· gg· i rata-
rata yang sebenarnya mungkin tidak akan berarti banyak seperti halnya
dengan pembedahan o~tak tersebut di atas.
Statistika juga memberikan kemampuan kepada kita untuk rnenge•
tahui apakah suatu .hubungan kausalita antara dua faktor at.au lebih ber•
sifat kebetulan ata~ memang benar-benar terkait dalam suam hubungan
yang bersifat ernpiris.. Umpamanya saja kita melakukan pemupukan ter•
hadap sejumlah .rumpun padi. · Berdasarkan teori yang hipotesisnya
sedang kita kajimaka secara logis batang padiyang dipupuk seharnsnya
bertarnbah ting~. ·Namun bila · kita teliti batang padi yang tidakdipupuk
rnaka rnungkin saja beberapa batang di antaranya juga akan bertambah
tinggi disebabkan oleh hal-hal di luar pemupukan tersebut. HaLini bisa
disebabkan oleh kesuburan 'tanah yang ditumbuhi batang tersebut agak
berlainan dengan tanah di sekitarnya, a.tau mungkin juga batang padi
terse but. mempunyai karakteristik _ genetik tersendiri mes~P1:ID berasal
dari species yang sama dengan rumpun padi Iainnya, atau mungkin jnga -;
disebabkan berbagai-bagai hal lainnya yang berada di luar hubungan -
kausalita antara tinggi batang padi dan pemupukan, Atau dengan per-
-kataan lain, bisa saja terjadi bahwa hubungan antara tinggi batang padi
dengan pemupukan tersebut hanya terjadi secara kebetulan saja. Penga•
matan secara sepintas lalu sering memberikan kesan kepada kita terda•
patnya suatu hubungan kausalita antara beberapa faktor, di· mana kalau
kita teliti lebih lanjut .ternyata hanya bersifat kebetulan, Jadi dalam hal ini
statistika berfungsi meningkatkan ketelitian pengamatan kita dalam
menarik kesimpulan dengan jalan menghindarkan hubungan semu yang
bersif at kebetulan.
Terlepas dari semua itu maka dalam penarikan kesimpulan secara in•
duktif kekeliruan memang tidak bisa · dihindarkan. Dalam k~atan
pengumpulan data kita terpaksa mendasarkan .diri kepada berbagai alat
Yang pada hakikatnya juga tidak · terJepas dari cacat yang ber~pa ke•
tidaktelitian dalam pengamatan. Pancaindera manusia sendiri tidak sem•
purna yang bisa mengakibatkan berbagai kesalahan .dalam pengamatan kita
. Demikian juga dengan alat-alat yang dipergunakan, semua tak ada Yang
se~puma. Kegiatan pengarnatan pancaindra manusia dengan rnem-
pergu?ak~n b~rbaga~ atat _jelas mengar_a~ _kepa~a. ketidaklclitian dal·
penarikan kesirnpulan. D1 atas semua 1n1 statistika n1en,berik
yanipragmatis kepada penelahaan keilmuan; di mana dalam
bah"'.a. suatu kebenaran absolut tidak rnungkin ~apat di<:apai,
k~:
.~_111
0/1'
1

ki~a
:a:'.
pendirian _ bahwa suatu kebenaran yang dapat d1pertanggungjawabka
dapat diperoleh. n
Penarikan kesimpulan secara statistik rnernungkinkan kita untuk
lakukan kegiatan ilmiah secara ckonomis, di mana tanpa statistika ~e;
ini tak mungkin dapat dilakukan. Atau di pihak lain, kita melakukan p:.
narikan kesimpulan induktif secara tidak .sah, dengan mengacaulan
logika induktif dengan logika deduktif, Karakteristik yang dipu.nyai sta.
tis~ka ini sering kurang dikenali dengan baik yang rnenyebabkan orang
sering melupakan pentingnya statistika dalam penelaahan keilm an.
Logika lebih banyak dihubungkan dengan matematika dan jarang sekali
dihubungkan dengan statistika, padahal hanya logika deduktif yang ber•
kaitan dengan matematika sedangkan logika induktif justru berkaita
dengan statistika, Hal ini menimbulkan kesan seakan-akan f ungsi ma e-
. '
.
matika lebih tinggi dibandingkan dengan statistika dalam penelaahan
keilmuan. Sec1ta hakiki statistika mempunyai kedudukan yang sama
dalam penarikan kesimpulan induktif · seperti matematika dalam pe-
nari kan kesimpulan secara deduktif. Demikian juga penarikan kesimpu -
an deduktif dan induktif keduanya mernpunyai kedudukan yang sam
pentingnya dalam penelaahan keilmuan. Pada suatu pihak, jika kita t r•
lalu mementingkan logika deduktif maka kita terjatuh kernbali kep
paham rasionalisme, sebaliknya di pihak lain, jika kita terlalu mernen•
tingkan logika induktif maka kita mundur kembali kepada empirisme.
Ilrnu dalam perkembangan sejarah peradaban manusia telah mengg -
bungkan kedua pendekatan ini dalam bentuk metode ilmiah yang men•
dasarkan diri kepada keseimbangan maka harus dijaga pula keseimba~ -
an antara pengetahuan tentang matematika dan stati tik ini, Untuk_ uu
pendidikan statistika haru ditingkatkan agar setar f dengan ma tern tik.
Peningkatan ini bukan saja mencakup a pek-aspek tekni namun 1 bth
penting lagi rnencakup pengetahuan mengenai hakikat tatistika dal; rn ke-
gi.atan me·toae1 ·1 · h
1 rm a
secara Pendi dikan statis· ti ·k a, rnenurut
eseluruhan.
Ferguson, pada hakikatnya adalah pendidikan dalarn metode 1·1 rrn.a h ·
B)
·> ,;,
J{arakteristik Berplklr lnduktif .
l(esimpuian yang didapat dalam berpikir ded k .
. di .. k '-= u hf mcrupak

