Anda di halaman 1dari 20

KEBIJAKAN

PELAYANAN
KEFARMASIAN DI
MASA PANDEMI

DITA NOVIANTI, S,Si, Apt, M.M


Direktur Pelayanan Kefarmasian
Outline
Kondisi Pandemi saat ini

Kebijakan Kefarmasian Dalam Penanganan Covid-19

Peran Apoteker Dalam Fasyankes Di Masa Pandemi

Pelayanan Kefarmasian dalam Telemedisin dan E-Farmasi

Penutup
KONDISI PANDEMI SAAT INI

DATA SEBARAN
Global Indonesia Jumlah penderita Covid 19 masih
Negara Positif terus meningkat
219 444,348
Terkonfirmasi Sembuh Hanya sedikit negara yang sudah
51,870,665 375,741 terbebas dari Covid 19
Meninggal Meninggal
1.280,237 14,761
*Update terakhir : 11-11-2020
Kebutuhan dalam
penanganan covid 19

Obat Desinfektan

Reagen Produk Darah

Diagnostik Kit APD

Alat Kesehatan

Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan


KEBIJAKAN KEFARMASIAN
DALAM PENANGANAN COVID-19

Memenuhi kebutuhan
obat dalam
penanganan wabah
Covid-19 Mendorong pemanfaatan
teknologi informasi dalam
penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian
Meningkatkan aksesibilitas
sediaan farmasi, alat kesehatan
dan PKRT yang dibutuhkan
dalam penanganan Covid-19
Manajemen Tatakelola Obat
Monitoring dan
Pemilihan/Seleksi*
Evaluasi FORNAS
Standar Protokol Tatalaksana Covid-19
06 01 NIE atau EUA

Penggunaan : Pelayanan Peran


Kefarmasian 05 Apotek Perencanaan
Good Prescribing Practice
Good Pharmacy Practice
er 02
02 dan Pembiayaan
RKO
FORNAS
Pedoman Teknis Analisis Farmakoekonomi

04 03 Pengadaan
Distribusi E-Purchasing (e-Katalog)
 E-Logistik Cara lain sesuai Perpres
Sesuai dengan Pengadaan B/J Pemerintah
 LP-LPO
kebutuhan
masing-masing  Good DistributionPractice
daerah  Good Storage Practice PBF
 E-Monev Katalog

Penyimpanan Penyaluran Impor


atau Logistik Produksi Bahan Baku Bahan Baku
Peran Apoteker di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19

Pengelolaan Obat
Koordinasikan dengan Dinkes,
• Standar Pelayanan seleksi pemasok dan pastikan
Kefarmasian untuk mendapatkan obat dan
Pengadaan
Standar • Fornas BMHP yang aman, bermutu dan
berkhasiat sesuai spesifikasi
• Protokol Tatalaksana yang dibutuhkan
Covid-19
Menjaga ketersediaan, upaya
Rencanakan kebutuhan mitigasi cepat pada kondisi
berkoordinasi dengan user (staf Pengendalian
kekosongan obat
Perencanaan medis, petugas laboratorium)
dan pimpinan fasyankes
HASIL PEMANTAUAN KETERSEDIAAN OBAT 479 Rumah Sakit
UNTUK PENANGANAN COVID (Oktober 2020) di 31 Provinsi
Ketersediaan Obat Permasalahan terkait ketersediaan obat
52,6% Kadang terjadi kekosongan
78,1% Obat tidak tersedia di distributor
23,2% Tersedia dan tidak bermasalah 60,4% Obat tidak tersedia di Dinkes
19,8% Sering terjadi kekosongan
52,7% Harga obat mahal

Obat yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Obat yang sering mengalami kekosongan/tidak tersedia

• Oseltamivir • Oseltamivir
• Klorokuin Fosfat • Favipiravir
• Azitromisin • Azitromisin
• Vitamin C • Vitamin C
• Hidroksiklorokuin • Levofloksasin
Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi/ sistem daring
dalam Pelayanan resep, pelayanan informasi obat, konseling dan
pelayanan farmasi klinis lain.
Jika tidak memungkinkan pelayanan secara daring, pelayanan
secara manual dilaksanakan sesuai dengan standar dan
memperhatikan kewaspadaan standar

Pengantaran obat dapat bekerjasama dengan pihak ketiga melalui


jasa pengantaran, dengan ketentuan bahwa jasa pengantaran wajib PELAYANAN
menjamin keamanan dan mutu, menjaga kerahasiaan pasien,
memastikan obat dan BMHP sampai pada tujuan dan FARMASI KLINIK
mendokumentasikan serah terima obat dan BMHP.
Kewaspadaan standar yang harus diterapkan
• Skrining pasien terhadap COVID-19 sebelum memasuki Fasyankes.
• Ruang tunggu dilengkapi dengan kursi yang telah diberi batas yang jelas
sebagai langkah physical distancing.
• Di ruang tunggu telah disiapkan titik-titik cuci tangan lengkap dengan
antiseptik alkohol atau sabun dan air bersih mengalir untuk tenaga kesehatan,
pasien dan pengunjung
• Dapat menggunakan pembatas mika/kaca antara petugas dengan pasien
• Ada sumber informasi seperti poster dan brosur yang mengingatkan pasien
dan pengunjung agar menjalankan langkah kebersihan tangan.
• Apoteker harus menggunakan APD yang sesuai dalam melakukan pelayanan
Teknologi Informasi dalam
GOALS Pelayanan Kefarmasian
• Peningkatan
Mutu
• Penurunan
Biaya Manajemen Farmasi Farmasi Klinik
• Memudahkan
Penggunaan Supply Chain E-Prescribing- Dispensing
Penerimaan obat Penerimaan Resep
Pendistribusian obat Penghitungan Harga Obat
Pengelolaan stok Pembuatan Label/Etiket Obat
Pembuatan Copy Resep
Laporan Penyerahan Obat
Hasil Kuisioner Pemanfaatan TI di RS : Laporan Stock Obat
77,1 % manajemen pengelolaan obat Laporan Jumlah Resep E-Farmasi
69,8 % pengadaan obat yang Terlayani
36,2 % pelayanan resep elektronik Laporan Narkotika, Pengantaran Obat
25,0 % Patient medication record Psikotropika
10,3 % pengantaran obat Laporan Obat ED
9,1 % PIO dan Konseling Pelayanan Informasi
Obat Online
Pengaturan E-Farmasi
terkait Pelayanan
Kefarmasian
meningkatkan aksesibilitas, keterjangkauan,
dan kualitas pengelolaan dan pelayanan
03 kefarmasian kepada masyarakat,
01 memberikan kemudahan pengelolaan dan pelayanan
kefarmasian dengan menggunakan aplikasi
02 berbasis teknologi informasi,
menjamin kepastian hukum penyelenggaraan
04
pengelolaan dan pelayanan kefarmasian secara
elektronik; dan
memberikan pilihan secara objektif kepada
masyarakat untuk mendapatkan informasi
pelayanan kefarmasian secara elektronik
Pelayanan dengan RANCANGAN RMK
menggunakan e-farmasi TENTANG
tetap harus
PELAYANAN
memberikan pelayanan
Kefarmasian sesuai KEFARMASIAN
standar yang berlaku SECARA
secara bertanggung ELEKTRONIK
jawab
e-Farmasi
(RPMK tentang Pelayanan Kefarmasian Secara Elektronik)

PSEF memberikan
informasi pilihan apotek
yang dapat melayani.
Pasien/Masyarakat berhak APOTEK
memilih

Resep
Elektronik
PASIEN 1. Apotek menyiapkan obat
sesuai resep dan/atau
Pasien mendatangi DOKTER/FASYANKE pembelian obat bebas/obat
dokter/fasyankes untuk PSEF
pemeriksaan dan
S
Dokter bebas terbatas sesuai
menyampaikan aplikasi.
penegakkan diagnosis. resep elektronik 2. Apotek membuat informasi
kepada apotek obat secara tertulis.
melalui PSEF 3. Apotek dapat melakukan
penghantaran atau
bekerjasama dengan pihak
Masyarakat dapat membeli ketiga
obat bebas/obat bebas
Pasien juga dapat terbatas melalui aplikasi
mengunggah resep ke
aplikasi PSEF. MASYARAKAT

setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang berkaitan


RUMAH SAKIT
(IFRS)
dengan pelaksanaan pelayanan kefarmasian dengan
menggunakan Sistem Elektronik Farmasi
TELEHEALTH - TELEMEDICINE - TELEPHARMACY
FRAMEWORK