dapat krta percayai kebenarannya sebagaimana kit8


:a,;
y~ng.pastl, . 1 !Dan~ JJ a-a.ata memper~ayai prem~ cm· . an ~uatu. hal
bagai J~ndasan pe~alarannya, maka kcsimPulan yang d1pak~ se•
an terse~ut Juga
premis terdahulu. Hal ini tidak berlaku dalam k . me1mpcrcaya1 prernk.
. k if kl esampu an yang dit a ik
.cara i ndurti , . mes 1pun prem1s yang dipakainya d h . · n e-
an
nalaran . d uk ti'· r nya a daJ ah sah, namun kesimpula a Ia benar d pe-
in
..
ik · d k id
if
salah. Logt a m ut1 kn a memben · an kepasnan asaja
n n ya mungkm
n a m kadar . ·
k
- b h k . . un sc ting -
kat . peluang a wa unto prenus-pnmus tertentu dapat d"t ik 1
maka kita tidak bisa memastikan bahwa selama buJan Oktober an 1. k a se-
.

tab:~:
1
lama bulan O to k dal
am beberapa tahun yang laJu hujan selalu .
1
ber

juga akan turun hujan. Kesimpulan yang dapat kita tarik dalarn hal ini
nanyalah pengetahuan mengenai tingkat pcluang un_tuk hujan daJarn ta-
hun ini juga akan turun. · ·

Statistika rnerupakan pengetahuan ~ memungkinkan kita untuk me•


narik kesimpulan secara induktif berdasarkan pcluang tersebut. Dasar
.: dari teori statistika_ adalah · teori peluang. Teori pduang merupakan ca•
bang dari matematika sedangkan sta~~a sendiri merupakan disiplin ter•
sendiri, . M·enurut bidang pengkajiannya statistika dapat kita bedakan
se• bagai statistika teoretis dan statistika terapan. Stalistika teoretis ~
kan pengetahuan yang mengkaji dasar-dasar taxi statistika, dimulai dari
teori penarikan contoh; distribusi, penaksiran dan pduana. Stalistika re-
rapan merupakan penggunaan statistika teoretis yang. • · · an dcngan ·
bidang tempat penerapannya. Di .,sini diterapkan ~ dipraktckka~
teknik-teknik penarikan tesimpulan sepcrti bagaimana cara mcngarobil
· sebagian populasi sebagai contoh, bagaimaoa cara mcnghitung rentang•

=
an kekeliruan dan ti~gkat peluang, bapimana men,bitulll harga rata•
rata dan sebagainya,
. Kegiatan ilmlah memerlukan penelitian untut IJICDIIQi hi~1~
diajukan. Penelitian pada dasamya merupak9? olch r~ta-f akta.
empiris apalcah hipotesis tersebut memang didukunl muda uu
Jil.a umpamanya kita mempunyai hipotcsis ~ : m lakukan
musik pop namun tidak musik keroncona ~· ~ rersebut ~,
pengujian untu~ memperlihatkan bahwa ~po musjk orang- ¥

dengan jalan · mengumpulkan fakta. mens en~ wawa11cara dcflian


orang muda. Ten tu saja kila tidak b1sa men.g ane·ma...·rikan J.aJan ba-
seluruh orang, muda dan untuk itu staUst. ik terapan m ~
a h~oai ontoh yang
. . · uda terscbut elX&b
gaimana memilih sebag~an d.an o~ang m · · . 221
reP
PU r
esentif dan obyektif dari keseluruhan po
.
1 . • 'k . . as
nPtnikia
n a . jala
n 1 . g muda tersebut
· juga
stattsti membenkan b
V"' b agattnana k' .
kyangimpul~n ·r umum dari
· tcontoh ta menarik
eS -.ersi. a - J t
ersebut de
i
.
k . 1. wa
uariO' dan ke e iruannya. elaslah kiranya bah ngan ttngkat
pe l
tanpa
o k me
. adala . ta untuk dapat tnenar'k k . sta.
-tika h mungki . ngua!;a
n 1
~;ngan sah. . . . I es1mpu\an
induktif
Bahwa penguasa~n statistika mutlak diperlukan unt k .
. .
·1rruah dengan sah sering sekali dilupakan orang B u .k~apl at
.berp1kir
1 • . • • . . . erpi tr ogis
eca
deduktif sering sekali dikacaukan deng,an ·berpikir logis s . .
~a
ekacauan
K logika inilah yang menyebabkan kurang berk.e, mecbara
ind . t f ·
. . angnya-
ilmu
di negara kita, Kita cenderung untuk berplkir logis cara deduk if
dan
-menerapkan prosedur yang sama_untuk kesimpulan induktif. Dalam
hl
tesis terdahulu ~enge_nai kesukaan musik orang muda tidak
jarang ': langsung men~k kesimpulan berdasarkan wawancara
kita dengan bebe• rapa orang muda yang kebetulan kita kenal.
Prosedur penan e• simpulan yang subyektif ini, yang
bersumber pada kekacauan pe,nnr""""'""' ..,... logika induktif
dandeduktif, rnerupakan salah satu penghalang kemaj ilrnu, sebab
kesimpulan 'yangditarik .adalah tidak sah. Kesimpulan seoeru ini
sukar untuk diterima sebagai.premis untuk berpikir selanjutnya,
Untuk mempercepat perkembangan kegiaian keilmuan di
negara · maka penguasaanberpikir induktif dengan statistika
sebagai alat bcrp · nya harus rnendapatkan perhatian yang
sungguh-sungguh. Dalam _..-~ lanan sejarah statistika memang
sering .mendapat tempat yang kUlang layak, Statistika sebagai
suatu disiplin keilmuan sering dikacaukan aenon statistika yang
berupa data -yang dikumpulkan. Disebabkan dat - dapat
disulap atau kurang dapat dipercaya maka tumbuhlah ,3~"".u.
siologis kata-kata bersayap seperti yang diucapkan Disraeli ang 1-
U'-_.·~··• kan bahwa terdapat tiga jenis kedustaan yakni "dusta,
~~sta
statistik''. Salah paharn ini supaya bukan sekadar rnili
bahkan penvair W .H. Auden pun ikut bersajak:9>

Jangan duduk dengan seor' · ahli st ti tik:


Atau mempercayai ilmu s sial . ·
D l . · · k t n m
a arn_ masyar.akat kita lih 101 ih
kesal hpah man .'kl,
sendiri rp"kir
t erd a S 1 di1hil n an . si u
. . a ah paham ini harus se
t g
pa · ra ecimpung b
ilmiah dapat dilakukan dengan lengkap. Mer ka yang r
d:il rn kegiatan .ilmiah harus dibekali dengan pen uas . .
cukup agar kesimpulan yang ditariknya meru kg aan. statistika yang
Y
. .k . h pa an kes1mpul ilmi
ang sah. S a arus tnendapat . an 1 i ah
temoat
taustt
• Y
yang· . ·
- se1a1ar denga
tika agar keseimbangan berpikir deduktif dan ind ktif n matema:
. 'k ·1mt·a h d.apat dl·lakukan dengan yang merup
ciri dari berpi I 1

· u k
tr baik , a can
Ahli statistika tak usah berkecil hati dengan pand
. .k . . b ~ . angan yang negatif
terhadap stansti a se ab hal yang serupa pernah be 1 k ·
. 1n1, . ' u r a Juga untuk
I!latematika. Tak kurang dart filsuf Schopenhauer ( l 78E- l B60)
menganggap b a b er hiitung
.
merupakan aktivitas mental van
yang
"1· .
h wa
. . d .1 g panng
rendah seba b h a I apatdi akukan dengan mesin.lv'
Demikian· 1n1 juga St.
Agustin us pernah berkata, , 'Hati-hati terhadap ahli matematika dan me•
reka yang mernbuat ramalan-ramalan dusta!" 11)
Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk mempro•
ses pengetahuan secara ilmiah, Sebagai bagian dari perangkat metode
ilmiah maka statistika mernbantu kita untuk rnelakukan generalisasi clan
menyimpulkan karakteristik .suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan
terjadi secara kebetulan. - Sekiranya terdapat seorang gila dalarn sep
orang yang kebetulan berkumpul _ bersama-sama maka berdasarkan akal
sehat kernungkinan besar yang. seorang itulah yang akan disebut orang
gila. Meskipun tentu saja, penilaian orang tidak selalu sama seperti
seorang · rnahasiswa yang mernpunyai teori signifikansi tersendiri dalam
bercinta: -

Minta ciurnkepada sepuluh gadis


Yang kau jumpai di jalan
Meski kau ditampar sembilan -
Bukankah kesepuluh yang menentuka~?
. . . . .
(D1 a skan teon
k membi~ara-
sewa' sor
tu
pror e
rnaternati
ka menuh
' 1n1,
kan geometri Non-Euclidean)

Anda mungkin juga menyukai