Penggunaan teknologi yang lebih luas pada


pelayanan kesehatan (misal: kesehatan masyarakat,
pendidikan medis, layanan non-klinis)

Pelayanan medis jarak jauh (misal: konsultasi


dokter online, kunjungan virtual)

Pelayanan kefarmasian jarak jauh (misal:


MTM/medication therapy management, konsultasi
online)
TELEMEDICINE SURAT EDARAN NOMOR
HK.02.01/MENKES/303/2020
Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Melalui
Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Komunikasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona
Teknologi Virus Disease 2019 (Covid-19)
Catatan
Informasi Digital
Dokter menggunakan teknologi Hasil pelayanan
informasi dan komunikasi untuk telemedicine dicatatkan
mendiagnosis, mengobati, dalam catatan digital atau
mencegah, dan/atau manual yang dipergunakan
mengevaluasi kondisi kesehatan oleh Dokter sebagai dokumen
pasien sesuai dengan rekam medik.
kompetensi dan kewenangannya.

Resep Rahasia
Elektronik * Kedokteran
Dokter yang menuliskan resep Data Pasien (rekam medik)
elektronik obat dan/atau harus dijaga kerahasiaannya
alat kesehatan harus sebagai bagian dari Rahasia
bertanggung jawab terhadap Kedokteran dan Perlindungan
isi dan dampak yang mungkin Data Pribadi, serta
timbul dari obat yang
Pengantaran dipergunakan sesuai dengan
melalui Jasa Pengantaran atau ketentuan peraturan
ditulis dalam resep
elektronik. Penyelenggara Sistem Elektronik perundang-undangan.
Kefarmasian
*Penulisan resep elektronik dikecualikan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika.
Telefarmasi adalah pelayanan kefarmasian yang diberikan kepada
pasien dengan memanfaatkan teknologi informasi dimana pasien tidak
kontak langsung dengan Apoteker

Contoh Pengkajian Resep / Pengobatan


Telefarmasi Pemantauan Terapi Obat / MTM (Medication Therapy Management)

Konseling Pasien

Konsultasi Apoteker / Pelayanan Informasi Obat

Rekomendasi Pemantauan Terapi

Manajemen Pengobatan Penyakit Kronis


PENGANTARAN Pengantaran dilakukan melalui Jasa
Pengantaran atau Penyelenggara
Sistem Elektronik Kefarmasian

Jasa Pengantaran atau Penyelenggara Sistem Elektronik Kefarmasian harus :

Pengantaran dengan
Menjamin keamanan dan
menggunakan wadah
mutu sediaan farmasi,
yang tertutup dan
alat kesehatan, BMHP Mendokumentasi
tidak tembus
dan/atau suplemen kan proses
pandang.
kesehatan. serah terima.

Memastikan sediaan Pengantaran


Menjaga
farmasi, alat melengkapi dengan
kerahasiaan
kesehatan, BMHP dokumen pengantar
pasien.
dan/atau suplemen dan nomor telepon
kesehatan yang di yang dapat
antar sampai pada dihubungi.
tujuan.
Pasien yang telah menerima
sediaan farmasi, alat
kesehatan, BMHP, dan/atau
suplemen kesehatan harus
menggunakan obat sesuai
dengan resep dan informasi
dari apoteker

APOTEKER wajib menyampaikan


informasi sediaan Farmasi, alat
kesehatan, BMHP dan/atau
suplemen kesehatan kepada
PASIEN secara tertulis dan/atau
melalui sistem elektronik.
PENUTUP Peran Apoteker dalam pelayanan
Kesehatan di masa pandemi Covid
amat dibutuhkan utamanya dalam
menjamin ketersediaan obat Covid
dan memastikan keselamatan pasien
(patient safety)
Untuk meningkatkan ketersediaan
obat Covid, Rumah Sakit dapat
berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan dalam penyediaan
obatnya

Pemanfaatan Teknologi dan


Informasi merupakan suatu peluang
yang dapat dimanfaatkan dalam
peningkatan efektivitas dan
efisiensi pelayanan kefarmasian
di masa pandemi Covid, sekaligus
mencegah penyebaran Covid
TERIMA KASIH

@KemenkesRI Kementerian kemenkes_ri


Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai